Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


84012
13
Ekonomi dan Bisnis Manajemen Eko Putra Boediman

Abstract Kompetensi
Sistem Informasi Manajemen adalah Mahasiswa mengetahui dan memahami
sebuah perencanaan sistem informasi alat pengembangan sistem : Flowchart
(Bagan alur)
bagian dari pengendalian internal suatu
bisnis, menghasilkan keluaran (output)
dengan mendayagunakan masukan
(input) secara optimal dari berbagai
proses yang dibutuhkan agar dapat
terpenuhi tujuan dan harapan tertentu
dalam sebuah aktifitas manajemen
dimana pada umumnya meliputi
pemberdayaan dan
pemanfaatan manusia, teknologi,
dokumen, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk menyediakan
alternatif-alternatif solusi dari
permasalahan umum kegiatan bisnis
seperti biaya produksi, biaya distribusi,
pelayanan, atau sebuah strategi bisnis.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


2 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teknik/Metodologi Pengembangan Sistem
Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem ke dalam sejumlah urutan
berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada proses-proses standar berikut :
a. Analisis didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi dengan
detail apa yangb harus dilakukan oleh sistem.
Analisis : mendefinisikan masalah
b. Desain  diartikan sebagai menjelaskan dengan detail bagaimana bagian-bagian dari
sistem informasi diimplementasikan.
Desain : memecahkan masalah
c. Implementasi didefinisikan menjalankan sistem yang telah jadi.
d. Pemeliharaan didefinisikan dengan menjaga sistem yang sedang berjalan.

Pada perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam satu metode yang
dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi
umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain.
SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :
1. Identifikasi dan seleksi proyek
2. Inisiasi dan perencanaa proyek
3. Analisis
4. Desain
5. Desain logical
6. Desain fisikal
7. Implementasi
8. Pemeliharaan

Identifikasi dan Seleksi Proyek


Merupakan langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang di butuhkan oleh
sistem : identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang. Dalam tahapan ini ada beberapa hal
yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Mengidentifikasi proyek-proyek yang potensial.


Potensial dari proyek yang dimaksud adalah seberapa besar keuntungan yang bisa
diperoleh, durasi waktu yang tersedia apakah cukup untuk menyelesaikan proyek,
dan apakah sumber daya yangdimiliki untuk menyelesaikan proyek.
2. Melakukan klasifikasi dan merangking proyek.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


3 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika pada saat yang bersamaan ada beberapa proyek yang harus dikerjakan
sekaligus maka perlu dibuat klasifikasi dan ranking proyek, dari proyek yang paling
layak untuk dikerjakan sampai proyek yang dirasa tidak menguntungkan jika
dikerjakan.

3. Memilh proyek untuk dikembangkan.


Jika klasifikasi dan rangking telah ditetapkan maka selanjutnya adalah menetukan
proyek yang harus dikerjakan.

Adapun sumber daya yang terlibat adalah pengguna, analis sistem, dan menejer yang
mengordinasi proyek. Aktivitas yang biasa dilakukan pada tahap ini meliputi mewawancarai
manajemen pengguna, merangkum pengetahun yang didapatkan,dan mengestimasi
cakupan proyek dan mendokumentasikan hasilnya. Tahapan ini akan menghasilkan laporan
kelayakan yang berisi definisi masalah dan rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari proyek
yang dipilh.

Inisiasi Dan Perencanaan Proyek


Dalam tahapan ini, proyek SI yang potensial dijelaskan dan argumentasi untuk melajutkan
proyek dikemukakan. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-
tahapan lainnya.  Pada tahap ini ditentukan secara detail rencana kerja yang harus
dikerjakan, durasi yang diperlukan masing tahap, sumber daya manusia,perangkat lunak,
perangkat keras, maupun finansial diestimasika. Biasanya hal-hal tadi dituangkan dalam
jadwal pelaksanaan proyek. pembuatan rencana ini bukan langkah mudah karena untuk
menagestimasi beban kerja dan durasi dari masing-masing tahap dibutuhkan pengalaman
yang cukup banyak. Kesalahan pada tahap ini akan mengakibatkan keuntungan yang
diperoleh tidak maksimal, bahkan bisa rugi. Pada tahapan ini peran manajer sistem
informasi  yang berpengalaman sangat dibutuhkan.

