SEMINAR AKUNTANSI
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Theory of Firm and
Organization ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
oleh Dosen pengampu mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan program studi Akuntansi
semester genap 2019 Universitas Jambi. Dan juga, kami berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teori perusahaan dan organisasi
serta penerapannya dalam bidang akuntansi.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
II.7 Fenomena yang berhubungan dengan Teori Perusahaan dan organisasi ...... 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
bad news (di bawah ekspektasi). Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi
tingkat pengembalian kepada investor yang berarti semakin tinggi juga nilai
perusahaan terkait dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri, yaitu untuk
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gultom & Syarif, 2008).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal tahun 2018 lalu dibuka
menguat 10,42 poin seiring dengan harapan positif terhadap ekonomi nasional. IHSG
menguat 10,42 poin atau 0,16 persen menjadi 6.366,08, sedangkan kelompok 45
saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,66 poin atau 0,25 persen menjadi
1.082,05. Sementara pada perdagangan akhir tahun 2018, bursa saham Tanah Air
ditutup menghijau pada detik-detik terakhir setelah menjalani pergerakan variatif
sepanjang hari. Penutupan perdagangan 2018, IHSG berakhir parkir di level 6.194,50
dengan penguatan 3,85 poin atau 0,06%. Kemudian, mengawali tahun baru 2019
dibuka melaju pada zona hijau, dalam sesi pagi perdagangan Rabu (2/1/2019). IHSG
di awal tahun menguat 7,23 poin atau setara 0,12% ke level 6.197,87
(Sindonews.com).
Pada perdagangan awal tahun, sektor saham dalam negeri terlihat bergerak
variatif. Tujuh sektor menguat, dengan kenaikan tertinggi sektor pertambangan sebesar
3,60%. Sektor keuangan menguat 1,07%. Sektor barang konsumer menguat 0,95% dan
sektor perdagangan menguat 0,90%.Tiga sektor melemah. Sektor perkebunan turun
0,49%. Sektor konstruksi turun 0,33% dan sektor aneka industri turun 0,03%. Total
volume transaksi bursa mencapai 10,36 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 7,63
triliun. Kenaikan harga terjadi pada 222 saham. Sebanyak 176 saham turun harga. Ada
146 saham bergerak mendatar. Top gainers LQ45 terdiri dari: PT Indika Energy Tbk
(INDY) 18,63%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 13,01% dan PT Indo Tambangraya
Megah Tbk (ITMG) 8,42%. Sedangkan Top losers LQ45 adalah: PT Surya Citra
Media Tbk (SCMA) -2,66%, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) -1,49%, dan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -1,48%. Perubahan IHSG ini sejalan
dengan adanya beberapa perusahaan yang delisting di tahun 2017 yaitu sebanyak 8
perusahaan yang kemudian mengecil menjadi 4 perusahaan yang delisting di tahun
2018 (Sindonews.com)
5
theory of firm adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara
meningkatkan laba , dimana nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya. Meskipun
perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang lain, namun memaksimalkan harga saham
adalah tujuan yang paling penting (Brigham dan Houston, 2011:150).
Theory of Firm and Organization merupakan salah satu dasar yang dapat
digunakan dalam mengetahui nilai perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membuat makalah yang berjudul THEORY OF FIRM AND ORGANIZATION.
7. Apa saja fenomena yang berhubungan dengan Teori Perusahaan dan Organisasi ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia atau individu merupakan anggota dari suatu organisasi dan akan
memperoleh hasil yang lebih besar daripada dikerjakan sendiri, karena anggota lain
dalam organisasi ikut berperan dalam mencapai hasil tersebut.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Organisasi adalah kesatuan
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai
tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.
Hakiki Organisasi
Di dalam sebuah organisasi terdapat tiga hakiki organisasi yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Merupakan tempat/wadah bagi orang-orang untuk dapat
bergerak/melakukan kegiatan menuju tercapainya tujuan organisasi.
2) Sebagai proses, organisasi juga merupakan proses penyusunan/pengaturan
orang-orang yang sesuai dengan tujuan organisasi.
