Anda di halaman 1dari 12

Makalah fiqih

“Bermuamalah dalam islam”

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
 Nayla Aulia Syahrani
 Andi Ummul Karimah
 Nur Ghina Khaerunnisa
 Muhammad Iffat As Syarief
 Nur Rifka
 Muhammad Jagad
 Farouq Hadad
 Erin Eka Putri
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………
……………………………………………………………
……
KATA
PENGANTAR……………………………………………
…………………………………………………….
DAFTAR
ISI…………………………………………………………
……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG…………………………………………
……………………………………………..
B.RUMUSAN
MASALAH……………………………………………
………………………………………
C.MANFAAT……………………………………………
…………………………………………………………
.
BAB II PEMBAHASAN
A. apa saja jenis-jenis muamalah yang sering terjadi
dalam
masyarakat……………………………………………
…………………………………………………..
B.pengertian, rukun, dan batalnya
mudarabah………………………………….
C.pengertian, dan dasar hukum
murabahah……………………………………….
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN………………………………………
………………………………………………………..
B.SARAN………………………………………………
…………………………………………………………
...

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai generasi muda islam, kita tentu harus
memiliki pemahaman terhadap berbagai muamalah yang
ada di sekitar kita yang berkaitan dengan ekonomi. Selain
memiliki pemahaman, kita juga harus memiliki semangat
dan bermimpi besar menjadikan ekonomi islam dapat
berjalan dengan baik. Lahirnya ekonomi islam yang baik,
bukan hanya kaum muslimin saja yang akan menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran , tetapi seluruh dunia.
Oleh sebab itu, mari bersama berbuat untuk membangun
ekonomi umat islam di negeri ini. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa system perekonomian dalam islam
(syariah) memiliki tujuan yang berbeda dengan ekonomi
konvensional, dalam ekonomi konvensional, tujuan utama
adalah keuntungan secara pribadi. Sebaliknya, dalam
perekonomian islam (syariah) memiliki beberapa tujuan
yang sangat mulia. Salah satunya adalah memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia dan di akhirat. Nilai
islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan
muslim saja, tetapi seluruh makhluk hidup dimuka bumi.
B. RUMUSAN MASALAH
a. apa saja jenis-jenis muamalah yang sering terjadi dalam masyarakat
b.pengertian, rukun, dan batalnya mudarabah
c.pengertian, dan dasar hukum murabahah

C.MANFAAT
Kita dapat mengetahui cara bermuamalah dengan baik
dalam islam.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. apa saja jenis-jenis muamalah yang
sering terjadi di masyarakat

 MUSAQAH
Musaqah diambil dari kata as-saqa,yakni seseorang
yang bekerja (mengurus) pohon kurma,anggur,atau
pohon-pohon yang lainnya supaya mendatangkan
kemaslahatan dan mendapatkan bagian tertentu dari hasil
yang diurus sebagai imbalan.

 RUKUN MUSAQAH
Rukun musaqah meliputi hal-hal berikut:
1. Baik pemilik kebun maupun tukang kebun (yang
mengerjakan) Hendaklah orang yang sama-sama
berhak bertasarruf (membelanjakan) harta keduanya.

2. Kebun dan pohon yang berbuah boleh diparuh (bagi


hasil), baik yang berbuah tahunan (satu kali dalam
setahun) maupun yang berbuah hanya sekali lalu mati,
seperti jagung dan padi.

 SYARAT MUSAQAH
Musaqah pada dasarnya tidak berbeda dengan syarat
mukhabarah atau muzara. Hanya saja pada musaqah tidak
disyaratkan untuk dijelaskan mengenai jenis benih,
pemilik benih, kelayakan kebun, serta ketetapan waktu.
 MUZARA’AH
Muzara’ah adalah pemilik tanah menyerahkan
tanahnya kepada orang lain untuk dikelola dengan
bagi hasil, yakni seperdua, sepertiga, atau lebih dari
benihnya dari pemilik tanah.

