Anda di halaman 1dari 46

MODUL PENGAUDITAN II

JASA-JASA LAIN AKUNTAN DAN PELAPORANNYA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

MUTHMAINNAH JAMALUDDIN A031171327

MUSLIANI A031171033

NURUL KHAERIAH A031171009

FAHIRA A031171512

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yang menciptakan, mengatur
dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala sesuatu untuk kepetingan dan
kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salam dan salawat semogah terlimpah atau tercurah
kepada junjungan Rasul-Nya Muhammad S.A.W., keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti sunnah-nya sampai akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan modul ini. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi
untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk menambah wawasan.
Selain itu, untuk menambah khazanah keilmuan dan sebagai tolak ukur dosen dalam
memberikan penilaian. Karena modul ini merupakan sebuah tugas individu pada mata kuliah
Pengauditan II.
Penulis menyadari betul bahwa modul ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga
menjadi harapan Penyusun kirannya kritik korektif yang bersifat kontruktif dalam proses revisi
atau perbaikan selanjutnya.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri serta berharap semoga
bimbingan, pertolongan dan perlindungan tetap tercurah untuk mendapat ridha-Nya.

Makassar, 27 April 2020

KELOMPOK 6
TINJAUAN MATA KULIAH

1. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini mempelajari tentang kerangka konseptual auditing 2, audit siklus
pendapatan: pengujian pengendalian, audit siklus pendapatan: pengujian substantif, audit
siklus pengeluaran: pengujian pengendalian, audit siklus pengeluaran: pengujian substantif,
audit siklus produksi, serta audit siklus jasa personalia.

2. KEGUNAAN MATA KULIAH


Kompetensi utama mata kuliah ini, yaitu mahasiswa diharapkan mampu untuk
melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas secara
profesional. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki kompetensi pendukung, yaitu:
a. Mampu membuat prosedur pemeriksaan
b. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan
c. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi
Kompetensi lainnya, yaitu mahasiswa mampu untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan
maupun sebagai anggota kelompok (tim audit).

3. SASARAN BELAJAR

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN

1 Mampu memahami GBRP dan kerangka konseptual


auditing 2

2 a. Mampu memahami sifat pendapatan


b. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penjualan kredit
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penerimaan kas
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penyesuaian penjualan
3 a. Mampu memahami pengujian substantif atas
piutang usaha
b. Mampu memahami penentuan risiko deteksi
c. Mampu memahami perancangan pengujian
substantif
d. Mampu memahami prosedur awal dan analitis
e. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
f. Mampu memahami pengujian rincian saldo

4 a. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran


b. Mampu memahami komponen pengendalian intern
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pembelian
d. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pengeluaran kas

5 a. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo


utang usaha
b. Mampu memahami penentuan risiko deteksi
c. Mampu memahami perancangan pengujian
substansi
d. Mampu memahami prosedur awal
e. Mampu memahami prosedur analitis
f. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
g. Mampu memahami pengujian rincian saldo

6 a. Mampu memahami sifat siklus produksi


b. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi pabrikasi
c. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo
persediaan

7 a. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia


b. Mampu memahami tujuan audit jasa personalia
c. Mampu memahami aktivitas pengendalian
transaksi penggajian
d. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo
gaji dan upah

8 Mid Semester

9 a. Mampu memahami sifat siklus investasi


b. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi
c. Mampu memahami pertimbangan perencanaan
audit
d. Mampu memahamipengujian substantif atas saldo
aktiva tetap

10 a. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan


b. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan
c. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo
utang jangka panjang
d. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo
ekuitas pemegang saham

11 a. Mampu memahami sifat saldo kas


b. Mampu memahami tujuan audit kas
c. Mampu memahami penyusunan program audit
kas
d. Mampu memahami penerapan prosedur audit
e. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum
tanggal neraca
f. Mampu memahami pengujian saldo kas setelah
tanggal neraca
12 a. Mampu memahami penyelesaian pekerjaan
lapangan
b. Mampu memahami hasil evaluasi temuan
c. Mampu memahami komunikasi dengan klien
d. Mampu memahami tanggung jawab setelah audit
13 a. Mampu memahami standar pelaporan
b. Mampu memahami laporan auditor
c. Mampu memahami laporan standar
d. Mampu memahami penyimpanan dari laporan
standard
e. Mampu memahami pengaruh situasi yang
menyebabkan penyimpangan dari laporan standard
14 a. Mampu memahami tinjauan atas tingkat keyakinan
dan jasa lain
b. Mampu memahami penugasan SAS lain
c. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan
penugasan atestasi
d. Mampu memahami jasa akuntansi dan review
e. Mampu memahami perubahan penugasan
15 a. Mampu memahami struktur BAPEPAM
b. Mampu memahami komponen BAPEPAM dan
pasar modal
c. Mampu memahami kualifikasi dan registrasi
akuntan publik di BAPEPAM
d. Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan
auditor independen
e. Mampu memahami tanggung jawab akuntan publik
f. terhadap BAPEPAM
16 Final Test

4. PETUNJUK BELAJAR
Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan sasaran yang ingin
dicapai, ruang lingkup bahan modul, manfaat modul, latihan-latihan, rangkuman materi, tes
formatif, dan kunci jawaban tes formatif.
JASA-JASA AKUNTAN LAINNYA SERTA PELAPORANNYA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu memahami tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain
2. Mampu memahami penugasan SAS lain
3. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi
4. Mampu memahami jasa akuntansi dan review
5. Mampu memahami perubahan penugasan

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas mengenai Tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain, Penugasan
SAS lain, Penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi, Jasa akuntansi dan review,
Perubahan penugasan.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


1. Mampu memahami tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain
2. Mampu memahami penugasan SAS lain
3. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi
4. Mampu memahami jasa akuntansi dan review
5. Mampu memahami perubahan penugasan

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain
2. Penugasan SAS lain
3. Penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi
4. Jasa akuntansi dan review
5. Perubahan penugasan
MATERI PEMBELAJARAN

A. TINJAUAN ATAS TINGKAT KEYAKINAN DAN JASA-JASA LAIN


Pembahasan berikut memberikan suatu tinjauan atas empat tingkat keyakinan
dasar yang ditawarkan oleh akuntan publik dan jenis-jenis penugasan di mana tingkat
keyakikan itu dapat diberikan.

a. Tingkat Keyakinan
Menurut Boynton (2003 : 401) Secara umum, akuntan publik dapat memberikan
empat tingkat keyakinan (level of assurance) yang berbeda berkaitan dengan penugasan.
Keempat tingkat keyakinan dasar itu dapat diuraikan sebagai berikut:
 Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, di mana tujuan dari penugasan adalah
pernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional.
 Tingkat keyakinan review, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik adalah
menyatakan keyakinan negatif (negative assurance) bahwa tidak ada yang menarik
perhatiannya yang menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh
manajemen yang diatur dalam standar profesional akan menyesatkan.
 Prosedur yang disepakati bersama, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan
publik adalah memberikan ikhtisar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang
disepakati bersama yang berlaku atas suatu asersi oleh manajemen yang diatur dalam
standar profesional.Tingkat keyakinan dapat bervariasi tergantung pada prosedur yang
berlaku atas asersi itu.
 Tidak ada keyakinan, di mana tujuan dari penugasan adalah membantu manajemen
dalam penyiapan informasi yang termasuk dalam suatu asersi yang diatur oleh standar-
standar profesional. Akuntan publik akan menyatakan secara eksplisit bahwa tidak ada
keyakinan yang diberikan dalam laporannya yang berkaitan dengan asersi manajemen.

b. Jenis – Jenis Penugasan


Semua jenis penugasan yang dibahas dalam bab ini diliput oleh standar profesional yang
dikembangkan oleh AICPA. Standar profesional ini mempromosikan keseragaman mutu
praktik dan mempertinggi pemahaman pemakai atas perbedaan jenis-jenis jasa yang
diberikan serta tingkat keyakinan yang berkaitan dengannya. Akuntan publik yang
melaksanakan banyak jenis jasa ini juga harus bersedia dinilai praktiknya melalui peer
review yang teratur. Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting
Standards Board yang berkaitan dengan jasa ini adalah sebagai berikut:
 Statements on Auditing Standards (SAS). SAS adalah interpretasi dari standar audit
yang berlaku umum dan pada umumnya berkaitan dengan asersi manajemen tentang
unsur-unsur yang termasuk dalam laporan keuangan. Jenis-jenis penugasan yang
dibahas dalam bab ini mencakup pelaporan laporan keuangan yang disiapkan atas
dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP, pelaporan unsur, akun, atau pos-pos
spesifik dari suatu laporan keuangan, dan laporan ketaatan yang berkaitan dengan
laporan keuangan yang telah diaudit.
 Statement on Standards for Attestation Engagements (SSAE). SSAE menetapkan
kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa atestasi yang diminta dari profesi
akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang bertalian dirancang untuk
memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik konsistensi maupun
mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut.
 Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS). SSARS
mendefinisikan jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporan keuangan
dari entitas nonpublik dan memberikan pedoman bagi akuntan berkenaan dengan
standar serta prosedur yang berlaku untuk kedua penugasan ini. Jasa ini hanya tersedia
bagi entitas nonpublik.

B. PENUGASAN SAS LAIN

Menurut Boynton (2003 : 403) Laporan khusus (special reports) adalah laporan
yang dihasilkan dari audit atas, atau penerapan prosedur yang disepakati bersama atas,
data keuangan historis selain dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan
GAAP. AU 623, Special Reports (SAS 62 & 77), menunjukkan bahwa istilah laporan
khusus berlaku pada laporan auditor atas
 Laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan dasar akuntansi komprehensif selain
dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Unsur, akun, atau pos-pos spesifik dari laporan keuangan.
 Ketaatan pada aspek-aspek perjanjian kontraktual atau persyaratan peraturan yang
berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit.
 Penyajian keuangan agar sesuai dengan perjanjian kontraktual atau ketentuan
peraturan.
 Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk atau skedul yang ditetapkan yang
memerlukan bentuk laporan auditor yang ditetapkan.

Laporan khusus berdasarkan audit adalah serupa dengan laporan standar auditor yang
biasanya memuat paragraf pendahuluan, paragraf ruang lingkup, dan paragraf pendapat.
Akan tetapi, laporan khusus mempunyai kata-kata yang berbeda dengan bahasa dalam
laporan standar auditor. Selain itu, laporan khusus “standar” mungkin mempunyai empat
atau bahkan lima paragraf tergantung pada situasinya.

a. Dasar Komprehensif Lain Dari Akuntansi


Menurut Boynton (2003 : 404) empat dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP
diakui dalam AU 623.04:
 Suatu dasar yang digunakan untuk memenuhi persyaratan atau ketentuan pelaporan
keuangan dari lembaga pengatur pemerintah.
 Suatu dasar yang digunakan untuk mengarsip SPT pajak penghasilan entitas.
 Dasar penerimaan dan pengeluaran kas dari akuntansi dan modifikasi dasar kas yang
mempunyai dukungan substansial.
 Suatu dasar yang menggunakan seperangkat kriteria tertentu yang mempunyai
dukungan substansial seperti dasar akuntansi tingkat harga.

Penggunaan dasar komprehensif lain dari akuntansi (OCBOA) merupakan hal yang
biasa. Banyak perusahaan yang diatur oleh lembaga pemerintah menyelenggarakan akun-
akunnya hanya atas dasar yang ditetapkan oleh lembaga itu. Sebagai contoh, perusahaan
jalan kereta api menggunakan dasar yang sesuai dengan persyaratan dari Interstate
Commerce Commission (ICC); perusahaan umum (entitas publik) menggunakan dasar
yang ditetapkan oleh Federal Energy Regulatory Commission, dan perusahaan asuransi
mengikuti persyaratan akuntansi komisi negara bagian. Di samping itu, banyak
perusahaan kecil dan praktisi pribadi, seperti dokter, ahli hukum, dan akuntan
menggunakan akuntansi berdasarkan pajak penghasilan, kas, atau kas yang dimodifikasi.
Apabila suatu entitas menggunakan dasar selain dari GAAP, maka catatan atas laporan
keuangan harus menyebutkan dasar tersebut.
Kesepuluh GAAS itu seluruhnya berlaku apabila auditor mengaudit dan
melaporkan semua laporan keuangan, tanpa memperhatikan dasar akuntansi yang
digunakan dalam menyiapkan laporan itu. Perbedaan utama dalam kasus ini adalah
bahwa laporan itu tidak dimaksudkan untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan,
dan seterusnya, sesuai dengan GAAP. Meskipun demikian, standar pelaporan pertama
dipenuhi dengan menunjukkan apakah laporan itu disajikan secara wajar sesuai dengan
dasar akuntansi yang digunakan.
Laporan khusus auditor mengenai laporan keuangan yang disiapkan atas dasar
OCBOA harus berisi empat paragraf:
 Paragraf pendahuluan yang sama dengan laporan standar auditor kecuali bahwa judul
tersendiri harus digunakan untuk laporan keuangn, seperti laporan aktiva, dan
kewajiban yang timbul dari transaksi kas.
 Paragraf ruang lingkup yang sama seperti laporan standar auditor.
 Paragraf penjelasan setelah paragraf ruang lingkup yang menyatakan dasar penyajian
dan mengacu pada catatan atas laporan keuangan yang menguraikan dasar akuntansi
keuangan komprehensif selain GAAP.
 Paragraf pendapat yang menyatakan pendapat auditor (penolakan memberikan
pendapat) tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan dasar akuntansi yang digunakan.

b. Unsur, Akun, Atau Pos-Pos Spesifik Dari Laporan Keuangan


Data ini dapat mencakup sewa, royalti, rencana bagi-laba, atau ketentuan untuk pajak
penghasilan. Suatu laporan khusus dapat dikeluarkan atas data-data ini sebagai hasil dari
audit atau penerapan prosedu yang disepakati bersama.
1. Audit
Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik. Dalam menyatakan pendapat, AU 662.13
menunjukkan auditor harus mengakui bahwa konsep materialitas harus dikaitkan dengan
masing-masing unsur, akun, atau pos yang dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan
secara keseluruhan. Lebih lanjut, auditor tidak boleh menyatakan pendapat atas data
spesifik apabila ia telah menyatakan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan
pendapat tentang laporan keuangan, kecuali data spesifik itu hanya merupakan bagian
yang tidak signifikan dari laporan keuangan

2. Prosedur yang Disepakati Bersama


Penerapan prosedur yang disepakati bersama (agreed-upon procedures) bukan
merupakan suatu audit. Jenis jasa ini dapat terjadi, misalnya, dalam akuisisi yang
diusulkan apabila calon pembeli meminta akuntan hanya merekonsiliasi saldo bank dan
mengkonfirmasi piutang usaha. AU 622, Special Reports–Applying Agreed-upon
Procedures to Specified Elements, Accounts, or Items of Financial Statement (SAS 75
dan 87), menyatakan bahwa seorang akuntan independen dapat menerima penugasan
dengan menerapkan prosedur yang disepakati bersama atas unsur, akun, atau pos spesifik
dalam laporan keuangan menurut kondisi-kondisi berikut:
 Akuntan itu independen.
 Akuntan dan pihak-pihak tertentu menyetujui prosedur yang dilaksanakan atau akan
dilaksanakan oleh akuntan.
 Pihak-pihak tertentu memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
disepakati bersama untuk tujuan mereka.
 Prosedur yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan temuan yang cukup
konsisten.
 Dasar akuntansi dari unsur, akun, atau pos spesifik dalam laporan keuangan jelas
dipahami oleh pihak-pihak tertentu dan akuntan.
 Prosedur itu akan diterapkan pada hal-hal yang dapat diestimasi atau diukur secara
layak dan konsisten.
 Bukti-bukti yang berkaitan dengan penerapan prosedur tersebut diharapkan dapat
memberi dasar yang layak guna menyatakan temuan-temuan dalam laporan akuntan.
 Apabila dapat diterapkan, maka akuntan dan pihak yang ditetapkan akan menyetujui
setiap batas materialitas untuk tujuan pelaporan.
 Penggunaan laporan itu terbatas pada pihak-pihak yang ditentukan.

Untuk memastikan bahwa semua pihak yang ditetapkan memahami prosedur yang
disepakati bersama, dan memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur tersebut,
akuntan biasanya akan berkomunikasi langsung dengan dan mendapatkan pemberitahuan
yang menguatkan atau afirmatif dari setiap pihak yang ditetapkan itu. Tanggung jawab
akuntan dalam prosedur yang disepakati bersama adalah melaksanakan prosedur itu dan
melaporkan temuan sesuai dengan standar umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan
yang berlaku.

c. Laporan Ketaatan Yang Berkaitan Dengan Laporan Keuangan Yang Telah


Diaudit
Perusahaan mungkin diwajibkan oleh perjanjian kontraktual atau lembaga pemerintah
untuk menyerahkan laporan ketaatan yang dibuat oleh auditor independen. Selain
mempersyaratkan laporan keuangan yang telah diaudit, pemberi pinjaman atau wali
amanatnya juga seringkali meminta kepastian dari auditor independen bahwa peminjam
menaati ketentuan akuntansi dan auditing dari perjanjian itu. Auditor memenuhi
permintaan ini dengan memberikan keyakinan negatif atas ketaatan dengan menyatakan
”tidak ada yang menarik perhatian kami yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak
menaati.” AU 623.19 menyatakan bahwa keyakinan ini tidak boleh diberikan kecuali
auditor telah mengaudit laporan keuangan yang berkaitan dengan perjanjian atau
persyaratan pemerintah itu. Lebih lanjut, keyakinan tersebut tidak boleh diperluas hingga
ketentuan yang berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi pokok dari prosedur audit
yang dilaksanakan dalam audit atas laporan keuangan itu, dan tidak boleh diberikan jika
audit menghasilkan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat.
Keyakinan auditor atas ketaatan dapat diberikan dalam laporan terpisah atau dalam satu
atau lebih paragraf penjelasan sesudah paragraf pendapat dari suatu laporan atas laporan
keuangan yang telah diaudir.
d. Review Sas 71 Atas Laporan Keuangan Interim
SAS 71 bersangkutan dengan review atas informasi keuangan interim (IKI) untuk
jangka waktu kurang dari satu tahun atau untuk periode dua belas bulan yang berakhir
pada tanggal selain akhir tahun fiskal entitas. IKI mencakup data mengenai posisi
keuangan, hasil operasi, dan arus kas dalam bentuk laporan keuangan yang lengkap atau
ringkas atau data keuangan yang diringkas. Jasa review SAS 71 jauh lebih kecil
lingkupnya daripada suatu audit. Akan tetapi, akuntan harus memiliki (1) pengetahuan
yang memadai tentang prinsip dan praktik akuntansi dari entitas yang beroperasi dan (2)
pemahaman tentang bisnis entitas, termasuk organisasinya, karateristik operasi, sifat
aktiva, kewajiban, pendapatan, dan bebannya. Prosedur yang biasa meliputi:
 Mengajukan pertanyaan tertentu yang telah ditetapkan kepada manajemen dan pihak
lain yang bertanggung jawab atas keuangan serta akuntansi berkenaan dengan prinsip
dan praktik akuntansi entitas serta setiap perubahannya.
 Melaksanakan prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasi hubungan dan
masing-masing pos dalam informasi keuangan yang tampak tidak biasa.
 Mendapatkan informasi mengenai tindakan yang akan diambil pada pertemuan
pemegang saham dan dewan komisaris serta komitenya yang dapat mempengaruhi
informasi keuangan.
 Membaca informasi keuangan untuk mempertimbangkan apakah berdasarkan
informasi yang menarik perhatian akuntan, informasi tersebut tampak sesuai dengan
GAAP.
 Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai informasi keuangan yang
direview dan tanggung jawab manajemen atas hal itu.

1. Persyaratan Tambahan dalam Review SAS 71 Review SAS 71


Review SAS 71 atas IKI hanya dilaksanakan untuk entitas yang laporan keuangan
tahunannya telah diaudit. Dengan demikian, akuntan independen yang melakukan review
diharapkan mempunyai pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian
internal relevan yang berkaitan dengan penyusunan baik informasi keuangan tahunan
maupun interim. Lebih lanjut, akuntan tersebut diharapkan menggunakan
pengetahuannya untuk (1) mengidentifikasi jenis potensi salah saji yang material dalam
IKI dan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya serta (2) memilih pertanyaan yang
akan diajukan dan prosedur analitis yang akan memberikan dasar pelaporan apakah
modifikasi yang material harus dilakukan terhadap IKI agar sesuai dengan GAAP.
Sebagai hasil dari prosedur yang dilaksanakan dalam review SAS 71, akuntan
dapat menyimpulkan bahwa IKI yang diserahkan atau yang akan diserahkan kepada
lembaga pemerintah mungkin mengandung salah saji yang material karena
penyimpangan dari GAAP. Dalam kasus demikian, akuntan harus membahas hal itu
dengan manajemen. Jika manajemen tidak menanggapi secara layak, maka akuntan harus
menyampaikan, baik secara lisan ataupun tertulis, kepada komite audit sesegera mungkin.
Jika komite audit juga tidak menanggapi secara layak atau dalam jangka waktu yang
wajar, maka akuntan harus mengevaluasi apakah akan menarik diri (a) dari penugasan
yang berkaitan dengan IKI, (b) sebagai auditor entitas yang mengaudit laporan keuangan
tahunannya.

2. Laporan Akuntan tentang Review SAS 71 atas IKI


Laporan standar untuk mereview IKI yang disajikan secara terpisah dari laporan
keuangan yang telah diaudit dimulai dengan judul yang mencakup kata-kata akuntan
independen. Paragraf pendahuluan mengidentifikasi jenis jasa yang diberikan (”kami
telah mereview....”), informasi yang direview, nama entitas, dan tanggung jawab
manajemen atas informasi itu. Paragraf kedua, atau ruang lingkup, menegaskan bahwa
review telah dilaksanakan sesuai dengan standar AICPA, yang secara singkat
menjelaskan review itu, membedakan antara review dengan audit, dan menolak
pemberian pendapat atas informasi yang direview. Paragraf ketiga berisi keyakinan
negatif yang didasarkan atas review itu.

e. Laporan Keuangan Yang Belum Diaudit Dari Sebuah Entitas Publik


Seorang akuntan publik dapat bersangkutan dengan laporan keuangan perusahaan publik
sekalipun ia tidak mengauditnya. SAS 26, Association with Financial Statement (AU
504.03), menyatakan bahwa seorang akuntan publik akan bersangkutan dengan laporan
keuangan apabila dia (1) telah setuju atas penggunaan namanya dalam suatu laporan,
dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan itu, atau (2) menyatakan pada
laporan keuangan klien atu pihak lain bahwa ia telah menyiapkan atau membantu
penyiapan sekalipun namanya tidak dicantumkan dalam laporan itu. Jika akuntan
bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari entitas publik, maka
ia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahwa suatu audit belum dilakukan
dan menyertakan penolakan memberikan pendapat. Disamping itu, setiap halaman dari
laporan keuangan itu juga harus ditandai ”belum diaudit”.

C. MENERIMA DAN MELAKSANAKAN ATESTASI

Pada tahun 1996, AICPA menertbitkan untuk pertama kali seri baru pernyataan
otoritatif yang berjudul Statements on Standards for Attestation Engagements (SSAEs).
Dengan tujuan memberikan pedoman dan menetapkan kerangka kerja yang luas untuk
pelaksanaan serta pelaporan jasa atestasi, SSAE 1, Attestation Standards (AT 100.1)
mendefinisikan penugasan atestasi sebagai berikut :
Penugasan atestasi (attest engagement) adalah suatu penugasan dimana seorang
praktisi (akuntan publik) bertugas untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang
menyatakan suatu kesimpulan mengenai reliabilitas asersi tertulis yang merupaka
tanggung jawab pihak lain.
Seorang akuntan publik harus menerima hanya penugasan atestasi yang dapat
diselesaikan sesuai dengan standar atestasi yang diuraikan dalam bagian berikut. Dalam
melaksanakan suatu penugasan atestasi, seorang akuntan publik (1) mengumpulkan bukti
untuk mendukung asersi, (2) secara objektif menilai pengukuran serta komunikasi dari
pribadi yang membuat asersi itu, dan (3) melaporkan temuan-temuannya. Jadi, karena hal
itu terutama berkaitan dengan dasar dan dukungan untuk asersi tertulis, maka jasa atestasi
bersifat analitis, kritis, dan investigatif.
Berbagai jasa tidak melibatkan atestasi atas reliabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa-jasa akuntan publik yang tidak
dianggap sebagai penugasan atestasi adalah :
 Penugasan konsultasi manajemen dimana para praktisi bertugas memberikan nasihat
atau rekomendasi pada klien.
 Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien─misalnya,
mengenai masalah perpajakan yang direview oleh Dinas Perpajakan (IRS).
 Penugasan pajak di mana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak atau
memberikan nasihat pajak.
 Penugasan di mana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung informasi
yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan atas
reliabilitasnya.
 Penugasan di mana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu
klien─misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi
selain laporan keuangan.
 Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi ahli
dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya fakta
tertentu yang ditetapkan.

a. Standar Atestasi
Gambar 21-7 ■ Standar Atestasi Dibandingkan dengan GAAS
Standar Audit yang Berlaku Umum
Standar Atestasi
(GAAS)
Standar Umum
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang
seorang praktisi atau lebih yang atau lebih yang mempunyai pelatihan
memiliki pelatihan dan keahlian teknis dan keahlian teknis sebagai seorang
yang cukup dalam fungsi atestasi. auditor.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh 2. Dalam semua hal yang berhubungan
seorang praktisi atau lebih yang dengan penugasan, sikap mental
memiliki pengatahuan yang cukup atas independen harus dipertahankan oleh
hal-hal yang disajikan dalam asersi. auditor.
3. Para praktisi harus melaksanakan suatu 3. Dalam pelaksanaan audit dan
penugasan hanya jika ia mempunyai penyusunan laporan, auditor harus
alasan untuk yakin bahwa dua kondisi menggunakan kemahiran professional
berikut tersedia: dengan cermat dan seksama.
 Asersi dapat dievaluasi terhadap
kriteria rasional yang telah ditetapkan
oleh suatu lembaga yang telah diakui.
 Asersi itu dapat secara rasional di
estimasi atau diukur secara konsisten
dengan menggunakan kriteria
tersebut.
4. Dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh para praktisi.
5. Dalam pelaksaan penugasan, para
praktisi harus menggunakan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan secara 1. Pekerjaan harus direncanakan secara
tepat dan jika digunakan asisten, harus tepat dan jika digunakan asisten, harus
diawasi dengan semestinya. diawasi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk 2. Pemahaman yang mencukupi atas
memberikan dasar yang layak bagi strukur pengendalian internal harus
keimpulan yang akan dinyatakan dalam diperoleh untuk merencanakan audit dan
laporan. menentukan sifat, waktu, serta luas
pengujian yang harus dilaksanakan.
3. Bukti kompeten yang mencukupi harus
diperoleh melalui inspeksi, observasi,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang layak untuk
memberikan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan hasil audit.
Standar Pelaporan
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang 1. Laporan harus menyatakan apakah
dilaporkan dan menyatakan sifat laporan keuangan telah disajikan sesuai
penugasan tersebut. dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
2. Laporan harus menyatakan kesimpulan berlaku umum.
praktisi mengenai reliabilitas asersi 2. Laporan harus menyebutkan situasi di
berdasarkan kriteria yang ditentukan mana prinsip tersebut tidak secara
atau dinyatakan terhadap hal-hal yang konsisten diobservasi selama periode
diukur. berjalan dalam kaitannya dengan periode
3. Laporan itu harus menyatakan semua sebelumnya.
keberatan praktisi mengenai penugasan 3. Pengungkapan informatif dalam laporan
dan penyajian asersi. keuangan harus dianggap memadai
4. Laporan mengenai suatu penugasan kecuali dinyatakan lain dalam laporan
untuk mengevaluasi asersi yang disusun itu.
sesuai dengan kriteria yang telah 4. Laporan harus memuat pernyataan
disepakati bersama atau mengenai pendapat atas laporan keuangan secara
penugasan untuk menerapkan prosedur keseluruhan, atau suatu asersi bahwa
yang telah disepakati bersama harus pendapat seperti itu tidak dapat
berisi pernyataan yang membatasi dinyatakan. Jika suatu pendapat secara
penggunaan laporan itu hanya pada keseluruhan tidak dapat dinyatakan,
pihak-pihak yang telah menyepakati maka alasannya harus dinyatakan.
kriteria atau prosedur tersebut. Dalam semua kasus dimana auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan,
laporan audit harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan
auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikulnya.
Sumber : Boynton (2003 : 417)

Dalam suatu penugasan atestasi, akuntan publik harus memenuhi sebelas standar atestasi
umum yang disajikan dalam SSAE 1. Standar-standar ini diperlihatkan pada Gambar 21-
7 di mana standar itu dibandingkan dengan standar audit yang berlaku umum (GAAS)
yang sudah kita ketahui.
Seperti ditunjukkan pada gambar tersebut, standar atestasi, seperti halnya GAAS,
diklasifikasikan menjadi tiga kategori: umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan.
Perbandingan standar-standar ini dalam setiap kategori mengungkapkan bahwa standar
atestasi adalah perluasan alami dari GAAS untuk menampung aturan yang lebih luas dari
jasa atestasi. Meskipun demikian, ada beberapa konseptual yang signifikan di antara
kedua perangkat standar itu yang dapat kita amati secara khusus standar atestasi :
 Memperluas fungsi atestasi diluar laporan keuangan historis. Jadi, standar itu
menghilangkan referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP.
 Memungkinkan akuntan publik memberikan keyakinan atas asersi dibawah tingkat
“pernyataan pendapat positif” yang berkaitan dengan audit laporan keuangan
tradisional.
 Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu
berdasarkan “prosedur yang disepakati bersama” dan “penggunaan terbatas” laporan.
Dua standar umum baru (nomor 2 dan 3) menetapkan batas-batas jasa atestasi.
Jenis jasa ini terbatas pada penugasan dimana (1) akuntan publik mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang pokok dari asersi dan (2) asersi itu dapat diukur
secara cukup konsisten dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan atau
dinyatakan. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dalam standar umum, namun
definisi dari suatu penugasan atestasi yang diberikan dalam SSAE 1 mempersyaratkan
bahwa asersi itu harus dalam bentuk tertulis seperti dinyatakan pada bagian terdahulu.
Standar pekerjaan lapangan kedua menurut GAAS mewajibkan auditor untuk
mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal. Standar ini dihilangkan dari standar
pekerjaan lapangan atestasi karena dua alasan :
 Apabila mendapatkan suatu pemahaman atas pengendalian internal dapat diterapkan
maka hal itu merupakan aktivitas yang bersangkutan dengan pengumpulan cukup
bukti sebagaimana yang disyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan atestasi kedua.
 Perolehan pemahaman atas pengendalian internal tidak dapat diterapkan dalam semua
penugasan atestasi.
Standar pelaporan GAAS yang terpisah berkenaan dengan konsistensi dan
pengungkapan informatif telah diterapkan, dalam standar pelaporan atestasi kedua yang
memerlukan suatu kesimpulan mengenai apakah asersi itu disajikan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan. Standar pelaporan atestasi keempat secara eksplisit mengakui
atribut “penggunaan terbatas” dari banyak laporan atestasi yang menetapkan pembatasan
atas distribusinya.
b. Penugasan Yang Dilaksanakan Menurut Standar Atestasi
Gambar 21-8 ■Ikhtisar Penugasan yang Tercakup oleh Statements on Standards for
Attestation Engagements
Seksi SSAE Sifat Penugasan Atestasi Jenis Keyakinan
Prakiraan dan proyeksi keuangan Pemeriksaan
Prakiraan keuangan adalah suatu laporan Prosedur yang disepakati
keuangan prospektif yang menyajikan, bersama
yang terbaik dari pengetahuan dan
keyakinan pihak yang bertanggung jawab,
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas yang diharapkan dari suatu entitas.
200
Proyeksi keuangan adalah suatu laporan Kompilasi
keuangan prospektif yang menyajikan,
yang terbaik dari pengetahuan dan
keyakinan pihak yang bertanggung jawab,
dengan satu atau lebih asumsi hipotesis,
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas yang diharapkan dari entitas.
Pelaporan Informasi Pro Forma Pemeriksaan
Tujuan dari informasi keuangan pro Review
forma adalah untuk menunjukan apa
pengaruh signifikan yang mungkin terjadi
terhadap informasi keuangan historis
apabila suatu transaksi (atau peristiwa)
300 yang dilaksanakan atau diusulkan terjadi
pada tanggal sebelumnya. Sebagai contoh,
informasi keuangan pro forma biasanya
digunakan untuk menunjukan pengaruh
transaksi seperti penggabungan usaha, atau
disposisi bagian yang signifikan dari
perusahaan.
400 Pelaporan tentang Pengendalian Internal Pemeriksaan
Entitas─Seksi ini memberikan pedoman
mengenai:
 Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi Prosedur yang disepakati
oleh seorang praktisi untuk memeriksa bersama
asersi manajemen tentang efektivitas
pengendalian internal entitas, termasuk
larangan untuk menerima penugasan
mereview asersi manajemen tersebut.
 Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang rancangan dan
efektifitas operasi dari pengendalian
internal entitas, termasuk segmen
pengendalian internal entitas.
 Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang kesesuaian
rancangan pengendalian internal saja
dari suatu entitas.
 Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang rancangan dan
efektifitas operasi dari pengendalian
internal entitas berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh lembaga
pemerintah.
500 Atestasi Ketaatan─Seksi ini memberikan Pemeriksaan
pedoman untuk penugasan yang berkaitan
dengan asersi tertulis manajemen tentang:
 Ketaatan suatu entitas terhadap Prosedur yang disepakati
persyaratan atau undang-undang, bersama
peraturan, aturan, kontrak atau hibah
atau
 Efektifitas pengendalian internal suatu
entitas atas ketaatan terhadap
persyaratan tertentu.
Penugasan Prosedur yang Disepakati Prosedur yang disepakati
Bersama─Seksi ini menetapkan standar bersama
atestasi dan memberikan pedoman kepada
seorang praktisi mengenai pelaksanaan
600
serta pelaporan dalam semua penugasan
prosedur yang disepakati bersama, kecuali
yang dicakup oleh standar profesional
spesifik lainnya.
Pembahasan dan Analisis Pemeriksaan
Manajemen─Seksi ini menetapkan standar Review
atestasi serta memberikan pedoman
kepada seorang praktisi mengenai
pelaksanaan suatu penugasan atestasi
berkenaan dengan pembahasan dan
700
analisis manajemen yang disiapkan sesuai
dengan aturan serta peraturan yang
digunakan oleh Securities and Exchange
Commission (SEC), yang disajikan dalam
laporan tahunan kepada pemegang saham
dan dalam dokumen lainnya
Sumber : Boynton (2003 : 418)

Gambar 21-8 mengikhtisarkan penugasan yang dapat dilaksanakan seorang


akuntan publik menurut Statements on Standards for Attestation Engagement (SSAEs).
Gambar ini memberikan suatu tinjauan atas jasa atestasi dan menguraikan tingkat
keyakinan yang berkaitan dengan setiap jasa atestasi. Pembahasan berikut akan
memusatkan perhatian pada empat jenis penugasan :
 Prakiraan dan proyeksi keuangan
 Pelaporan atas pengendalian internal entitas
 Atestasi ketaatan
 Pembahasan dan analisis manajemen
c. Pelaporan Informasi Keuangan Prospektif
Informasi keuangan prospektif pada umumnya diberikan dalam penawaran obligasi dan
sekuritas lainnya kepada publik. Di samping itu, bank serta lembaga pemberi pinjaman
lainnya seringkali meminta proyeksi laba masa depan dalam memberikan kredit kepada
para pribadi dan perusahaan, serta lembaga pemerintah terkadang meminta prakiraan atas
permohonan hibah dan kontrak pemerintah. Untuk mempertinggi reliabilitas informasi
keuangan prospektif, akuntan publik dapat diminta untuk terlibat dengan data itu.
AICPA telah menerbitkan dua dokumen berikut berkenaan dengan asosiasi
akuntan publik dengan informasi keuangan prospektif :
 Statements on Standards for Accountants’ Services on Prospective Financial
Information yang berjudul Financial Forecast and Projection.
 Guide for Prospective Financial Statements

Statements for Financial Forecasts and Projections (AT200) memiliki wewenang yang
sama dengan SAS. Pedoman adalah interpretasi dari pernyataan itu.

d. Jenis Informasi Keuangan Prospektif


AT 200.06 mengakui dua jenis informasi keuangan prospektif (prospective financial
information) sebagai berikut :
 Prakiraan Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik
dari pengetahuan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil operasi dan
arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.
 Proyeksi Keuangan. Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik
dari pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, dengan satu atau
lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan
dari suatu entitas.

Prakiraan keuangan dan proyeksi keuangan berbeda dari segi asumsi dan tindakan yang
diharapkan diambil. Prakiraan didasarkan pada kondisi yang diharapkan terjadi dan
tindakan yang diharapkan akan diambil. Sebaliknya, proyeksi melibatkan satu atau lebih
tindakan hipotetis. Baik prakiraan maupun proyeksi dapat dinyatakan sebagai estimasi
suatu titik atau sebagai kisaran. Kedua jenis informasi keuangan prospektif itu juga
berbeda dalam hal penggunaannya; prakiraan lebih tepat untuk penggunaan umum,
sedangkan proyeksi digunakan secara terbatas oleh suatu entitas atau oleh entitas dan
pihak ketiga dimana entitas itu bernegosiasi secara langsung.
Seorang akuntan publik dapat menerima penugasan untuk melaksanakan salah
satu dari tiga jenis jasa berkenaan dengan laporan keuangan prospektif bila penggunaan
oleh pihak ketiga telah diantisipasi; (1) kompilasi (penyiapan), (2) pemeriksaan, dan (3)
penerapan prosedur yang disepakati bersama. Suatu penugasan untuk mengkompilasi
informasi prospektif merupakan jasa akuntansi kepada klien dan akan dibahas nanti
dalam bab ini. Jenis jasa ini tidak menghasilkan pernyataan setiap keyakinan (positif atau
negatif) atas laporan prospektif. Jenis jasa lainnya merupakan penugasan atestasi dimana
akuntan publik harus memenuhi sebelas standar atestasi.

Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Prospektif


AT200.27 menunjukkan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
melibatkan (1) evaluasi atas penyiapan dan pendukung yang mendasari asumsi-asumsi
laporan keuangan prospektif, (2) penentuan apakah penyajian laporan tersebut telah
sesuai dengan pedoman penyajian yang ditetapkan dalam AICPA Guide for Prospective
Financial Statements, dan (3) penerbitan laporan pemeriksaan.

e. Laporan Standar Atas Laporan Keuangan Prospektif

AT 200.31 menetapkan bahwa laporan standar akuntan publik atas pemeriksaan laporan
keuangan prospektif harus mencakup :

 Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan.


 Suatu pernyataan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif telah
dilakukan sesuai dengan standar AICPA dan uraian singkat tentang sifat pemeriksaan
tersebut.
 Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif telah disajikan sesuai dengan
pedoman penyajian AICPA dan asumsi yang mendasarinya telah memberikan dasar
yang memadai untuk membuat prakiraan atau dasar yang layak untuk menetapkan
proyeksi menurut asumsi-asumsi hipotetis.
 Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak dapat tercapai.
 Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutakhirkan laporan tentang peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal
laporan.

Kata-kata yang disarankan dalam laporan standar atas pemeriksaan prakiraan keuangan
diperagakan pada Gambar 21-9.

Gambar 21-9 ■ Laporan Standar Akuntan atas Pemeriksaan Prakiraan Keuangan


Kami telah memeriksa neraca prakiraan XYZ Company per 31 Desember 20XX, serta
laporan laba rugi, laba ditahan, dan laporan arus kas terlampir untuk tahun yang berakhir
pada tanggal terebut. Pemeriksaan telah kami lakukan sesuai dengan standar pemeriksaan
prakiraan yang ditetapkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants, dan
dengan demikian, meliputi prosedur yang kami anggap perlu untuk mengevaluasi baik
asumsi yang digunakan oleh manajemen maupun penyusunan serta penyajian prakiraan
tersebut.
Menurut pendapat kami, prakiraan terlampir telah diajikan sesuai dengan pedoman
penyajian prakiraan yang ditetapkan oleh American Institute of Certified Publik
Accountants, dan asumsi yang mendasarinya memberikan dasar yang layak untuk
prakiraan manajemen. Meskipun demikian, biasanya terdapat perbedaan antara hasil
yang diperkirakan dan hasil aktual, karena peristiwa dan situasi sering tidak terjadi
sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan itu mungkin material. Kami tidak
bertanggung jawab memutakhirkan laporan ini untuk peristiwa dan situasi yang terjadi
sesudah tanggal laporan ini.

Sumber : Boynton (2003 : 420)

Dalam melaporkan proyeksi keuangan, akuntan publik (CPA) harus menyatakan


pendapat tentang apakah asumsi-asumsi itu memberikan dasar yang layak untuk
menetapkan proyeksi menurut asumsi-asumsi hipotetis tersebut. Selain itu, AT 200.33
juga menunjukkan bahwa laporan standar harus memuat paragraf penjelasan yang
menyatakan tujuan serta penggunaan yang terbatas atas data dan laporan, sebagai berikut:

Proyeksi terlampir dan laporan ini telah disiapkan untuk [menyatakan tujuan
khusus, misalnya, “DEF National Bank dengan tujuan merundingkan pinjaman
untuk memperluas pabrik XYZ Company”] dan tidak boleh digunakan untuk
tujuan lain.

Laporan akuntan harus diberi tanggal pada saat penyelesaian pemeriksaan.

f. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR

Seperti dalam kasus laporan tentang laporan keuangan historis, jenis-jenis pendapat
lain dapat dinyatakan pada laporan keuangan prospektif. Situasi dan pengaruhnya
terhadap pendapat akuntan publik adalah sebagai berikut :

 Jika laporan keuangan prospektif menyimpang dari pedoman penyajian AICPA, maka
pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak wajar harus dinyatakan.
 Jika penyimpangan dari pedoman AICPA adalah karena kelalaian mengungkapkan
asumsi-asumsi yang signifikan, maka pendapat tidak wajar harus dinyatakan.
 Jika satu atau lebih asumsi yang signifikan tidak memberikan dasar yang layak untuk
prakiraan, atau untuk proyeksi, berdasarkan asumsi-asumsi hipotesis, maka pendapat
tidak wajar harus dinyatakan.
 Jika pemeriksaan akuntan tidak mencakup semua prosedur yang dipandang perlu
dalam situasi itu, maka penolakan memberikan pendapat harus dinyatakan.

Dalam setiap kasus, laporan itu harus memuat paragraf penjelasan yang menguraikan
situasi-situasinya.

1. Penerapan Prosedur yang Disepakati Bersama


AT200.50 menyatakan bahwa seorang akuntan dapat melaksanakan penugasan atestasi
dengan prosedur yang disepakati bersama atas laporan keuangan prospektif asalkan :
 Akuntan itu independen.
 Akuntan dan pemakai yang ditentukan setuju dengan prosedur yang dilaksanakan atau
akan dilaksanakan oleh akuntan.
 Pemakai yang ditentukan memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang
disepakati bersama untuk tujuan mereka.
 Laporan keuangan prospektif mencakup suatu ikhtisar dari asumsi-asumsi yang
signifikan.
 Laporan keuangan prospektif dimana prosedur itu akan diterapkan merupakan pokok
dari estimasi dan pengukuran yang cukup konsisten.
 Kriteria yang akan digunakan dalam penentuan temuan-temuan telah disetujui diantara
akuntan dan pemakai yang ditentukan.
 Prosedur yang akan diterapkan pada laporan keuangan prospektif diperkirakan akan
menghasilkan temuan-temuan yang cukup konsisten dengan menggunakan kriteria itu.
 Bukti-bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif dimana prosedur itu
akan diterapkan diperkirakan ada untuk memberikan dasar yang memadai guna
menyatakan temuan-temuan ini dalam laporan akuntan.
 Apabila dapat diterapkan ada uraian dari setiap batas materialitas yang disetujui
bersama untuk tujuan pelaporan.
 Penggunaan laporan itu dibatasi pada pemakai yang ditentukan.

Pembatasan ini serupa dengan hal-hal yang berkaitan dengan penugasan prosedur yang
disepakati bersama lainnya dan telah dirancang guna menghindari setiap salah pengertian
tentang keyakinan yang diberikan oleh penugasan itu. Akuntan harus menjelaskan kepada
pemakai yang ditentukan bahwa dalam suatu penugasan suatu prosedur yang disepakati
bersama, mereka harus bertanggung jawab atas kecukupan prosedur yang disepakati
bersama. Laporan itu juga secara jelas terbatas hanya pada pihak-pihak yang namanya
tercantum dalam laporan.

2. Kompilasi
Suatu penugasan kompilasi dimaksudkan untuk membantu manajemen dalam penyiapan
prakiraan atau proyeksi, tetapi tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas
laporan keuangan prospektif, atau asumsi yang mendasari laporan tersebut. Prosedur yang
ditempuh akuntan publik untuk mengkompilasi suatu prakiraan atau proyeksi digariskan
dalam AT 200.68 dan mencakup hal-hal berikut :
 Tetapkan pemahaman dengan klien mengenai jasa yang akan dilaksanakan.
 Tanyakan mengenai prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan prospektif.
 Tanyakan bagaimana pihak yang bertanggung jawab mengidentifikasi faktor-faktor
kunci dan mengembangkan asumsi-asumsinya.
 Buatlah daftar asumsi-asumsi signifikan dari pihak yang bertanggung jawab yang
memberikan dasar untuk laporan keuangan prospektif, dan pertimbangkan apakah ada
penghilangan yang nyata mengingat faktor-faktor kunci di mana hasil-hasil prospektif
entitas tampak bergantung.
 Pertimbangkan apakah ada inkonsistensi internal yang jelas dalam asumsi-asumsi itu.
 Lakukan, atau uji ketepatan matematis, perhitungan yang menjabarkan asumsi ke
dalam laporan keuangan prospektif.
 Bacalah laporan keuangan prospektif, termasuk ikhtisar asumsi signifikan, dan
pertimbangkan apakah (1) laporan itu, termasuk pengungkapan asumsi dan kebijakan
akuntansi, tidak disajikan sesuai dengan pedoman penyajian AICPA untuk laporan
keuangan prospektif dan (2) laporan itu, termasuk ikhtisar asumsi yang signifikan,
tampak jelas tidak tepat dalam kaitannya dengan pengetahuan akuntan atas entitas itu,
industrinya, dan kondisi yang diharapkan serta tindakan dalam periode prospektif.
Karena terbatasnya prosedur yang dilaksanakan, suatu kompilasi tidak
memberikan keyakinan bahwa akuntan publik akan mengetahui hal-hal signifikan yang
mungkin terungkap melalui penugasan pemeriksaan atau prosedur yang disepakati
bersama. Selanjutnya, ikhtisar asumsi yang signifikan sangat penting bagi pemahaman
para pembaca atas laporan keuangan prospektif. Oleh karena itu, akuntan publik tidak
boleh mengkompilasi laporan keuangan prospektif yang tidak memuat pengungkapan
ikhtisar asumsi yang signifikan.
Laporan standar akuntan atas kompilasi laporan keuangan prospektif harus
mencakup (AT 200.16) :
 Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
 Suatu pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan prospektif
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh American Institute of Certified Public
Accountants.
 Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam lingkup dan tidak memungkinkan
untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan
prospektif atau asumsi-asumsinya.
 Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak tercapai.
 Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutakhirkan laporan peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal laporan.

g. Pelaporan Atas Pengendalian Internal


Berbagai faktor telah menyebabkan berkembangnya pengakuan akan pentingnya
pengendalian internal suatu entitas. Bersamaan dengan berkembangnya pengakuan ini,
meningkat pula kepentingan pihak investor, pemerintah, serta pihak lainnya agar
manajemen menerbitkan asersi tertulis tentang pengendalian internal entitas dan agar
akuntan independen melakukan atestasi pada asersi manajemen. AICPA telah
merekomendasikan agar perusahaan publik disyaratkan untuk menerbitkan laporan
tersebut, termasuk atestasi akuntan independen.
AT 400 memberikan pedoman mengenai penugasan untuk memeriksa dan
melaporkan asersi manajemen tentang setiap aspek berikut dari pengendalian internal atas
pelaporan keuangan entitas :
 Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas
 Rancangan dan efektivitas dari segmen pengendalian intenal entitas
 Kecocokan rancangan dari pengendalian internal entitas.
 Rancanan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah.

Di samping melaksanakan jasa pemeriksaan atas jenis-jenis asersi di atas, akuntan


independen juga dapat melaksanakan lebih banyak penugasan prosedur yang disepakati
bersama yang terbatas dalam situasi tertentu. Akan tetapi, AT 400 melarang pelaksanaan
jasa review atau menerbitkan keyakinan negatif atas asersi manajemen tentang efektivitas
pengendalian internal.

1. Kondisi-Kondisi untuk Pelaksanaan Penugasan


Seorang akuntan independen harus melaksanakan jenis-jenis penugasan terdahulu hanya
bila manajemen (1) menerima tanggung jawab atas efektivitas pengendalian internal
entitas itu, (2) mengevaluasi efektivitas pengendalian internalnya dengan menggunakan
kriteria yang layak yang ditetapkan oleh lembaga yang diakui, dan (3) mengacu kriteria
itu dalam laporan yang memuat asersi tertulisnya. Selain itu, bukti yang mencukupi harus
ada atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi manajemen. Kriteria yang layak
mencakup kriteria yang dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations
(COSO) sebagai mana yang disajikan dalam laporannya yang berjudul Internal
Control─Integrated Framework. AT 400 mencatat bahwa beberapa kriteria, seperti yang
ditetapkan oleh lembaga pemerintah tertentu, hanya layak bagi pihak-pihak yang
berpartisipasi dalam penetapannya. Dalam kasus demikian, laporan akuntan harus
dimodifikasi untuk memasukkan pembatasan distribusi laporan kepada pihak-pihak yang
terlibat saja.

2. Merencanakan dan Melaksanakan Penugasan


Walaupun terdapat banyak kemiripan dalam metodologi untuk mempertimbangkan
pengendalian internal pada audit atas laporan keuangan dan ketika melaksanakan suatu
penugasan untuk memeriksa asersi tertulis manajemen tentang efektivitas pengendalian
internal, namun hal yang terakhir ini jauh lebih luas. Sebagai contoh, dalam suatu audit,
pengujian pengendalian hanya perlu dilakukan atas kebijakan dan prosedur pengendalian
apabila auditor menilai risiko pengendalian berada di bawah maksimum sebagai bagian
dari strategi untuk mengurangi pengujian substantif. Dalam suatu penugasan untuk
memeriksa asersi manajemen tentang pengendalian internal, pengujian pengendalian
tergantung pada sifat asersi dan kriteria yang disebutkan oleh manajemen dalam laporan
yang berisi asersi tersebut. Periode waktu yang tercakup oleh pengujian pengendalian,
yang merupakan periode audit keseluruhan dalam suatu audit atas laporan keuangan, juga
dapat bervariasi berdasarkan sifat asersi dalam pemeriksaan menurut AT 400. Akan
tetapi, baik dalam audit maupun pemeriksaan suatu pemahaman atas pengendalian
internal harus diperoleh, dan setiap kondisi yang dapat dilaporkan serta kelemahan
material yang timbul dari pemahaman atau pengujian pengendalian harus
dikomunikasikan kepada komite audit. AT400 memuat pedoman ekstensif tentang
penanganan berbagai situasi yang dapat timbul dalam suatu pemeriksaan atas beberapa
jenis asersi manajemen mengenai pengendalian internal entitas yang disebutkan
sebelumnya.
3. Laporan Akuntan
Paragraf pertama mencakup tanggal yang berlaku untuk asersi manajemen itu, paragraf
kedua menguraikan lingkup dan sifat pemeriksaan akuntan, paragraf ketiga menyatakan
peringatan mengenai keterbatasan inheren dari setiap pengendalian internal, dan paragraf
keempat memuat pernyataan pendapat yang positif AT400 memberikan pedoman tentang
berbagai situasi yang memerlukan modifikasi dari laporan standar ini.

g. Atestasi Ketaatan
Bidang lain di mana akuntan publik semakin diperlukan oleh lembaga pemerintah dan
pihak lain untuk melaksanakan jasa tambahan adalah ketaatan suatu entitas terhadap
persyaratan tertentu seperti hukum, peraturan, kontrak, aturan, atau hibah. Persyaratan ini
dapat bersifat keuangan atau nonkeuangan. Sebagai contoh, Federal Depository Insurance
Corporation Improvement Act tahun 1991 (FDICIA), mempersyaratkan bahwa lembaga
simpan pinjam tertentu yang diasuransikan untuk menugaskan akuntan independen guna
melaksanakan prosedur yang disepakati bersama ketika menguji ketaatan lembaga
tersebut terhadap undang-undang serta peraturan “keamanan dan kesehatan” yang
dirancang FDIC. Contoh untuk hal yang bersifat nonkeuangan adalah persyaratan
Environmental Protection Agency (EPA) bahwa entitas tertentu menugaskan akuntan
independen untuk melaksanakan prosedur yang disepakati bersama mengenai ketaatan
terhadap peraturan EPA, yaitu bensin yang digunakan paling sedikit harus mengandung 2
% oksigen.

1. Penugasan Prosedur yang Disepakati Bersama


AICPA mengeluarkan Compliance Attestation (AT 500) dalam memberikan pedoman
kepada akuntan publik yang bertugas untuk melaksanakan prosedur yang disepakati
bersama atas asersi tertulis manajemen tentang (1) ketaatan entitas terhadap persyaratan
tertentu, (2) efektivitas pengendalian internal entitas atas ketaatan (yakni, proses di mana
manajemen akan mendapatkan keyakinan yang layak mengenai ketaatan terhadap
persyaratan tertentu), (3) keduanya. Untuk mengurangi risiko salah pengertian antara
pemakai dan akuntan independen, penugasan tersebut harus dilaksanakan hanya apabila
kondisi-kondisi berikut terpenuhi: (1) manajemen menerima tanggung jawab atas
ketaatan entitas terhadap persyaratan tertentu dan efektivitas pengendalian internal entitas
atas ketaatan, (2) manajemen mengevaluasi ketaatan entitas terhadap persyaratan tertentu
dan efektivitas pengendalian internal, (3) manajemen memberikan kepada para praktisi
asersi tertulisnya tentang ketaatan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang
efektivitas pengendalian internal entitas atas ketaatan.
Dalam penugasan prosedur yang disepakati bersama, klien dan pemakai laporan
menetapkan prosedur yang akan dilaksanakan. Laporan akuntan publik harus memuat
unsur-unsur berikut (AT 506.23).
 Suatu judul yang memuat kata independen.
 Identifikasi dari pemakai yang ditentukan.
 Suatu referensi ke atau pernyataan asersi manajemen tentang ketaatan entitas terhadap
persyaratan tertentu, atau tentang efektivitas pengendalian entitas atas ketaatan,
termasuk periode atau titik waktu yang dikemukakan dalam asersi manajemen, dan
sifat penugasan.
 Suatu pernyataan bahwa prosedur, yang telah disepakati oleh pemakai tertentu yang
diidentifikasi dalam laporan, telah dilaksanakan untuk membantu pemakai dalam
mengevaluasi ketaatan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas
pengendalian internalnya atas ketaatan, atau asersi manajemen atas hal itu.
 Suatu referensi ke standar atestasi yang ditetapkan oleh American Institute of Certified
Public Accountants.
 Suatu pernyataan bahwa kecukupan prosedur itu merupakan tanggung jawab pemakai
yang ditentukan dan penolakan untuk penerima tanggung jawab atas kecukupan
prosedur itu.
 Suatu daftar prosedur yang dilaksanakan (atau referensi) dan temuan yang berkaitan.
Para praktisi tidak boleh memberikan keyakinan negatif.
 Apabila dapat diterapkan, uraikan setiap batas materialitas yang disepakati bersama.
 Suatu pernyataan bahwa para praktisi tidak bertugas untuk, dan tidak, melaksanakan
pemeriksaan atas asersi manajemen tentang ketaatan terhadap persyaratan tertentu atau
tentang efektivitas pengendalian internal entitas atas ketaatan, penolakan memberikan
pendapat atas hal itu, dan pernyataan bahwa jika para praktisi telah melaksanakan
prosedur tambahan, maka hal-hal lain yang dapat menarik perhatiannya harus
dilaporkan.
 Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan itu
dimaksudkan hanya untuk digunakan oleh pemakai tertentu. Jika laporan itu
merupakan catatan publik, maka para praktisi harus memuat kalimat berikut: “Akan
tetapi, laporan ini merupakan catatan publik dan pembagiannya tidak terbatas.”
 Apabila dapat diterapkan, uraikan sifat bantuan yang diberikan oleh seorang spesialis.

2. Penugasan Pemeriksaan
AT 500, Compliances Attestation, memungkinkan penugasan pemeriksaan yang
menghasilkan suatu pernyataan pendapat dari akuntan independen atas ketaatan apabila
kondisi-kondisi tambahan tertentu terpenuhi, tetapi penugasan prosedur yang disepakati
bersama juga dianjurkan karena lebih cocok dengan kebutuhan pemakai. Karena dalam
melakukan pemeriksaan akuntan independen menentukan prosedur yang akan
dilaksanakan dan bukti yang diperlukan guna memberikan dasar yang layak untuk
menyatakan suatu pendapat, maka penugasan ini dapat melibatkan kerumitan yang lebih
besar dalam menetapkan tingkat materialitas dan dalam menilai serta mencapai
komponen risiko inheren, pengendalian, dan deteksi dari risiko atestasi.
AT 500 tidak berlaku pada situasi di mana auditor melaporkan ketaatan terhadap
persyaratan tertentu hanya berdasarkan audit atas laporan keuangan seperti yang dibahas
dalam subbagian terdahulu dengan judul “Laporan Khusus”.

h. Pembahasan Dan Analisis Manajemen


AT 700, Management’s Discussions and Analysis (MD&A), menyatakan bahwa
penyajian pembahasan dan analisis manajemen merupakan asersi tertulis dimana suatu
penugasan atestasi dapat dilaksanakan. Seorang akuntan publik dapat menerbitkan suatu
laporan pemeriksaan atau review atas MD&A. Review atas tingkat keyakinan bahwa
tidak ada yang menarik perhatian akuntan publik yang menyebabkan akuntan publik itu
merasa yakin bahwa MD&A menyesatkan telah semakin lazim dalam praktek dewasa ini
dan akan dibahas dalam bab ini. Tujuan dari penugasan review adalah mengumpulkan
cukup bukti guna memberi para praktisi suatu dasar pelaporan apakah setiap informasi
yang menarik perhatian praktisi mengakibatkan ia yakin bahwa:
 Penyajian MD&A tidak memasukkan, dalam semua hal yang material, unsur yang
disyaratkan dari aturan atau peraturan yang digunakan oleh SEC.
 Jumlah keuangan historis yang termasuk di dalamnya belum diturunkan secara akurat,
dalam semua hal yang material, dari laporan keuangan entitas.
 Informasi, penentuan, estimasi, dan asumsi yang mendasari entitas tersebut tidak
memberikan dasar yang memadai untuk pengungkapan yang terkandung di dalamnya.

Dalam melaksanakan suatu penugasan review, akuntan harus mendapatkan


pemahaman tentang aturan serta peraturan yang digunakan oleh SEC untuk MD&A dan
metode manajemen dalam menyiapkan MD&A. Di samping itu, akuntan juga harus
mengembangkan keseluruhan strategi untuk penugasan review, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti industri tempat entitas itu beroperasi (misalnya,
praktik laporan keuangan, kondisi ekonomi, atau perubahan teknologi) serta hal-hal yang
berkaitan dengan bisnis entitas itu (misalnya, organisasinya, karakteristik operasi,
struktur modal, dan metode distribusi). Akuntan harus mempertimbangkan bagian yang
relevan dari pengendalian internal entitas yang dapat diterapkan untuk menyiapkan
MD&A, menerapkan prosedur analitis, mengajukan pertanyaan kepada manajemen dan
pihak lain, mempertimbangkan pengaruh peristiwa kemudian, serta mendapatkan
representasi tertulis dari manajemen. Berdasarkan prosedur-prosedur ini, akuntan harus
membuat kesimpulan mengenai apakah suatu informasi menarik perhatiannya yang
mengakibatkan dia yakin bahwa tujuan yang ditetapkan dalam paragraf sebelumnya tidak
tercapai.
Agar seorang akuntan publik dapat menerbitkan laporan tentang review atas
MD&A untuk periode tahunan, laporan keuangan dari periode-periode yang tercakup
oleh penyajian MD&A dan laporan auditor yang berkaitan harus menyertai penyajian
MD&A itu. Laporan review akuntan publik harus memuat unsur-unsur berikut (AT
700.86):
 Suatu judul yang memuat kata independen.
 Suatu identifikasi dari penyajian MD&A termasuk periode yang tercakup.
 Suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyiapan MD&A itu
sesuai dengan aturan dan peraturan yang digunakan oleh SEC.
 Suatu referensi ke laporan auditor mengenai laporan keuangan yang berkaitan, dan
jika laporan itu bukan merupakan laporan standar, maka alasannya bersifat substantif.
 Suatu pernyataan bahwa review telah dilakukan sesuai dengan standar atestasi yang
ditetapkan oleh AICPA.
 Suatu uraian mengenai prosedur review MD&A.
 Suatu pernyataan bahwa atas MD&A secara substansial lebih kecil lingkupnya
daripada pemeriksaan, yang bertujuan menyatakan pendapat mengenai penyajian
MD&A, dan dengan demikian, tidak ada pendapat seperti itu dinyatakan.
 Suatu paragraf yang menyatakan bahwa (1) penyiapan MD&A mengharuskan
manajemen untuk menginterpretasi kriteria, menentukan relevansi informasi yang
disertakan, dan membuat estimasi serta asumsi yang mempengaruhi informasi yang
dilaporkan, dan (2) hasil aktual di masa depan mungkin berbeda secara material
dengan penilaian manajemen saat ini atas informasi mengenai estimasi dampak masa
depan dari transaksi serta peristiwa yang terjadi atau diharapkan terjadi, sumber
likuiditas dan sumber daya modal yang diharapkan, tren operasi, komitmen, serta
ketidakpastian.
 Jika entitas merupakan entitas nonpublik maka pernyataan bahwa meskipun entitas itu
tidak terkena aturan atau peraturan SEC, namun penyajian MD&A dianggap sebagai
penyajian yang sesuai dengan aturan dan peraturan yang digunakan oleh SEC.
 Suatu pernyataan tentang apakah setiap informasi yang menarik perhatian praktisi
mengakibatkan dia yakin bahwa (1) penyajian MD&A tidak memasukkan, dalam
semua hal yang material, unsur yang diperlukan sesuai dengan aturan dan peraturan
yang digunakan oleh SEC, (2) jumlah keuangan historis yang termasuk di dalamnya
belum diturunkan secara tepat, dalam semua hal yang material, dari laporan keuangan
entitas itu, atau (3) informasi, bantuan, estimasi, dan asumsi yang mendasari entitas itu
tidak memberikan dasar yang memadai untuk pengungkapan yang termasuk di
dalamnya.
 Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan kepada pihak-pihak yang
ditetapkan, jika entitas itu merupakan entitas publik, atau entitas nonpublik yang
melakukan atau telah menawarkan sekuritas ke bursa saham, dan sekuritas itu
kemudian terdaftar atau harus didaftarkan pada SEC atau lembaga regulator lain
(misalnya, penawaran sekuritas tertentu menurut Rule 144A dari undang-undang tahun
1933 yang isinya sesuai dengan Regulation S-K), karena sekuritas itu tidak
dimaksudkan untuk didaftarkan pada SEC sebagai laporan menurut undang-undang
tahun 1933 atau undang-undang tahun 1934.

D. JASA AKUNTANSI DAN REVIEW

Statements on Standards for Accounting and Reviews Service (SSARSs)


dikembangkan pertama kali pada tahun 1979 ketika akuntan publik (CPA) hanya dapat
memberikan dua tingkat keyakinan atas laporan keuangan. Akuntan publik dapat
mengaudit laporan keuangan, memberikan keyakinan layak bahwa laporan keuangan itu
telah bebas dari salah saji yang material, atau tidak memberikan keyakinan tentang
apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang meterial dalam bentuk laporan
keuangan yang belum diaudit. Jasa review SSARSs semula dikembangkan sebagai
alternatif biaya yang lebih rendah dan keyakinan yang lebih rendah dari suatu audit atas
laporan keuangan perusahaan non publik.
Kondifikasi Statements on Standard for Accounting Reviews Service dirujuk oleh
nomor seksi AR yang berkaitan dengan jasa akuntansi dan review. AR 100.04
mendefinisikan perusahaan nonpublik sebagai suatu entitas selain dari (a) perusahaan
yang sekuritasnya diperdagangkan di pasar umum baik pada bursa saham (domestik atau
luar negeri) maupun di pasar over-the-counter, termasuk sekuritas yang hanya dikutip
secara lokal atau regional, (b) perusahaan yang mendaftar pada lembaga pemerintah
dalam persiapan untuk melakukan penjualan setiap kelas sekuritasnya di pasar umum,
atau (c) anak perusahaan, perusahaan joint venture, atau entitas lain yang dikendalikan
oleh suatu entitas yang tercakup dalam (a) dan (b). SSARSs juga memberikan pedoman
tentang pelaporan laporan keuangan pribadi, dan memuat pengecualian untuk penyiapan
laporan keuangan pribadi yang termasuk dalam rencana keuangan pribadi yang disiapkan
oleh seorang akuntan.
Dalam setiap penugasan yang dilaksanakan menurut SSARSs, akuntan harus
menetapkan suatu pemahaman atas entitas bersangkutan, lebih baik dalam bentuk tertulis,
mengenai jasa-jasa yang akan dilaksanakan. Jasa-jasa ini jauh lebih kecil dari audit.
Dengan demikian, pemahaman itu juga harus menentukan:
 Bahwa penugasan itu tidak dapat diandalkan untuk mengungkapkan kekeliruan,
kecurangan, atau tindakan melawan hukum.
 Bahwa akuntan akan memberi tahu tingkat manajemen yang tepat setiap kekeliruan
material yang menarik perhatiannya dan setiap kecurangan atau tindakan melawan
hukum yang menarik perhatiannya, kecuali hal itu jelas tidak berkaitan.

a. Review Atas Laporan Keuangan


Tujuan dari penugasan review (review engagement) atas laporan keuangan perusahaan
nonpublik adalah melaksanakan tanya-jawab dan prosedur analitis, yang memberikan
akuntan dasar memadai guna menyatakan keyakinan yang terbatas bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dibuat pada laporan agar sesuai dengan GAAP (atau
OCBOA, jika dapat diterapkan).
Prosedur yang ditempuh akuntan itu terutama didasarkan pada pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis. Akuntan harus mempunyai pengetahuan tentang prinsip
dan praktik akuntansi yang digunakan oleh industri serta pengetahuan tentang perusahaan
itu, organisasi dan karakteristik operasinya, serta sifat aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban yang mendukung penggunaan pengajuan pertanyaan serta prosedur analitis secara
efektif. Pengetahuan tentang perusahaan seringkali meliputi pemahaman atas produk dan
jasa entitas itu serta karakteristik operasi yang penting dari organisasinya. Prosedur
analitis yang ditempuh serupa dengan dilaksanakan pada tahap perencanaan audit.
Akuntan biasanya memusatkan perhatian pada pemahaman atas strategi entitas dengan
mengajukan pertanyaan mengenai tindakan yang akan diambil dalam rapat dewan
komisaris. Selanjutnya, akuntan mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang
mempunyai tanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi tentang prinsip
akuntansi entitas itu, serta sistem akuntansi untuk transaksi dan untuk mengembangkan
informasi bagi laporan keuangan, serta masalah-masalah seperti perubahan aktiva bisnis
entitas atau praktik akuntansi atau tentang peristiwa kemudian.

b. Kompilasi Laporan Keuangan


Tujuan dari penugasan kompilasi (compilation engagement) adalah menyajikan dalam
bentuk informasi laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen, tanpa harus
menyatakan suatu keyakinan atas laporan itu. Akuntan publik juga melaksanakan jenis
jasa yang sama untuk perusahaan kecil yang dapat dilaksanakan oleh seorang pejabat
keuangan kepala atau kontroler dalam menyiapkan informasi untuk manajeman
perusahaan besar. Penugasan kompilasi diarahkan guna membantu manajeman dalam
penyiapan informasi keuangan-bukan memberikan keyakinan tentang apakah informasi
itu telah bebas dari salah saji yang material. Akibatnya, penting bagi auditor untuk
mendapatkan pemahamn dengan klien mengenai tujuan dari penugasan itu dan fakta
bahwa kompilasi tidak dapat diandalkan untuk menemukan kesalahan atau kecurangan.
Prosedur yang ditempuh akuntan berkaitan dengan penugasan kompilasi
diarahkan untuk menyiapkan informasi, bukan memberikan keyakinan tentang informasi
itu. Ketika melaksanakan kompilasi, AR 100.12 menyatakan bahwa akuntan tidak wajib
untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lain guna memverifikasi,
mendukung, atau mereview informasi yang diberikan oleh entitas itu. Akan tetapi,
akuntan mungkin telah mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lainnya.
Hasil dari pengajuan pertanyaan atau prosedur tersebut, berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dari penugasan sebelumnya, atau dari laporan keuangannya sendiri dapat
menyebabkan akuntan menyadari bahwa informasi yang diberikan oleh entitas adalah
tidak benar, tidak lengkap atau sebaliknya tidak memuaskan untuk tujuan kompilasi
laporan keuangan. Dalam situasi ini, akuntan harus memperoleh informasi tambahan atau
yang direvisi, maka akuntan harus dipertimbangkan apakah modifikasi atas laporan
standarnya telah memadai untuk mengungkapkan penyimpangan itu, atau apakah ia harus
menarik diri dari penugasan kompilasi.
Accounting and Review Service Committee sedang mengevaluasi exposure draft
yang memungkinkan akuntan untuk mengevaluasi risiko bahwa pihak ketiga akan
menggunakan laporan keuangan yang dikompilasi. Menurut exposure draft itu, apabila
auditor menjawab bahwa ada sedikit risiko pihak ketiga menggunakan laporan keuangan
itu, akuntan dapat
 Menerbitkan laporan kompilasi.
 Mendapatkan surat penugasan yang ditandatangani oleh manajemen yang
mendokumentasikan suatu pemahamn dengan entitas mengenai jasa yang akan
dilaksanakan.
 Mengeluarkan surat kepada manajemen yang mendokumentasikan pemahaman dengan
entitas tentang jasa yang akan dilaksanakan.

E. PERTIMBANGAN LAIN

Perubahan penugasan

Menurut Boynton (2003 : 437) Pada saat memberikan jasa profesional, seorang akuntan
publik dapat diminta untuk mengubah satu jenis jasa ke yang lain. Suatu perubahan merupakan
langkah naik bila hal itu menghasilkan tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada yang semula
disepakati (misalnya, perubahan dari kompilasi menjadi review atau dari review menjadi audit.
Akuntan publik dapat menyetujui apabila (1) terdapatbukti yang mencukupi untuk mendukung
tingkat keyakinan yang lebib tinggi dan (2) kemungkinan besar penugasan yang direvisi tampak
dapat diselesaikan sesuai dengan standar profesional. Faktor-faktor yang membatasi akuntan
publik dapat beruupa ketersesdiaan personil dan pertimbangan praktisi yang bertalian dengan
penetapan waktu pekerjaan.

LATIHAN
1. Apakah tujuan dari penugasan review atas laporan keuangan entitas nonpublik ?
2. Gambarkan laporan akuntan untuk review atas laporan keuangan entitas nonpublik
3. Apa tujuan dari penugasan kompilasi atas laporan keuangan entitas nonpublik?
4. Bedakan antara perubahan penugasa “langkah naik” dan “ langkah turun” serta jelaskan
kapan perubahan itu dapat diterima

RANGKUMAN
Akuntan publik memiliki standar profesional yang mengatur segala seluk beluk dan
menjadi panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. Dimana SPAP atau
Standar Profesional Akuntan Publik dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan terdiri dari 6 tipe standar
profesional yang terdiri dari:
a.    Standar Auditing
b.   Standar Atestasi
c.    Standar Jasa Akuntansi dan Review
d.   Standar Jasa Konsultansi
e.    Standar Pengendalian Mutu

Salah satu dari keenam tipe standar profesional tersebut adalah mengenai Standar Jasa
Akuntansi dan Review. Standar jasa dan akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan
Jasa Akuntansi dan Review  (PSAR). Termasuk di dalam pernyataan Pernyataan  Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review 
(IPSAR), yang merupakan Interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan
yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR. IPSAR memberikan jawaban atas pernyataan atau
keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan
perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi
anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib
(mandatory)
Standar Jasa Akuntansi dan Review terdiri dari 3 bagian yaitu
a.    Jasa review
b.   Jasa kompilasi, dan
c.    Laporan Keuangan Komparatif
Selain 6 tipe standar profesional akuntan publik diatas, terdapat jasa akuntansi dan audit yang
bisa diberikan oleh KAP yaitu:
a.    Jasa assurance, dan
b.   Jasa non assurance

TES FORMATIF
1. Jelaskan Standar Jasa Atestasi! (50%)
2. Sebut dan jelaskan 4 tingkat keyakinan terkait dengan penugasan akuntan publik! (50%)

UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT


 Mahasiswa diharap mampu memahami materi dengan baik melalui modul ini serta
menjawab soal-soal latihan dan tes formatif yang ada
 Mahasiswa diharap mampu mencari sumber referensi lain yang mampu menunjang
pemahaman khususnya untuk materi Bab XXV yaitu Jasa akuntan publik lainnya serta
pelaporannya
 Setelah memahami materi ini, jawablah setiap latihan dan tes formatif yang ada. Cocokkan
jawaban tes formatif dengan kunci yang tertera. Apalabila jawaban dinilai telah sesuai 80%,
maka mahasiswa boleh melanjutkan ke materi selanjutnya. Apabila belum, maka mahasiswa
dianjurkan untuk mengulangi materi ini.

KUNCI TES FORMATIF


1. STANDAR ATESTASI
 Standar Umum
1. Penugasan harus dilakukan oleh praktisi dengan pelatihan teknis yang memadai dan
kemahiran dalam fungsi
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh praktisi yang memiliki pengetahuan yang cukup
di bidang ini
3. Praktisi harus melaksanakan penugasan hanya jika ia yakin bahwa pihak yang
berkepentingan dapat dievaluasi sesuai kreteria yang memadai dan sesuai bagi
pengguna
4. Dalam semua hal dalam hal yang berhubungan dengan penugasan, praktisi harus
mempertahankan sikap mental independen
5. Perencanaan dan pelaksanaan penugasan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan
dengan keahlian profesiaonal

 Standar Pekerjaan Lapangan


1. Pekerjaan harus cukup ditencanakan dan juka terdapat asisten, maka harus
disupervisi dengan seksama
2. Bukti yang diperoleh telah cukup untuk memberikan dasar memadai dalam
menyimpulkan pengungkapan dalam laporan
3. Laporan harus menyatakan seluruh persyaratan praktisi mengenai penugasan, pihak
yang berkepentingan dan jika ada, asersi yang menyertainya
4. Laporan tersebut harus menunjukkna habwa penggunaan laporan ini terbatas kepada
pihak tertentu dalam kondisi tertentu

 Standar pelaporan
1. Laporan harus menyatakan semua keberatan yang signifikan mengenai penugasan,
berpihak berkepentingan dan jika ada, asersi yang terkait
2. Laporan tersebut harus menyatakan bahwa penggunaan laporan terbatas kepada
pihak tertentu, dalam keadaan tertentu.

2. TINGKAT KEYAKINAN YANG DIBERIKAN DALAM PENUGASAN

1. Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, dimana tujuan dari penugasan adalah
ernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
2. Tingkat keyakinan reciew, dimana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik ialah
menyataan keyakinan negatif bahwa tidak ada yang menarik perhatiannya yang
menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh manajemen yang diatur
dalam standar profsesional akan menyestakan
3. Prosedur yang disepakati bersama, dimana tujuan dari penugasan ini adalah
memberikan ikhtiar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang disepakati bersaa yang
berlaku atas suatu asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
4. Tidak ada keyakinan, dimana tujuan penugasan adalah membantu manajemen dalam
menyiapkan informasi yang termasuk didalamnya a=suatuasersi yang diatur dalam
standar profesional. Akuntan publik akan menyatakan secara ekplisit bahwa tidak ada
kyakinan yang diberikan dalam laporan yang berkaitan dengan asersi manajemen.
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N. dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing.EdisiKetujuh. Jakarta: PenerbitErlangga.

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta:


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN.

Anda mungkin juga menyukai