3) Pengorganisasian merupakan langkah pertama dari pelaksanaan rencana
yang telah disusun sebelumnya.
7
II.2 Alasan Dibutuhkannya Organisasi
Asas ke-1 :
Asas ke-2 :
Asas ke-3 :
8
Dengan adanya pembagian tugas para anggota akan mengerti tugas dan
kewajibannya masing-masing, termasuk hak, wewenang dan tanggung jawabnya.
Dalam asas ke-3 Pembagian kerja perlu diperhatikan beberapa persyaratan sebagai
berikut :
1. The right man in the right place.
Orang yang tepat di tempat yang tepat merupakan hal yang mutlak perlu
diperhatikan bagi efektivitas organisasi. Persyaratan ini menekankan
pentingnya keahlian dalam menangani bidang pekerjaannya.
9
Hubungan antara manajer dengan individu bawahannya dinyatakan dalam
rumus :
R = n[2n−1 + n − 1]
R = Jumlah hubungan
n = Jumlah bawahan
10
II.4 Ciri Organisasi
2) Antar hubungan.
Hanya orang-orang dalam organisasi akan menciptakan suatu hubungan.
Hubungan tersebut dapat bersifat pribadi (personal relationship), dapat bersifat
sosial (social relationship), dapat pula bersifat hubungan kerja (task relationship).
11
Hubungan-hubungan ini akan merupakan kunci keberhasilan organisasi. Individu
menyadari kedudukannya dalam kelompok. Kelompok menyadari kedudukannya
dalam organisasi. Dengan demikian akan disadari bahwa tidak etislah apabila
seseorang hanya bekerja untuk kepentingannya sendiri.
3) Kerja sama yang didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-
masing orang untuk mencapai tujuan.
Adanya struktur organisasi akan mencerminkan hak, kewajiban dan
tanggungjawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan organisasi.
Kerjasama yang harmonis merupakan suatu kiat untuk mencapai keberhasilan
organisasi. Tetapi koordinasi yang baik tersebut harus tetap didasari oleh hak,
kewajiban dan tanggung jawab masing-masing individu, untuk mencegah adanya
kerja yang tumpang tindih, ataupun seseorang merampas tugas dan pekerjaan
orang lain.
Teori perusahaan adalah teori tentang cara perusahaan belajar, yang meliputi
cara perusahaan menyerap informasi dan memprosesnya menjadi pengetahuan
menggunakan sumber daya, baik dari dalam maupun luar organisasi (Prasetyantoko,
2008:18)
12
7) Dalam ―operation research and consultation, perusahaan adalah suatu klien
aktual atau potensial untuk memperoleh kinerja optimal.
8) Dalam teori akuntansi, perusahaan adalah suatu koleksi dari harta dan kewajiban.
Dalam hal ini harus jelas bagaimana berbedanya konsep ini dengan konsep-
konsep yang lain.
9) Dalam teori ―legal and practice, perusahaan adalah person dengan kekuatan
hukum berikut properti, klaim, dan kewajiban-kewajiban.
10) Dalam deskripsi statistik (seperti sensus Manufaktur), perusahaan adalah suatu
organisasi bisnis dibawah suatu manajemen tunggal atau orang mandiri dengan
satu atau lebih pegawai atau dengan tempat bisnis yang tetap
13
Dalam pertanyaan soal keterbatasan sistem hierarki dan sistem pasar juga
diajukan oleh Ronald Coase. Jika sitem pasar adalah satu-satunya cara
menyelesaikan masalah harga, mengapa dalam sistem pasar terdapat perusahaan?
Bukankah dalam organisasi perusahaan terdapat hierarki, otoritas, dan sistem
koordinasi yang sentralistik?
Maka dari itu, dapat diambil kesimpulannya bahwa baik model pasar
maupun model hierarki (organisasi) memiliki kelebihan dan keterbatasan. Dengan
demikian, model pasar dan model hierarki sebenarnya bersifat komplementer,
bukan subsitusi yang saling menggantikan. Serta sistem hierarki, dalam arti
tertentu, mampu menekan harga akibat biaya transaksi yang lebih rendah
ketimbang sistem pasar. Maka pendekatan institusi tetap sah digunakan untuk
mengalokasikan sumber daya. Pasar adalah salah satu alternatif dan bukan satu-
satunya mekanisme.
14
selalu ada biayanya. Coase beragumen bahwa ada saat ketika mekanisme
perusahaan dan manajemennya menggantikan pasar, dan ada saat lainnya ketika
harga pasar (market prices) digunakan untuk mengalokasikan barang dan jasa.
Setelah The Nature of the Firm yang ditulis pada tahun 1937, barulah
makalah Coase selanjutnya yang berjudul The Problem of Social Cost (1960)
dinyatakan secara eksplisit adanya keterkaitan antara biaya transaksi dengan hak-
hak kepemilikan (property rights). Berdasarkan teori biaya transaksi yang
dikembangkan oleh Ronald Coase dalam bukunya The nature of the Firm (1937)
serta The Problem of social cost (1960), dalam aktivitas ekonomi terdapat dua
jenis biaya yang dapat didentifikasi, yaitu biaya-biaya yang terkait dengan
produksi dan distribusi fisik serta biaya-biaya yang diperlukan untuk pertukaran
(transaksi). Secara konseptual, ini berarti bahwa biaya total tidak hanya ditentukan
oleh penjumlahan biaya produksi (yang ditentukan teknologi dan input yang
digunakan), melainkan juga biaya yang diperlukan untuk bertransaksi yang
ditentukan oleh pengaturan dari institusional yang ada.
Williamson (1985) sependapat dengan Coase (1937), bahwa salah satu
alasan keberadaan perusahaan adalah untuk mengurangi biaya-biaya transaksi.
Dalam penelitiannya, Williamson mengembangkan analisis biaya-biaya
pengontrakan dalam hubungan bisnis. Hal ini sangat diperlukan sebab perusahaan
sebagai pengambil keputusan dominan dalam perekonomian dibatasi oleh suatu
konstelasi kontrak. Kontrak di sini adalah entitas organisasional yang mempunyai
otoritas untuk membuat keputusan bisnis serta mengatur hubungan perusahaan
dengan pemasok, pegawai, pelanggan, kreditor dan pemegang saham.
Kelembagaan mutlak menentukan khuluk dan besaran biaya-biaya transaksi.
Ada dua asumsi utama dalam teori biaya transaksi yaitu, rasionalitas
individu bersifat terbatas dan ada sifat oportunisme dalam diri para pelaku
ekonomi. Rasionalitas individu dikatakan bersifat terbatas karena pada dasarnya
seorang individu tidak akan pernah mampu memiliki informasi yang lengkap
tentang kejadian di masa yang akan datang. Keterbatasan rasionalitas tersebut
mengakibatkan individu tidak akan pernah mampu melakukan negosiasi dan
kontrak secara sempurna terkait dengan kejadian-kejadian di masa depan. Kontrak
yang tidak akan pernah bisa sempurna juga sering terjadi karena para pelaku yang
terlibat dalam kontrak tersebut memiliki sifat oportunis. Sifat oportunis ini bisa
terjadi pada saat sebelum terjadi kontrak atau pada saat setelah terjadi kontrak.
15
Fokus teori biaya transaksi terletak pada argumen bahwa untuk menjaga agar
kontrak bisa berjalan dengan baik diperlukan biaya karena pada dasarnya setiap
kontrak dilakukan dalam situasi dimana rasionalitas bersifat tidak sempurna.
3) Teori Kontrak
Menurut Armen Alchian dan Harnold Demsetz (1972), terdapat dua hal
yang dibangun pertama, pasar dan perusahaan adalah pilihan model
pengorganisasian sistem produksi. Jika pasar tidak mampu melakukan
pengorganisasian dengan baik sehingga tidak menghasilkan produktivitas
maksimal, diperlukan model pengorganisasian yang lain, yaitu perusahaan. Kedua,
produktivitas dalam perusahaan bukanlah semata-mata gabungan atau kumpulan
produktivitas individu, melainkan sinergi dari berbagai variable, termasuk di
antaranya produktivitas di tingkat individu.
