MUSLIANI A031171033
FAHIRA A031171512
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yang menciptakan, mengatur
dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala sesuatu untuk kepetingan dan
kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salam dan salawat semogah terlimpah atau tercurah
kepada junjungan Rasul-Nya Muhammad S.A.W., keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti sunnah-nya sampai akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan modul ini. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi
untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk menambah wawasan.
Selain itu, untuk menambah khazanah keilmuan dan sebagai tolak ukur dosen dalam
memberikan penilaian. Karena modul ini merupakan sebuah tugas individu pada mata kuliah
Pengauditan II.
Penulis menyadari betul bahwa modul ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga
menjadi harapan Penyusun kirannya kritik korektif yang bersifat kontruktif dalam proses revisi
atau perbaikan selanjutnya.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri serta berharap semoga
bimbingan, pertolongan dan perlindungan tetap tercurah untuk mendapat ridha-Nya.
KELOMPOK 6
TINJAUAN MATA KULIAH
3. SASARAN BELAJAR
8 Mid Semester
4. PETUNJUK BELAJAR
Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan II, yang dilengkapi dengan sasaran yang ingin
dicapai, ruang lingkup bahan modul, manfaat modul, latihan-latihan, rangkuman materi, tes
formatif, dan kunci jawaban tes formatif.
JASA-JASA AKUNTAN LAINNYA SERTA PELAPORANNYA
A. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu memahami tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain
2. Mampu memahami penugasan SAS lain
3. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi
4. Mampu memahami jasa akuntansi dan review
5. Mampu memahami perubahan penugasan
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa lain
2. Penugasan SAS lain
3. Penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi
4. Jasa akuntansi dan review
5. Perubahan penugasan
MATERI PEMBELAJARAN
a. Tingkat Keyakinan
Menurut Boynton (2003 : 401) Secara umum, akuntan publik dapat memberikan
empat tingkat keyakinan (level of assurance) yang berbeda berkaitan dengan penugasan.
Keempat tingkat keyakinan dasar itu dapat diuraikan sebagai berikut:
Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, di mana tujuan dari penugasan adalah
pernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional.
Tingkat keyakinan review, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik adalah
menyatakan keyakinan negatif (negative assurance) bahwa tidak ada yang menarik
perhatiannya yang menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh
manajemen yang diatur dalam standar profesional akan menyesatkan.
Prosedur yang disepakati bersama, di mana tujuan dari penugasan bagi akuntan
publik adalah memberikan ikhtisar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang
disepakati bersama yang berlaku atas suatu asersi oleh manajemen yang diatur dalam
standar profesional.Tingkat keyakinan dapat bervariasi tergantung pada prosedur yang
berlaku atas asersi itu.
Tidak ada keyakinan, di mana tujuan dari penugasan adalah membantu manajemen
dalam penyiapan informasi yang termasuk dalam suatu asersi yang diatur oleh standar-
standar profesional. Akuntan publik akan menyatakan secara eksplisit bahwa tidak ada
keyakinan yang diberikan dalam laporannya yang berkaitan dengan asersi manajemen.
Menurut Boynton (2003 : 403) Laporan khusus (special reports) adalah laporan
yang dihasilkan dari audit atas, atau penerapan prosedur yang disepakati bersama atas,
data keuangan historis selain dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan
GAAP. AU 623, Special Reports (SAS 62 & 77), menunjukkan bahwa istilah laporan
khusus berlaku pada laporan auditor atas
Laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan dasar akuntansi komprehensif selain
dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Unsur, akun, atau pos-pos spesifik dari laporan keuangan.
Ketaatan pada aspek-aspek perjanjian kontraktual atau persyaratan peraturan yang
berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit.
Penyajian keuangan agar sesuai dengan perjanjian kontraktual atau ketentuan
peraturan.
Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk atau skedul yang ditetapkan yang
memerlukan bentuk laporan auditor yang ditetapkan.
Laporan khusus berdasarkan audit adalah serupa dengan laporan standar auditor yang
biasanya memuat paragraf pendahuluan, paragraf ruang lingkup, dan paragraf pendapat.
