Anda di halaman 1dari 8

STANDAR AUDIT

dan
JENIS PENUGASAN AUDIT

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET


SURAKARTA
2015

Perkembangan Standar Profesional


Akuntan Publik (SPAP)

Tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil


menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres
ke III Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut
mencakup tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur norma
pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian
pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta
pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dari berkas
pemeriksaan.
Pada Kongres IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober 1982,
Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan
penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan
melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan
penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, telah dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru
untuk periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya berasal dari
unsur-unsur akuntan pendidik, akuntan publik dan akuntan pemerintah.
Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang
disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984.
Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah
diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan oleh Pengurus
Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku
efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan
keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992,
Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi
revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No.12 dan
interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2. Dalam Kongres ke VII Ikatan
Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar Profesional Akuntan
Publik yang secara garis besar berisi:
Uraian mengenai standar profesional akuntan publik;
Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan;
Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan;
Pernyataan jasa akuntansi dan review;
Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama
Komite Norma.
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar
Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam
buku yang diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari
2001.

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima
standar, yaitu:
Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(IPSAR).
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM).
Selain kelima standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang
wajib dipenuhi oleh akuntan publik.

Jenis Penugasan Audit


1.

Audit Keuangan
Audit keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan Pemeriksaan
keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2.

Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern. Audit
kepatuhan ini biasanya dilakukan bersama dengan audit kinerja.

3.

Audit Kinerja
Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan aspek efektivitas.
Audit kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan
kinerja suatu program dan memudahkan pengambilan keputusan bagi
pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengambil
tindakan koreksi serta meningkatkan pertanggungjawaban publik.
Audit kinerja dapat memiliki lingkup yang luas atau sempit dan
menggunakan berbagai metodologi; berbagai tingkat analisis, penelitian
atau evaluasi. Audit kinerja menghasilkan temuan, simpulan, dan
rekomendasi.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara


(SPKN)
1. Landasan Hukum Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
e. UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Referensi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Standar Audit Pemerintahan - BPK RI Tahun 1995
Generally Accepted Government Auditing Standards (GAGAS) 2003
Revision, United States General Accounting Office (US-GAO)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI)
Auditing Standards, International Organization of Supreme Audit
Institutions (INTOSAI), Latest Ammendment 1995
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA, 2002
Internal Control Standards, INTOSAI, 2001
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, SPPIA-IIA,
Latest Revision December 2003.
3. Latar Belakang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
SAP 1995 yang dirasa tidak dapat memenuhi tuntutan dinamika masa
kini.
Reformasi konstitusi di bidang pemeriksaan untuk memenuhi amanat
Pasal 5 UU No 15 Tahun 2004 dan Pasal 9 ayat 1 huruf e UU No 15
Tahun 2006 bahwa BPK harus menyusun standar pemeriksaan.
4. Tujuan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi
pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
5. Penerapan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
SPKN berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap
entitas, program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Pemeriksaan yang dimaksud terdiri dari:


Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan
yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas
pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas.
Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu bertujuan untuk memberikan
simpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan
tertentu dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu (review), atau
prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Pemeriksaan
dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal
lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan
atas sistem pengendalian intern.
SPKN berlaku bagi:
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas
nama BPK.

Penunjukan Auditor oleh BPK


dalam Kaitannya dengan Audit Entitas
Keuangan Negara
Penunjukan auditor oleh BPK dalam kaitannya dengan audit entitas
Keuangan Negara Diatur dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2008
tentang Penggunaan Pemeriksa dan/atau Tenaga Ahli dari Luar Badan
Pemeriksa Keuangan.
Pemeriksa dan/atau tenaga ahli yang dapat melaksanakan tugas
pemeriksaan keuangan negara harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Pemeriksa dari lingkungan aparat pengawasan intern pemerintah yang
memperoleh ijin atau persetujuan tertulis dari pimpinan instansi yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPK;
Akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang
memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan perundangundangan dan terdaftar di BPK;
Tenaga ahli yang memiliki keahlian dan persyaratan yang ditetapkan
oleh BPK.
Pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar BPK yang melaksanakan tugas
pemeriksaan keuangan negara wajib:
melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Pemeriksaan;

mematuhi kode etik; dan

mematuhi peraturan perundang-undangan yang menjadi


dasar penugasannya.
Pemeriksa dan/atau tenaga ahli wajib menyampaikan seluruh hasil
pemeriksaannya kepada BPK untuk direviu dan sepenuhnya menjadi hak
milik BPK. Sedangkan akuntan publik yang ditunjuk berdasarkan
ketentuan undang-undang wajib menyampaikan hasil pemeriksaannya
kepada BPK untuk dievaluasi dan dipublikasikan.
Pemeriksa/dan atau tenaga ahli dari luar BPK yang melakukan
pemeriksaan keuangan negara berhak memperoleh imbalan dan/atau
penghargaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Imbalan
dapat dibebankan pada anggaran belanja BPK dan/atau entitas yang

diperiksa. Penghargaan dapat diberikan oleh BPK dan/atau Presiden atas


usul BPK yang ditetapkan dengan Keputusan BPK.
Dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan pemeriksaan oleh akuntan
publik BPK berwenang untuk meminta keterangan dan/atau dokumen
yang wajib diberikan oleh akuntan publik dan/atau pejabat entitas yang
diperiksa atau badan/lembaga lain yang mengelola keuangan negara.
Hasil evaluasi digunakan oleh BPK sebagai:
dokumen perencanaan pemeriksaan BPK;
pertimbangan untuk menentukan entitas yang akan diperiksa oleh
BPK; dan/atau
laporan hasil pemeriksaan keuangan negara yang disampaikan kepada
lembaga perwakilan sesuai dengan kewenangannya.
Hasil evaluasi dan hasil laporan pemeriksaan akuntan publik diserahkan
oleh BPK kepada Lembaga Perwakilan dan dipublikasikan. Ketentuan
mengenai tata cara evaluasi diatur dengan Keputusan BPK.

Anda mungkin juga menyukai