 RUKUN MUZARA’AH
Terdapat perbedaan pendapat dilingkungan para
ulama,antara lain sebagai berikut.
1.Ulama hanafiyah berpendapat bahwa rukun
muza’ah ada 4 yaitu tanah, perbuatan pekerja,
modal, dan alat-alat untuk menanam.

2. Ulama hanbaliyah berpendapat bahwa rukun


muzara’ah ada 2 yaitu ijab, dan Kabul.

SYARAT MUZARA’AH
1. Aqidain (dua orang yang melakukan akad).
2. Tanaman yakni diisyaratkan adanya penentuan
macam apa saja yang akan ditanam.
3. Perolehan hasil dari tanaman, yaitu
a.bagian masing-masing harus di sebutkan
jumlahnya
b.hasil adalah milik bersama
c.bagian antara amil dan malik adalah dari 1
jenis barang yang sama
d.bagian kedua belah pihak sudah dapat di
ketahui
e.tidak di syaratkan bagi salah satunya penambah
yang makmur.
 MUKHABARAH
Muhabara adalah akad yang sama dengan
muzara’ah baik dalam dasar hukum,syarat,dan
rukunnya.
Perbedaan antara muhabarah dan muzara’ah
terletak dalam hal benih yang akan ditanam.

SYARAT MUKHABARAH
1. Para aqid adalah mereka yang sudah cukup
dewasa
2. Usahakan penggarap adalah seagama
3. Tanah gerapan betul-betul dapat menghasilkan
dan menguntungkan
4. Akan harus jelas,tidak boleh ada keraguan dan
kecurangan.
5. Kesepakatan dalam penggunan alat untuk
berkerja,baik memakai alat tradisional maupun
modern.hal itu perlu disebutkan karna menyangkut
biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing.

HIKMAH MUKHARABAH
1. Membuka peluang kerja bagi orang-orang yang
tidak memiliki tanah tetapi ingin menikmati rezeki
dari tanah.
2. Mendidik manusia agar meningkatkan kualitas
diri dalam hal penggarapan tanah.
3. Menggarap tanah orang lain termasuk perilaku
yang mulia.
4. Memberi pelajaran kepada manusia agar rajin
bekerja.
B. PENGERTIAN, RUKUN, DAN
BATALNYA MUDARABAH

 Mudarabah berasal dari kata (ad-darbu) yang berarti


berpergian atau berjalan (untuk urusan dagang).

 Rukun Mudarabah
1. Pemilik barang (modal) yang menyerahkan
barangnya untuk modal usaha.
2. Pengelola barang yang diterima dari pemilik
barang.
3. Akad mudarabah (dilakukan oleh pemilik
barang dengan pengelola barang).
4. Harta pokok atau modal.
5. Pekerjaan pengelolaan harta sehingga
menghasilkan keuntungan.
6. Keuntungan.

 Batalnya mudarabah
1. Syarat sah mudarabah tidak terpenuhi.
2. Pelaksana modal (pelaku usaha) bersengaja tidak
melakukan tugas sebagaimana mestinya dalam
memelihara modal.
3. Pelaksana modal (pelaku usaha) meninggal
dunia atau si pemilik modalnya.
C. Pengertian dan dasar hukum murabahah

 Murabahah adalah hubungana akad menjual


sesuatu barang dengan harga modal ditambah
keuntungan dengan persetujuan bersama.

 Dasar hukum Murabahah


1. Al-quran
“barang siapa meminjamkan kepada Allah
dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan
mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan
baginya pahala yang mulia”. (Q.S
al-Hadid/57:11).
2. Sunnah nabi Muhammad Saw.
“barang siapa menghilangkan salah satu
kesulitan dunia dari saudaranya maka Allah
menghilangkan darinya salah satu kesulitan pada
hari kiamat” (H.R Muslim dari Abu Hurairah:
4867).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita jadi bisa mengetahui apa itu musaqah,
muzara’ah, mukhabarah, dan mudarabah,dan kita bisa
mengambil pelajaran dari makalah ini.

B. Saran
Kita harus menjalankan muamalah dengan syariat
islam maka dari itu kita harus mempelajari ilmu fiqih
karena fiqih adalah hukum islam

Anda mungkin juga menyukai