Akan tetapi, laporan khusus mempunyai kata-kata yang berbeda dengan bahasa dalam
laporan standar auditor. Selain itu, laporan khusus “standar” mungkin mempunyai empat
atau bahkan lima paragraf tergantung pada situasinya.
Penggunaan dasar komprehensif lain dari akuntansi (OCBOA) merupakan hal yang
biasa. Banyak perusahaan yang diatur oleh lembaga pemerintah menyelenggarakan akun-
akunnya hanya atas dasar yang ditetapkan oleh lembaga itu. Sebagai contoh, perusahaan
jalan kereta api menggunakan dasar yang sesuai dengan persyaratan dari Interstate
Commerce Commission (ICC); perusahaan umum (entitas publik) menggunakan dasar
yang ditetapkan oleh Federal Energy Regulatory Commission, dan perusahaan asuransi
mengikuti persyaratan akuntansi komisi negara bagian. Di samping itu, banyak
perusahaan kecil dan praktisi pribadi, seperti dokter, ahli hukum, dan akuntan
menggunakan akuntansi berdasarkan pajak penghasilan, kas, atau kas yang dimodifikasi.
Apabila suatu entitas menggunakan dasar selain dari GAAP, maka catatan atas laporan
keuangan harus menyebutkan dasar tersebut.
Kesepuluh GAAS itu seluruhnya berlaku apabila auditor mengaudit dan
melaporkan semua laporan keuangan, tanpa memperhatikan dasar akuntansi yang
digunakan dalam menyiapkan laporan itu. Perbedaan utama dalam kasus ini adalah
bahwa laporan itu tidak dimaksudkan untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan,
dan seterusnya, sesuai dengan GAAP. Meskipun demikian, standar pelaporan pertama
dipenuhi dengan menunjukkan apakah laporan itu disajikan secara wajar sesuai dengan
dasar akuntansi yang digunakan.
Laporan khusus auditor mengenai laporan keuangan yang disiapkan atas dasar
OCBOA harus berisi empat paragraf:
Paragraf pendahuluan yang sama dengan laporan standar auditor kecuali bahwa judul
tersendiri harus digunakan untuk laporan keuangn, seperti laporan aktiva, dan
kewajiban yang timbul dari transaksi kas.
Paragraf ruang lingkup yang sama seperti laporan standar auditor.
Paragraf penjelasan setelah paragraf ruang lingkup yang menyatakan dasar penyajian
dan mengacu pada catatan atas laporan keuangan yang menguraikan dasar akuntansi
keuangan komprehensif selain GAAP.
Paragraf pendapat yang menyatakan pendapat auditor (penolakan memberikan
pendapat) tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan dasar akuntansi yang digunakan.
Untuk memastikan bahwa semua pihak yang ditetapkan memahami prosedur yang
disepakati bersama, dan memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur tersebut,
akuntan biasanya akan berkomunikasi langsung dengan dan mendapatkan pemberitahuan
yang menguatkan atau afirmatif dari setiap pihak yang ditetapkan itu. Tanggung jawab
akuntan dalam prosedur yang disepakati bersama adalah melaksanakan prosedur itu dan
melaporkan temuan sesuai dengan standar umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan
yang berlaku.
Pada tahun 1996, AICPA menertbitkan untuk pertama kali seri baru pernyataan
otoritatif yang berjudul Statements on Standards for Attestation Engagements (SSAEs).
Dengan tujuan memberikan pedoman dan menetapkan kerangka kerja yang luas untuk
pelaksanaan serta pelaporan jasa atestasi, SSAE 1, Attestation Standards (AT 100.1)
mendefinisikan penugasan atestasi sebagai berikut :
Penugasan atestasi (attest engagement) adalah suatu penugasan dimana seorang
praktisi (akuntan publik) bertugas untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang
menyatakan suatu kesimpulan mengenai reliabilitas asersi tertulis yang merupaka
tanggung jawab pihak lain.
