SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN
Abstract Kompetensi
Sistem Informasi Manajemen adalah Mahasiswa mengetahui dan memahami
sebuah perencanaan sistem informasi alat pengembangan sistem : Flowchart
(Bagan alur)
bagian dari pengendalian internal suatu
bisnis, menghasilkan keluaran (output)
dengan mendayagunakan masukan
(input) secara optimal dari berbagai
proses yang dibutuhkan agar dapat
terpenuhi tujuan dan harapan tertentu
dalam sebuah aktifitas manajemen
dimana pada umumnya meliputi
pemberdayaan dan
pemanfaatan manusia, teknologi,
dokumen, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk menyediakan
alternatif-alternatif solusi dari
permasalahan umum kegiatan bisnis
seperti biaya produksi, biaya distribusi,
pelayanan, atau sebuah strategi bisnis.
Pada perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam satu metode yang
dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi
umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain.
SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :
1. Identifikasi dan seleksi proyek
2. Inisiasi dan perencanaa proyek
3. Analisis
4. Desain
5. Desain logical
6. Desain fisikal
7. Implementasi
8. Pemeliharaan
Adapun sumber daya yang terlibat adalah pengguna, analis sistem, dan menejer yang
mengordinasi proyek. Aktivitas yang biasa dilakukan pada tahap ini meliputi mewawancarai
manajemen pengguna, merangkum pengetahun yang didapatkan,dan mengestimasi
cakupan proyek dan mendokumentasikan hasilnya. Tahapan ini akan menghasilkan laporan
kelayakan yang berisi definisi masalah dan rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari proyek
yang dipilh.
Analisis
Fase ketiga dalam SDLC adalah tahapan analisis. Tahapan analisis adalah tahapan dimana
sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem penganti diusulkan. Dalam tahapan ini
dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah, dan kesempatan didefinisikan, dan
rekomendasi umum untuk bagaimana memperbaiki,meningkatkan atau mengganti sistem
yang sedang berjalan diusulkan. Tujuan utama dari fase analisis adalah untuk memahami
dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis (business need) dan persyaratan proses dari
sistem baru. Ada enam aktivitas utama dalam fase ini :
a. Pengumpulan Informasi
c. Memperioritaskan kebutuhan
Dalam beberapa kasus, kebutuhan yang diperoleh sangat lengkap dan rumit.
Ketersediaan waktu dan sumber daya lain untuk menyelesaikan keseluruhan
requirement baisa saja tidak mencukupi. Pada kondisi seperti ini maka analis akan
memperioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang dianggap kritis untuk diperioritaskan.
Tahapan Desain
Tahapan desain adalah tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi
spesifikasi sistem yang rill. Tahapan desain sistem dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
desain logis (logical design) dan tahapan desain fisik (physical design). Adapun perbedaan
dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut :
b. Desain Fisik
Pada bagian ini, spesifikasi logis diubah ke dalam detail teknologi di mana
pemrograman dan pengembangan sistem bisa diselesaikan. Pada tahapan inilah
aktifitas coding dilakukan. Adapun output dari sistem ini adalah :
1. Deskripsi teknis, mengenai pilihan teknologi perangkat lunak dan perangkat
keras yang digunakan.
2. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem meliputi :
a. Modul-modul program
b. File-file
c. Sistem jaringan
d. Sistem perangkat lunak
Pada tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu :
a. Merancang dan mengintegrasikan jaringan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendesain sistem antar muka
e. Mendesain dan mangintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain dan mengintegrasikan kendali sistem.
Output dari tahapan ini adalah : source code yang error free, prosedur pelatihan, dan buku
panduan.
PEMELIHARAAN
Langkah terakhir dari SDLC di mana pada tahapan ini sistem secara sistematis diperbaiki
dan ditingkatkan. Hasil dari tahapan ini adalah versi baru dari perangkat lunak yang telah
dibuat. Perbaikan yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif, mulai dari memperbaiki
program yang crash hingga berfungsi kembali sampai pada penambahan modul-modul
progam yang baru sebagai jawaban atas perubahan kebutuhan pengguna.
Pengembangan sistem secar evolusioner sendiri memiliki dua variasi. Yang pertama
adalah pengembangan eksplotari. Tujuan proses ini adalah bekerja dengan
pelanggan untuk menyelidiki persyaratan mereka dan mengirimkan sistem akhir.
Harusnya diawali dengan kebutuhan yang sudah dimengerti. Pendekatan ini biasa
digunakan untuk mengembangkan sistem berdasar pesanan dari klien(custom
product). Variasi kedua adalah prototipe yang akan dibuang (throw-away-prototipe).
Metode ini berkonsentrasi pada eksperimen, dengan persyaratan pelanggan yang
tidak dipahami dengan baik, cocok untuk pengembangan perangkat lunak jenis
produk generik (umum).
Kelemahan dari sistem ini antara lain, kurangnya visibilitas proses. Disimping itu jika
sistem dikembangkan dengan cepat tidak efektif dari segi biaya jika dihasilkan
dokumen yang merefleksikan setiap versi sistem. Kedua, sistem sering sekali
memiliki struktur yang buruk. Hal ini disebabkan perubahan yang terus-menerus
pada program malah cenderung merusak struktur perangkat lunak. Tentu saja ini
mengakibatkan penyesuaian perubahan menjadi kian sulit dan mahal. Ketiga metode
c. Prototyping
Prototyping adalah proses alternatif dalam pengembangan sistem di mana kebutuhan
diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus-menerus
diperbaiki melalui kerja sama antara pengguna dan analis. Prototype juga bisa dibangun
melalui beberapa tools pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping
merupakan bentuk dari Rapid Application Development (RAD). RAD memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya :
1) RAD mungkin mengesampingkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak.
2) Menghasilkan inkonsistensi pada modul-modul sistem.
3) Tidak cocok dengan standar.
4) Kekurangan prinsip reusability komponen.
Keuntungan prototype:
1) Prototype melibatkan pengguna dalam analisis dan desain.
2) Punya kemampuan menangkap kebutuhan secara konkret dari pada secara
abstrak.
3) Untuk digunakan secara standalone.
4) Digunakan untuk memperluas SDLC.
Object adalah struktur yang mengekapsulasi atribut dan metode yang beroperasi
berdasarkan atribut-atribut tadi. Object adalah abstraksi dari benda nyata di mana data
dan proses diletakkan bersama untuk memodelkan struktur dan perilaku dari objek dunia
nyata.
Object class adalah sekumpulan objek yang berbagi struktur yang sama dan perilaku
yang sama.
Inheritance, merupakan properti yang muncul ketika tipe entitas atau objek class
disusun secara hierarki dan setiap tipe entitas atau object class menerima atau mewarisi
atribut dan metode dari pendahulunya.
Alat semacam ini dikategorikan dalam jenis CASE (Computer Aided Software Enginering).
CASE adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengotomasi atau mendukung
penggambaran dan analisis dari model sistem dan menyediakan translasi dari model sistem
ke sistem aplikasi. Ada beberapa alat yang sering digunakan, Microsoft Project dan Rational
Rose. Microsoft Project sangat berguna untuk penjadwalan proyek sedangkan Rational
Rose sangat membantu untuk tahapan proses model maupun data model.
a. HIPO diagram
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi
program yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system
digambarkan oleh fungsi utamanya.
c. Structured Chart
Digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari system
informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodule dengan
menunjukan hubungan elemen data dan elemen control anatara hubungan
modulnya sehingga memberikan penjelasan lengkap dari system dipandang
dari elemen data, elemen control, modul dan hubungan antar modulnya.
Daftar Pustaka
Hanif Al Fatta. (2007) Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yokyakarta: STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA.