Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN PAJAK ATAS ASSET TETAP

Oleh

Kelompok 5

Nama kelompok :

Sintikhe R. Dere 2016310502

Yuni Puji Istanti 2016310514

Happy Yuri Oktavianti 2018340515

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam keadaan inflasi, dimana harga-harga barang secara keseluruhan mengalami

kenaikan, maka nilai buku dari aktiva/asset yang dimiliki perusahaan dipandang tidak relevan

lagi. Bukan hanya dalam keadaan inflasi, dalam keadaan ekonomi normal pun sebenarnya nilai

buku dianggap tidak relevan krena tidak mencerminkan nilai aktiva yang sebenarnya. Relevansi

merupakan salah satu cara untuk mewajarkan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan dan

seringkali digunakan untuk menghemat pajak yang harus dibayarkan. Akan tetapi ada banyak hal

yang perlu diperhatikan apabila perusahaan ingin melakukan revaluasi aktiva yang dimilikinya.

Makalah ini akan membahas tentang revaluasi dasar hokum yang berkaitan dengan revaluasi,

syarat dan prosedur revaluasi serta manfaat yang akan diterima perusahaan jika melakukan

revaluasi dan perhitungan perbandingan jika perusahaan akan mengadakan revaluasi dan tidak

melakukan revaluasi.

RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dengan revaluasi

Apakah undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang revaluasi

Apakah syarat dilakukannya revaluasi

Bagaimana prosedur revaluasi

Apakah manfaat revaluasi


TUJUAN

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan revaluasi

Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur tentang revaluasi

Untuk mengetahui syarat untuk melakukan revaluasi

Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan revaluasi

Untuk mengetahui manfaat revaluasi


BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN REVALUASI ASSET

Revaluasi Aset adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya

kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan

keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap

dalam laporan keuangan tidak lagi. Dalam kondisi inflasi perusahaan perlu

mempertimbangankan untuk melakukan revaluasi karena nilai nuku tidak bisa mencerminkan

harga pasar yang berlaku saat itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika perusahaan ingin

melakukan revaluasi asset tetap antara lain adalah pembayaran pph sebesar 10 persen atas selirih

lebih nilai wajar atau nilai pasar dikurangi nilai buku fiscal. Asset yang telah direvaluasi tak

dapat dialihkan dalam waktu lima tahun, jika dialihkan makan akan dikenakan pph tambahan 15

persen lagi dari selisih revaluasi yang telah dikenakan pajak, kecuali dialihkan kepada

pemerintah untuk menggabungkan, peleburan dan pemekaran usaha. Nilai wajar atau nilai pasar

merupakan nilai buku awal setelah direvaluasi merupakan dasar penyusutan selanjutnya.

Pennilaian kembali asset tetap bagi perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok yang

wajar.

2. Meningkatkan struktur modal sendiri artinya perbandingan antara pinjaman dengan

modal sendir/ekuitas atau rasio utang terhadap ekuitas menjadi membaik. Dengan

membaiknya DER (debt to equity ratio) perusahaan menarik dana, baik melalui pinjaman

dari pihak ketiga atau melalui emisi saham.


3. Pembayaran pph atas selirih lebih penilaian kembali asset tetap sebesar 10 persen yang

bersifat final apakah cukup menarik bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi.

REVALUASI ASSET TETAP BERDASARKAN STANDARD AKUNTANSI

KEUANGAN

Revaluasi Aset adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya

kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan

keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap

dalam laporan keuangan tidak lagi . Berdasarkan PSAK 16 yang baru, perusahaan dapat memilih

model biaya atau model revaluasi sebagai dasar menilai aset setelah dimiliki. Aturan ini

konsisten dengan peraturan dalam IAS.

Revaluasi aset tetap menurut ketentuan PSAK 16 tahun 1994 :

diperkenankan. Standar menyebutkan “revaluasi aktiva tetap tidak diperkenankan karena

penilaian dengan menggunakan harga perolehan, namun penyimpangan dari ketentuan ini

mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah”. Ketentuan pemerintah tentang

perpajakan membolehkan entitas melakukan penilaian, sehingga revaluasi aset diperkenankan

mengikuti revaluasi aset menurut ketentuan perpajakan. Berdasarkan ketentuan PSAK 16 tahun

1994, entitas melakukan penilaian kembali asetnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Biasanya revaluasi aset dilakukan pada saat akan go publik, menambah modal dengan

menerbitkan tambahan saham, restrukturisasi, akuisisi atau dalam rangka kuasi reorganisasi.

Salah satu tujuan revaluasi adalah agar nilai aset perusahaan menunjukkan kondisi yang

sebenarnya, sehingga entitas dapat menjual sahamnya dengan harga yang lebih tinggi, atau

memiliki nilai yang tinggi pada saat diakuisisi pihak lain.


Revaluasi Aset Tetap menurut ketentuan PSAK 16 revisi 2007 :

Revaluasi merupakan salah satu metode penilaian aset tetap. Jika suatu entitas memilih

menggunakan metode revaluasi maka metode ini harus diterapkan secara konsisten oleh

perusahaan. Perusahaan tidak boleh hanya menggunakan metode revaluasi sesekali untuk tujuan

seperti yang disebutkan di atas, tetapi revaluasi harus dilakukan secara reguler. Penerapan

metode revaluasi dilakukan untuk aset tetap dalam kelompok yang sama. Tidak ada penjelasan

rinci pengertian kelompok yang sama, namun secara implisit dapat dikatakan jika suatu entitas

memiliki aset tetap yang disajikan dalam satu kelompok, maka model penilaian yang digunakan

harus sama. Sebagai contoh jika induk menggunakan metode revaluasi maka konsekuensinya

anak perusahaan untuk kelompok aset tanah harus menggunakan metode revaluasi. Namun untuk

peralatan, apakah dianggap satu kelompok atau dapat menggunakan sub kelompok misal

kendaraan, mesin, peralatan kantor, tidak ada pedoman yang mengaturnya. Pada saat melakukan

revaluasi, selisih antara nilai tercatat aset dan nilai hasil revaluasi akan dibukukan sebagai

surplus revaluasi.

REVALUASI ASSET TETAP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PAJAK

Berdasarkan keputusan menteri keuagan nomor 384/KMK.04/1998 tanggal 14 agustus 1998

dan surat Dirjen pajak nomor 29/Pj.42/1998 menjelaskan hal-hal sebagai berikut

1. Wajib pajak dapat melakukan revaluasi adalah wajib pajak badan dalam negeri yang

terletak atau berada diindonesia.

2. Telah memenuhi semua kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum

masa pajak dilakukannya penilaian kembali.

Asset tetap yang dapat direvaluasi antara lain sebagai berikut:


1. Asset tetap berwujud yang dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan

bangunan yang dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual

2. Asset tersebut terletak atau berada diwilayah Indonesia

3. Penilaian kembali dapat dilakukan hterhadap seluruh asset tetap atau terhadap sebagian

asset tetap yang dimiliki perusahaan.

4. Penilaian kembali asset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atrau nilai wajar asset

tetap pada saat penilaian dilakukan yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai

yang dilakukan oleh pemerintah.

PERSYARATAN ADMINISTRASI SETELAH REVALUASI ASSET TETAP

Setelah melakukan revaluasi asset tetap wajib pajak memberitahukan hasil penilaian kembali

dengn mengisi formulir yang telah disediakan kepada dirjen pajak . kepala KPP tempat wajib

pajak terdaftar dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut :

1. Laporan penilaian dari perusahaan penilai/penilai professional yang diakui oleh

pemerintah.

2. Neraca penyesuaian yang telah diaudit oleh akuntan public yang secara jelas terlihat nilai

asset sebelum dan sesudah dilakukannya revaluasi asset tetap.

3. Perhitungan selisih lebih akibat revaluasi asset tetap dan perhitungan besarnya pph

terutang.

4. Surat setoran pajak(SSP)


TARIF PERLAKUAN KHUSUS

Selisih lebih akibat revaluasi asset tetap setelah dikompensasikan dengan kerugian fiscal

dan/atau sisa kerugian fiscal pada tahun-tahun yang lalu ( pasal 6 ayat 2 UU pph ) dikenakan pph

final sebesar 10 persen.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Revaluasi aset tetap dari nilai historis ke nilai wajarnya sangat berperan dalam laporan

keuangan karena menggambarkan kondisi perekonomian sebenarnya. Revaluasi ini juga

berpengaruh menggambarkan kondisi ekonomis dari aset tetap yang tidak bisa dilakukan jika

pencatatan aset tetap dengan biaya historis. Karena seringkali, aset tetap yang dicatat dengan

biaya historis, walaupun nilai buku aset tersebut sama dengan nol , sebenarnya aset tersebut

masih dapat digunakan dengan layak. Dengan adanya revaluasi aset tetap, perusahaan juga dapat

melakukan perencanaan pajak, yang dapat mempengaruhi beban pajak badan yang nantinya akan

mempengaruhi laba rugi bersih.

Anda mungkin juga menyukai