Seorang akuntan publik harus menerima hanya penugasan atestasi yang dapat
diselesaikan sesuai dengan standar atestasi yang diuraikan dalam bagian berikut. Dalam
melaksanakan suatu penugasan atestasi, seorang akuntan publik (1) mengumpulkan bukti
untuk mendukung asersi, (2) secara objektif menilai pengukuran serta komunikasi dari
pribadi yang membuat asersi itu, dan (3) melaporkan temuan-temuannya. Jadi, karena hal
itu terutama berkaitan dengan dasar dan dukungan untuk asersi tertulis, maka jasa atestasi
bersifat analitis, kritis, dan investigatif.
Berbagai jasa tidak melibatkan atestasi atas reliabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa-jasa akuntan publik yang tidak
dianggap sebagai penugasan atestasi adalah :
Penugasan konsultasi manajemen dimana para praktisi bertugas memberikan nasihat
atau rekomendasi pada klien.
Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien─misalnya,
mengenai masalah perpajakan yang direview oleh Dinas Perpajakan (IRS).
Penugasan pajak di mana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak atau
memberikan nasihat pajak.
Penugasan di mana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung informasi
yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan atas
reliabilitasnya.
Penugasan di mana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu
klien─misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi
selain laporan keuangan.
Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi ahli
dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya fakta
tertentu yang ditetapkan.
a. Standar Atestasi
Gambar 21-7 ■ Standar Atestasi Dibandingkan dengan GAAS
Standar Audit yang Berlaku Umum
Standar Atestasi
(GAAS)
Standar Umum
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang
seorang praktisi atau lebih yang atau lebih yang mempunyai pelatihan
memiliki pelatihan dan keahlian teknis dan keahlian teknis sebagai seorang
yang cukup dalam fungsi atestasi. auditor.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh 2. Dalam semua hal yang berhubungan
seorang praktisi atau lebih yang dengan penugasan, sikap mental
memiliki pengatahuan yang cukup atas independen harus dipertahankan oleh
hal-hal yang disajikan dalam asersi. auditor.
3. Para praktisi harus melaksanakan suatu 3. Dalam pelaksanaan audit dan
penugasan hanya jika ia mempunyai penyusunan laporan, auditor harus
alasan untuk yakin bahwa dua kondisi menggunakan kemahiran professional
berikut tersedia: dengan cermat dan seksama.
Asersi dapat dievaluasi terhadap
kriteria rasional yang telah ditetapkan
oleh suatu lembaga yang telah diakui.
Asersi itu dapat secara rasional di
estimasi atau diukur secara konsisten
dengan menggunakan kriteria
tersebut.
4. Dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh para praktisi.
5. Dalam pelaksaan penugasan, para
praktisi harus menggunakan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan secara 1. Pekerjaan harus direncanakan secara
tepat dan jika digunakan asisten, harus tepat dan jika digunakan asisten, harus
diawasi dengan semestinya. diawasi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk 2. Pemahaman yang mencukupi atas
memberikan dasar yang layak bagi strukur pengendalian internal harus
keimpulan yang akan dinyatakan dalam diperoleh untuk merencanakan audit dan
laporan. menentukan sifat, waktu, serta luas
pengujian yang harus dilaksanakan.
3. Bukti kompeten yang mencukupi harus
diperoleh melalui inspeksi, observasi,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang layak untuk
memberikan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan hasil audit.
Standar Pelaporan
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang 1. Laporan harus menyatakan apakah
dilaporkan dan menyatakan sifat laporan keuangan telah disajikan sesuai
penugasan tersebut. dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
2. Laporan harus menyatakan kesimpulan berlaku umum.
praktisi mengenai reliabilitas asersi 2. Laporan harus menyebutkan situasi di
berdasarkan kriteria yang ditentukan mana prinsip tersebut tidak secara
atau dinyatakan terhadap hal-hal yang konsisten diobservasi selama periode
diukur. berjalan dalam kaitannya dengan periode
3. Laporan itu harus menyatakan semua sebelumnya.
keberatan praktisi mengenai penugasan 3. Pengungkapan informatif dalam laporan
dan penyajian asersi. keuangan harus dianggap memadai
4. Laporan mengenai suatu penugasan kecuali dinyatakan lain dalam laporan
untuk mengevaluasi asersi yang disusun itu.
sesuai dengan kriteria yang telah 4. Laporan harus memuat pernyataan
disepakati bersama atau mengenai pendapat atas laporan keuangan secara
penugasan untuk menerapkan prosedur keseluruhan, atau suatu asersi bahwa
yang telah disepakati bersama harus pendapat seperti itu tidak dapat
berisi pernyataan yang membatasi dinyatakan. Jika suatu pendapat secara
penggunaan laporan itu hanya pada keseluruhan tidak dapat dinyatakan,
pihak-pihak yang telah menyepakati maka alasannya harus dinyatakan.
kriteria atau prosedur tersebut. Dalam semua kasus dimana auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan,
laporan audit harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan
auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikulnya.
