3
Pada bagian ini terdapat 3 jenis struktur data logis dapat digunakan mencapai tujuan
yaitu: hierarkis, jaringan, relasional. Tugas utama yang dihadapi analis dalanm merancang
database adalah mengidentifikasi dan merancang hubungan sistematis antar segmen.
Database harus distrukturkan sehingga mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai untuk membuat keputusan yang efektif.
a. Struktur pohon atau hierarkis
Dalam bagian ini setiap simpul mewakili himpunan field dan simpul yang lebih tinggi
sidebut simpul induk. Setiap simpul induk. Setiap simpul induk akan mempunyai anak di
mana antar hubungan antar induk dan anak disebut cabang. Hal terpenting dari model pohon
adalah simpul anak tidak dapat memiliki dari satu induk. Modal anak berkaitan dengan
struktur data yang didukung dengan COBOLT atau bahasa pemprograman lain yang
digunakan cara luas dan telah diterapkan di banyak sistem manajemen database (BBMS)
komersial.
b. Struktur Jaringan
Dalam bagian ini memungkinkan segmen untuk meiliki lebih dari satu induk. Oleh
karena itu, merupakan struktur data yang lebih umum dibandingkan pohon. Beberapa DBMS
tidak secara langsung mendukung struktur jaringan, tetapi karena setiap jaringan dapat
ditranformasikan sturktur pohon, sangat memungkinkan utnuk menerapkan struktur jaringan
dalam sistem berorientasi pohon. Contohnya adalah model CODASYL.
c. Struktur data relasional
Dalam tahap ini memandang database sebagai kumpulan 2 tabel dimensional
dibandingkan sebagai struktur jenis hierarkis atau jaringan. Aturan-aturan tertentu yang
disebut bentuk normal menentukan pembuatan sebuah tabel. Proses penerapan aturan-aturan
tersebut dinamakan normalisasi. Normalisasi menjadi penting karena tanpa hal tersebut
proses pembaruan entri-entri dalam tabel dapat menyebabkan permasalahan. Langkah
pertama dalam normalisasi adalah menciptakan sebuah tabel terpisah untuk setiap repeated
group. Ada tiga bentuk normal, yaitu:
a) Bentuk normal pertama: membagi tabel-tabel untuk menghapus repeated group.
b) Bentuk normal kedua: membagi tabel-tabel sehingga tidak adakunci yang menentukan
nilai dari sebuah field non kunci.
c) Bentuk normal ketiga: membagi tabel-tabel sehingga tidak ada field non kunci yang
menentukan nilai-nilai dari field non kunci lainnya.
6
pohon.
7
Sistem manajemen database ialah program komputer yang memungkinkan pemakai
untuk membuat dan memutakhirkan file, memilih dan memanggil data, dan untuk
menghasilkan beragam keluaran dan laporan. Sistem manajemen database mencakup 3
atribut untuk pengelolaan dan pengorganisasian, yaitu:
1. Bahasa Deskripsi Data (Data Definition Language)
Memungkinkan administrator database untuk mendefinisikan struktur logika database,
yang disebut skema. Skema tersebut mencakup:
a) Nama elemen data
b) Jenis data (numeric, alphabet data, dll) dan nomor posisi decimal jika elemen data
numeric.
c) Jumlah posisi (misalnya 9 posisi untuk nomor jaminan social)
Data Definition Language juga digunakan untuk mendefinisikan subskema, yang
merupakan database yang dapat dilihat pemakai individual. Data Definition Language dapat
digunakan untuk membuat, memdifikasi, dan menghapus tabel – tabel dalam lingkup
relasional.
2. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation Language)
Data Manipulation Language mencakup perintah-perintah untuk pemutkhiran,
pengeditan, manipulasi, dan ekstraksi data. Dalam banyak kasus, pemakai tidak perlu
menggunakan Data Manipulation Language, tetapi program aplikasi (misalnya, program
penggajian atau Sistem akuntansi interaktif) secara otomatis menghasilkan pernyataan Data
Manipulation Language untuk memenuhi kebutuhan para pemakai.
3. Bahasa Kueri Data (Data Query Language)
Data Query Language adalah bahasa yang mudah digunakan atau penghubung yang
memungkinkan pemakai untuk meminta informasi dari database. Terdapat penghubung
bahasa alami yang memungkinkan para pemakai untuk meminta informasi dengan
menggunakan bahasa sehari-hari. Sistem tersebut dapat mengenali beragam gaya bahasa
permintaan, dan jika pemakai menyampaikan permohonan yang tidak lengkap, Sistem akan
menyampaikan pertanyaan seperlunya untuk memastikan masalahnya.
Mengapa Dibutuhkan Sistem Manajeman Database
Sistem manajemen database memadukan, menstandarisasikan dan menyediakan
pengamanan bagi berbagai aplikasi – aplikasi akuntansi. Meskipun memelihara file
independen adalah hal yang mudah, tetapi ada beberapa kekurangannya :
a. Unsur data yang sama digunakan untuk beberapa aplikasi yang berbeda; dalam file
independen, unsur data harus dimasukkan dalam masing – masing file aplikasi.
8
b. File harus didefinisikan dalam awal proses implementasi Sistem prosedur – prosedur
memiliki keterbatasan lebih karena struktur file yang ada dibandingkan karena perubahan
kebutuhan aplikasi.
c. Independensi diantara file seringkali menyebabkan terjadinya struktur – struktur yang
berbeda untuk data yang sama, juga akan terjadi, Sistem kode yang berbeda, abreviasi
(penyingkatan) yang berbeda, dan panjang field yang berbeda.
Disamping masalah manajemen data dan penyimpanan yang telah dibahas, setiap file
independen memerlukan intruksi – intruksi pemrosesan dan pemeliharaan sendiri, jika isi dan
struktur file distandarisasikan.
Independensi data pemecahan untuk masalah-masalah pemeliharaan file independensi
terletak pada pemisahan penanganan data secara fisik dengan penggunaan logisnya. Ini
merupakan perubahan mendasar, yaitu: (1) penyimpanan data terintegrasi dalam sebuah
database tunggal. (2) Seluruh akses kehimpunan file adalah melalui Sistem perangkat lunak
tunggal yang dirancang untuk mengelola aspek fisik penanganan dan penyimpanan data. File
database distrukturkan dan dikelola dengan Sistem DBMS. Kamus database adalah kumpulan
seluruh nama unsur data dalam database. Keuntungan lainnya dari DBMS adalah kemampuan
umumnya dalam menerapkan kode-kode keamanan ke unsure-unsur data dan atribut-atribut
pemrosesannya.