Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Konseptual Untuk Akuntansi Sektor Publik : Arti Pentingnya Guna

Pengembangan Akuntansi Sektor Publik


Memahami Basis Akrual Versus Basis Kas pada Akuntansi Anggaran

Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Sektor Publik

Oleh:
Indah Arista Dewi
150810301095

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2017
PENDAHULUAN

Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan


dalam standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatu dalam
standar tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses
perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran,
pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. Kerangka konseptual akuntansi sektor
publik merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan eksternal. Kerangka konseptual
akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Jika terjadi pertentangan antara
kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji
menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik
semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
akuntansi di masa depan.
Penerapan sistem baru itu sudah digaungkan jauh-jauh hari. Bahwa,
penerapan akuntansi berbasis akrual pada pengelola keuangan negara
dilaksanakan di tahun 2015 untuk laporan keuangan tahun anggaran 2015. Dengan
penerapan akuntansi akrual ini, maka akan ada perubahan fundamental dalam
penyusunan laporan keuangan entitas pengelola keuangan negara. Sebab antara
basis akrual dan basis kas punya perbedaan yang sangat mencolok.
Kerangka Konseptual Untuk Akuntansi Sektor Publik : Arti Pentingnya
Guna Pengembangan Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai


tujuan, yaitu acuan bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya.
b. Penyusun laporan keunagn untuk memahami praktek akuntansi menurut
prinsip akuntansi yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor
publik.
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi
keuangan sektor publik.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan
sector publik. Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras
dengan pengalaman komite penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik
dalam penggunaan kerangka dasar tersebut. Pembahasan tentang kerangka
konseptual akuntansi sektor publik ini meliputi:
Perencanaan publik
Penganggaran publik
Realisasi anggaran publik
Pengadaan barang dan jasa publik
Pelaporan sektor publik
Audit sektor publik
Pertanggungjawaban publik
Berikut ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik pada
organisasi sektor publik :
1. Pemerintah Pusat
Perencanaan publik pembangunan(musrenbang) jangka panjang nasional,
musrenbang jangka menegah nasional, musrenbang penyusunan rencana
kerja pemerintah.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaina LPJ dan
pertanggungjawabanya.
2. Pemerintah Daerah
Perencanaan publik : musyawaroh perencanaan
pembangunan(musrenbang) jangka panjang daerah, musrenbang jangka
menegah daerah, musrenbang penyusunan rencana kerja pemerintah,
musrenbang provinsi, musrenbang kabupaten,musrenbang kecamatan,
usrenbang Desa.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaina LPJ dan
pertanggungjawabanya.
3. Partai Politik
Perencanaan Publik : musyawaro kerja tingkat pusat, musyawarah kerja
wilayah, musyawarah kerja derah, musyawarah kerja cabang, musyawarah
kerja ranting.
Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetaan anggaran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan
pertanggungjawabanya.
4. LSM
Perencanaan Publik : rapat kerja untuk menyusun perencanaan LSM.
Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,
penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya
MEMAHAMI BASIS KAS VERSUS BASIS AKRUAL PADA AKUNTANSI
ANGGARAN
A. Perjalanan Reformasi Akuntansi Keuangan Pemerintaha Di Indonesia
Dalam konteks akuntansi pemerintah daerah Ritonga membagi menjadi
tiga tahap yaitu :
1. Tahap pertama adalah periode mulai tahun 1974 sampai dengan 1999
yang dikenal sebagai masa akuntansi tradisional
2. Periode tahap kedua ini regulasi yang menjadi acuan adala UU Nomor
22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang menjadi tonggak
otonomi daeah
3. Tahap ketiga adalah tahap reformasi akuntansi tahap lanjutan, regulasi
yang menjadi acuan adalah PP Nomor 24 Tahun 2005 dan PP Nomor
58 Tahun 2005.
B. Basis Kas Versus Basis Akrual : Konsep dan Implementasi dalam
Akuntansi Anggaran
Dalam sistem basis akrual harus diterapkan sistem alokasi yang
umumnya dilakukan secara subjektif karena pembebanan biaya,
pengakuan pendapatan, dan prinsip matchng nya harus memenuhi prinsip
time period. Artinya jika terdapat biaya ynag digunakan untuk
mendapatkan penghasilan pada periode tahun buku yang dilaporkan, maka
walaupun belum dibayar harus diperhitungkan karena memang sudah
merupakan hak atas kewajiban entitas.perbedaan mendasar antara dua
dasar akuntansitersebut adalah terkait dengan kapan waktu atau periode
suatu transaksi dicatat.
C. Perkembangan Akuntansi Berbasis Akrual di Berbagai Negara
Negara yang berhasil dalam menerapkan akuntansi akrual secara
penuh adalah Selandia Baru yang telah dilakukan sejak tahun 2001. Sistem
akrual yang diterapkan di Seandia Baru terbukti memberikan kontribusi
yang besar dalam menghasilkan informasi yang lebih komprehensif
dibandingkan dengan sistem akuntansi berbasis kas dalam hal kuantitas
dan kualitasnya. Namun, beberapa negara juga menujukkan penerapan asis
akrual dalam hal kuantitas dan kualitas.
D. Pro-Kontra Mengadopsi Akuntansi Akrual dalam Sektor Publik
Metode basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,kewajiban
dan ekuitas dana. Beban diakui saat terjadi transaksi,sehingga informasi
yang diberikan lebih handal dan terpercaya. Pendapatan diakui saat terjadi
transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya
walaupun kas belum diterima. Banyak digunakan oleh perusahaan-
perusahaan besar (sesuai dengan ketentuan standar Akuntansi keuangan
dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis akrual.
Piutang yang tidak tertagih tidak akan di hapus secara langsung tetapi akan
dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih. Setiap penerimaan dan
pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan
transaksi yang terjadi. Adanya peningkatan pendapatan karena kas yang
belum diterima dapat di akui sebagai pendapatan. Laporan keuangan dapat
dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan
entitas kedepanya. Adanya pembentukan pencadangan untuk kas yang
tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian. Akan tetapi
terdapat kelemahan dalam Pencatatan Akuntansi secara Basis Akrual
yaitu, Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebgai
biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan; Adanya resiko pendapatan
yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan;
Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan; Entitas tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang
belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

Metode basis kas digunakan untuk pencatatan pengakuan


pendapatan, belanja dan pembiayaan; Beban/biaya belum diakui sampai
adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi,sehingga
tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan;
Pendapatan di akui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenarnya; Penerimaan kas biasanya diakui
sebagai pendapatan; Laporan keuangan yang disajikan memperlihatkan
posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut; Tidak perlunya suatu
entitas/perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum
tertagih. Kelemahan dalm Pencatatan Akuntansi secara Basis Kas yaitu,
Metode basis kas tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia; Akan
dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas; Adanya
penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi
piutang tak tertagih; Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya
relatif kecil seperti toko,warung,mall (retail) dan praktek kaum spesialis
seperti dokter,pedagang informal, dan lain-lain; Setiap pengeluaran kas
diakui sebagai beban; Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda
pembayaranya, karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar;
Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepanya
karena selalu berpatokan kepada kas.
KESIMPULAN

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik perlu dibuat secara khusus


mengigat adanya perbedaan karakteristik antara sektor publik dan sektor bisnis.
Kerangka konseptual perlu mengembangkan masalah pengukuran. Pergeseran
menuju akuntansi akrual masih menjadi perdebatan dalam literature akuntansi
sektor publik.
Basis akrual atau accrual basis pada dasarnya adalah suatu metode
akuntansi dimana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi
terjadi. Dengan demikian pencatatan dalam metode ini bebas dari pengaruh waktu
kapan kas diterima dan kapan pengeluaran dilakukan. Hal yang penting adalah
ketika transaksi terjadi langsung dicatat, Karena transaksi tersebut memiliki
implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi di catat pada saat
terjadi, Walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Basis akrual
digunakan untuk pengukuran aset, Kewajiban dan ekuitas dana. Basis akrual juga
mendasarkan konsepnya pada dua pilar. Pengakuan pendapatan dan pengakuan
biaya. Pada pengakuan pendapatan, Saat pengakuan pendapatan adalah pada saat
entitas mempunyai hak melakukan penagihan dari hasil kegiatanya. Dalam konsep
basis akrual menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar
diterima. Makanya, dalam basis akrual kemudian muncul adanya estimasi piutang
tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima. Pada
pengakuan biaya, Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar
sudah terjadi. Sehingga, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik
ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya
tersebut belum dibayar.

Anda mungkin juga menyukai