LATAR BELAKANG
Sosial media telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Pada tanggal 31
Maret 2019, Facebook misalnya, dilaporkan memiliki 2,38 miliar pengguna aktif bulanan dan
1,56 miliar pengguna aktif harian. Dan untuk tahun 2020 sendiri, 4,54 miliar orang, atau 59%
populasi dunia, adalah pengguna internet aktif. Kita menggunakannya untuk terhubung dengan
teman dan keluarga, untuk mendapatkan informasi, dan untuk hiburan. Bagi pemasar, sosial
media adalah alat yang kuat untuk menjangkau audiens global. Bisnis dapat mencapai tujuan
pemasaran mereka dengan biaya yang relatif lebih sedikit dengan menggunakan pemasaran
digital dan media sosial. Media sosial memberikan peluang bagi bisnis untuk berinteraksi dengan
pelanggannya, meningkatkan kesadaran merek, membentuk sikap konsumen, mengumpulkan
masukan, meningkatkan penawaran yang ada, dan meningkatkan pendapatan. Bukan hal yang
mengejutkan jika para pemasar telah menggunakan media sosial sebagai media pemasaran
mengingat besarnya potensi audiens yang tersedia dan menghabiskan waktu berjam-jam sehari
menggunakan media sosial di berbagai platform. Sosial media memungkinkan pemasar untuk
berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan di seluruh dunia, membangun hubungan, dan
mempromosikan produk dan layanan mereka. Untuk mengambil keputusan yang lebih tepat
mengenai pemasaran internasional, bisnis yang beroperasi atau ingin memasuki pasar global
dapat memperoleh manfaat dari era digital baru ini dalam beberapa cara, termasuk: (a)
membangun dan memelihara hubungan bisnis dengan pelanggan di berbagai lokasi dan jarak
jauh. pasar luar negeri, tanpa memandang perbedaan ekonomi, politik, budaya, atau lainnya; (b)
mengumpulkan informasi yang dapat diandalkan dan berguna tentang pembeli, pesaing, dan
kondisi lingkungan di berbagai negara; (c) memperoleh personalisasi dan penyesuaian yang
hemat biaya atas penawaran pasar mereka di berbagai negara; dan (d) mengelola transaksi bisnis
lintas batas negara dengan cara yang lebih cepat, lebih murah, dan mudah, sehingga
meningkatkan keunggulan kompetitif dan dampaknya.
Revolusi digital memicu penyebaran informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan
meningkatkan komunikasi global secara dramatis. Perusahaan teknologi menggunakan berbagai
cara untuk memanipulasi perilaku pengguna, seperti dengan membuat pengguna terus menggulir
halaman dan menerima notifikasi. Tujuannya adalah agar pengguna terus terlibat dan terikat
dengan produk teknologi tersebut. Selain itu, perusahaan teknologi juga menggunakan data
pribadi pengguna untuk memprediksi dan memengaruhi tindakan pengguna. Data ini kemudian
digunakan untuk menargetkan pengguna dengan iklan. Faktanya, saat menggunakan produk
teknologi secara gratis, kita sudah memberikan persetujuan kepada perusahaan teknologi untuk
mengumpulkan dan menggunakan semua perilaku dan data diri kita. Data ini kemudian
digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk untuk menargetkan kita dengan iklan.
Namun, sosial media juga menimbulkan sejumlah dilema yang perlu dipertimbangkan oleh
pemasar. Salah satu dilema utama adalah bagaimana menavigasi perbedaan budaya dan sosial di
berbagai negara. Misalnya, konten yang dianggap diterima di satu negara mungkin dianggap
ofensif di negara lain. Dilema lain adalah bagaimana mengatasi masalah privasi dan keamanan
data. Sosial media mengumpulkan sejumlah besar data pribadi tentang penggunanya, yang dapat
menimbulkan risiko privasi dan keamanan. Data ini umumnya mengandung informasi yang
sensitif dan berharga dari pengguna, mitra bisnis, dan dari organisasi. Oleh karena itu,
kehilangan data atau pengungkapan informasi yang tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian
yang signifikan bagi organisasi yang terkena dampak dari kehilangan data. Contoh dilema
lainnya adalah media sosial juga dapat digunakan untuk mempromosikan proses anti demokrasi.
Sosial media telah menjadi alat yang penting bagi pemasar global untuk menjangkau audiens
global. Namun, sosial media juga menimbulkan sejumlah dilema yang perlu dipertimbangkan
oleh pemasar. Salah satu dilema utama adalah bagaimana menavigasi perbedaan budaya dan
sosial di berbagai negara. Misalnya, konten yang dianggap diterima di satu negara mungkin
dianggap ofensif di negara lain.
Dilema lain adalah bagaimana mengatasi masalah privasi dan keamanan data. Sosial media
mengumpulkan sejumlah besar data pribadi tentang penggunanya, yang dapat menimbulkan
risiko privasi dan keamanan.
Para ahli telah mengembangkan berbagai konsep dan teori untuk membantu pemasar global
dalam mengatasi dilema sosial media. Beberapa konsep dan teori yang paling penting meliputi:
Etika: Etika adalah prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia. Pemasar
global perlu menerapkan etika dalam mengumpulkan dan menggunakan data pribadi
pengguna.
Keamanan data: Keamanan data adalah perlindungan data pribadi dari akses atau
penggunaan yang tidak sah. Pemasar global perlu menggunakan teknologi yang aman
untuk melindungi data pribadi pengguna.
Pendekatan Dilema Sosial Media
Para ahli telah mengembangkan berbagai pendekatan untuk mengatasi dilema sosial media
dalam pemasaran global. Beberapa pendekatan yang paling umum meliputi:
Pendekatan berbasis etika: Pendekatan ini berfokus pada penerapan etika dalam
mengumpulkan dan menggunakan data pribadi pengguna. Pemasar yang menggunakan
pendekatan ini akan mengembangkan kebijakan privasi yang transparan dan
menghormati privasi pengguna.
Pendekatan berbasis keamanan data: Pendekatan ini berfokus pada perlindungan data
pribadi pengguna dari akses atau penggunaan yang tidak sah. Pemasar yang
menggunakan pendekatan ini akan menggunakan teknologi yang aman untuk melindungi
data pribadi pengguna.
HASIL DAN DISKUSI PEMBAHASAN
1. HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hasil penting yang
perlu diperhatikan oleh pemasar global dalam mengatasi dilema sosial media. Hasil-hasil
tersebut meliputi:
Perbedaan budaya adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemasar global.
Pemasar perlu memahami perbedaan budaya di berbagai negara untuk menciptakan
konten dan pesan yang relevan dan diterima.
Perbedaan budaya dapat mencakup berbagai hal, seperti bahasa, nilai-nilai, norma-
norma sosial, dan kebiasaan. Pemasar perlu memahami perbedaan-perbedaan ini agar
dapat berkomunikasi secara efektif dengan audiens target mereka.
Misalnya, sebuah perusahaan yang ingin menggunakan data pribadi pengguna untuk
menargetkan iklan harus mendapatkan persetujuan pengguna sebelum
melakukannya. Perusahaan tersebut juga harus memberikan pengguna pilihan untuk
menonaktifkan fitur target iklan.
Keamanan data adalah perlindungan data pribadi dari akses atau penggunaan yang
tidak sah. Pemasar perlu menggunakan teknologi yang aman untuk melindungi data
pribadi pengguna.
Pada diskusi pembahasan, para peserta membahas berbagai tantangan dan solusi untuk
mengatasi dilema sosial media dalam pemasaran global. Beberapa tantangan yang
dibahas meliputi:
Memahami perbedaan budaya adalah tugas yang kompleks dan membutuhkan waktu dan
usaha. Pemasar perlu melakukan penelitian budaya untuk memahami nilai-nilai dan
norma-norma budaya di berbagai negara.
Penelitian budaya dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti membaca literatur
budaya, melakukan wawancara dengan orang-orang dari budaya yang berbeda, dan
mengunjungi negara-negara tersebut.
Etika adalah konsep yang subjektif dan dapat berbeda dari satu budaya ke budaya lain.
Pemasar perlu mengembangkan kebijakan privasi yang transparan dan menghormati
privasi pengguna di semua negara.
Tantangan menggunakan teknologi yang aman untuk melindungi data pribadi pengguna
Teknologi keamanan data terus berkembang dan berubah. Pemasar perlu terus memantau
perkembangan teknologi keamanan data untuk memastikan bahwa mereka menggunakan
teknologi yang paling aman.
Pemasar perlu bekerja sama dengan pakar keamanan data untuk memahami teknologi
keamanan data terbaru.
Para peserta juga membahas berbagai solusi untuk mengatasi dilema sosial media dalam
pemasaran global. Beberapa solusi yang dibahas meliputi:
Solusi berbasis etika berfokus pada penerapan etika dalam mengumpulkan dan
menggunakan data pribadi pengguna. Pemasar dapat mengembangkan kebijakan
privasi yang transparan, memberikan pilihan kepada pengguna tentang bagaimana
data mereka digunakan, dan menghormati privasi pengguna. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang ingin menggunakan data pribadi pengguna untuk menargetkan iklan
dapat memberikan pengguna pilihan untuk menonaktifkan fitur target iklan.
Solusi berbasis teknologi berfokus pada penggunaan teknologi untuk melindungi data
pribadi pengguna. Pemasar dapat menggunakan teknologi keamanan data, seperti
enkripsi, otentikasi dua faktor, dan pemantauan keamanan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang mengumpulkan data pribadi pengguna melalui situs web mereka
dapat menggunakan enkripsi untuk melindungi data tersebut saat sedang dikirimkan
melalui internet.
1. Kesimpulan
Sosial media telah menjadi alat yang penting bagi pemasar global untuk
menjangkau audiens global. Namun, sosial media juga menimbulkan sejumlah
dilema yang perlu dipertimbangkan oleh pemasar.
Privasi dan keamanan data: Pemasar perlu menghormati privasi pengguna dengan
mengumpulkan dan menggunakan data pribadi mereka hanya untuk tujuan yang
sah.
2. Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk pemasar global dalam mengatasi dilema
sosial media:
Gunakan teknologi keamanan data yang aman untuk melindungi data pribadi
pengguna.
Dengan memahami dan mengatasi dilema sosial media, pemasar global dapat
menggunakan sosial media secara efektif dan bertanggung jawab untuk
menjangkau audiens global.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
o Aaker, David A., dan Michael J. Etzioni. 2019. Social Media Marketing: The
New Rules of Engagement. New York: John Wiley & Sons.
o Kaplan, Andreas M., dan Michael Haenlein. 2010. Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of social media. Business Horizons 53(1): 59-68.
Artikel
o Rosati, P., Deeney, P., Cummins, M., Van der Werff, L., & Lynn, T. (2019).
Social media and stock price reaction to data breach announcements: Evidence
from US listed companies. Research in International Business and Finance, 47,
458-469.
o Pourmand, A., Roberson, J., Caggiula, A., Monsalve, N., Rahimi, M., & Torres-
Llenza, V. (2019). Social media and suicide: a review of technology-based
epidemiology and risk assessment. Telemedicine and e-Health, 25(10), 880-888.
o Valenzuela, S., Halpern, D., Katz, J. E., & Miranda, J. P. (2019). The paradox of
participation versus misinformation: Social media, political engagement, and the
spread of misinformation. Digital Journalism, 7(6), 802-823.
o Latif MZ, Hussain I, Saeed R, Qureshi MA, Maqsood U. Use of Smart Phones
and Social Media in Medical Education: Trends, Advantages, Challenges and
Barriers. Acta Inform Med. 2019 Jun;27(2):133-138. doi:
10.5455/aim.2019.27.133-138. PMID: 31452573; PMCID: PMC6688444.
o Facebook (2019). Company Info. Retrieved from https://tinyurl.com/n544jrt.
o Appel, G., Grewal, L., Hadi, R., & Stephen, A. T. (2020). The future of social
media in marketing. Journal of the Academy of Marketing science, 48(1), 79-95.
o Yip, G. and Demster, A. (2005), ìUsing the Internet to enhance global strategyî,
European Management Journal, Vol. 23 No. 1, pp. 1ñ13.
o Kaynak, E., Tatoglu, E. and Kula, V. (2005), ìAn analysis of the factors affecting
the adoption of electronic commerce by SMEs", International Marketing Review,
Vol. 22 No. 6, pp. 623-640.
o Algharabat, R., Rana, N. P., Dwivedi, Y. K., Alalwan, A. A., & Qasem, Z. (2018).
The effect of telepresence, social presence and involvement on consumer brand
engagement: An empirical study of non-profit organizations. Journal of Retailing
and Consumer Services, 40, 139-149.
o Lal, B., Ismagilova, E., Dwivedi, Y. K., & Kwayu, S. (2020). Return on
investment in social media marketing: Literature review and suggestions for
future research. Digital and social media marketing: emerging applications and
theoretical development, 3-17.