Anda di halaman 1dari 10

*Wara Sulistya Ningrum, A 401 08 069, Akina,

Zulnuraini, PGSD, FKIP, Universitas Tadulako


Di sekolah nilai-nilai pendidikan karakter yang
muncul belum mencapai indikator keberhasilan
yang ada sehingga harus ditingkatkan
pembinaannya terhadap para peserta didik.
Masalah yang sering dihadapi sekolah yaitu
siswa belum memiliki sikap disiplin sebab ada
peserta didik yang memakai seragam tidak rapi
didalam kelas, serta peserta didik dan guru
masih ada yang datang terlambat ke sekolah.
Hal tersebut terjadi karena belum ada sanksi
yang tegas diberikan kepada para pelanggar
sehingga harus diberikan bimbingan serta
peringatan agar pelanggar malu untuk
mengulangi kesalahannya.
Prasarana/Sarana Penunjang yang Dibutuhkan
Sekolah untuk Pelaksanaan Pendidikan
Karakter.
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter
di sekolah tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan prasarana/sarana penunjang yang
digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai
pendidikan karakter kepada peserta didik. Di
sekolah ada beberapa prasarana/sarana yang
harus diperbaiki dan disediakan sehingga
peserta didik dapat secara langsung
mempraktekkan perilaku sesuai dengan
indikator keberhasilan yang ada dalam
pendidikan karakter. Kondisi sarana penunjang
di sekolah belum sesuai dengan nilai pendidikan
karakter yang ingin dikembangkan kepada
peserta didik. Nilai religius di sekolah masih
membutuhkan Mushalla untuk mendukung
kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan
nilai karakter. Sekolah memang memiliki ruang
kelas yang dapat difungsikan sebagai pengganti
mushalla namun ruangan tersebut dirasakan
kurang maksimal untuk melaksanakan kegiatan
keagamaan sehingga terkadang menggunakan
masjid dekat sekolah saat merayakan hari-hari
besar keagamaan. Sarana yang dibutuhkan
untuk membantu pengembangan nilai jujur
yaitutersedianya kantin kejujuran, kotak saran
dan pengaduan, serta tempat temuan barang
hilang. Untuk tempat temuan barang hilang
meskipun guru sudah memfasilitasi untuk
mengumpulkan barang temuan dari peserta
didik namun hal tersebut dirasakan kurang
maksimal sebab terkadang guru tidak sempat
menginformasikan barang temuan tersebut.
Sarana untuk pengembangan nilai jujur tersebut
sangat dibutuhkan sekolah sebagai bentuk
pengkondisian untuk menciptakan suasana
sekolah yang jujur, sehingga diharapkan seluruh
warga sekolah akan merasa malu jika tidak
bersikap jujur. Pengembangan nilai kreatif di
sekolah membutuhkan ruangan yang dapat
dijadikan wadah bagi peserta didik untuk
mengekspresikan dirinya dengan bebas sesuai
dengan bakat dan minat seni yang dimiliki. Di
sekolah ada bimbingan seni tarian daerah yang
diberikan kepada peserta didik hanya saja
bimbingan tersebut belum dapat terlaksana
dengan maksimal dan baik sebab belum
tersedianya ruangan serta alat-alat kesenian
yang mendukung kegiatan tersebut.
*Wara Sulistya Ningrum, A 401 08 069, Akina,
Zulnuraini, PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
Nilai karakter rasa ingin tahu juga harus
didukung pelaksanaannya dengan menyediakan
media komunikasi, media informasi elektronik,
dan ruang praktek (Lab. IPA) sehingga peserta
didik dapat mengeksplorasi pengetahuannya.
Nilai cinta tanah air dan menghargai
prestasisiswa juga membutuhkan sarana yang
dapat mendukung pengembangan nilai tersebut.
Di sekolah media informasi tentang kekayaan
alam dan budaya Indonesia masih kurang
memadai sehingga membutuhkan referensi yang
lebih kompleks mengenai kekayaan alam dan
budayaIndonesia. Selain itu, sekolah juga
membutuhkan tempat untuk memajang
prestasi peserta didik sebagai wujud
penghargaan terhadap prestasi yang diperoleh.
Memajang prestasi yang diperoleh peserta didik
mampu memberikan motivasi kepada peserta
didik lainnya untuk berprestasi. Nilai peduli
lingkungan sudah mulai dikembangkan di
sekolah akan tetapi ada beberapa sarana yang
perlu dibenahi agar semua indikator
keberhasilan yang terkandung dalam nilai peduli
lingkungan dapat dicapai oleh peserta didik
dengan baik.Sarana yang dibutuhkan sekolah
agar nilai peduli lingkungan dapat dicapai
dengan baik yaitu tempat cuci tangan sehingga
masyarakat sekolah belum dapat
mengkondisikan untuk bergaya hidup bersih dan
sehat. Selain itu, kamar mandi dan air bersih,
serta saluran pembuangan limbah air juga belum
tersedia sehingga sekolah belum mencerminkan
suasana yang bersih, hal itu tentu saja sangat
menghambat sekolah dalam mengembangkan
nilai peduli lingkungan. Sedangkan nilai peduli
sosial masih membutuhkan sarana kotak amal
dan posko untuk menyumbang, meskipun guru
selalu memberikan pelayanan untuk
mengumpulkan sumbangan dari peserta didik
namun hal tersebut tidak setiap hari dapat
dilakukan melainkan jika sekolah mengadakan
kunjungan ke panti asuhan ataupun saat
penggalangan dana untuk para korban bencana
alam. Fasilitas penunjang yang telah dijelaskan
sangat berperan penting untuk mengembangkan
nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah.
Sesuai dengan yang disebutkan dalam Pedoman
Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional
untuk SD, dijelaskan satandar prasarana
pendidikan mencakup persyaratan minimal dan
wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan
adalah lahan, ruang kelas, ruang kepala sekolah,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi dan jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Kemudian standar sarana pendidikan mencakup
persyaratan minimal tentang perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran. Melalui
penyediaan sarana-sarana penunjang maka akan
tercipta suasana sekolah yang kondusif dan
sesuai untuk pelaksanaan pendidikan karakter.

*Wara Sulistya Ningrum, A 401 08 069, Akina,


Zulnuraini, PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
KESIMPULAN DAN SARAN
Guru di SDN Inpres 1 Tondo mulai memiliki
pemahaman tentang konsep pendidikan
karakter meskipun belum semua guru paham
akan makna pendidikan karakter namun mereka
sudah mulai melaksanakan pendidikan karakter.
Dari 10 guru yang diwawancarai sebagai
informan
ditemukan 6 guru sudah memahami, 3 guru
mulai memahami, serta 1 orang guru belum
memahami tentang konsep pendidikan karakter.
nilai yang sangat dibutuhkan di sekolah yaitu:
nilai jujur, menghargai prestasi, kerja keras,
tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, disiplin,
gemar membaca, rasa ingin tahu. Pelaksanaan
nilai peduli lingkungan sebenarnya sudah ada di
sekolah hanya saja peserta didik masih ada yang
membuang sampah sembarangan, hal tersebut
sangat mengganggu kebersihan dilingkungan
sekolah.Sekolah masih membutuhkan
penyediaan sarana yang memadai agar
pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan
baik.Untuk meningkatkan pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah maka sebaiknya
semua guru diberikan pelatihan dan pembinaan
dalam mengembangkan pendidikan karakter di
sekolah. Pihak sekolah sebaiknya mengadakan
kerjasama dan relasi yang baik dengan orang tua
murid dalam mengembangkan nilai karakter
sehingga pendidikan karakter anak dapat dibina
bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah.
Penyediaan sarana yang memadai harus
didampingi oleh tata tertib serta sanksi yang
diberikan sekolah kepada yang melanggar
sehingga semua warga sekolah akan merasa jera
dan tidak akan mengulangi kesalahannya. Hal
tersebut dimaksudkan agar pendidikan karakter
dapat berkembang dengan baik di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
AntaraNews.2011.Mendiknas:
Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD
,(Online).(http://www.antaranews.com,
diakses 10 Desember 2011).Asmani, J.M.
2011.
Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: DIVA PressBungin, B. 2003.
Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman
filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan
Model Aplikasi
. Jakarta: Raja Grafindo Persada.J u n a i d i ,
W.2010.
Pengertian Pendidikan
,(Online).(http://wawan-
satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-
pendidikan.html,diakses 4 Januari 2012).Miles,
M.B, & Huberman, A.M. 1992.
Analisis Data Kualitatif
. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi R. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
MENUMBUHKAN KARAKTER AKADEMIK DALAM PERKULIAHAN
BERBASIS LOGIKA

http://dx.doi.org/10.21831/jpk.v7i1.15491

Dedi Heryadi(1*),

(1)
(*) Corresponding Author

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji urutan perkuliahan berbasis logika, dan
mengetahui pengaruhnya terhadap tumbuhnya karakter akademik mahasiswa (ketelitian berpikir,
sikap kritis, dan tanggung jawab). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian
dan Pengembangan (R&D). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan pengukuran (test). Pelaksanaan penelitian dilakukan pada mahasiswa semester
pertama di FKIP, Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Data diolah secara kuantitatif dan
kualitatif. Hasilnya diketahui bahwa urutan model perkuliahan berbasis logika berpengaruh
positif terhadap tumbuhnya karakter akademik mahasiswa (ketelitian berpikir, sikap kritis, dan
tanggung jawab). Diharapkan hasil penelitian ini ditindaklanjuti dan divalidasi oleh orang-orang
yang memiliki profesi yang sama.
Kata Kunci : model perkuliahan, logika, karakter akademik, ketelitian berpikir, sikap kritis,
tanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai