Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KETENTUAN LUQATHAH, MUHABARAH DAN MUZARA’AH

KELOMPOK 3
ANGGOTA:
1. AGNI
2. KATHIA
3. LAUNA
4. ZULFA
5. RAHMAH
6. SHEIRA
7. TANISHA
8. ZAHRA
KELAS: 8H
SEKOLAH: MTs. PERSIS TAROGONG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Kami memanjatkan rasa syukur
kepada Allah yang telah memberi kekuatan dan rahmatnya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ketentuan Luqathah,
Muharabah dan Muzara’ah”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung kami, terutama kepada anggota penyusun yang telah meluangkan
waktu untuk menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami sadar bahwa masih terdapat kekurangan. Karenanya,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca untuk
menghasilkan yang lebih baik. Semoga makalah yang telah kami susun ini
berguna dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.
Garut, Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................II
BAB I LUQATHAH..........................................................................................1
1.1 PENGERTIAN LUQATHAH ........................................................................1
1.2 HUKUM LUQATHAH ................................................................................1
1.3 KEWAJIBAN BAGI PENEMU ....................................................................2
1.4 HIKMAH ADANYA BARANG TEMUAN .....................................................2

BAB II ............................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN MUHABARAH ....................................................................3
2.2 HUKUM MUHABARAH ............................................................................3
2.3 RUKUN MUHABARAH..............................................................................3
2.4 SYARAT SYARAT MUKHABARAH .............................................................3
2.5 KETENTUAN MUHKABARAH ...................................................................3
2.6 HIMAH MUKHABARAH ...........................................................................3

BAB III ...........................................................................................................4


3.1 PENGERTIAN MUZARA’AH ......................................................................4
3.2 HUKUM MUZARA’AH ..............................................................................4
3.3 RUKUN MUZARA’AH................................................................................4
3.4 SYARAT SYARAT MUZARA’AH .................................................................4
3.5 KETENTUAN MUZARA’AH ......................................................................4
3.6 HIKMAH MUZARA’AH .............................................................................4
Luqathah secara bahasa adalah Al-Luqathah artinya barang temuan. Menurut
istilah adalah sesuatu yang ditemukan di tempat umum tetapi tidak terjaga
dan tidak diketahui pemiliknya
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Zaid Bin Khalid, sesungguhnya Nabi SAW ditanya orang tentang keadaan
emas atau mata uang yang didapat. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau
ketahui tempatnya, kemudian umumkanlah (kepada masyarakat) selama satu
tahun. Jika datang pemiliknya maka berikanlah padanya. Jika tidak ada yang
mengambil setelah satu tahun maka terserah kepadamu”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Hukum Luqathah terbagi menjadi 5:
1. Wajib
Wajib mengambil bagi penemunya jika orang tersebut percaya bahwa
dirinya mampu mengurus temuan itu sebagaimana mestinya, apabila
temuan tidak diambil tidak akan hilang.
2. Sunnah
Sunnah untuk mengambil bagi penemunya jika orang tersebut percaya
bahwa ia akan mampu memelihara temuannya sebagaimana mestinya,
dan sanggup mengumumkan kepada masyarakat. Tetapi, jika tidak
diambil pun temuan tersebut tidak mengkhawatirkan.
3. Makruh
Jika penemu ragu ragu untuk memelihara temuan tersebut, maka
hukumnya makruh untuk mengambil temuan tersebut.
4. Haram
Haram untuk mengambil temuannya jika penemu mengetahui bahwa
dirinya sering terkena penyakit tamak dan sangat yakin dirinya tidak
mampu memelihara temuan tersebut.
5. Jaiz atau Mubah
Apabila Luqathah ditemukan di jalan dalam keadaan tidak dimiliki
seseorang, maka diperbolehkan untuk memilih mengambil,
mengumumkan atau dibiarkan
Kewajiban bagi penemu:
 Ia wajibmenyimpan dan memelihara temuan dengan baik.
 Wajib mengumumkan temuan tersebut kepada masyarakat selama satu
tahun.
 Wajib menyerahkan temuan kepada pemiliknya, apabila diminta dan
diketahui ciri-ciri dan bukti-bukti kepemilikan
Hikmah adanya barang temuan:
 Sebagai pengaman barang yang tidak diketahui pemiliknya .
 Menghormati hak milik orang.
 Mendidik untuk berperilaku jujur dan percaya diri.
 Menumbuhkan rasa solidaritas.
 Membahagiakan orang yang kehilangan barang apabila barangnya
ditemukan.
 Apabila pemiliknya tidak datang, temuannya dapat dimanfaatkan.
MUKHABARAH
Mukhabarah adalah suatu akad syariah dalam pengelolaan tanah, dimana
modal pengelolaan tanah berasal dari pemilik tanah. Mukhabarah lebih akrab
kita kenal dengan bertani namun bukan di tanah milik sendiri, melainkan
menggarap tanah milik orang lain dengan sistem bagi hasil.
Hukum mukhabarah mubah, boleh. Rukunnya yaitu ijab dan qabul, tanah, para
akid, modal dan alat alat untuk menanam. Adapun syarat-syarat mukhabarah
adalah:
• Pemilik tanah dan penggarap harus orang yang sudah baligh dan berakal.
• Benih yang akan ditanam harus jelas dan menghasilkan.
• Lahan harus bisa menghasilkan, jelas batas-batasnya, dan diserahkan
sepenuhnya kepada penggarap.
• Pembagian hasil harus jelas penentuannya.
• Jangka waktu harus jelas menurut kebiasaan masa tanam dan masa panen.
• Peralatan dibebankan kepada petani penggarap lahan

Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam akad mukhabarah:

1. Para akid sudah cukup dewasa


2. Usahakan penggarap seagama
3. Tanah garapan betul-betul dapat menghasilkan dan menguntungkan
4. Akad harus jelas, tidak boleh ada keraguan dan kecurangan.
5. Kesepakatan penggunaan alat untuk bekerja, memakai alat tradisional
atau memakai alat modern. Hal itu perlu disebutkan karena menyangkut
biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing.

Himah mukhabarah:

1. Membuka peluang kerja


2. Mendidik manusia agar lebih paham tentang ilmu pertanian dan kerja
profesional
3. Saling menghargai antara pemilik tanah dan penggarap
4. Memberi pelajaran agar manusia rajin bekerja.
MUZARA’AH
Muzara’ah adalah suatu akad kerjasama dalam pengelolaan tanah, dimana
modal pengelola tanah berasal dari pengelola tanah, dengan pembagian hasil
sesuai kesepakatan awal yang dimana bibit nya dari pemilik tanah. Hukum
muzaraah mubah, boleh. Rukunnya yaitu ijab dan qabul, tanah, para akid,
modal dan alat alat untuk menanam
Adapun syarat syarat muzara’ah adalah:
 Akad dapat dilakukan secara mutlak atau terbatas
 Penggarap bebas memilih jenis benih
 Penggarap harus memperhatikan kondisi lahan, kondisi cuaca serta cara
untuk mengatasi jika akan kegagalan panen
 Alat-alat muzara’ah seperti cangkul, traktor, dan yang lainnya
dibebankan kepada pemilik tanah.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah:
 Para akid sudah cukup dewasa
 Usahakan penggarap seagama
 Akad harus jelas
 Kesepakatan dalam pembagian hasil
Hikmah muzara’ah:

1. Membuka peluang kerja


2. Mendidik manusia agar lebih paham tentang ilmu pertanian dan kerja
profesional
3. Saling menghargai antara pemilik tanah dan penggarap
4. Memberi pelajaran agar manusia rajin bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kerja-sama-muzaraah-dalam-islam-
lengkap-dengan-rukun-dan-syaratnya-1wXVp1kIL1U
https://m.tribunnews.com/amp/pendidikan/2021/10/09/apa-itu-luqathah-
berikut-penjelasannya-lengkap-dengan-hukum-rukun-dan-macam-
macamnya
https://qoroa.id/2020/09/mukhabarah-dan-ketentuan-yang-perlu.html
https://qoroa.id/2020/09/pengertian-hukum-rukun-hikmah-muzaraah.html

Anda mungkin juga menyukai