Pada dasarnya teori kontrak menyatakan bahwa perusahaan merupakan
rangkaian kontrak diantara faktor produksi. Meskipun setiap individu memiliki
kepentingan pribadi, sebagai tim mereka juga bisa solid sebagai kesatuan yang
mengalami kompetisi dengan tim lain.
4) Teori Agensi
a. Pengertian Teori Agensi
Menurut Michael C. Jensen dan William H. Meckling, hubungan
keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal
serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi
prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk
memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan
cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu
manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut “nexus of contract.”
16
Teori keagenan memberikan peranan penting bagi akuntansi terutama
dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian yang disebut sebagai
peranan pasca keputusan. Peranan ini sering diasosiasikan dengan peran
pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana seorang agen melapor kepada
prinsipal tentang kejadian-kejadian di masa lalu. Inilah yang memberi
akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya. Informasi yang
dimaksud merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian,
sehingga memberi akuntan peran penting dalam pembagian risiko antara
manajer dan pemilik perusahaan.
Asimetri informasi merupakan pembahasan dalam bidang teori
keagenan yang memfokuskan pada masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh
kedua belah pihak dan sebagai akibatnya, ketika konsekuensi-konsekuensi
tertentu tidak dipertimbangkan oleh masing-masing pihak yang bersangkutan.
Cara yang paling optimal adalah dengan mengadakan kontrak yang melibatkan
kedua belah pihak. Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu
kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi
dua faktor, yaitu :
1) Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen
maupun majikan memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama
sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk
kepentingan pribadi.
2) Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang
berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang
diterimanya.
17
sedangkan dari pihak prinsipal boleh jadi memanfaatkan kepentingan pribadi
atau golongannya sendiri (self-interest) karena memiliki keunggulan kekuasaan
(discretionary power).
5) Teori Kompetensi
Menurut Edith Panrose (1959) terdapat tiga hal mengenai teori komptensi,
yaitu :
1) Perusahaan mampu menciptakan nilai ekonomis tidak hanya dengan memiliki
sumber daya melainkan juga dengan mampu mengelola sumber daya secara
efektif dan inovatif.
3) Pada tingkat kemajuan dan arah perkembangan dari pengelolaan sumber daya
yang juga akan memiliki sifat unik pada masing-masing organisasi. Seperti
halnya hubungan antara kepemilikan sumber daya dan kinerja organisasi.
Karena kepemilikan sumber daya dan kinerja organisasi tidak bersifat
universal, melainkan disetiap organisasi berbeda.
18
2) Maximization of management utility (Oliver Williamson), yang mengatakan
bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik (separation of
management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk memaksimumkan
penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti gaji, tunjangan
tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan sebagainya, dari
pada memaksimumkan keuntungan perusahaan.
19
Indeks Harga Saham Gabungan
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Dapat dilihat pada grafik diatas, IHSG dari tahun 2014 sampai 2018 cenderung
fluktuatif. Pada tahun 2014, IHSG Indonesia berada pada nilai 5.226,95. Kemudian,
mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 4.593,01. Pada tahun 2016, IHSG
kembali mengalami peningkatan menjadi 5.296,71. Tahun berikutnya, IHSG
mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2017 yaitu sebesar 6.355,65.
Kemudian, mengalami penurunan sedikit menjadi 6.197,87 di tahun 2018.
Bagi perusahaan yang go public, indikator nilai perusahaan adalah harga saham
yang diperjual belikan di bursa efek. Pendapat ini didasarkan atas pemikiran bahwa
peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai perusahaan. Euis dan
Taswan (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi
pula nilai IHSG yang diperoleh. Ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya nilai
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berfluktuatifnya IHSG ini sejalan
dengan perusahaan-perusahaan yang mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia.
20
Daftar Emiten yang Delisting:
A. Tahun 2014
PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA)
Emiten berkode ASIA itu gagal memenuhi ketentuan bursa dan
sahamnya disuspensi sejak 22 Mei 2014. Perseroan juga punya tunggakan Rp
110 juta atas denda BEI. Kinerja keuangan perseroan juga makin buruk. Pada
semester I-2014 perseroan tidak membukukan penjualan sama sekali sehingga
menderita kerugian hingga Rp 357,33 miliar. (www.finance.detik.com
dipublikasi 27 November 2014).
B. Tahun 2015
PT Davomas Abadi Tbk (DAVO)
Saham produsen kakao ini 'ditendang' karena perusahaan berkali-kali
melanggar peraturan bursa. BEI pertama kali memberikan sanksi kepada
Davomas pada awal 2012. Saat itu perusahaan terlambat menyerahkan
laporan kinerja keuangan tahun 2011. Davomas kembali telat melaporkan
kinerja keuangan untuk tahun buku 2012. BEI kembali memberikan sanksi
berupa denda Tapi Davomas tetap bandel. Saham DAVO disuspensi lantaran
produsen kakao itu gagal melunasi utang ke PT Heradi Utama dan PT Aneka
Surya Agro senilai total Rp2,93 triliun. Juga gagal membayar utang ke
pemegang saham sebesar Rp319,11 miliar dan utang lainnya senilai Rp1,26
miliar. (www.finance.detik.com dipublikasi 20 Januari 2015).
21
1. Saham perseroan tidak lagi aktif diperdagangkan dan tidak liquid, dengan
rata-rata volume perdagangan saham per hari hampir tidak ada, dan harga
saham relatif stagnan pada level Rp3.700.
2. Berdasarkan data dari RUPS Tahunan selama 10 tahun terakhir, tercatat
bahwa jumlah pemegang saham minoritas yang menghadiri RUPS
tahunan berjumlah 41 pihak yaitu pada RUPS tahunan 2005. Sementara
RUPS tahunan 2014 hanya dihadiri oleh 21 pihak yang mewakili 7,4%
dari keseluruhan pemegang saham minoritas yang berjumlah 283 pihak.
Hal ini mengindikasikan bahwa pemegang saham minoritas tidak lagi
memperhatikan kelangsungan usaha dari perseroan.
3. Jumlah pemegang saham tidak lagi memenuhi ketentuan tentang
pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan
oleh perusahaan tercatat.
4. Perseroan telah mengalami kerugian operasional dalam beberapa tahun
terakhir yang mengakibatkan perseroan memiliki ekuitas negatif di dalam
laporan keuangannya dan tidak lagi dapat membagikan dividen kepada
pemegang saham.
5. Setelah 1997 hingga 2015, perseroan tidak lagi melakukan aksi korporasi
melalui penawaran umum, baik berupa penawaran umum saham maupun
surat utang. (www.market.bisnis.com dipublikasi 10 April 2015).
C. Tahun 2017
PT Ciputra Property Tbk (CTRP) dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS)
CTRP dan CTRS di delisting karena dimerger oleh CTRA sehingga
seluruh sahamnya berpindah menjadi saham CTRA (www.sahamok.com).
22
sementara pada nyatanya hanya 1,32% saham yang dimiliki investor publik
(www.bisnis.com dipublikasi 23 Juni 2017).
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan PT Permata Prima Sakti Tbk
(TKGA)
Saham BRAU dan TKGA telah mengalami suspensi lebih dari dua
tahun karena keduanya belum melakukan kewajiban-kewajibannya seperti
melaporkan laporan keuangan. Direktur Penilaian Perusahaan BEI
menyebutkan bahwa apabila perusahaan terbuka (emiten) yang terganggu
fokus bisnisnya atau terganggu going concernnya dan tidak mau mengikuti
aturan bursa maka akan dipastikan otoritas pasar akan melakukan delisting
terhadap perusahaan tersebut dari papan perdagangan bursa
(www.tribunnews.com di publikasi 20 Oktober 2017).
23
IPO tahun 2001. Selain itu, volume repdagangan saham yang dilakukan
LAMI relatif kecil dan tidak signifikan, tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajibannya sebagai perusahaan terbuka dan dinyatakan tidak likuid
(www.investasi.kontan.co.id di publikasi 9 Mei 2017).
D. Tahun 2018
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK)
proses delisting terjadi lantaran perusahaan telah dinyatakan pailit.
Sebelumnya, perusahaan telah mendapat putusan pailit dari Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) terhadap perusahaan
berkode emiten DAJK itu. Putusan pailit PN Jakpus dikeluarkan pada 22
November 2017 lalu. Kinerja keuangan perseroan sebagai perusahaan publik
memang tidak sehat. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perseroan
pada kuartal III-2017, perusahaan produsen kerta itu diketahui memiliki utang
terhadap beberapa perbankan sebesar Rp870,17 miliar.
(www.economy.okezone.com dipublikasi 22 Mei 2018).
24
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB)
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB) berniat menghapus
sahamnya dari papan perdagangan pasar modal lantaran merasa tak mampu
memenuhi persyaratan untuk menjadi emiten. Salah satunya enggan
memenuhi persyaratan pelepasan saham di publik (free float) sebesar 7,5%.
Sekadar informasi, saham SQBB yang dilepas ke publik saat ini hanya 2,03%.
Sementara sisanya dikuasai oleh Taisho Pharmaceutical Co.Ltd.
(www.finance.detik.com dipublikasi 21 Maret 2018).
25
Sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalam laporan
keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah persamaan
untuk memperoleh nilai Z, dimana nilai Z disini adalah nilai untuk
memprediksi kondisi perusahaan, baik dalam keadaan sehat ataupun bangkrut.
Berdasarkan hasil pengembangan Altman, rumus Z-Score dapat digunakan oleh
perusahaan yang gopublic dan perusahaan yang tidak go-public, sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Nilai cut-off yang digunakan pada model Altman yaitu 2,90, yang berarti jika
sebuah perusahaan memiliki Z-Score lebih dari 2,90 maka perusahaan tersebut
dianggap sehat atau tidak berpotensi mengalami kebangkrutan. Jika perusahaan
memiliki Z-Score kurang dari 1,20, maka perusahaan tersebut memiliki potensi
mengalami kebangkrutan, dan jika perusahaan memiliki Z-Score kurang dari
2,90 dan lebih dari 1,20 maka perusahaan tersebut berada di Grey Area atau
rawan mengalami kebangkrutan (Peter dan Yoseph, 2011).
2) Metode Grover
Metode Grover merupakan metode yang diciptakan dengan melakukan
pendesainan dan penilaian ulang terhadap metode Altman Z-Score. Jeffrey S.
Grover menggunakan sampel sesuai dengan metode Altman Z-Score pada tahun
1968 dengan menambahkan tiga belas rasio keuangan baru. Sampel yang
digunakan sebanyak 70 perusahaan dengan 35 perusahaan yang bangkrut dan 35
perusahaan yang tidak bangkrut pada tahun 1982 samapi 1996. Jeffrey S. Grover
menghasilkan fungsi sebagai berikut :
26
Score = 1,650X1 + 3,404X3 – 0,016ROA + 0,057
Dimana :
Dimana :
Analisis Z-Score model Springate menjelaskan bahwa jika Z < 0,862, hal tersebut
menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan. Jika Z-
Score diantara 0,862 dan 1,062 maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi rawan/Grey Area. Bila Z > 1,062, menunjukkan perusahaan
dalam kondisi keuangan yang sehat (Peter & Yoseph, 2011).
27
4) Metode Zmijewski
Selama dua puluh tahun Zmijewski melakukan studi dengan melakukan review
studi bidang kebangkrutan. Rasio keuangan yang digunakan pada model ini dipilih
dari rasio keuangan yang telah digunakan pada penelitian terdahulu dan sebanyak
75 perusahaanyang bangkrut serta 3573 perusahaan sehat selama tahun 1972
sampai dengan 1978 dijadikan sampel. Rumus Metode Zmijewski sebagai berikut :
Dimana :
X1 = Return On Asset
X2 = Debt Ratio
X3 = Current Ratio
Nilai cut-off yang berlaku dalam model ini adalah 0. Hal ini berarti perusahaan
yang nilai Z-nya lebih besar dari 0 diprediksi memiliki potensi mengalami
kebangkrutandi masa depan. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki nilai Z
lebih kecil dari 0 diprediksi tidak akan memiliki potensi mengalami
kebangkrutan. Namun dalam penelitian ini, 0 sebagai cut-off dianggap sebagai
Grey Area, jadi jika perusahaan memiliki Z-Score sebesar 0 maka dianggap
berada di Grey Area (Purnajaya & Merkusiswati, 2014).
1) Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa
yang akan diberi pinjaman kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor
pinjaman yang ada.
2) Investor
Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya
akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau
tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut.
3) Pihak pemerintah
28
Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda
kebangkrutan lebih awal supaya dapat melakukan tindakan-tindakan yang
perlu dilakukan.
4) Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha
karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.
5) Manajemen
Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan
kebangkrutan dan tentunya biaya ini cukup besar. Apabila manajemen dapat
mendeteksi kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan
bias dilakukan, misalnya dengan melakukan merger atau restrukturisasi
keuangan sehingga biaya kebangkrutan dapat dihindari.
29
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
30
sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik (separation of
management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk
memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi
seperti gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock
option), dan sebagainya, dari pada memaksimumkan keuntungan perusahaan.
tugas manajemen menjadi sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana
kekurangan data, maka manajer tidak mampu memaksimumkan keuntungan
tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan beberapa tujuan yang berkaitan
dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth), pangsa pasar(market share).
6. perusahaan di delisting karena melakukan konsolidasi bisnis, telah dinyatakan
bangkrut/ pailit, terganggunya kesempatan untuk hidup dan bertumbuh
perusahaan serta memilih untuk go private.
7. Metode analisis kebangkrutan perusahaan, terdiri dari: metode altman z-score,
metode grover, metode springate (s-score), dan metode zmijewski.
III.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Alchian, Armen A. & Harold Demsetz. 1972. Production, Information Cost, and Economic
Organization. American Economic Review, 62 pp 777-795
Ball, R., & Brown, P. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers.
Journal of Accounting Research.
Beaver, W. H. 1968. The Information Content of Annual Earnings Announcements. Empirical
Research in Accounting: Selected Studies. Journal of Accounting Research, Vol. 4:
67-92.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Coase, RH. 1937. The Nature of The Firm, Economica, Vol. 4, Issue 16, 386-405
Edith T, Penrose. 1959. The Theory of the Growth of the firm. Oxford: Blackwell
Gultom, & Syarif. 2008. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden dan Earning per
Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi USU.
Hanafi, M. M., & Halim, A. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen.
Hardjito, Dydiet. 2001. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Jensen, Michael C, & Meckling, William H. 1976. Theory of the firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4,
pp. 305-306
Machlup, Fritz. 1967. The Theories of The Firm. American Economic Review, March.
Pp. 1-33
Peter, & Yoseph. 2011. Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score Altman, Springate
dan Zmijewski Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2009. Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 4 (2).
Prasetyantoko. 2008. Corporate Governance. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Prihanthini, N. M., & Sari, M. R. 2013. Prediksi Kebangkrutan Dengan model Grover,
Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And Beverage di
Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 417-435.
Purnajaya, K. D., & Merkusiswati, N. K. 2014. Analisis Komparasi Potensi Kebangkrutan
Dengan Metode Z-Score Altman, Springate, Dan Zmijewski Pada Industri Kosmetik
32
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
ISSN: 2302-8556.
Solihah, Euis & Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan serta
Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Sujoko, & Soebiantoro. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9 No. 1.
Williamson O.E., 1985. Economica Instituations of Capitalism: Firms, Market, Relational
Contracting. The Free Press. Macmillan, New York, London
www.idx.co.id
www.sindonews.com
www.yahoofinance.com
www.sahamok.com
www.finance.detik.com
www.investasi.kontan.co.id
www.market.bisnis.com
www.bisnis.com
www.tribunnews.com
www.economy.okezone.com
www.seputarforex.com
33