Sumber : Boynton (2003 : 417)
Dalam suatu penugasan atestasi, akuntan publik harus memenuhi sebelas standar atestasi
umum yang disajikan dalam SSAE 1. Standar-standar ini diperlihatkan pada Gambar 21-
7 di mana standar itu dibandingkan dengan standar audit yang berlaku umum (GAAS)
yang sudah kita ketahui.
Seperti ditunjukkan pada gambar tersebut, standar atestasi, seperti halnya GAAS,
diklasifikasikan menjadi tiga kategori: umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan.
Perbandingan standar-standar ini dalam setiap kategori mengungkapkan bahwa standar
atestasi adalah perluasan alami dari GAAS untuk menampung aturan yang lebih luas dari
jasa atestasi. Meskipun demikian, ada beberapa konseptual yang signifikan di antara
kedua perangkat standar itu yang dapat kita amati secara khusus standar atestasi :
Memperluas fungsi atestasi diluar laporan keuangan historis. Jadi, standar itu
menghilangkan referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP.
Memungkinkan akuntan publik memberikan keyakinan atas asersi dibawah tingkat
“pernyataan pendapat positif” yang berkaitan dengan audit laporan keuangan
tradisional.
Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu
berdasarkan “prosedur yang disepakati bersama” dan “penggunaan terbatas” laporan.
Dua standar umum baru (nomor 2 dan 3) menetapkan batas-batas jasa atestasi.
Jenis jasa ini terbatas pada penugasan dimana (1) akuntan publik mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang pokok dari asersi dan (2) asersi itu dapat diukur
secara cukup konsisten dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan atau
dinyatakan. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dalam standar umum, namun
definisi dari suatu penugasan atestasi yang diberikan dalam SSAE 1 mempersyaratkan
bahwa asersi itu harus dalam bentuk tertulis seperti dinyatakan pada bagian terdahulu.
Standar pekerjaan lapangan kedua menurut GAAS mewajibkan auditor untuk
mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal. Standar ini dihilangkan dari standar
pekerjaan lapangan atestasi karena dua alasan :
Apabila mendapatkan suatu pemahaman atas pengendalian internal dapat diterapkan
maka hal itu merupakan aktivitas yang bersangkutan dengan pengumpulan cukup
bukti sebagaimana yang disyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan atestasi kedua.
Perolehan pemahaman atas pengendalian internal tidak dapat diterapkan dalam semua
penugasan atestasi.
Standar pelaporan GAAS yang terpisah berkenaan dengan konsistensi dan
pengungkapan informatif telah diterapkan, dalam standar pelaporan atestasi kedua yang
memerlukan suatu kesimpulan mengenai apakah asersi itu disajikan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan. Standar pelaporan atestasi keempat secara eksplisit mengakui
atribut “penggunaan terbatas” dari banyak laporan atestasi yang menetapkan pembatasan
atas distribusinya.
b. Penugasan Yang Dilaksanakan Menurut Standar Atestasi
Gambar 21-8 ■Ikhtisar Penugasan yang Tercakup oleh Statements on Standards for
Attestation Engagements
Seksi SSAE Sifat Penugasan Atestasi Jenis Keyakinan
Prakiraan dan proyeksi keuangan Pemeriksaan
Prakiraan keuangan adalah suatu laporan Prosedur yang disepakati
keuangan prospektif yang menyajikan, bersama
yang terbaik dari pengetahuan dan
keyakinan pihak yang bertanggung jawab,
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas yang diharapkan dari suatu entitas.
200
Proyeksi keuangan adalah suatu laporan Kompilasi
keuangan prospektif yang menyajikan,
yang terbaik dari pengetahuan dan
keyakinan pihak yang bertanggung jawab,
dengan satu atau lebih asumsi hipotesis,
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas yang diharapkan dari entitas.
Pelaporan Informasi Pro Forma Pemeriksaan
Tujuan dari informasi keuangan pro Review
forma adalah untuk menunjukan apa
pengaruh signifikan yang mungkin terjadi
terhadap informasi keuangan historis
apabila suatu transaksi (atau peristiwa)
300 yang dilaksanakan atau diusulkan terjadi
pada tanggal sebelumnya. Sebagai contoh,
informasi keuangan pro forma biasanya
digunakan untuk menunjukan pengaruh
transaksi seperti penggabungan usaha, atau
disposisi bagian yang signifikan dari
perusahaan.
400 Pelaporan tentang Pengendalian Internal Pemeriksaan
Entitas─Seksi ini memberikan pedoman
mengenai:
Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi Prosedur yang disepakati
oleh seorang praktisi untuk memeriksa bersama
asersi manajemen tentang efektivitas
pengendalian internal entitas, termasuk
larangan untuk menerima penugasan
mereview asersi manajemen tersebut.
Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang rancangan dan
efektifitas operasi dari pengendalian
internal entitas, termasuk segmen
pengendalian internal entitas.
Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang kesesuaian
rancangan pengendalian internal saja
dari suatu entitas.
Penugasan untuk menerima asersi
manajemen tentang rancangan dan
efektifitas operasi dari pengendalian
internal entitas berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh lembaga
pemerintah.
500 Atestasi Ketaatan─Seksi ini memberikan Pemeriksaan
pedoman untuk penugasan yang berkaitan
dengan asersi tertulis manajemen tentang:
Ketaatan suatu entitas terhadap Prosedur yang disepakati
persyaratan atau undang-undang, bersama
peraturan, aturan, kontrak atau hibah
atau
Efektifitas pengendalian internal suatu
entitas atas ketaatan terhadap
persyaratan tertentu.
Penugasan Prosedur yang Disepakati Prosedur yang disepakati
Bersama─Seksi ini menetapkan standar bersama
atestasi dan memberikan pedoman kepada
seorang praktisi mengenai pelaksanaan
600
serta pelaporan dalam semua penugasan
prosedur yang disepakati bersama, kecuali
yang dicakup oleh standar profesional
spesifik lainnya.
Pembahasan dan Analisis Pemeriksaan
Manajemen─Seksi ini menetapkan standar Review
atestasi serta memberikan pedoman
kepada seorang praktisi mengenai
pelaksanaan suatu penugasan atestasi
berkenaan dengan pembahasan dan
700
analisis manajemen yang disiapkan sesuai
dengan aturan serta peraturan yang
digunakan oleh Securities and Exchange
Commission (SEC), yang disajikan dalam
laporan tahunan kepada pemegang saham
dan dalam dokumen lainnya
Sumber : Boynton (2003 : 418)
Statements for Financial Forecasts and Projections (AT200) memiliki wewenang yang
sama dengan SAS. Pedoman adalah interpretasi dari pernyataan itu.
Prakiraan keuangan dan proyeksi keuangan berbeda dari segi asumsi dan tindakan yang
diharapkan diambil. Prakiraan didasarkan pada kondisi yang diharapkan terjadi dan
tindakan yang diharapkan akan diambil. Sebaliknya, proyeksi melibatkan satu atau lebih
tindakan hipotetis. Baik prakiraan maupun proyeksi dapat dinyatakan sebagai estimasi
suatu titik atau sebagai kisaran. Kedua jenis informasi keuangan prospektif itu juga
berbeda dalam hal penggunaannya; prakiraan lebih tepat untuk penggunaan umum,
sedangkan proyeksi digunakan secara terbatas oleh suatu entitas atau oleh entitas dan
pihak ketiga dimana entitas itu bernegosiasi secara langsung.
Seorang akuntan publik dapat menerima penugasan untuk melaksanakan salah
satu dari tiga jenis jasa berkenaan dengan laporan keuangan prospektif bila penggunaan
oleh pihak ketiga telah diantisipasi; (1) kompilasi (penyiapan), (2) pemeriksaan, dan (3)
penerapan prosedur yang disepakati bersama. Suatu penugasan untuk mengkompilasi
informasi prospektif merupakan jasa akuntansi kepada klien dan akan dibahas nanti
dalam bab ini. Jenis jasa ini tidak menghasilkan pernyataan setiap keyakinan (positif atau
negatif) atas laporan prospektif. Jenis jasa lainnya merupakan penugasan atestasi dimana
akuntan publik harus memenuhi sebelas standar atestasi.
AT 200.31 menetapkan bahwa laporan standar akuntan publik atas pemeriksaan laporan
keuangan prospektif harus mencakup :
Kata-kata yang disarankan dalam laporan standar atas pemeriksaan prakiraan keuangan
diperagakan pada Gambar 21-9.
Proyeksi terlampir dan laporan ini telah disiapkan untuk [menyatakan tujuan
khusus, misalnya, “DEF National Bank dengan tujuan merundingkan pinjaman
untuk memperluas pabrik XYZ Company”] dan tidak boleh digunakan untuk
tujuan lain.
Seperti dalam kasus laporan tentang laporan keuangan historis, jenis-jenis pendapat
lain dapat dinyatakan pada laporan keuangan prospektif. Situasi dan pengaruhnya
terhadap pendapat akuntan publik adalah sebagai berikut :
Jika laporan keuangan prospektif menyimpang dari pedoman penyajian AICPA, maka
pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak wajar harus dinyatakan.
Jika penyimpangan dari pedoman AICPA adalah karena kelalaian mengungkapkan
asumsi-asumsi yang signifikan, maka pendapat tidak wajar harus dinyatakan.
Jika satu atau lebih asumsi yang signifikan tidak memberikan dasar yang layak untuk
prakiraan, atau untuk proyeksi, berdasarkan asumsi-asumsi hipotesis, maka pendapat
tidak wajar harus dinyatakan.
Jika pemeriksaan akuntan tidak mencakup semua prosedur yang dipandang perlu
dalam situasi itu, maka penolakan memberikan pendapat harus dinyatakan.
Dalam setiap kasus, laporan itu harus memuat paragraf penjelasan yang menguraikan
situasi-situasinya.
Pembatasan ini serupa dengan hal-hal yang berkaitan dengan penugasan prosedur yang
disepakati bersama lainnya dan telah dirancang guna menghindari setiap salah pengertian
tentang keyakinan yang diberikan oleh penugasan itu. Akuntan harus menjelaskan kepada
pemakai yang ditentukan bahwa dalam suatu penugasan suatu prosedur yang disepakati
bersama, mereka harus bertanggung jawab atas kecukupan prosedur yang disepakati
bersama. Laporan itu juga secara jelas terbatas hanya pada pihak-pihak yang namanya
tercantum dalam laporan.
2. Kompilasi
Suatu penugasan kompilasi dimaksudkan untuk membantu manajemen dalam penyiapan
prakiraan atau proyeksi, tetapi tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas
laporan keuangan prospektif, atau asumsi yang mendasari laporan tersebut. Prosedur yang
ditempuh akuntan publik untuk mengkompilasi suatu prakiraan atau proyeksi digariskan
dalam AT 200.68 dan mencakup hal-hal berikut :
Tetapkan pemahaman dengan klien mengenai jasa yang akan dilaksanakan.
Tanyakan mengenai prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan prospektif.
Tanyakan bagaimana pihak yang bertanggung jawab mengidentifikasi faktor-faktor
kunci dan mengembangkan asumsi-asumsinya.
Buatlah daftar asumsi-asumsi signifikan dari pihak yang bertanggung jawab yang
memberikan dasar untuk laporan keuangan prospektif, dan pertimbangkan apakah ada
penghilangan yang nyata mengingat faktor-faktor kunci di mana hasil-hasil prospektif
entitas tampak bergantung.
Pertimbangkan apakah ada inkonsistensi internal yang jelas dalam asumsi-asumsi itu.
Lakukan, atau uji ketepatan matematis, perhitungan yang menjabarkan asumsi ke
dalam laporan keuangan prospektif.
