Anda di halaman 1dari 30

RESUME PEMERIKSAAN AKUNTANSI I

“PROFESI AKUNTAN DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”

Oleh:

1. Millah Baydhia (17013010163)


2. Moch. Fadil Pratama P. (17013010170)
3. Risca Della A (17013010172)
4. Nuriya Anaima (17013010178)
5. Raksi Preswari (17013010180)
6. Siska Puspa P. (17013010182)
7. Wahyu Mas Bayu A (17013010186)
8. Lutfiana Ayu Pradita (17013010192)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA
2019

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AUDITING


Auditing mengalami perkembangan pesat, dimulai dari aktivitas pemeriksaan catatan
atas penerimaan pajak Kerajaan Mesir Kuno, pemeriksaan atas otorisasi pembayaran-
pembayaran di Kerajaan Romawi, aktifitas audit atas perusahaan dimulai sejak zaman
revolusi industri (Inggris pada pertengahan 1800an). Auditing semula dilakukan oleh satu /
beberapa orang pemegang saham, kemudian berkembang pesat dan ditandai dengan mulai
tumbuhnya kantor akuntan public seperti Deloitte & Co, Price Waterhouse & Co.

Di Indonesia bidang akuntansi baru dikenal tahun 1950-an sejalan dengan mulai
tumbuhnya perusahaan - perusahaan di Indonesia, sejalan dengan perkembangan ekonomi
dan bisnis maka perekonomian mendorong berdirinya organisasi profesi akuntansi yang
dikenal dengan sebutan “Ikatan Akuntansi Indonesia” (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957.

Semakin berkembangnya perusahaan di Indonesia, permintaan jasa audit meningkat.


Faktor - faktor yang menjadi pendorong tingginya permintaan jasa audit dan pesatnya
pertumbuhan profesi akuntan publik di Indonesia adalah karena :

 Perkembangan pasar modal


 Pertumbuhan ukuran dan kompleksitas bisnis
 Regulasi (perundang-undangan, peraturan-peraturan).

Dalam perkembangan profesi akuntan publik, terdapat beberapa perubahan penting


sebagai berikut :

A. Perubahan dalam praktek auditing :


a) Perubahan dari verifikasi detail ke basis pengujian (testing/sampling) dalam audit
laporan keuangan.
b) Menghubungkan pengujian yang harus dilakukan dengan internal control
perusahaan.
c) Penekanan tidak lagi kepada pendeteksian fraud.
B. Perubahan Harapan dan tuntutan kualitas jasa profesional :
a) Perubahan dan penyempurnaan standar-standar audit secara terus-menerus.
b) Tuntutan high quality professional services (continuing professional education,
peer review)
c) Perluasan pengetahuan akuntan publik tidak hanya di bidang akuntansi dan
auditing namun juga pemahaman mengenai management consulting, financial
planning, information technology.

Auditing Pertama Kali

Profesi ini pada waktu itu hanya dikhususkan untuk mendeteksi kecurangan dalam
laporan keuangan dengan melakukan pemeriksaan secara rinci. Kecurangan merupakan
masalah yang sangat memprihatinkan pada awal sejarah audit. Akhir abad ke-19 merupakan
titik balik dalam sejarah audit ketika hukum English Companies Act 1892 diberlakukan.
English Companies Act 1892 mengharuskan semua perusahaan besar maupun perusahaan
kecil memerlukan review yang objektf dari seorang professional khusus yang independen dan
mempunyai skill untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan tersebut.

Penerapan Metode Sampling

Prosedur audit yang dilakukan pada akhir abad 19 sampai dengan awal abad 20-an
adalah pemeriksaan secara lengkap pada setiap transaksi dan melakukan koreksi pada setiap
akun yang salah saji pada laporan keuangan. Sekitar tahun 1890an, Negara Inggris dan
Amerika Serikat melihat perlunya cara yang lebih efisien dan tidak memakan biaya besar,
sehingga munculnya teknik sampling dalam proses audit, teknik ini mengambil transaksi-
transkasi yang berjumlah besar dari populasi data yang ada untuk diperiksa kebenarannya
yang saat ini dikenal dengan istilah Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit).

Komputer Dalam Audit

Pada tahun 1950, Dunia bisnis melihat pengolahan data elektronik oleh sistem
komputer dapat melakukan banyak hal yang membantu Akuntan Publik, professional dan
pengusaha lainnya. Di awal tahun 1960, mayoritas penggunaan komputer ditujukan untuk
kepentingan bisnis daripada untuk hal ilmiah.

Mulai tahun 1970-an ini, komputer digital sudah dapat menangani sejumlah besar data
dan memproses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Komputer membuat pekerjaan
akuntan publik menjadi jauh lebih mudah terutama dalam menangani pekerjaan pembukuan.
Hal ini memberikan banyak waktu luang bagi akuntan untuk bisa fokus pada pekerjaan yang
lebih penting. Sejarah audit dan penemuan komputer dalam melakukan audit berakhir di sini
pada tahun 1970-an.

Perkembangan Audit

Perkembangan Pemakai Laporan Tujuan Audit Pendekatan


Waktu Auditor
Tahun 1800-an Pemilik organisasi Penemuan kecurangan Tes keseluruhan
Awal 1900 Pemilik dan kreditur Penemuan kecurangan Tes keseluruhan
1900 - 1930 Pemilik, kreditur, dan Pernyataan bahwa laporan Testing lebih
pemerintah keuangan adalah benar kecil
1930 - Sekarang Pemilik, kreditur, Pernyataan pendapat atas Dipilih sampel
pemerintah, kewajaran penyajian laporan
masyarakat keuangan

Kantor Akuntan Publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan
publik bagi masyarakat berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Jasa yang
diberikan Kantor Akuntan Publik berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit
laporan keuangan. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Profesi akuntan publik merupakan profesi
kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan
menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.

