• Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk deposit on call dan
deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan satu bulan.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai nominal investasi pada instrument ini pada
setiap bank tidak boleh melebihi 20% dari jumlah investasi.
• Saham yang tercatat di bursa efek.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai pasar. Investasi dalam bentuk saham yang
emitennya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing
tidak melebihi 20% dari jumlah investasi.
• Obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara
pada saat penempatan.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai pasar, atau nilai nominal dalam hal ini nilai
pasar tidak tersedia. Investasi dalam instrument ini yang penerbitnya adalah badan
hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing tidak melebihi 20% dari
jumlah investasi.
• Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah atau Bank Indonesia.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai pasar, atau nilai nominal dalam hal ini nilai
pasar tidak tersedia.
• Unit Penyertaan Reksadana.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai aktiva bersih. Investasi dalam bentuk unit
penyertaan langsung, seluruhnyatidak melebihi 10% dari jumlah investasi.
• Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursaa efek)
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai ekuitas. Investasi dalam bentuk penyertaan
langsung, seluruhnya tidak melebihi 10% dari jumlah investasi.
• Bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan untuk investasi.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang
terdaftar pada instansi yang berwenang, atau nilai jual objek pajak (NJOP) dalam
hal tidak dilakukan penilaian oleh lembaga penilai.
Investasi yang ditempatkan dalam bentuk bangunan dengan hak strata (strata title)
atau tanah dengan bangunan, seluruhnya tidak melebihi 20% dari jumlah
investasi.
• Pinjaman polis.
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai-nilai sisa pinjaman. Investasi dalam bentuk
pinjaman polis besarnya tidak melebihi 80% dari nilai tunai polis yang
bersangkutan.
• Pembiayaan kepemilikan tanah dana atau bangunan
Investasi ini dinilai berdasarkan nilai-nilai sisa pinjaman. Investasi dalam bentuk
pembiayaan kepemilikan tanah dana tau bangunan, kendaraan bermotor, dan
barang modal dengan skema murabahah seluruhnya tidak melebihi 30% dari
jumlah investasi dan masing-masing unit untuk setiap tanah dana atau bangunan,
kendaraan bermotor, dan barang modal tidak melebihi 1% dari jumlah investasi.
• Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil)
Investasi ini dinilai berdasarkan niali sisa pinjaman. Investasi dalam bentuk
pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah seluruhnya tidak melebihi
30% dari jumlah investasi dengan ketentuan besarnya setiap pinjaman tidak
melebihi 75% dari nilai jaminan terkecil diantara nilai yang ditetapkan oleh
lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang dan nilai jual objek
pajak (NJOP).
Jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah per 31
Desember 2016 adalah 58 perusahaan yang terdiri dari 10 perusahaan asuransi syariah (murni
syariah) 1 perusahaan reasuransi syariah (murni syariah), 45 perusahaan asuransi yang
memiliki unit syariah dan 2 perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah.
Tabel 1.9 berikut memperlihatkan pertumbuhan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan
prinsip syariah.
Kontribusi bruto industri asuransi pada tahun 2016 mencapai Rp12,29 triliun atau meningkat
sebesar 20,2% dari kontribusi bruto tahun 2015, yaitu sebesar Rp10,23 triliun. Jumlah
kontribusi bruto tahun 2016 tersebut adalah 5,3% dari total kontribusi bruto perusahaan
asuransi dan reasuransi.
Klaim bruto industri asuransi pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 22,9%
dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu dari Rp3,49 triliun menjadi Rp4,29 triliun. Jumlah
klaim bruto tahun 2016 tersebut adalah 3,3% dari total klaim bruto perusahaan asuransi dan
reasuransi.
Tabel 1.10 memperlihatkan pertumbuhan usaha industri asuransi dengan prinsip syariah.
Besarannya yaitu hanya di kisaran 2,51%, artinya di antara 1000 orang Indonesia, hanya ada
25 orang yang mengerti dan memahami asuransi syariah