OLEH:
KELOMPOK 7
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2020
PEMBAHASAN
7 Tahapan pertama digunakan guna memenuhi kewajiban auditor untuk melaksanakan prosedur
penilaian risiko. Tahapan ke-8, merupakan respons atas ketujuh tahapan sebelumnya (respons
terhadap prosedur penilaian risiko).
Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas
laporan keuangan, namun beberapa jenis pengujian mendapatkan penekanan yang lebih
dibandingkan dengan yang lain, bergantung pada kondisi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
pilihan auditor terhadap jenis pengujian yang dipilih, termasuk ketersediaan kedelapan bukti,
biaya relatif untuk setiap pengujian, efektivitas pengendalian internal serta risiko bawaan.
Standar auditing member pedoman pada auditor yang mengaudit entitas yang mengirim,
memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara
elektronik. Bukti tentang dilakukannya pengendalian otomatis seperti misalnya perbandingan
antara order penjualan yang akan diterbitkan dengan batas kredit pelanggan dengan
menggunakan computer juga bisa hanya berbentuk elektronik. Standar mengakui apabila
terdapat banyak bukti audit dalam bentuk elektronik, tidaklah praktis atau memungkinkan untuk
mengurangi resiko deteksi pada suatu tingkat bisa diterima hanya dengan melakukan pengujian
substantive.
5. Kombinasi Bukti
Pemilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas hal itu dilakukan
bisa sangat bervariasi antara audit yang satu dengan yang lainnya untuk tingkat efektivitas
pengendalian dan resiko inheren yang berbeda. Bahkan pada suatu audit tertentu, variasi bisa
terjadi antara siklus yang satu dengan yang lainnya. Untuk memperoleh bukti yang cukup
sebagai respon atas resiko yang diidentifikasi melalui prosedur penilaian resiko, auditor
melakukan kombinasi pada keempat pengujian audit lainnya. Kombinasi ini biasa disebut
sebagai kombinasi bukti.
Dapat kita simpulkan bahwa dalam delapan tahapan perencanaan audit terdapat delapan
tahapan dalam perencanaan audit yaitu Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal,
Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien, Menilai risiko bisnis klien,
Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan, Menetapkan materialitas dan menilai risiko yang
dapat diterima dan risiko pengendalian, Memahami pengendalian internal dan menilai risiko
pengendalian, Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan, dan Menyusun
strategi audit keseluruhan dan program audit.
Jenis-Jenis Pengujian dalam Prosedur Audit Lebih Lanjut pertama yaitu a. Prosedur
untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control, b. Menguji dokumen Tests of Controls
(Uji Pengendalian), c. Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi),
Analitycal Procedure (Prosedur Analitis).
Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas
laporan keuangan, namun beberapa jenis pengujian mendapatkan penekanan yang lebih
dibandingkan dengan yang lain, bergantung pada kondisi. Standar auditing member pedoman
pada auditor yang mengaudit entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses
transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik.
Pemilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas hal itu dilakukan
bisa sangat bervariasi antara audit yang satu dengan yang lainnya untuk tingkat efektivitas
pengendalian dan resiko inheren yang berbeda. Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian
resiko untuk menentukan penekanan yang tepat pada keempat jenis pengujian lainnya, prosedur
audit yang spesifik harus dirancang untuk setiap pengujian. Prosedur-prosedur audit tersebut
selanjutnya digabungkan sehingga menjadi suatu program audit.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II . Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
https://www.coursehero.com/file/16140178/BAB-10-STRATEGI-AUDIT-KESELURUHAN-
DAN-PROGRAM-AUDIT-OLEH-KELOMPOK-2/