Perkembangan Perekonomian Di Indonesia

Salah satu sektor perekonomian yang berkembang saat ini di Indonesia dan dunia
adalah sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan ekonomi berbasis syariah. Ikatan Akuntan
Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan sektor UKM dan ekonomi berbasis
syariah tersebut dengan cara menyusun dan mengimplementasikan SAK Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) untuk Organisasi berbasis syariah. Akuntan Indonesia juga
bertekad untuk mempromosikan SAK Syariah tersebut menjadi SAK syariah yang diadopsi
global

Peluang bidang produk dan jasa masih sangat luas untuk digarap UMKM mengingat
besarnya potensi sumber daya yang ada di wilayah Indonesia yang terbentang pada 17.504
pulau. Peluang tersebut harus dipecahkan oleh berbagai elemen pelaku usaha dan
lembaga/institusi terkait dengan pemerintah sebagai katalisatornya. Indonesia memiliki 51,3
juta unit UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau sekitar 99,91 persen dari total
pelaku usaha bergerak di sektor UMKM (2009). Terdapat 97,1 persen (sekitar 90,9 juta)
tenaga kerja di negeri ini yang bergantung pada sektor UMKM. Dengan jumlah penduduk
237,6 juta (2010) dan SDA yang dimiliki seharusnya Indonesia memiliki basis-basis UMKM
yang kuat. Keberhasilan UMKM adalah keberhasilan masyarakat Indonesia, sebab sektor ini
merupakan jumlah mayoritas dan memberikan kontribusi kepada negara pada banyak bidang.
Data tahun 2009, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar Rp 2.609,4 triliun atau mencapai
55,6 persen. Kontribusi UMKM terhadap devisa negara sebesar Rp.183,8 triliun atau 20,2
persen, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional 2-4persen, dan merupakan nilai
investasi yang signifikan mencapai Rp.640,4 triliun atau 52,9 persen.

Standar Internasional

Standar Internasional dalam laporan keuangan atau International Financial Reporting


Standard (IFRS) sudah diadopsi Indonesia secara keseluruhan sejak tahun 2012.

Ada beberapa standar akuntansi yang dikenal di dunia. Di Amerika Serikat, standar
akuntansi yang dikenal seperti United State Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) dan juga Financial Accounting Standard Board (FASB). Di negara-negara Uni Eropa
termasuk Inggris menggunakan International Accounting Standard(IAS) dan International
Accounting Standard Board (IASB). Indonesia sendiri belakangan menggunakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
pada awalnya berkiblat ke Amerika Serikat. Pada saat ini, standar akuntansi yang paling besar
di dunia yaitu United State Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan
International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dulu dikenal sebagai International
Accounting Standard Commite (IASC.

International Accounting Standard Commite (IASC) dibentuk pada tahun 1973 oleh
badan-badan atau asosiasi - asosiasi profesi dari Negara - negara Australia , Kanada, Prancis,
Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda dan Inggris. Mereka kemudian menyepakati International
Accounting Standard (IAS) yang menjadi cikal bakal International Financial Reporting
Standard (IFRS).

Perkembangan global yang sangat pesat membuat Teknologi Informasi (TI)


berkembang sangat cepat. Di pasar modal, perkembangan Teknologi Informasi (TI) ini
berdampak dalam banyak aspek, mulai dari modal dan standar pelaporan keuangan,
relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh
dunia. Oleh karena perkembangan yang pesat inilah, dibutuhkan satu standar akuntansi baik
di pasar modal atau lembaga yang memiliki Agency Problem. Agency Problem adalah
masalah jarak antara Agency dan Agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara
pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut dengan Agency Relation, yaitu informasi berupa
laporan tentang assets,resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan
yang dibuat oleh Agent dan diserahkan kepada Principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan
untuk menjaga hubungan baik antara Principles dan Agents disebut Agency Cost. Hal-hal
seperti inilah yang kemudian mendorong International Accounting Standard Boards (IASB)
melakukan percepatan penyesuaian standar akuntansi internasional melalui International
Financial Reporting Standard (IFRS), yang merupakan suatu tata cara menyusun laporan
keuangan berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Sehingga, Negara yang
menerapkan standar ini, bahasa akuntansinya bisa dimengerti oleh Global Market.

Tujuan Adopsi Penuh Financial Reporting Standard (IFRS)

Adopsi penuh IFRS menghasilkan manfaat :

a) Keuangan (SAK) yang dikenal secara internasional (enchance comparability)


b) Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi
c) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global
d) Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan

Dampak Terhadap Pendidikan

Proses konvergensi PSAK dengan IFRS akan berdampak terhadap pendidikan, yaitu :

 Perubahan mind stream dari rule based kepada principle based


 Banyak menggunakan proffesional judgement : pemahaman substansi dan prinsip
yang diatur, serta integritas
 Banyak menggunakan fair value accounting: perubahan dari income statement
approach kepada balance sheet approach
 IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda
dengan IFRS lain, misalnya lease menggunakan risk and reward concept, sedangkan
service concession arrangement menggunakan controllability concept, dan
pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan
 Semakin meningkat ketergantungan pada profesi lain, misalnya aktuaris dan penilai
 Perubahan textbook dari US GAAP ke IFRS

JASA AKUNTAN PUBLIK

Kantor Akuntan Publik (KAP) melaksanakan jasa utama yaitu Assurance, Atestasi,
Perpajakan , Konsultasi Manajemen, serta Jasa Akuntansi dan Pembukuan. Berikut di bawah
ini merupakan Tabel Hubungan Jasa Assurance, Atestasi, dan Audit yang disajikan secara
ringkas.
Tabel Hubungan Jasa Assurance, Atestasi, dan Audit

Jasa Nilai Tambah Informasi Definisi Jasa


Assurance Keandalan, Kredibilitas, Jasa Profesional yang dapat
Relevansi, Ketepatan Waktu memberikan peningkatan
pada kualitas informasi dan
pembuatan keputusan
Atestasi Keandalan, Kredibilitas Laporan atas suatu masalah
yang merupakan tanggung
jawab pihak lain
Audit Keandalan, Kredibilitas Laporan atas pemeriksaan
laporan keuangan

2.2.1 Assurance Service

Merupakan jasa profesional dari kantor Akuntan Publik yang independen. Jasa
Assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai profesional lainnya.
Kebutuhan jasa assurance tidaklah baru, para akuntan publik sudah bertahun-tahun
memberikan jasa assurance, terutama assurance tentang informasi laporan keuangan historis.
Para akuntan publik telah memperluas jenis jasa assurance yang mereka lakukan hingga
mencakup jenis-jenis informasi yang berpandangan ke depan serta jenis informasi lainnya,
seperti perkiraan keuangan perusahaan dan pengendalian situs Internet.Kantor akuntan publik
sudah melakukan jasa assurance yang berkaitan erat dengan lotre dan kontes untuk
memberikan kepastian bahwa para pemenang ditentukan dengan cara yang tidak bias serta
sesuai dengan aturan-aturan kontes. Permintaan jasa assurance diperkirakan akan terus
meningkat seiring permintaan informasi juga meningkat dan karena makin banyak informasi
real-time yang tersedia melalui internet. Tujuan dari jasa ini adalah untuk meningkatkan
kualitas informasi bagi pengambil keputusan. Kualitas disini adalah keandalan (reability) dan
relevansi (relevance) dalam informasi yang dihasilkan.

Andal (reliable)

Informasi harus dapat dipercaya , yakni bebas dari pengertian yang menyesatkan
serta kesalahan material dan dapat dipercaya oleh pemakainya sebagai penyajian yang jujur.
Informasi yang andal harus memiliki substansial penyajian jujur, yaitu adanya kesesuaian
antara fakta dan informasi yang disampaikan, sehingga informasi akuntansi haruslah apa
adanya dan harus disampaikan sebagaimana seharusnya. Kenetralan merupakan substansi lain
agar informasi tersebut handal. Informasi dianggap netral bila informasi yang disajikan
terbebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu
karena informasi akuntansi dimaksudan untuk memenuhi tujuan umum berbagai kelompok
pemakai.

Relevan (relevance)

Relevansi informasi dikaitkan dengan tujuan dipergunakannya informasi tersebut. Jika


tak berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, maka informasi tidak ada gunanya.
Informasi disebut relevan jika dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lampau, masa kini , dan masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Informasi yang relevan harus dapat menguatkan atau bahkan sebaiknya memperlemah
harapan yang ada sebelum informasi tersebut disajikan. Informasi harus memiliki nilai
penegas dan peramal.

Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas informasi. Materialitas umumnya


dikaitkan dengan besar kecilnya nilai suatu pos, kesalahan, atau kelalaian untuk
mencantumkan atau menyatakannya. Informasi dipandang material bila kelalaian untuk
menyampaikan atau kesalahan untuk menyatakannya dapat meningkatkan kualitas informasi
(reliability & relevance).

Assurance vs Auditing

Auditing lebih memfokuskan pada informasi yang dmuat dalam laporan keuangan.
Sedangkan Assurance berhubungan dengan informasi dalam arti luas untuk digunakan oleh
pembuat keputusan & tidak terbatas pada informasi dalam laporan keuangan. Assurance
sendiri dapat dilaksanakan oleh berbagai profesi termasuk salah satunya Kantor Akuntan
Publik (KAP).

Jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas


informasi nagi para pengambil keputusan. Jasa assurance digunakan untuk membantu
meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar
keputusannya. Contoh dari jasa Assurance yaitu :

a) Lembaga konsumen memebrikan assurance tentang kualitas produk


b) MUI memberikan assurance tentang kehalalan produk makanan
c) Lembaga-lembaga pemeringkat yang membuat peringkat obligasi
d) Akuntan Publik memberikan assurance tentang kualitas informasi dalam laporan
keuangan
e) Auditing merupakan saah satu jasa yang termasuk dalam lingkup assurance service.

JASA ATESTASI (Attestation Services)

Jasa atestasi adalah jenis assurance service dimana KAP menerbitkan suatu laporan
tentang keandalan suatu asersi yang merupakan tanggungjawab pihak lain. Jasa atestasi
sendiri meliputi kegiatan dimana kantor akuntan public mengeluarkan laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang telah dibuat dan
dipertanggungjawabkan kepada pihak lain.

Jenis - Jasa Atestasi

1. Audit laporan keuangan historis

Dalam jasa atestasi, kegiatan audit laporan keuangan historis merupakan yang
paling dominan dikerjakan oleh kantor akuntan public yang mencapai hampir 50%
dari kegiatan total yang dikerjakan.

Audit laporan keuangan akan menghasilkan laporan auditor yang


mengungkapkan pendapat mengenai ada tidaknya kesesuaian pada laporan keuangan
yang dibuat oleh pihak klien dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Pemakai eksternal dari laporan keuangan dapat menggunakan hasil laporan


auditor sebagai petunjuk dalam usaha pengambilan keputusan.

2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas elaporan keuangan


Auditor akan memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal
atas pelaporan keuangan. Apabila dipadukan dngan audit atas laporan keuangan maka
akan memperkuat pemakai tentang pelaporan keuangan dimasa depan, karena
pengendalian internal yang efektif mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan
keuangan mendatang.

3. Review laporan keuangan historis

Akuntan public juga dapat memberikan jasa berupa review. Aktivitas review
ini berlangsung dalam skala yang lebih kecil. Hasil dari review auditor ini cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan dari perusahaan
yang tidak go public.

4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi

Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan


berbagai asersi tentang realbilitas dan keamanan informasi elektronik. Fungsi bisnis,
seperti pemesanan dan pembayaran dilakukan melalui internet atau secara langsung
antar computer dengan menggunakan EDI. Sehingga kepastian yang lebih tinggi
lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan sangat dibutuhkan.
Contoh dari jasa atestasi yang dikembangkan yaitu webtrust dan Systrust.

5. Jasa atestasi lain


Kantor akuntan public lebih banyak lebih banyak melakukan pengembangan
terhadap layanan jasa – jasanya, seperti jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif,
tentang kepatuha debitur terhadap perjanjian kredit, tentag efektivitas internal control
klien, dan assurance tentang informasi prakiraan keuangan klien.

Perbandingan diantara jenis jasa atestasi

Jenis jasa
Laporan yang dihasilkan Prosedur yang ditempuh
atestasi

Laporan yang menyatakan pendapat


Audit laporan
auditor atas laporan keuangan yangSemua pendapat yang dapat
keuangan
diperiksa, dengan memberikanmembatasi risiko
historis
keyakinan yang wajar

Sesuai dengan permintaan, terbatas


Review laporan Laporan yang menyatakan keyakinan
pada keterangan yang diberikan
keuangan negative
manajemen

Jasa atestasi lain Laporan yang menyatakan temuan Prosedur yang disepakati bersama

ASSURANCE SERVICE ON INFORMATION TECHNOLOGY


Pada era ini, dunia telah memasuki era baru informasi yang disebut sebagai era
informasi. Perkembangan Informasi dan teknologi merupakan pendorong pada era informasi
ini. Salah satu yang dihasilkan dalam era informasi ini adalah adanya e-commerce. E-
commerce merupakan sebuah nilai tambah bagi bisnis yang dijalankan. Internet dan jaringan
informasi dapat digunakan untuk kepentingan komersial. Dengan adanya informasi dalam
world wide web yang tanpa biaya menjadikan informasi yang mungkin didapatkan tanpa
batas.

Dalam e-commerce dapat dilakukan pertukaran dokumentasi bisnis antar organisasi


telah distrukturkan , pengumpulan informasi, pemrosesan, manipulasi yang dapat
dilaksanakan dengan kecepatan dan ketepatan. Selain itu, penggunaan electronic data system
mengurangi banyak masalah yang berhubungan dengan arus informasi, pengurangan
penundaan waktu pengiriman, peminimalan kesalahan, dan pengurangan biaya pekerjaan.

Electronic Data Interchange – EDI

Merupakan pertukaran transaksi bisnis dari computer ke computer dalam format


elektronik yang baku. Data disimpan dalam format elektronik dan dapat diakses bila
diperlukan. Data ini akan disimpan sama lamanya dengan penyimpanan biasa.

EDI memungkinkan perusahaan untuk memesan supplies dari supplier melalui


computer.barang yang dipesan dikirimkan, serta invoice elektronik dikirim ke perusahaan.
Perusahaan akan membayar melalui pembayaran elektronik ke rekening supplier dan
selesailah transaksi tersebut.

Dampak e-commerce terhadap akuntan public adalah bahwa akuntan public harus
pula dapat memahami bagaimana teknologi dapat mentransformasikan semua aspek bisnis
tersebut.

Tumbuhnya internet dan e-commerce memberikan peluang bagi akuntan public untuk
memberikan jasa ssuranc tentang keandalan pengendalian computer disekitar informasi yang
dieksekusi secara elektronik dan mengenai keamanan informasi tersebut. Jasa atestasi yang
diberikan oleh auditor juga dapat diberikan kepada perusahaan yang menggunakan e-
commerce.

Tujuan dari audit ini adalah untuk mereview catatan klien dan melihat apakah jumlah
penjualan dan pembelian sesuai dengan transaksi. Selain itu juga dapat dilakukan audit pajak
atas penilaian untuk mengetahui apakah pajaknya telah dibayarkan.
Dengan adanya teknologi ini, auditor akan mereview dokumen dalam bentuk
elektronik dan hanya akan mencetak dokumen yang dianggap mengandung kesalahan.
Auditor akan menggunakan teknik perencanaan dan evaluasi sebagaimana yang dilakukan
pada audit biasanya.

Audit harus menentukan skop audit, membuat rencana audit, melaksanakan audit, dan
akhirnya menarik kesimpulan berkenaan dengan keakuratan laporan klien yang bersangkutan.
Sehingga auditor akan melakukan review dokumen dan menceta hanya dokumen yang
menunjukkan pelaporan yang over reporting atau under reporting.

Yang paling efisien adalah mengedit laporan keuangan dengan sistem computer.
Metode ini sering diistilahkan “auditing through the box”. Keuntungan yang dihasilkan yaitu
dapat menghemat waktu dan hasil yang akurat. Auditor harus percaya pada keandalan sistem
internal control dan auditor utuk paham mengenai bidang computer.

Jenis Jasa Lainnya

 Accounting & Compilation (Write-up Work)

Kantor Akuntan Publik dapat memberikan jasanya dalam melakukan tugas


pembukuan dan pencatatan transaksi keuangan guna memenuhi kebutuhan klien
untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. KAP melakukan jasa akuntansi dan pembukuan untuk memenuhi
kebutuhan klien. Laporan keuangan akan diberikan kepada pihak ketiga, review atau
bahkan audit juga akan dilakukan. Jika kedua hal itu tidak dapat dilakukan, maka
laporan keuangan akan dialmpiri semacam laporan oleh KAP yang disebut laporan
kompilasi, yang tidak memberikan kepastian apapun kepada pihak ketiga.

 Management Services : System Design, Strategic Planning, HRD

Akuntan publik dapat memberikan jasa untuk klien dalam rangka peningkatan
efektivitas operasinya. Jasa ini dapat berupa pembuatan sampai dengan implementasi
sistem informasi akuntansi, menyusun stategi pemasaran, meningkatkan kualitas
karyawan, dan lain – lain.

 Financial Planning : Restructuring Taxes


Akuntan publik dapat memberikan jasanya dalam mengisi Surat Pembertitahuan
Pajak (SPT) Pajak Penghasilan, PPN, dan PPnBM. Memberikan jasa perencanaan
pajak dan juga memverifikasi PPN dan PPnBM ke lapangan atas dasar petunjuk dan
ijin dari Direktorat Jendral Pajak.

Organisasi Kantor Akuntan Publik di Indonesia

Kantor Akuntan Publik mempunyai tanggung jawab yang lebih jelas dan lebih banyak
persyaratan profesional yang harus dipenuhi oleh kantor akuntan publik daripada organisasi
lainnya karena tanggungjawabnya lebih besar terhadap pemakai laporan audit.

Kantor Akuntan Publik mempunyai hak legal untuk melaksanakan audit laporan keuangan
berdasarkan peraturan yang berlaku. Selain itu juga Kantor Akuntan Publik menyediakan jasa
lainnya bagi kliennya seperti, Special audit, Tax services, Other attestation, Accounting
services, Management consulting.

Kantor Akuntan Publik Terdaftar

Kantor Akuntan Publik dapat berbentuk usaha sendiri dengan menggunakan nama
Akuntan Publik yang bersangkutan, dan dapat pula dalam bentuk usaha kerjasama yaitu
beberapa Akuntan Publik tergabung dalam satu KAP. Bentuk Hukum suatu kantor akuntan
publik dapat berupa perusahaan perseorangan atau persekutuan.

Persyaratan untuk membuka Kantor Akuntan Publik :

1. Akuntan berdomisili di Indonesia

2. Memiliki Register Akuntan (UU No. 34 Tahun 1954)

3. Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik, Materi .USAP :

- Auditing dan Jasa Profesional akuntan Publik lain

- Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan

- Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan

- Sistem Infromasi Akuntansi

- Perpajakan dan Hukum Komersial

4. Memiliki pengalaman kerja menjadi auditor pada kantor akuntan publik atau BPKP
paling sedikit selama 3 tahun atau 3.000 jam.
Hierarki organisasi dalam kantor akuntan publik dapat terdiri dari :

Staff level Pengalaman Typical Responbilities

Staff 0-2 tahun Melakukan detail pekerjaan di lapangan


Assistant

Senior 2-5 tahun Bertanggung jawab atas kegiatan atas kegiatan audit di
Auditor lapangan dan melakukan supervisi terhadap staff.

Supervisor / 5-10 tahun Membuat perencanaan audit, manage audit dan mereview
manager pekerjaan yang dilakukan oleh staff dan senior auditor.

Partner +10 tahun Melakukan review terhadap keseluruhan pekerjaan audit


(akuntan) dan melakukan keputusan terhadap opini yang diterbitkan.

Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki tanggung jawab yang besar, sehingga
merupakan hal penting bagi auditor yang bekerja di kantor akuntan publik memiliki
independensi dan kompetensi yang tinggi.

Faktor – faktor yang memperanguhi struktur organisasi Kantor Akuntan Publik :

1. Kebutuhan untuk independen dari klien


Independensi tinggi membuat auditor memiliki kemampuan untuk menarik
kesimpulan yang tidak memihak mengenai laporan keuangan yang mereka audit.
2. Kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi
Dengan kompetensi yang dimilikinya mereka dapat melaksanakan audit dengan
efisien dan efektif.
3. Tanggung jawab terhadap jasa yang diberikan.
4. Meningkatkan litigation risk

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Hanya kurang dari 500 Kantor Akuntan Publik yang beroperasi di seluruh Wilayah
Indonesia, kemudian Kantor Akuntan Publik yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan
Publik Asing menurut buku setengah abad Profesi Akuntansi ada sebanyak 40 Kantor
Akuntan Publik.

Kantor AkuntanPublik Internasional


Pada Tahun 1986 Terkenal dengan istilah "The Big Eight", yang terdiri atas Arthur
Andersen, Arthur and Young, Coopers and Lybrand, Deloitte Haskins and Sells, Ernst and
Whinney, Peat Marwick Mitchell, Price Waterhouse, dan yang terakhir Touche Ross.
Kemudian karena situasi dan kondisi The Big Eight" tersebut pada tahun 1998 menjadi "The
Big Five" yang terdiri atas Arthur Andersen, Delloitte Touche Tohmatsu, Ernst and Young,
Klynveld Peat Marwick Goerdeller dan yang terakhir Price Waterhouse Coopers. Pada Tahun
2002 Arthur Andersen mundur dari praktik audit sehingga menjadi "The Big Four" masing –
masing memiliki kantor di setiap kota besar di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di
seluruh dunia. Tahun 2002 mundurnya Andersen karena terkait kasus di dalam pelaporan
keuangan sehingga muncul Sarbox.

Sarbanes Oxley Act membentuk Public Company Accounting Oversight Board


(PCAOB) bertugas untuk mengawasi auditor perusahaan publik, menetapkan standar audit
dan pengendalian mutu audit yang ditunjuk dan diawasi oleh Securities and Exchange
Commision (SEC).

Tujuan SOX

1. Membuat manajemen bertanggungjawab

2. Memperkuat pengungkapan (disclosures)

3. Melakukan review yang teratur (oleh SEC)

4. Membuat akuntan bertanggungjawab

Ada beberapahal yang menarik dari keempat tujuan Sox yaitu:

 Sebagai ketentuan pasar modal, SOX tidak berbeda dengan tujuan ketentuan –
ketentuan sebelumnya, yaitu melindungi masyarakat pemodal (investing public)

 Untuk melindungi masyarakat pemodal keempat hal (tujuan SOX) itu yang harus
diperkuat.

 Tujuan masih sama, strateginya berubah (dari self - policing ke command - and
control)

Dampak SOX terhadapProfesiAkuntansi


SOX section 201 sangat membatasi jasa - jasa non Audit, jasa - jasa yang berikut apabila
diberikan bersamaan dengan jasa audit akan bertentangan dengan hukum :

 Pembukuan, atau jasa lain yang berkaitan dengan catatan akuntansi (Accounting
Record) atau laporan keuangan dari klien yang diaudit.

 Desain dan implementasi dari sistem informasi keuangan

 Jasa Appraisal atau Valuation Service, pendapat mengenai kewajaran (Fairness


Opinions), atau laporan mengenai sumbangan dalambentuk jasa (Contribution in Kind
Reports)

 Jasa Aktuarial

 Jasa - jasa audit internal (dikenal dengan internal audit outsourcing services)

 Fungsi – fungsi manajemen atau fungsi SDM

 Broker, dealer, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi

 Jasa hukum dan keahlian lainnya yang tidak ada kaitannya dengan audit

 Segala jasa lain yang ditetapkan dengan peraturan lain.

SOX juga mengatur rotasi atau pertukaran auditor. SOX berpendapat auditor akan
kehilangan objektivitasnya kalau terlalu dekat atau membina hubungan yang terlalu nyaman
dengan kliennya. Karena itu, Section 203 dari Sox menetapkan rotasi dari Lead Audit Partner
dan Outsourcing Audit Partner setiap lima tahun.

Dampak SOX terhadap Manajemen

Manajemen mempunyai tanggungjawab utama terhadap fraud akuntansi dan


keuangan. Enron dan perusahaan besar lainnya menunjukan bahwa perbuatan tercela ini
dilakukan oleh pimpinan perusahaan seperti CEO dan CFO. Karena itu ketentuan – ketentuan
mengenai manajemen ditujukan kepada penekanan akuntabilitas manajemen. Kemudian
dalam section 404 mewajibkan perusahaan untuk mencantumkan dalam formulir tahunan 10
-K, laporan mengenai pengendalian intern yang berisi:

 Tanggungjawab manajemen untuk membangun dan memelihara struktur pengendalian


internal dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai.
 Penilaian manajemen atas struktur pengendalian internal dan prosedur pelaporan
keuangan.

 Penilaian ini harus meliputi pengungkapan mengenai kelemahan material yang


dijumpai, yang ada sampai akhir tahun buku.

 Kerangka (framework) yang dipakai manajemen untuk menilai efektivitas


pengendaliannya.

 Bahwa auditor independent sudah menguji (attest) memadai / tidaknya penilaian


manajemen dan pengendalian internal perusahaan atas pelaporankeuangannya.

Adapun dampak "The Big Four" terhadap Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia "The Big Four" ini diwakili kepentingannya oleh kantor akuntan publik
Indonesia sendiri yaitu (sesuai dengan abjad):

 Ernst & Young International

 Price Waterhouse Coopers

 Deloitte, Touche, Tohmatsu

 Klynveld Peat Marwick Goerdeler

 (KAP Prasetyo, Sarwoko & Sanjaya)

 (KAP HadiSutanto & Rekan),

 (KAP Hans, Tuanakotta, Mustofa),

 (KAP Siddartha, Siddartha & Wijaya

INSTITUSI DAN REGULASI YANG MENGATUR PROFESI AKUNTAN PUBLIK

1. Departemen Keuangan
Departemen Keuangan merupakan institusi yang memberikan nomor Register Negara
dan sertifikat sebagai akuntan terdaftar. Sarjana ekonom yang telah lulus ujian sarjana
program studi akuntansi (universitas negeri) atau lulus ujian negara akutansi profesi
(universitas swasta) dapat mendaftarkan diri ke Departemen Keuangan untuk memperoleh
register negara dan sertifikatnya. Sedangkan untuk ijin pembukaan KAP atau Kantor Akuntan
Publik diterbitkan oleh Departemen Keuangan bagi akuntan publik yang akan mendirikan
kantor akuntan publik dengan memenuhi syarat-syarat pendirian kantor akuntan publik.

2. IAPI

Di Indonesia organisasi profesional akuntan publik berskala nasional adalah Ikatan


Akuntan Indonesia (IAI), terutama Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Namun, pada
tanggal 23 Mei 2007, IAI KAP menjadi entitas independen dengan nama Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI).

Organisasi IAPI menetapkan persyaratan profesional bagi seorang akuntan publik,


menyelenggarakan penelitian, dan menerbitkan jurnal maupun bahan bacaan yang berkaitan
dengan akuntansi, audit, konsultasi manajemen dan perpajakan. Keanggotan IAI tidak tentu
menjadi anggota IAPI. Anggota IAI yang termasuk anggota IAPI adalah anggota yang
bekerja pada kantor akuntan publik.
IAPI berhak menetapkan standar dan aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta
akuntan praktisi lainnya. IAPI memiliki kewenangan untuk menetapkan standar dan aturan
dalam lima bidang berikut ini:

A. Standar Auditing

Standar ini berguna sebagai Pernyataan Standar Auditing (PSA). Penyempurnaan PSA
bersumber dari Statement on Auditing Standar (SAS) Amerika Serikat yang disesuaikan
dengan kondisi Indonesia dan Standar Auditing Internasional.

B. Standar Kompilasi dan Review

Standar ini merupakan pernyataan mengenai pertanggungjawaban akuntan publik terkait


dengan laporan keuangan perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan tersebut disebut sebagai
Pernyataan Standar Jasa Akuntan dan Review (PSAJR). Jasa yang mencakup:

Akuntan membantu klien untuk menyusu laporan keuangan tanpa memberikan jaminan
mengenai isinya (jasa kompilasi).

Akuntan melakukan prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis tertentu, sehingga dapat
memberikan suatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan perubahan apapun terhadap
laporan keuangan bersangkutan (jasa review).

C. Standar Atestasi Lain

Fungsi standar ini ialah:

 Kerangka yang harus diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk
mengembangkan standar yang terinici mengenai jenis jasa atestasi yang spesifik.
 Kerangka pedoman praktisi bila belum terdapat standar spesifik.
D. Kode Etik Profesi

Kode etik ini dikeluarkan oleh Komite Kode Etik agar terdapat ketetapan perilaku yang
harus dimiliki oleh seorang akuntan publik dan berlaku untuk semua jasa atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh akuntan publik dan meliputi standar teknis.

Fungsi Lain IAPI:

 Fungsi Pendidikan, seperti menyusun dan memberi nilai ujian sertifikasi akuntan
publik
 Mempublikasikan pedoman audit untuk usaha kecil dan menengah, pemutakhiran
periodik atas kodifikasi standar profesional dan kode etik.
 Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi para akuntan publik berupa penataran,
seminar, lokakarya dan temu muka.

STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM

Standar audit merupakan pedoman untuk membantu audito memenuhi tanggung jawa
profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup
pertimbangan mengenai kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi,
persyaratan perlaporan dan bukti. Sepuluh standar audit yang berlaku umum dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu:

 Standar Umum

Menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor

a) Auditor harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki
kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
b) Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit.
c) Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan
menyusun laporan.
 Standar Pekerjaan Lapangan

Menyangkut tentang pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang
sebenarnya

a) Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten
sebagaimana mestinya.
b) Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang
signifikan dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan untuk
merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
c) Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur audit
agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat yang menyangkut
laporan keuangan yang diaudit.
 Standar Pelaporan

Mengharuskan auditor menyiapkan laporan mengenai laporan keuangan secara


keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif.
a) Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
b) Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan dimana
prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika
dikaitkan dengan periode sebelumnya.
c) Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum memadai, maka
audito harus menyatakan dalam laporan auditor.
d) Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan, dalam laporan auditor.
Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara keseluruhan, maka auditor harus
menyatakan alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor.

PERNYATAAN STANDAR AUDIT

Pernyataan Standar Audit (PSA) merupakan pedoman yang lebih khusus dibandingan
dengan Standar Audit Yang Berlaku Umum (GAAS). PSA menginterpretasikan kesepuluh
standar audit yang berlaku umum dan merupakan referensi aling terotorisasi yang tersedia
bagi auditor.

Semua PSA diberi dua nomor klasifikasi, yaitu satu nomor PSA dan satu nomor SA
yang menunjukkan lokasi dalam kodifikasi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Sebagai contoh, Pernyataan Standar Audit, Hubungan antara Standar Audit yang Berlaku
Umum dengan Standar Pengendalian Mutu, adalah PSA 01 dan SA 161. Nomor PSA
menunjukkan urutan pernyataan itu saat dikeluarkan jika dihubungkan dengan PSA yang lain;
sementara nomos SA menunjukkan lokasinya dalam kodifikasi seluruh PSA, yang
dikeluarkan IAPI. Nomor-nomor SA yang dimulai dengan angka “2” selalu merupakan
interpretasi atas standar umum, yang dimulai dengan angka “3” berkaitan dengan standar
pekerjaan lapangan, dan yang dimulai dengan angka “4”, “5”, atau “6” berkenaan dengan
standar pelaporan.

GAAS dan PSA dipandang oleh para praktisi sebagai standar minimum kerja dan
bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Pada saat yang sama, keberadaan standar
audit tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya dengan membabi buta. Jika
auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak mungin dilakukan, maka
auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternatif. Demikian pula, jika masalahnya tidak
signifikan, juga tidak perlu mengikuti standar. Akan tetapi, beban untuk menunjukkan alasan
yang membenarkan penyimpangan dari standar itu berada di pundak auditor.