Analisis
Fase ketiga dalam SDLC adalah tahapan analisis. Tahapan analisis adalah tahapan dimana
sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem penganti diusulkan. Dalam tahapan ini
dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah, dan kesempatan didefinisikan, dan
rekomendasi umum untuk bagaimana memperbaiki,meningkatkan atau mengganti sistem
yang sedang berjalan diusulkan. Tujuan utama dari fase analisis adalah untuk memahami
dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis (business need) dan persyaratan proses dari
sistem baru. Ada enam aktivitas utama dalam fase ini :
a. Pengumpulan Informasi

‘13 Sistem Informasi Manajemen


4 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Langkah awal pada tahapan analisis adalah mengumpulkan informasi tentang
bagaimana proses-proses bisnis yang ada pada sistem lama berjalan. Kemudian
ditentukan pada titik mana saja proses bisnis yang mengalami masalah yang bisa
diselesaikan dengan sistem informasi. Kelemahan-kelemahan dari sistem lama
diidentifikasi dan diperbaiki dengan sistem baru.

b. Mendefinisikan sistem requirement


Dari informasi kelemahan sistem yang didapat,analis sistem kemudian
mendefinisikan apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem lama untuk
mengatasi masalahnya. Inilah yang disebut sebagai system requirement
(kebutuhan sistem). Seringkali kebutuhan ini akan mengubah total keseluruhan
proses bisnis pada sistem lama, tetapi kadang-kadang hanya perubahan
penambahan beberapa prosedur baru.

c. Memperioritaskan kebutuhan
Dalam beberapa kasus, kebutuhan yang diperoleh sangat lengkap dan rumit.
Ketersediaan waktu dan sumber daya lain untuk menyelesaikan keseluruhan
requirement  baisa saja tidak mencukupi. Pada kondisi seperti ini maka analis akan
memperioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang dianggap kritis untuk diperioritaskan.

d. Menyusun dan mengevaluasi alternatif


Satu hal yang tidak boleh dilupakan analis adalah rencana kedua. Setelah menyusun
dan memprioritaskan kebutuhan, analis harus menyiapkan alternatif jika seandainya
susunan kebutuhan nantinya akan ditolak oleh klen.

e. Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen


Langkah terakhir adalah mengulas kebutuhan yang sudah ada dengan pihak klien,
karena pihak klienlah yang paling tahu kebutuhan sistem mereka.

Tahapan Desain
Tahapan desain adalah tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi
spesifikasi sistem yang rill. Tahapan desain sistem dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
desain logis (logical design) dan tahapan desain fisik (physical design). Adapun perbedaan
dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

‘13 Sistem Informasi Manajemen


5 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Desain Logis
Desain logis adalah bagian dari fase desain dalam SDLC di mana semua fitur-fitur
fungsional dari sistem dipilih dari tahapan analisis dideskripsikan terpisah dari
platform komputer yang nanti digunakan. Hasil dari tahapan ini adalah :
1. Deskripsi fungsional mengenai data dan proses yang ada dalam sistem baru.
2. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem, meliputi :
a. Input (data apa saja yang menjadi input)
b. Output (informasi apa saja yang menjadi output)
c. Proses (prosedur apa saja yang harus dieksikusi untuk mengubah
input menjadi output)

Tahapan desain logis biasanya menghasilkan beberapa dokumen, diantaranya dokumen


model data, dokumen model proses, rancangan tabel, hierarki antara modul, sampai desain
antar muka dari sistem yang akan dibuat.

b. Desain Fisik
Pada bagian ini, spesifikasi logis diubah ke dalam detail teknologi di mana
pemrograman dan pengembangan sistem bisa diselesaikan. Pada tahapan inilah
aktifitas coding dilakukan. Adapun output dari sistem ini adalah :
1. Deskripsi teknis, mengenai pilihan teknologi perangkat lunak dan perangkat
keras yang digunakan.
2. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem meliputi :
a. Modul-modul program
b. File-file
c. Sistem jaringan
d. Sistem perangkat lunak

Pada tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu :
a. Merancang dan mengintegrasikan jaringan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendesain sistem antar muka
e. Mendesain dan mangintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain dan mengintegrasikan kendali sistem.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


6 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IMPLEMENTASI
Pada tahapan kelima SDLC ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Testing, yaitu menguji hasil kode program yang telah dihasilkan dari tahapan desain
fisik. Tujuan pengujian ada 2 :
1) Dari sisi pengembangan sistem, harus dijamin kode program yang dibuat bebas
dari kesalahan sintaks maupun logika.
2) Dari sisi pengguna, program yang dihasilkan harus mampu menyelesaikan
masalah yang ada pada klien dan sistem baru harus mudah dijalankan dan
dipahami oleh pengguna akhir

Output dari tahapan ini adalah : source code yang error free, prosedur pelatihan, dan buku
panduan.

PEMELIHARAAN
Langkah terakhir dari SDLC di mana pada tahapan ini sistem secara sistematis diperbaiki
dan ditingkatkan. Hasil dari tahapan ini adalah versi baru dari perangkat lunak yang telah
dibuat. Perbaikan yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif, mulai dari memperbaiki
program yang crash hingga berfungsi kembali sampai pada penambahan modul-modul
progam yang baru sebagai jawaban atas perubahan kebutuhan pengguna.

KELEMAHAN DARI SDLC


Hampir sama seperti semua standar industri lain, system develompment life cycle punya
kelebihan maupun kelemahan. Kelebihannya adalah langkah-langkah yang sekuensial
memungkinkan pengembangan sistem focus pada 1 langkah terlebih dahulu, baru setelah
selesai berpindah kelangkah berikutnya. Untuk pemula pendekatan ini sangat bermanfaat.
Tetapi ada beberapa kelemahan sebagai akibat dari langkah-langkah sekuensial ini,
diantaranya :
a. Terlalu boros, baik dari segi biaya maupun waktu, saat terjadi perubahan ketika
sistem sudah dikembangkan. Hal ini disebabkan perubahan pada satu tahap akan
berakibat pada tahap berikutnya. Dengan demikian SDLC harus dilaksanakan
dengan asumsi setiap tahap tidak boleh salah.

b. SDLC merupakan metode dengan pendekatan terstruktur yang mensyaratkan


mengikuti semua langkah yang ada. Jika pengembangan menginginkan proses
pembuatan lebih cepat dengan meniadakan satu atau beberapa langkah maka
hasilnya justru sistem yang dibangun akan gagal.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


7 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENDEKATAN-PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Beberapa metode kemudian dikembangkan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan yang
ada dalam metode SDLC. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Metode Pengembangan Evolusioner


Metode pengembangan evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan
implementasi awal, kemudian memperlihatkan sistem awal itu kepada pengguna
untuk dikomentari, dan memperbaikinya versi demi versi sampai sistem yang
memenuhi persyaratan diperoleh. Pada metode ini tidak ada kegiatan spesifikasi,
pengembangan, dan validasi yang terpisah. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan pada
saat yang bersamaan dengan umpan balik yang cepat untuk masing-masing
kegiatan.

Pengembangan sistem secar evolusioner sendiri memiliki dua variasi. Yang pertama
adalah pengembangan eksplotari. Tujuan proses ini adalah bekerja dengan
pelanggan untuk menyelidiki persyaratan mereka dan mengirimkan sistem akhir.
Harusnya diawali dengan kebutuhan yang sudah dimengerti. Pendekatan ini biasa
digunakan untuk mengembangkan sistem berdasar pesanan dari klien(custom
product). Variasi kedua adalah prototipe yang akan dibuang (throw-away-prototipe).
Metode ini berkonsentrasi pada eksperimen, dengan persyaratan pelanggan yang
tidak dipahami dengan baik, cocok untuk pengembangan perangkat lunak jenis
produk generik (umum).

Ada beberapa kelebihan metode evolusioner jika dibandingkan dengan SDLC.


Metode evolusioner lebih evektif dari pendekatan SDLC dalam menghasilkan sistem
yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan. Karena untuk menghasilkan
sistem informasi tidak harus menempuh keseluruhan tahap SDLC. Keuntungan
kedua, sementara pengguna mendapat pemahaman yang lebih baik dari masalah
mereka, sistem perangkat lunak dapat merefleksikannya.

Kelemahan dari sistem ini antara lain, kurangnya visibilitas proses. Disimping itu jika
sistem dikembangkan dengan cepat tidak efektif dari segi biaya jika dihasilkan
dokumen yang merefleksikan setiap versi sistem. Kedua, sistem sering sekali
memiliki struktur yang buruk. Hal ini disebabkan perubahan yang terus-menerus
pada program malah cenderung merusak struktur perangkat lunak. Tentu saja ini
mengakibatkan penyesuaian perubahan menjadi kian sulit dan mahal. Ketiga metode

‘13 Sistem Informasi Manajemen


8 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini membutuhkan kemampuan pengembangan perangkat lunak dengan SDM yang
sudah berpengalaman.

b. Model Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang (Re-Useble)


Metode ini berpegang pada ide awal sebagai berikut. Untuk beberapa proses bisnis,
permintaan dari satu klien dengan klien yang lain bisa jadi hampir sama. Dengan
demikian, jika sudah memiliki satu sistem informasi, akan dikembangkan sistem
informasi untuk klien lain dengan proses bisnis yang hampir sama. Kita bisa
memanfaatkan perangkat lunak yang sudah ada untuk membuat perangkat lunak
yang baru.
Ada empat fase utama dalam pengembangan re-useable :
1) Analis komponen. Dalam fase ini, spesifikasi persyaratan telah diketahui,
komponen-komponen untuk implementasi spesifikasi tersebut akan dicari.
Biasanya, tidak ada kesesuian yang tepat dan komponen yang dapat hanya
memberikan sebagian dari fungsionalitas yang dibutuhkan.
2) Modifikasi persyaratan. Persyaratan dianalisis menggunakan informasi
tentang komponen yang didapat, kemudian dimodifikasi untuk merefleksikan
komponen yang ada. Jika modifikasi tidak mungkin dilakukan, maka kegiatan
analisis komponen bisa diulang untuk mencari solusi alternatif.
3) Perancangan sistem dengan pemakai ulang. Kerangka kerja sistem
dirancang atau kerangka kerja yang telah ada dipakai ulang.
4) Pengembangan dan integrasi. Perangkat lunak yang tidak dapat dibeli akan
dikembangkan dan komponen kemudian diintegrasikan untuk membantu
sistem.

c. Prototyping
Prototyping adalah proses alternatif dalam pengembangan sistem di mana kebutuhan
diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus-menerus
diperbaiki melalui kerja sama antara pengguna dan analis. Prototype juga bisa dibangun
melalui beberapa tools pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping
merupakan bentuk dari Rapid Application Development (RAD).  RAD memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya :
1) RAD mungkin mengesampingkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak.
2) Menghasilkan inkonsistensi pada modul-modul sistem.
3) Tidak cocok dengan standar.
4) Kekurangan prinsip reusability komponen.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


9 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Metode prototype:
1) Analis bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi kebutuhan awal untuk sistem.
2) Analis kemudian membuat prorotype. Ketika sebuah prototyping telah selesai.
Pengguna bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan pada analis apa
yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai.
3) Analis kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype.
4) Versi baru diberikan kembali ke pengguna.
5) Ulangi langkah-langkah tersebut sampai pengguna merasa puas.

Keuntungan prototype:
1) Prototype melibatkan pengguna dalam analisis dan desain.
2) Punya kemampuan menangkap kebutuhan secara konkret dari pada secara
abstrak.
3) Untuk digunakan secara standalone.
4) Digunakan untuk memperluas SDLC.

d. Object Oriented Analysis And Design (Ooad)


Pendekatan yang ini adalah pendekatan berbasis objek. Seiring dengan berkembangnya
trend pemrograman berbasis objek maka analisis dan desain sistem juga bisa
menggunakan konsep objek. Pendekatan baru untuk pengembangan sistem ini sering
disebut sebagai pendekatan ketiga, setelah pendekatan yang berorientasi data dan
berorientasi proses. OOAD adalah metode pengembangan sistem yang lebih
menekankan objek dibandingkan dengan data atau proses. Ada beberapa ciri khas dari
pendekatan ini, yaitu object, inheritance, dan object class.

Object adalah struktur yang mengekapsulasi atribut dan metode yang beroperasi
berdasarkan atribut-atribut tadi. Object adalah abstraksi dari benda nyata di mana data
dan proses diletakkan bersama untuk memodelkan struktur dan perilaku dari objek dunia
nyata.

Object class adalah sekumpulan objek yang berbagi struktur yang sama dan perilaku
yang sama.

Inheritance, merupakan properti yang muncul ketika tipe entitas atau objek class
disusun secara hierarki dan setiap tipe entitas atau object class menerima atau mewarisi
atribut dan metode dari pendahulunya.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


10 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teknologi Pengembangan Sistem
Pada perkembangannya desain sistem banyak didukung oleh penggunaan perangkat lunak
dan teknologi baru. Tujuan penggunaan perangkat lunak untuk analisis memiliki beberapa
tujuan :
a. Meningkatkan produktivitas.
b. Berkomunikasi lebih efektif dengan pengguna.
c. Mengintegrasikan pekerjaan yang telah dilaksanakan dari awal pengembangan
sampai akhir.

Alat semacam ini dikategorikan dalam jenis CASE (Computer Aided Software Enginering).
CASE adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengotomasi atau mendukung
penggambaran dan analisis dari model sistem dan menyediakan translasi dari model sistem
ke sistem aplikasi. Ada beberapa alat yang sering digunakan, Microsoft Project dan Rational
Rose. Microsoft Project sangat berguna untuk penjadwalan proyek sedangkan Rational
Rose sangat membantu untuk tahapan proses model maupun data model.

Teknik-Teknik Dalam Pengembangan Sistem


Teknik-teknik dalam pengembangan sistem yang dapat digunakan antara lain sebagai
berikut ini :
a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program
Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan waktu
pelaksanaan suatu proyek
b. Teknik menemukan fakta (fact finding techniques).Yaitu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpukan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan
mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini diantaranya adalah :
1. Wawancara (interview)
Memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang
diwawancarai (interviewee).
2. Observasi (observation)
Adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan yang
mana pada waktu observasi analis sistem dapat ikut juga berpartisipsi dengan
orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tersebut.
3. Daftar pertanyaan (questionnaires)

‘13 Sistem Informasi Manajemen


11 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan
khusus yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan
pendapat dari responden-responden yang dipilih.
4. Pengumpulan sampel (sampling)
Pengambilan sampel adalah pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item
yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk  mewakili
seluruh itemnya dengan pertimbangan biaya dan waktu yang terbatas.

c. Teknik analisis biaya / manfaat


(cost-effectiveness analysis atau cost benefit analysis) Teknik ini menilai dari sisi
kelayakan ekonomis suatu pengembangan sistem informasi.

d. Teknik untuk menjalankan rapat


Selama proses pengembangan sistem dilakukan, seringkali rapat-rapat diadakan baik
oleh tim pengembangan sistem sendiri atau rapat anatara tim pengembangan sistem
dengan pemakai sistem manajer, sehingga kemampuan analis sistem untuk memimpin
atau berpartisipasi di dalam suatu rapat merupakan hal yang penting terhadap
kesuksesan proyek pengembangan sistem.

e. Teknik inspeksi / walkthrough


Inspeksi merupakan kepentingan dari pemakai sistem dan walkthrough merupakan
kepentingan dari analis sistem. Analis sistem melakukan walkthrough untuk maksud
supaya dokumentasi yang akan diserahkan kepada pemakai sistem secara teknik tidak
mengalami kesalahan dan dapat dilakukan dengan diverifikasi terlebih dahulu oleh
analis sistem yang lain. Pemakai sistem melakukan inspeksi untuk maksud menilai
dokumentasi yang diserahkan oleh analis sistem secara teknik tidak mengandung
kesalahan.

Alat Pengembangan Sistem


Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh metodologi
pengembangan system yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan teknik untuk
melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa
suatu gambar atau diagram atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan
juga ada yang berupa gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya data
dictionary, structured English, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan
menyajikan data.
1. Alat-Alat Pengembangan Sistem Yang Berbentuk Grafik

‘13 Sistem Informasi Manajemen


12 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai
berikut ini :

a. HIPO diagram
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi
program yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system
digambarkan oleh fungsi utamanya.

b. Data Flow diagram


Digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau system
baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut menglir (misalnya lewat telpon, surat
dan sebaginya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan
(misalnya file kartu, mcrifile, harddisk, tape, diskette dan lain sebagianya).

c. Structured Chart
Digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari system
informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodule dengan
menunjukan hubungan elemen data dan elemen control anatara hubungan
modulnya sehingga memberikan penjelasan lengkap dari system dipandang
dari elemen data, elemen control, modul dan hubungan antar modulnya.

d. SADT (Structure Analysis and Design Technique)


Structured Analysis and Design Technique, memandang suatu system terdiri
dari dua hal : benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian (kegiatan yang
dilakukan oleh orang, mesin atau prangkat lunak). Menggunakan dua tipe
diagram yaitu, diagram kegiatan(activity diagrams, disebut actigrams) dan
diagram data (data diagrams disebut datagrams)

e. Jackson’s diagram (JSD)


Jackson’s System Develpoment (JSD) membangun  suatu model dari dunia
nyata (real world) yang menyediakan subyek-subyek permaslahan dari
sistem. Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu
metodologi tertentu, masih terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang
sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua metodologi yang ada. Alat
alat ini berupa suatu bagan yang dapat diklasifikan sebagai berikut :
a. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting)

‘13 Sistem Informasi Manajemen


13 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Bagan alir sistem(system flowchart)
c. Bagan alir program (program flowchart) yang dapat berupa :
d. Bagan alir logika program (program logic flowchart)
e. Bagan alir program computer terinci (detailed computer program
flowchart)
f. Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart)
g. Bagan alir proses (process flowchart)
h. Gantt chart
i. Bagan untuk menggambarkan tata letak (layout charting)
j. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personil
relationship charting)
k. Bagan distribusi kerja (working distribution chart)
l. Bagan organisasi (organization chart)

2. Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem


Ada beberapa penyebab kegagalan dalam pengembangan sistem diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
b. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
c. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
d. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan.
e. Penggunaan teknologi computer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan
dan pemasangan teknologi tidak sesuai
f. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
g. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik.

Daftar Pustaka
Hanif Al Fatta. (2007) Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yokyakarta: STMIK      
AMIKOM YOGYAKARTA.

‘13 Sistem Informasi Manajemen


14 Eko Putra Boediman
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai