Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi
diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau
menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.
Persaingan yang keras dalam dunia bisnis tentunya sangat membutuhkan suatu
perusahaan yang dapat menangani akan hal itu diberbagai situasi yang menantang. Semua
bisnis tentunya juga membutuhkan semua informasi yang sangat actual, cepat, dan dapat
dipercaya, yang mana nta semua permasalahan tersebut hanya nta diselesaikan melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi ( ICT ).
Pergerakan bisnis yang semakin cepat menuntut komunikasi ( suara, data, dan
informasi ) yang lebih cepat guna mempertahankan pelanggan, pemasok, dan bahkan dalam
menghadapi persaingan.
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses
ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet :
1. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi,
rohani, social.
2. Informasi untuk kehidupan professional/pekerja : sains, teknologi, perdagangan, saham,
komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi.
Satu hal paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas Negara, ras,
kelas ekonomi, ideology, atau factor factor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran
pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta
memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh
melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.
1. Menemukan Informasi
Pertanyaan bagi semua pencari informasi pada saat membutuhkan informasi adalah
dimanakah saya dapat menemukan informasi yang saya butuhkan? Bagaimana saya
mengetahuinya? Maka pengetahuan dalam mengidentifikasi berbagai jenis sumber informasi
perlu dipahami oleh pencari informasi untuk mengetahui dimana informasi tersebut dapat
ditemukan kembali.
Dengan menempatkan lokasi sumber yang sesuai dengan topic atau subjek maka akan mudah
menemukan informasi yang sesuai tersebut. Dan juga dalam kegiatan menempatkan lokasi ini
adalah pengetahuan apa saja sumber – sumber informasi tersebut dan adalah sarananya untuk
dapat menemukan informasi itu perlu dipahami bagaimana cara menggunakannya oleh
pencari informasi.
Oleh karena itu perlu dipertanyakan sebelum mengambil keputusan mengapa membutuhkan
informasi tentang sesuatu tersebut sehingga memunculkan alasan yang tepat. Mendefinisikan
informasi dalam model literasi informasi lain sering pula dilaksanakan dalam proses
pengidentifikasian informasi dimana dalam proses ini pencari informasi harus mampu
memberi definisi dan mengidentifikasikan topic atau subjek, menentukan dan memahami
sasara penyajian, menetapkan format yang sesuai dengan rencana yang dipikirkan,
mengetahui atas permasalahannya dengan solusinya. Dengan demikian dapat menentukan
semua kemungkinan berdasarkan sumber – sumber yang tersedia.
3. Memilih Informasi
Proses memilih informasi ini dilakukan dengan cara pencari informasi memilih informasi
yang relevan, sehingga informasi yang dibutuhkan akan dapat digunakan dengan baik.
Pencari informasi menentukan sumber mana yang sesuai atau tidak, terlalu mudah dan terlalu
sulit. Informasi yang didapat apakah nta dipercaya? Dan pencari informasi dapat mencatat
informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau atau membuat rekaman dan
pengorganisasian visual seperti grafik, bagan, carta, dan lain – lain yang sesuai dengan
kebutuhan.
4. Mengolah Informasi
Informasi yang beragam dan bermacam – macam perlu dipilah – pilah sehingga dapat
dibedakan ntara fakta, pendapat, gossip atau informasi sampah sehingga nantinya dapat
digunakan informasi itu dengan baik. Pencari informasi yang paling tahu tentang kecukupan
informasi yang akan digunakan, apakah akan menggunakan semua informasi yang ada atau
tidak. Informasi dapat digabungkan dari berbagai sumber yang tidak sama. Dengan
pembelajaran dapat mengecek ada tidaknya bias dalam sumber, mengatur informasi yang
diperoleh dalam urutan yang logis dan menggunakan pengorganisasian visual untuk
membandingkan atau membuat kontras informasi – informasi yang diperoleh.
5. Mempresentasikan Informasi
Pada proses ini, pencari informasi telah mendapatkan apa yang diperoleh yaitu informasi
yang dibutuhkan dan setelah berasimilasi, maka dapat terbentuk informasi baru yang dapat
disebarluaskan dalam format yang berbeda dari aslinya. Oleh sebab itu, kini dibutuhkan cara
bagaimana memberikan informasi itu dengan mempraktekan aktivitas penyajian dengan
berbagai informasi dengan orang lain atau pihak yang sesuai.
Mempresentasikan disini berarti pula memaparkan informasi dalam format yang tepat dan
menyusun informasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai kepada siapa informasi ini
disampaikan sehingga menarik perhatian. Bila informasi ini dapat disampaikan dengan
mudah dan jelas kepada penerimanya berarti berhasil. Untuk itu diperlukan pula keterampilan
dan kemampuan dalam berkomunikasi, berhubungan dengan orang dan mempromosikan
akan sesuatu informasi.
6. Mengakses Informasi
Dengan mengakses informasi, kita dapat menilai apa yang harus dipelajari dari informasi ini,
dalam setiap tahap dari proses informasi dapat menerima masukan dari orang lain atau
audiens dimana informasi ini disampaikan sehingga kita mendapatkan tanggapan dari suatu
karya yang dihasilkan. Dan untuk merefleksikan seberapa jauh keberhasilan yang telah
mereka lakukan, sehingga dapat menentukan apakah masih diperlukan keterampilan baru dan
dapat mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi.
Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu atau dari maana alasanya.
Demikian juga suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan mencerminkan
kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita
akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter
daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak
goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih dan sehat.
Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan
hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala
contohnya peta, diagram, simbol, dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk
yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang
kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat
umum seperti telepon umum, toilet, restoran, dan lain-lain harus bersifat informatif dan
komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh oraang dari berbagai latar belakang dan
kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi harus bersifat
universal.
Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk
menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat
pesan tersebut dapat diingat, contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang
diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan,. Umumnya, untuk
mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan
menarik, karena tujuan akhirnya adalah untuk dapat menjual suatu produk atau jasa.