Standar Audit Internasional (ISA) diterbitkan oleh International Auditing Practice


Committee (IAPC) dari international Federation of Accountants (IFAC). ISA secara umum
serupa dengan GAAS di Indonesia meskipun ada beberapa perbedaan. Jika auditor di
Indonesia mengaudit laporan keuangan historis sesuai dengan ISA, auditor harus memenuhi
semua persyaratan ISA yang jauh di luar cakupan GAAS.

3. BAPEPAM

peraturan Bapepam yang mengatur soal entitas perusahaan efek, mulai dari syarat-
syarat penting pengurus perseroan yang harus dipimpin oleh orang-orang yang memiliki
kredibilitas dan kejujuran, sistem pengendalian intern dan penyelenggaraan pembukuan,
pembiayaan transaksi efek, pengawasan atas perilaku pihak-pihak yang bekerja di perusahaan
efek. Badan Pengawas Pasar Modal dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, secara
organisatoris Ketua Bapepam dibantu oleh unit-unit Sekretariat dan Biro-biro. Sekretariat
dipimpin oleh Sekretaris Bapepam dan Biro dipimpin oleh Kepala Biro. Struktur organisasi
Bapepam yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No. 94/KMK/1977
mengandung satu Sekretariat dan lima Biro.
Perusahaan yang ingin menerbitkan efek – efek ke masyarakat harus memperoleh
persetujuan dari BAPEPAM. Selain itu, emiten secara rutin mewajibkan untuk
menyampaiman laporan keuangan secara rinci, yang disertai dengan laporan audit kepada
BAPEPAM.

Laporan penting sebagai syarat dalam ketentuan BAPEPAM :

 Surat pengantar untuk pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum, surat
ini diserahkan kepada BAPEPAM untuk melakukan pewaran umum pada masyarakat.
 Laporan keterbukaan informasi

Laporan yang sangat penting dalam keberlangsungan nilai efek perusahaan dan
keputusan investasi.

 Laporan tahunan

Berisi informasi keuangan dan laporan keuangan yang telah diaudit di setiap
tahunnya.

 Laporan Kuartalan

Laporan informasi keuangan tertentu yang diisyaratkan BAPEPAM.

Wewenang BAPEPAM :

 Memiliki kewenangan untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang memberikan


informasi yang benar pada investor.
 Wewenang untuk menetapkan peraturan bagi setiap akuntan publik yang terkait
dengan laporan keuangan yang telah diaudit yang diserahkan kepada BAPEPAM.
 Mengeluarkan peraturan penting bagi akuntan publik termasuk keputusan dan
pendapat mengenai masalah akuntansi dan audit yang berhubungan dengan akuntan
pasar modal.

Dengan wewenang tersebut maka BAPEPAM merupakan institusi yang dapat


mempengaruhi penetapan prinsip akuntansi yang berlaku umum beserta persyaratan
mengenai pengungkalan laporan keuangan.

Sistem Pengendalian Mutu

Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di


Indonesia adalah sebagai berikut: 1.Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan
rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan,
melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa)
seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional,
1985) 2.Pengendalian mutu (quality control) adalah sistem manajemen yang
mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi
pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun
karyawan. (Astra TQC, 1984) 3.Pengendalian mutu (quality control)) merupakan keseluruhan
rangkainan terpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga
dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi,
sehingga memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO).

Bertujuan untuk :

 Menjamin kualitas pelaksanaan tugas atau jasa profesional yang diberikan.


 Memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Sistem pengendalian mutu KAP mencakup stuktur organisasi, kebijakan dan prosedur
untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan
SPAP. Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan
pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar
yang diterbitkan oleh Dewan SPAP dan aturan etika KAP yang diterbitkan oleh IAI-KAP.

Setiap sistem pengendalian mutu Kantor Jasa Akuntan mempunyai keterbatasan bawaan
yang bisa berpengaruh terhadap efektivitasnya. Perbedaan kinerja staf dan juga pemahaman
persyaratan profesional, bisa mempengaruhi tingkat kepatuhan akan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu KJA.

KJA harus mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu yang akan dibahas sejauh
mana diterapkan untuk praktiknya. Unsur-unsur pengendalian mutu selalu berhubungan satu
sama lain. Oleh karenanya, praktik kerja KJA akan mempengaruhi kebijakan pelatihannya.

Tujuan KJA Menetapkan & Memelihara SPM :

Untuk memberi keyakinan memadai (reasonable assurance) bahwa:

 KJA dan personelnya mematuhi standar profesi dan peraturan perundang-


undangan
 Laporan yang disampaikan oleh KJA atau rekan perikatan sesuai dengan
keadaan (ISQC 1, par 11)

Ketentuan SPM dirancang supaya dapat mencapai tujuan di atas, dan KJA
mempertimbangkan perlu tidaknya tambahan ketentuan dalam mencapai tujuan tersebut
(ISQC 1, par 15)

Unsur – unsur pengendalian mutu

1. Indenpendensi

Sikap mental indenpendensi harus meliputi indenpwnden dalam fakta dan dalam fakta
penampilan.yang akan memberikan keyakinan bahwa setiap organisasi, semua staf
profesional harus mempertahankan independensi sebagaimana diatur Aturan Etik Akuntan.

2. Penugasan personel

Semua anggota tim adalah penugasan harus memiliki tingkat pelatihan dan keahlian
teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan profesional, sifat, dan lingkup
supervisi harus dipertimbangkan.

3. Konsultasi

Saat staf atau partmer mengalami problem teknis maka dibutuhkan seorang konsultasj
dalam mengatasi permasalahan tersebut. Sifat konsultasi akan bergantung pada ukuran KAP,
tingkat pengetahuan, kompetensi dan lain sebagainya.

4. Supervisi

Supervisi harus ada untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan


penugasan memenuhi standar mutu sesuai KAP sebelumnya. Faktor – faktor yang
mempengaruhi lingkup supervisi :

- Kerumitan masalah
- Kualifikasi staf pelaksana
- Lingkup konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan

Memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan perikatan akan memenuhi standar mutu yang
ditetapkan Kantor Jasa Akuntansi. Lingkup supervisi dan review yang sesuai akan suatu
kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, contohnya kerumitan masalah, kualifikasi
staf dan lingkup konsultasi yang ada dan yang sudah digunakan.
5. Pemekerjaan

Untuk mempertahankan mutu kantor akuntan publik para staf profesionalnya harus
memiliki karakter yang membantu penugasannya secara kompeten. Integritas, kompetensi,
dan motivasi harus dimiliki para personelnya sebagai mutu pekerjaan di kantor akuntan
publik.

6. Pengembangan Profesional

Pengembangan profesional untuk para personel di kantor akuntan publik berupa


pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan yang berguna memberikan personelnya
pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melaksanakan
kompetensi kerja serta kemajuan karier mereka.

7. Promosi

Kebijakan promosi harus jelas dan tepat untuk menjamin promosi personel
berlangsung sesuai antara kualifikasi dan tanggung jawabnya. Praktik ini memengaruhi
peningkatan mutu pekerjaan kantor akuntan publik. Kualifikasi personelnya diseleksi
berdasarkan karakter, intelegensi, pertimbangan, dan motivasi.

8. Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien

Seluruh klien dan calon klien harus dievaluasi terlebih dahulu untuk meminimalkan
kemungkinan keterbatasan integritas manajemen atau klien yang tidak memiliki manajemen
integritas. Kantor akuntan publik berkewajiban untuk menerima, menolak, atau
mempertahankan klien. Berdasarkan prinsip prudence (kehati-hatian) kantor akuntan publik
disarankan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya dengan klien.

Formulir penilaian klien, seperti komentar audit terdahulu dan evaluasi atas manajemen,
harus disiapkan untuk setiap klien baru sebelum penerimaan.

9. Inspeksi

Harus ada kebijakan dan prosedur yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh
individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen kantor akuntan publik. Inspeksi
dilakukan untuk menilai kejelasan dan kebijakan prosedur yang berguna untuk menunjang
terpenuhinya elemen pengendalian mutu secara konsisten. Pengujian prosedur pengendalian
mutu setidaknya dilaksanakan satu tahun sekali untuk memastikan kepatuhan kantor akuntan
publik dan dilaksanakan oleh partner bagian pengendalian mutu.
Dalam kegiatan inspeksi terdapat kegiatan pemantauan. Pemantauan dilakukan kantor
akuntan publik untuk memantau efektivitas sistem pengendalian mutu dengan melakukan
evaluasi secara rutin, yaitu:

a) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu


b) Penetapan tanggung jawab

Tanggung jawab ditetapkan oleh kantor akuntan publik kepada personelnya agar
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya dapat dilaksanakan secara efektif.
Penetapan tanggung jawab mempertimbangkan hal-hal seperti kompetensi individu,
penetapan wewenang, lingkup supervisi yang diberikan.

c) Komunikasi kebijakan prosedur

Komunikasi yang cukup komprehensif tentang kebijakan dan prosedur pengendalian


mutu yang ditetapkan harus tersampaikan dengan baik kepada personel kantor akuntan
publik.

FORUM AKUNTAN PASAR MODAL

Forum akuntan pasar modal didirikan untuk menunjukkan adanya usaha peningkatan
mutu akuntan publik. Anggota forum ini merupakan akuntan publik yang tergabung dalam
IAI-KAP yang berfungsi mengaudit perusahaan go public dan perusahaan efek yang telah
memenuhi syarat dari BAPEPAM.

Syarat Keanggotaan Forum Akuntan Pasar Modal IAI-KAP:

Ketaatan pada standar pengendalian mutu

Kantor akuntan publik harus memiliki sistem pengendalian mutu sesuai Pernyataan
Standar Auditing

Review sejawat (peer review)

Pemantauan praktik yang juga disebut sebagai review sejawat (peer review)
merupakan suatu telaah oleh akuntan publik atas ketaatan kantor akuntan publik pada sistem
pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan review sejawat adalah untuk menentukan dan
melaporkan apakah kantor akuntan publik yang ditelaah telah mengembangkan kebijakan dan
prosedur yang memadai bagi elemen pengendalian mutu serta telah mengikuti kebijakan dan
prosedur sesuai praktiknya.

Kantor akuntan publik harus mendaftarkan diri dalam program pemantaan praktik
IAPI agar para anggota memenuhi syarat keanggotaan Dewan Review Mutu (DRM). Sebelum
kantor akuntan publik menjalani review sejawat, seluruh anggotanya adalah yang tidak
memenuhi syarat untuk menjadi anggota IAPI.

Program review sejawat IAPI normalnya dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari
partner dan manajer dari kantor akuntan publik yang dipilih. Setelah melakukan review, para
peninjau menyebutkan kesimpulan dan saran sebagai hasil akhir dari laporan review.

Review sejawat memiliki manfaat yang menguntungkan bagi kantor akuntan publik
karena membantu memenuhi standar pengendalian mutu, menguntungkan profesi melalui
peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit. Manfaat ini dapat diperoleh
lebih jauh jika review meningkatkan praktik kantor akuntan publik, sehingga akan
memperbaiki reputasi dan memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum. Disamping
memiliki manfaat yang menguntungkan, review sejawat memakan biaya yang tidak sedikiti
dalam pelaksanaannya.

Pendidikan profesi berkelanjutan

Seluru personel dalam kantor akuntan publik harus mengikuti pendidikan profesional
untuk mengembangkan kompetensinya. Contohnya, mengikuti pendidikan profesi akuntan
(PPAk) atau lulus ujian sertifikasi akuntan seperti Chartered Accountant, dan Certified Public
Accountant.

Rotasi partner

Untuk mempertahankan independensi auditor harus dilakukan penggantian partner


audit apabila telah menangani penugasan selama tujuh tahun berturut-turut.

Review oleh partner lain

Partner lain yang tidak terlibat dalam penugasan berkewajiban me-review audit atas
perusahaan publik dan wajib meneyetujui laporan audit sebelum diterbitkan.

Larangan pemberian jasa tertentu


Terdapat jasa-jasa tertentu yang tidak boleh diberikan, yaitu tes psikologi,
pengumpulan opini publik, bantuan merger dan akuisi yang mengandung komisi, perekrutan
tenaga eksekutif, dan jasa-jasa aktuaria pada perusahaan asuransi.

Pelaporan ketidaksepakatan

Hal-hal penting yang berhubungan dengan akuntansi, pengungkapan dan audit yang
tidak disetujui manajemen harus dilaporkan kepada komite audit.

Pelaporan jasa konsultasi manajemen

Selama tahun pemeriksaan seluruh jasa konsultasi yang diberikan kepada klien yang
bersangkutan, serta jumlah honorarium yang diterima untuk jasa tersebut harus dilaporkan
guna transparansi aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

J. Elder, Randal, Mark S. Beasley, dll. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Jakarta: Salemba
Empat.

Kurnia Rahayu, Siti, Suhayati, Ely. 2010. Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan
Publik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai