Anda di halaman 1dari 3

UJIAN BREVET PAJAK

TAX CENTER FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

Hari, Tanggal : Minggu, 19 Mei 2019


Waktu : 60 menit
Tempat : Lab. Akuntansi Komputer

Petunjuk Pengerjaan:
1. Berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing
2. Baca soal dengan cermat dan saksama
3. Kerjakan sesuai dengan urutan soal

A. HUKUM PAJAK
Jelaskan kedudukan Hukun Pajak dalam Tata HUkum di Indonesia menurut PJA. Adriani

B. PBB dan BPHTB, Bea Materai


Perhatikanlah peristiwa yang terjadi secara kronologis di bawah ini!
3 Agustus 1992 BPN menerbitkan Sertifikat HGB atas nama XX. Luas tanah 168 m2. XX,
sebagai pihak yang mempunyai hak atas tanah tersebut, kemudian membangun sebuah rumah
seluas 42 m2. Kemudian rumah tersebut ditinggali bersama keluarganya.
2 Agustus 2017 Masa berlaku sertifikat HGB berakhir.
3 Agustus 2017 s/d 30 Nopember 2017 Ia membangun sebuah rumah tambahan dengan
panjang 7 m dan lebar 5 m di atas lahan yang tersisa. Pembangunan rumah tersebut
menghabiskan biaya Rp 60.000.000,-.
20 Agustus 2017 Ia memperpanjang masa berlaku HGB ke kantor BPN setempat. Petugas
pendaftar BPN menginformasikan bahwa jika SKPH (Surat Keputusan Pemberikan Hak)
diterbitkan pada tahun 2008, maka ia diharuskan membayar BPHTB dan merasa kaget.
8 Maret 2018 Walaupun SPPT PBB 2008 belum diterima, XX sudah membayar PBB terhutang
melalui ATM (anjungan Tunai Mandiri).
22 Maret 2018 XX menerima SPPT PBB tahun 2008. Berbeda dengan objek bangunan, maka
luas objek bumi tetap sebagaimana tahun pajak 2017. Harga tanah adalah Rp 1.086.000,- per
m2. Sedangkan harga bangunan adalah Rp 1.366.000,- per m2. NJOPTKP untuk wilayah
tersebut adalah Rp 8.000.000,-.
1 Agustus 2018 Karena NJOP 2018 lebih rendah dari nilai pasar serta adanya isu rencana
pemerintah untuk membangun proyek pembangunan untuk kepentingan umum, dan ketakutan
jika dibebaskan dengan menggunakan NJOP PBB, maka XX berencana mengajukan
permohonan tertulis (berkenaan dengan hak sebagai wajib pajak) kepada Direktur Jenderal
Pajak.

1
1 September 2018 XX menerima SKPH HGB dari BPN. 1 Oktober 2018 Rumah tersebut
mengalami bencana alam sehingga tidak berfungsi lagi.

“Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang X ( ) jawaban a., b.,
c., atau d. pada naskah soal ini”.

1. Luas objek bangunan yang tertera dalam SPPT 2018 pada 22 Maret 2018 adalah ….
a. 42 m2
b. 77 m2
c. Jawaban a salah, jawaban b betul.
d. Jawaban a betul, jawaban b salah.
2. NJOP untuk penghitungan PBB tahun pajak 2018 pada 22 Maret 2018 adalah sebesar ….
a. Rp 265.776.000,-
b. Rp 257.776.000,-
c. Rp 309.428.000,-
d. Rp 301.428.000,-
3. PBB terhutang tahun pajak 2018 adalah sebesar ....
a. Rp 301.428,-
b. Rp 293.428,-
c. Rp 257.776,-
d. Rp 249.776,-
4. Berkaitan dengan peristiwa pada 1 Agustus 2018, maka hak sebagai wajib pajak yang
paling tepat adalah mengajukan ....
a. Pengurangan PBB
b. Keberatan PBB
c. Pembetulan PBB
d. Pembatalan PBB
5. Berkenaan dengan peristiwa 1 Oktober 2018 tersebut, XX dapat mengajukan surat
permohonan ... dalam tahun pajak 2018.
a. Pengurangan BPHTB dan pengurangan PBB
b. Pengurangan PBB saja
c. Pengurangan BPHTB saja
d. Semua salah
6. Bea Materai adalah
a. Pajak dokumen yang dibebankan oleh pembuat transaksi untuk dokumen tertentu
b. Pajak dokumen yang dibebankan oleh Negara untuk dokumen-dokumen tertentu
c. Pajak atas dokumen yang dibebankan oleh Negara untuk dokumen pajak
d. Pajak atas pajak yang akan dibayarkan kepada Negara atas dokumen tertentu

2
7. Dokumen apa yang dikecualikan dikenakan Bea MAterai
a. Penerimaan Negara
b. Ijazah
c. Tanda terima gaji
d. Betul semua
8. Kapan saat terutangnya Bea Materai
a. Dibuat oleh satu pihak
b. Lebih dari satu pihak
c. Dibuat di Luar Negeri
d. Betul semua
C. Kasus BPHTB
Di Sumatera Utara, ada wajib pajak yang memiliki usaha di bidang perkebunan. Pak
Santiaji seorang pensiunan PNS mendapat rumah dinas dari instansinya. Rumah tersebut seluas
70 M2 yang berdiri diatas sebidang tanah seluas 150 M2. NJOP tanah berada pada kelas A-2
(Rp 2.925.000,-/M2) sedangkan NJOP bangunan berada pada kelas A-1 (Rp 1.200.000,-/M2).
Harga pasar objek tersebut sebesar Rp 700.000.000,00. Karena merasa asing dengan BPHTB,
beliau menemui Saudara dan menanyakan segala sesuatu tentang BPHTB. Saudara diminta
membantu Pak Santiaji untuk menghitung besarnya BPHTB yang harus dibayar dengan asumsi
besarnya NPOPTKP adalah Rp 50.000.000,00 dan permohonan pengurangannya dikabulkan
oleh DJP.
Lampiran Essay Klasifikasi Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)

KELAS PENGGOLONGAN NILAI JUAL NILAI PERMUKAAN BUMI


PERMUKAAN BUMI (RP/M2)
A-38 5.900 s/d 8.400 7.150
A-39 4.100 s/d 5.900 5.000
A-40 2.900 s/d 4.100 3.500

Klasifikasi Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan

KELAS PENGGOLONGAN NILAI JUAL NILAI PERMUKAAN


BANGUNAN BANGUNAN (RP/M2)
1 1.034.000 s/d 1.366.000 1.200.000
2 902.000 s/d 1.034.000 968.000
3 744.000 s/d 902.000 823.000

*****SELAMAT MENGERJAKAN*****

Anda mungkin juga menyukai