Bacalah laporan keuangan prospektif, termasuk ikhtisar asumsi signifikan, dan
pertimbangkan apakah (1) laporan itu, termasuk pengungkapan asumsi dan kebijakan
akuntansi, tidak disajikan sesuai dengan pedoman penyajian AICPA untuk laporan
keuangan prospektif dan (2) laporan itu, termasuk ikhtisar asumsi yang signifikan,
tampak jelas tidak tepat dalam kaitannya dengan pengetahuan akuntan atas entitas itu,
industrinya, dan kondisi yang diharapkan serta tindakan dalam periode prospektif.
Karena terbatasnya prosedur yang dilaksanakan, suatu kompilasi tidak
memberikan keyakinan bahwa akuntan publik akan mengetahui hal-hal signifikan yang
mungkin terungkap melalui penugasan pemeriksaan atau prosedur yang disepakati
bersama. Selanjutnya, ikhtisar asumsi yang signifikan sangat penting bagi pemahaman
para pembaca atas laporan keuangan prospektif. Oleh karena itu, akuntan publik tidak
boleh mengkompilasi laporan keuangan prospektif yang tidak memuat pengungkapan
ikhtisar asumsi yang signifikan.
Laporan standar akuntan atas kompilasi laporan keuangan prospektif harus
mencakup (AT 200.16) :
Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
Suatu pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan prospektif
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh American Institute of Certified Public
Accountants.
Suatu pernyataan bahwa kompilasi terbatas dalam lingkup dan tidak memungkinkan
untuk menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan
prospektif atau asumsi-asumsinya.
Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak tercapai.
Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk
memutakhirkan laporan peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal laporan.
g. Atestasi Ketaatan
Bidang lain di mana akuntan publik semakin diperlukan oleh lembaga pemerintah dan
pihak lain untuk melaksanakan jasa tambahan adalah ketaatan suatu entitas terhadap
persyaratan tertentu seperti hukum, peraturan, kontrak, aturan, atau hibah. Persyaratan ini
dapat bersifat keuangan atau nonkeuangan. Sebagai contoh, Federal Depository Insurance
Corporation Improvement Act tahun 1991 (FDICIA), mempersyaratkan bahwa lembaga
simpan pinjam tertentu yang diasuransikan untuk menugaskan akuntan independen guna
melaksanakan prosedur yang disepakati bersama ketika menguji ketaatan lembaga
tersebut terhadap undang-undang serta peraturan “keamanan dan kesehatan” yang
dirancang FDIC. Contoh untuk hal yang bersifat nonkeuangan adalah persyaratan
Environmental Protection Agency (EPA) bahwa entitas tertentu menugaskan akuntan
independen untuk melaksanakan prosedur yang disepakati bersama mengenai ketaatan
terhadap peraturan EPA, yaitu bensin yang digunakan paling sedikit harus mengandung 2
% oksigen.
2. Penugasan Pemeriksaan
AT 500, Compliances Attestation, memungkinkan penugasan pemeriksaan yang
menghasilkan suatu pernyataan pendapat dari akuntan independen atas ketaatan apabila
kondisi-kondisi tambahan tertentu terpenuhi, tetapi penugasan prosedur yang disepakati
bersama juga dianjurkan karena lebih cocok dengan kebutuhan pemakai. Karena dalam
melakukan pemeriksaan akuntan independen menentukan prosedur yang akan
dilaksanakan dan bukti yang diperlukan guna memberikan dasar yang layak untuk
menyatakan suatu pendapat, maka penugasan ini dapat melibatkan kerumitan yang lebih
besar dalam menetapkan tingkat materialitas dan dalam menilai serta mencapai
komponen risiko inheren, pengendalian, dan deteksi dari risiko atestasi.
AT 500 tidak berlaku pada situasi di mana auditor melaporkan ketaatan terhadap
persyaratan tertentu hanya berdasarkan audit atas laporan keuangan seperti yang dibahas
dalam subbagian terdahulu dengan judul “Laporan Khusus”.
E. PERTIMBANGAN LAIN
Perubahan penugasan
Menurut Boynton (2003 : 437) Pada saat memberikan jasa profesional, seorang akuntan
publik dapat diminta untuk mengubah satu jenis jasa ke yang lain. Suatu perubahan merupakan
langkah naik bila hal itu menghasilkan tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada yang semula
disepakati (misalnya, perubahan dari kompilasi menjadi review atau dari review menjadi audit.
Akuntan publik dapat menyetujui apabila (1) terdapatbukti yang mencukupi untuk mendukung
tingkat keyakinan yang lebib tinggi dan (2) kemungkinan besar penugasan yang direvisi tampak
dapat diselesaikan sesuai dengan standar profesional. Faktor-faktor yang membatasi akuntan
publik dapat beruupa ketersesdiaan personil dan pertimbangan praktisi yang bertalian dengan
penetapan waktu pekerjaan.
LATIHAN
1. Apakah tujuan dari penugasan review atas laporan keuangan entitas nonpublik ?
2. Gambarkan laporan akuntan untuk review atas laporan keuangan entitas nonpublik
3. Apa tujuan dari penugasan kompilasi atas laporan keuangan entitas nonpublik?
4. Bedakan antara perubahan penugasa “langkah naik” dan “ langkah turun” serta jelaskan
kapan perubahan itu dapat diterima
RANGKUMAN
Akuntan publik memiliki standar profesional yang mengatur segala seluk beluk dan
menjadi panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. Dimana SPAP atau
Standar Profesional Akuntan Publik dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan terdiri dari 6 tipe standar
profesional yang terdiri dari:
a. Standar Auditing
b. Standar Atestasi
c. Standar Jasa Akuntansi dan Review
d. Standar Jasa Konsultansi
e. Standar Pengendalian Mutu
Salah satu dari keenam tipe standar profesional tersebut adalah mengenai Standar Jasa
Akuntansi dan Review. Standar jasa dan akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan
Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam pernyataan Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(IPSAR), yang merupakan Interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan
yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR. IPSAR memberikan jawaban atas pernyataan atau
keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan
perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi
anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib
(mandatory)
Standar Jasa Akuntansi dan Review terdiri dari 3 bagian yaitu
a. Jasa review
b. Jasa kompilasi, dan
c. Laporan Keuangan Komparatif
Selain 6 tipe standar profesional akuntan publik diatas, terdapat jasa akuntansi dan audit yang
bisa diberikan oleh KAP yaitu:
a. Jasa assurance, dan
b. Jasa non assurance
TES FORMATIF
1. Jelaskan Standar Jasa Atestasi! (50%)
2. Sebut dan jelaskan 4 tingkat keyakinan terkait dengan penugasan akuntan publik! (50%)
Standar pelaporan
1. Laporan harus menyatakan semua keberatan yang signifikan mengenai penugasan,
berpihak berkepentingan dan jika ada, asersi yang terkait
2. Laporan tersebut harus menyatakan bahwa penggunaan laporan terbatas kepada
pihak tertentu, dalam keadaan tertentu.
1. Tingkat keyakinan audit atau pemeriksaan, dimana tujuan dari penugasan adalah
ernyataan positif dari suatu pendapat yang diberikan oleh akuntan publik mengenai
asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
2. Tingkat keyakinan reciew, dimana tujuan dari penugasan bagi akuntan publik ialah
menyataan keyakinan negatif bahwa tidak ada yang menarik perhatiannya yang
menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa asersi oleh manajemen yang diatur
dalam standar profsesional akan menyestakan
3. Prosedur yang disepakati bersama, dimana tujuan dari penugasan ini adalah
memberikan ikhtiar temuan-temuan berdasarkan prosedur yang disepakati bersaa yang
berlaku atas suatu asersi manajemen yang diatur dalam standar profesional
4. Tidak ada keyakinan, dimana tujuan penugasan adalah membantu manajemen dalam
menyiapkan informasi yang termasuk didalamnya a=suatuasersi yang diatur dalam
standar profesional. Akuntan publik akan menyatakan secara ekplisit bahwa tidak ada
kyakinan yang diberikan dalam laporan yang berkaitan dengan asersi manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C., Johnson, Raymond N. dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing.EdisiKetujuh. Jakarta: PenerbitErlangga.