Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak
pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia. Sebagai negara
kepulauan, peran pelabuhan sangat vital dalam perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang
memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan
menjadi sarana paling penting untuk menghubungkan antar pulau maupun antar negara. Pelabuhan
merupakan salah satu rantai perdagangan yang sangat penting dari seluruh proses perdagangan, baik itu
perdagangan antar pulau maupun internasional.Sebagai titik temu antar transportasi darat dan laut,
peranan pelabuhan menjadi sangat vital dalam mendorong pertumbuhan perekonomian, terutama daerah
hinterlandnya menjadi tempat perpindahan barang dan manusia dalam jumlah banyak. Sebagai bagian
dari sistem transportasi, pelabuhan memegang peranan penting dalam perekonomian.
Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, perdagangan, dan
industri dari wilayah pengaruhnya. Namun pelabuhan tidak menciptakan kegiatan tersebut, melainkan
hanya melayani tumbuh dan berkembangnya kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang
meningkatkan peran pelabuhan dari hanya sebagai tempat berlabuhnya kapal menjadi pusat kegiatan
perekonomian. Secara prinsip hubungan kegiatan pembangunan oleh manusia di laut tidak dapat
dipisahkan dengan di pantai bahkan di darat seluruhnya. Pelabuhan menjadi sarana bangkitnya
perdagangan antar pulau bahkan perdagangan antar negara, pelabuhan pada suatu daerah akan lebih
menggairahkan perputaran roda perekonomian, berbagai jenis usaha akan tumbuh mulai dari skala kecil
sampai dengan usaha skala internasional, harga-harga berbagai jenis produk akan lebih terjangkau mulai
dari produksi dalam negeri sampai dengan luar negeri. Pelabuhan yang bertaraf internasional akan
mengundang investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal yang bermuara pada tumbuhnya
perekonomian rakyat, mobilitas manusia dari berbagai penjuru akan hadir dan meninggalkan dana yang
banyak.
Pelabuhan peranan yang sangat penting dan sangat strategis, dalam menunjang pertumbuhan
perekonomian dan perdagangan Kota dan Provinsi secara khusus, serta Negara secara umum. Pelabuhan
sebagai salah satu sistem transportasi laut internasional yang pantas dan layak dijadikan hubport dari
Indonesia. Suatu Negara membutuhkan pelabuhan yang bagus untuk memajukan dirinya tidak terkecuali
Indonesia. Semua kegiatan yang dilakukan di pelabuhan memiliki peranan kunci untuk berbagai bidang di
suatu Negara seperti pertahanan, perekonomian, dan perikanan. Berbagai jenis pelabuhan dan
prasarananya dikembangkan untuk memaksimalkan fungsi pelabuhan itu sendiri. Demikian juga desain
pelabuhan itu sendiri dibuat agar bisa terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.
Sejak jaman Kerajaan Hindu-Buddha, Pelabuhan menjadi salah satu sarana yang menghubungkan
alur perdagangan dan sumber pertahanan Kerajaan di Indonesia. Seturut berkembangnya jaman, peranan
pelabuhan semakin diperlukan untuk menunjang berbagai bidang di suatu Negara.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar berlabuh, naik turun penumpang maupun bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjangpelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Menurut Ensiklopedia Indonesia
Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh(membuang sauh). Pelabuhan modern cukup dilengkapi
dengan los-los dan gudang besar,beserta pangkalan, dok dan crane yang kuat untuk
membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan lain-lain.
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapai dengan
fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat
barang.
Untuk menunjang dan memaksimalkan fungsi dan peranan nya dari sudut tinjauannya (Bambang
Triatmojo,2009) dan menurut kegiatannya (aji suraji). Dari segitinjauannya, pelabuhan dibagi
menjadi :
1.Segi penyelengaraa.
Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum diselenggarakan dan berperan untuk melayani kepentingan masyarakat umum.
Penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintahdan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada
badan usaha milik Negara yang didirikan untuk maksud tersebut.
Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan dan berperan untuk melayani kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan khususdibangun oleh pemerintah atau oleh perusahan
swasta yangberfungsi untuk mengirimkan prasarana hasil produksi perusahaantersebut.
2.Segi pengusahaannya
Pelabuhan ini merupakan tempat singgah kapal tanpa bongkar muatbarang, bea cukai dan
sebagainya. Pelabuhan ini merupakanpelabuhan kecil yang disubsidi oleh pemerintah dan
dikelola olehUnit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.
Pelabuhan laut
Pelabuhan ini adalah pelabuhan yang dimasuki oleh kapalberbendera asing. Pelabuhan ini
biasanya merupakan pelabuhan utama di suatu daerah yang dilabuhi kapal – kapal yang membawa
barang untuk ekspor/impor secara langsung ke dan dari luar negeri .
Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri oleh
karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing
4.Segi penggunaannya.
Pelabuahan ikan
Pelabuhan ikan menyediakan fasilitas untuk kapal-kapal ikan untuk Melakukan kegiatan
penangkapan ikandan memberikan pelayananyang diperlukan.
Pelabuhan minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari kepentingan umum dan
digunakan untuk melayani kapal tanker yangberukuran besar.
Pelabuhan barang
Di pelabuhan ini terjadi perpindahan moda transportasi dari laut kedarat ataupun sebaliknya.
Barang dibongkar di termaga untuk selanjutnya diangkut dengan truk ataupun kereta api ke
tempattujuan atau ke gudang penyimpanan atau tempat penumpukanterbuka sebelum dikirim.
Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan
industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha
pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional
sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau.
Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan
pelayanan terhadap muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata
rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda
angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang
diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk
atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan
bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di
pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar
dan pusat kegiatan lainnya.
Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur
transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan
bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik. Pelabuhan adalah tempat yang
terdiri dan daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi. Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi
segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya
dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban
arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan
intra dan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.
Maksud dan tujuan tatanan pelabuhan nasional dimana Tatanan Kepelabuhanan Nasional
merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan
pengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan daratan dan pelabuhah khusus yang bertujuan:
terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara terpadu, selaras dan harmonis agar
bersaing dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis
terjadinya efisiensi transportasi taut secara nasional;
terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan sesuai dengan tingkat kebutuhan;
terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan tinggi dalam rangka
menunjang pembangunan nasional dan daerah
Selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntut untuk memperhatikan;
a. tata ruang wilayah;
c. pertumbuhan ekonomi;
e. kelestarian tingkungan
Selain itu pebuhan juga melaksanakan tugas dan peranan sebagai berikut;
a. pemerintahan;
1) pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;
2) pelaksana fungsi Bea dan Cukai;
3) pelaksana fungsi imigrasi;
4) pelaksana fungsi karantina;
5) pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;
Tiap jenis memiliki fungsi dan perannya sendiri – sendiri, yang kesemuanya itu dibagi secara
mengkhusus, yaitu ;
(1) Pelabuhan internasional hub yang merupakan pelabuhan utama primer :
a. berperan sebagai pelabuhan internasional hub yang melayani angkutan alih muat
(transhipment) peti kemas nasional dan internasional dengan skala pelayanan transportasi laut
dunia.
b. berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan peti kemas nasional dan
internasional sebesar 2.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.
c. berperan sebagai pelabuhan alih muat angkutan peti kemas nasional dan internasional dengan
pelayanan berkisar dan 3.000.000 - 3.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.
d. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil.
e. kedalaman minimal pelabuhan : -12 m LWS.
f. memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 350 m',4 crane dan lapangan penumpukan peti
kemas seluas 15 Ha.
g. jarak dengan pelabuhan internasional hub lainnya 500 - 1.000 mil.
Ada beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki oleh sebuah pelabuhan,
yaitu ;
Dalam hal otoritas pengelolaannya, pelabuhan dikelola dengan beberapa jenis pengelolaan sesuai
dengan fungsi dan hirarkinya. Pelabuhan laut lokal yang diselenggarakan oleh Pemerintah (unit
Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan), diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di
lokasi pelabuhan laut tersebut berada sebagai tugas desentralisasi. Kemudian Pelabuhan laut
regional yang diselengarakan oleh Pemerintah (Unit Pelaksana Teknis/satuan Kerja Pelabuhan),
dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi di lokasi pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas
dekosentrasi. Untuk pelabuhan dengan skala kecil seperti Pelabuhan sungai dan danau
diselenggrakan oleh Kabupaten/Kota yang pelaksanaanya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan Daerah. Sedangkan untuk pelabuhan yang
berfungsi sebagai Pelabuhan penyeberangan diselenggarakan oleh Pemerintah yang
pelaksanaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau oleh Kabupaten/Kota yang
pelaksanaannya oleh Unit Pelaksana Teknis kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan
Daerah.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;
a. Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran
serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;
b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;
c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan jasa
angkutan laut;
d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;
e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;
f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara pelabuhan.
Masalah lain yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan
kepabeanan di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Indonesia memang identik dengan
birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka peluang untuk praktek – praktek yang tidak
etis seperti korupsi. Hal – hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan –
pelabuhan di Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor asing) lebih
memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal – kapal feeder
mereka. Mereka lebih memilih untuk menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan di
negara – negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi disana jauh
lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang
seharusnya menjadi miliknya tersebut. Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan
permasalahan ini adalah dengan merubah system administrasi pada pelabuhan di Indonesia.
Pelabuhan – pelabuhan di Indonesia memiliki kinerja yang lambat dari segi administrasi karena
terlalu banyak berkas – berkas dan juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal
dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki
alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang
berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak
swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur
tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut
dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :
dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke
kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. (Triatmodjo,
2009)
Daftar isi
1 Jenis
o 1.1 Keadaan
o 1.2 Pengelolaan
o 1.3 Jangkauan pelayaran
o 1.4 Perdagangan luar negeri
o 1.5 Kapal
o 1.6 Pengawasan bea cukai
o 1.7 Area pelayaran
o 1.8 Peranan
2 Pelabuhan utama dunia
3 Pustaka
4 Pranala luar
Jenis
Keadaan
Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya berupa
pelabuhan yang bersifat tradisional.
Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di Liverpool,
Inggris dan terusan Panama.
Pengelolaan
Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis dikelola
oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik
instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta
seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu.
Jangkauan pelayaran
Pelabuhan Internasional , utama primer yang melayani nasional dan internasional dalan jumlah
besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional dalam
jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah
menengah.
Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara
nasional.
Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.
Pelabuhan Ekspor
Pelabuhan Impor
Kapal
Area pelayaran
Peranan
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan
perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan
serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan
Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang dimaksud
dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan
antarmoda transportasi.
Pelabuhan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan.
Jenis pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan paut
sebagaimana dimaksud terdiri dari:
1. Pelabuhan utama;
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan
internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan antar provinsi.
2. Pelabuhan pengumpul;
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.
3. Pelabuhan pengumpan.
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan
utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang,
serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan provinsi.
Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan yang meliputi penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang.
Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang terdiri atas:
3. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang sebagaimana dimaksud
terdiri atas:
4. Kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan yang
menunjang kelancaran operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.
Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan tempat
kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,
dan/atau tempat bongkar muat barang.
Adapun jenis dari terminal sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1. Terminal Khusus
Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan
sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan
dioperasikan hanya bersifat menunjang kegiatan pojok perusahaan. Pembangunan pelabuhan
hanya bertujuan menunjuang usaha pokok dari perusahaan tersebut.
Dilihat dari penempatan lokasi terdapat perbedaan yang mendasar dari Terminal Khusus dan
TUKS. Terminal Khusus terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan laut/ sungai dan danau, sehingga untuk itu Terminal Khusus tersebut
menjadi bagian dari suatu pelabuhan terdekatnya.
Sedangkan TUKS terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan, dengan demikian maka TUKS menjadi satu kesatuan dengan pelabuhan
dimaksud.
Perlu diperhatikan bahwa sebagai akibat dari dibuatnya Terminal Khusus, maka terdapat
konsekuensi sebagai berikut:
Terminal Khusus tersebut akan menjadi bagian menjadi bagian dari pelabuhan terdekat;
Wajib memiliki Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan tertentu;
danDaerah ini akan digunakan untuk kepentingan Lapangan penumpukan, Tempat
kegiatan bongkar muat, Alur pelayaran dan perlintasan kapal, Olah gerak kapal,
Keperluan darurat; dan Tempat labuh kapal.
Ditempatkannya instansi pemerintah untuk melaksanakan fungsi keselamatan dan
keamanan pelayaran, serta instansi yang melaksanakan fungsi pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan.
Terminal Khusus sebagaimana dimaksud hanya dapat dibangun dan dioperasikan apabila:
1. Pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok instansi pemerintah atau
badan usaha; dan
2. Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif dan efisien
serta lebih menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran (“UU No. 17/2008”)
Pelabuhan diartikan sebagai tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan perusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi.
Dari pengertian tersebut diatas dapat kita lihat bahwa dalam pelabuhan terdapat suatu terminal
dan tempat berlabuh kapal untuk melaksanakan kegiatan di pelabuhan. Adapun yang dimaksud
dengan terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal
bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,
dan/atau tempat bongkar muat barang.
Untuk menunjang kegiatan usaha tertentu untuk suatu kepentingan sendiri, maka dapat dibangun
terminal sebagai berikut:
1. Terminal Khusus
Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
2. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan
sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
TERMINAL KHUSUS
Untuk menunjang kegiatan tertentu di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai dan danai dapat dibangun terminal khusus
untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan usaha pokoknya . Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang
digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan. Sedangkan yang dimaksud dengan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di sekeliling daerah lingkungan kerja
perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.
Untuk itu maka dalam membangun Terminal Khusus harus pula disediakan DLKr dan DLKp
untuk kepentingan penggunaan terminal tersebut untuk:
Lapangan penumpukan;
Tempat kegiatan bongkar muat;
Alur pelayaran dan perlintasan kapal;
Olah gerak kapal;
Keperluan darurat; dan
Tempat labuh kapal.
Syarat Pembangunan
1. Pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok instansi pemerintah atau
badan usaha; dan
2. Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif dan efisien
serta lebih menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran
Dari keterangan diatas diketahui bahwa Terminal Khusus dapat dibangun untuk kepentingan
kegiatan usaha pokok baik oleh pemerintah maupun badan usaha. Selain itu untuk melakukan
usaha pokok tersebut, Terminal Khusus juga dapat dibangun untuk menunjang kegiatan
pemerintahan, penelitian, pendidikan dan pelatihan serta sosial.
Kegiatan usaha pokok sebagaimana dimaksud diatas antara lain sebagai berikut:
1. Pertambangan;
2. perikanan;
3. energy;
4. industri;
5. kehutanan;
6. pariwisata;
7. pertanian;
8. dok galangan kapal.
Penggunaan Terminal Khusus dapat juga digunakan untuk menunjang usaha anak perusahaan
sesuai dengan usaha pokok yang sejenis dan pemasok bahan baku dan peralatan penunjang
produksi untuk keperluan usaha yang bersangkutan.
Pengelolaan Terminal Khusus dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, atau badan usaha sebagai pengelola terminal khusus.
Pengelola Terminal Khusus wajib menyediakan dan memelihara Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran, kolam pelabuhan, alur-pelayaran, fasilitas tambat dan fasilitas pelabuhan lainnya serta
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pemerintahan di Terminal Khusus.
Sebelum dilakukan pembangunan Terminal Khusus, terlebih dahulu Menteri menetapkan lokasi
pembangunan setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota mengenai
kesesuaian rencana lokasi terminal khusus dengan rencana tata ruang wilayah. Pemohon lokasi
mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, dengan dokumen
persyaratan sebagai berikut:
1. Rencana volume bongkar muat bahan baku, peralatan penunjang dan hasil produksi;
2. Rencana frekuensi kunjungan kapal;
3. Aspek ekonomi yang berisi tentang efisiensi dibangunnya terminal khusus dan aspek
lingkungan; dan
4. Hasil survey yang meliputi hidrooceanografi (pasang surut, gelombang, kedalaman dan
arus), topografi, titik nol (benchmark) lokasi pelabuhan yang dinyatakan dalam koordinat
geografis;
Pembangunan Terminal Khusus dilakukan oleh pengelola Terminal Khusus berdasarkan Izin
Pembangunan Terminal Khusus dari Direktur Jenderal. Permohonan izin pembangunan Terminal
Khusus harus dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut:
1. gambar hidrografi, topografi, dan ringkasan laporan hasil survey mengenai pasang surut
dan arus;
2. tata letak dermaga;
3. perhitungan dan gambar konstruksi bangunan pokok;
4. hasil survey kondisi tanah;
5. hasil kajian keselamatan pelayaran termasuk alur-pelayaran dan kolam pelabuhan;
6. batas-batas rencana wilayah daratan dan perairan dilengkapi titik koordinat geografis
serta rencana induk terminal khusus yang akan ditetapkan sebagai Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan tertentu; dan
7. kajian lingkungan.
1. alur-pelayaran;
2. kolam pelabuhan;
3. rencana penempatan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;
4. rencana arus kunjungan kapal.
d. persyaratan kelestarian lingkungan, berupa studi lingkungan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Paling lambat 30 hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap, kemudian Menteri
melakukan penelitian atas persyaratan permohonan tersebut. Dalam melaksanakan pembangunan
terminal khusus, pengelola wajib untuk:
Izin pembangunan dapat dicabut, dengan peringatan tertulis terlebih dahulu sebanyak 3 kali
dengan tenggang waktu 1 bulan, dalam hal pemegang izin:
1. Tidak melaksanakan pekerjaan pembangunan dalam jangka waktu 1 tahun setelah izin
pembangunan terminal khusus diberikan;
2. Tidak dapat menyelesaikan pembangunan terminal khusus dalam waktu yang telah
ditetapkan dalam izin pembangunan;
3. Melanggar kewajiban sebagaimana disebut sebelumnya.
c. Izin Pengoperasian
Kegiatan lalu lintas kapal atau turun naik penumpang atau bongkar muat barang berupa
bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingan sendiri;
Kegiatan pemerintahan, penelitian, pendidikan dan pelatihan serta sosial.
Izin Pengoperasian Terminal Khusus diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan Terminal Khusus. Menteri dapat menolak atau
memberikan persetujuan atas permohonan perpanjangan Izin Pengoperasian Terminal Khusus
tersebut dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara
lengkap.
Izin ini hanya dapat dialihkan apabila usaha pokoknya dialihkan kepada pihak lain, dengan
ketentuan bahwa pengalihan tersebut wajib dilaporkan kepada Menteri melalui Direktorat
Jenderal.
Melalui peringatan sebanyak 3 kali, Izin Pengoperasian Terminal Khusus dapat dicabut apabila
pemegang izin:
Terminal khusus yang dibangun dan dioperasikan untuk menunjang kegiatan usaha yang hasil
produksinya untuk diekspor dapat ditetapkan sebagai terminal khusus yang terbuka bagi
perdagangan luar negeri. Penetapan tersebut dilakukan oleh Menteri berdasarkan pengajuan dari
pengelola terminal melalui Direktur Jenderal, dengan memenuhi persyaratan dari berbagai aspek
sebagai berikut:
1. Aspek administrasi
2. Aspek ekonomi
5. fasilitas kantor dan peralatan penunjang bagi instansi pemegang fungsi keselamatan dan
keamanan pelayaran, instansi bea cukai, imigrasi dan karantina; dan
6. jenis komoditas khusus
Dasar Hukum
elabuhan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan
industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan nasional.Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha
pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional
sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau.
Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan
pelayanan terhadap muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata
rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda
angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang
diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk
atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan
bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di
pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar
dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah
satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah
karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang pelabuhan –
pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik. Sebagaimana yang kita
telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa perairan. Ribuan pulau berjajar dari
Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat strategis karena berada di persilangan rute
perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian Indonesia.
Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan
manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk menghubungkan
antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat
memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan
zaman.
Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya saing pelabuhan
di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari posisi 2008 yang berada di urutan
ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kelemahan
pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas infrastruktur dan suprastruktur.
Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang parah, dan
pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness Report 2010-2011
menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6, jauh di bawah Singapura yang
nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.
Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas kepelabuhanan di Indonesia.
Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal harus antre berhari-hari menunggu giliran.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk berlayar.
Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor enggan berinvestasi di bidang
perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun tersendat.
Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi tersendat. Ekonomi
biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk memahami mengapa Indonesia
bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi pelabuhan yang ketinggalan zaman. Banyak pihak terheran-
heran Indonesia membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun terakhir,
nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai dan
signifikan. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di kawasan Asia.
Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung Priok. Untuk
keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di Singapura dan Malaysia.
Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di Indonesia sangat buruk. Kondisi ini
jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi devisa pun menguap
ke negeri jiran.
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang serius ini.
Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan terhadap pengelolaan pelabuhan.
Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara – cara yang
sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan masalah pengelolaan
pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik, pemasukan devisa bagi
Indonesia akan mengalami pertumbuhan kea rah yang lebih baik pula.
3. Pokok Masalah
a. Bagaimana pengelolaan pelabuhan secara umum?
b. Bagaimana kinerja pelabuhan di Indonesia?
c. Bagaimana meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia dan apa saja langkah – langkahnya?
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di Indonesia
secara umum dan juga untuk meningkatkan awareness terhadap perkembangan pelabuhan di
Indonesia.
b. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di
Indonesia serta mampu untuk menciptakan pemikiran yang kritis mengenai langkah – langkah
yang harus di ambil untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam
melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu
lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra dan/
atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.
Adapun beberapa jenis pelabuhan meliputi;
Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum
Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang dibangun dan dijalankan guna menunjang
kegiatan yang bersifat khusus dan pada umumnya untuk kepentingan individu atau kelompok
tertentu
Pelabuhan laut merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan pelayanan angkutan laut
Pelabuhan penyebrangan merupakan pelabuhan yang digunakan khusus untuk kegiatan
penyebrangan dari satu pelabuhan dengan pelabuhan yang lainnya yang mempunyai keterkaitan
Pelabuhan sungai dan danau merupakan pelabuhan yang melayani kebutuhan angkutan di
sebuah danau ataupun sungai
Pelabuhan Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas yang jelas,
dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan
sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum
Maksud dan tujuan tatanan pelabuhan nasional dimana Tatanan Kepelabuhanan Nasional
merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan
pengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan daratan dan pelabuhah khusus yang bertujuan:
terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara terpadu, selaras dan harmonis agar
bersaing dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis
terjadinya efisiensi transportasi taut secara nasional;
terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan sesuai dengan tingkat kebutuhan;
terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan tinggi dalam rangka
menunjang pembangunan nasional dan daerah
selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntut untuk memperhatikan;
a. tata ruang wilayah;
b. sistem transportasi nasional;
c. pertumbuhan ekonomi;
d. pola/jalur pelayanan angkutan taut nasional dan internasional;
e. kelestarian tingkungan
f. keselamatan pelayaran; dan
g. standarisai nasional, kriteria dan norma.
Selain itu pebuhan juga melaksanakan tugas dan peranan sebagai berikut;
a. pemerintahan;
1) pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;
2) pelaksana fungsi Bea dan Cukai;
3) pelaksana fungsi imigrasi;
4) pelaksana fungsi karantina;
5) pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;
Pelabuhan terbagi menjadi beberapa jenis menurut hirarki dan fungsinya, yaitu ;
a. Pelabuhan internasional hub merupakan pelabuhan utama primer;
b. Pelabuhan internasional merupakan pelabuhan utama sekunder;
c. Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier;
d. Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan primer;
e. Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan pengumpan sekunder.
Tiap jenis memiliki fungsi dan perannya sendiri – sendiri, yang kesemuanya itu dibagi secara
mengkhusus, yaitu ;
Ada beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki oleh sebuah pelabuhan,
yaitu ;
a. perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran
b. kolam pelabuhan
c. fasilitas sandar kapal
d. penimbangan muatan
e. terminal penumpang
f. akses penumpang dan barang ke dermaga
g. perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa
h. fasilitas penyimpanan bahan bakar (Bunker)
i. instalasi air, listrik dan komunikasi
j. akses jalan dan atau rel kereta api
k. fasilitas pemadam kebakaran
l. tempat tunggu kendaran bermotor sebelum naik ke kapal.
Dan fasilitas penunjangnya adalah :
a. kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa kepelabuhanan
b. tempat penampungan limbah
c. fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan
d. area pengembangan pelabuhan.
Di samping itu, klasifikasi pelabuhan penyeberangan dibagi kedalam 3 (tiga) kelas, yaitu:
a. pelabuhan penyeberangan kelas I
b. pelabuhan penyeberangan kelas II
c. pelabuhan penyeberangan kelas III.
a. volume angkutan:
1) penumpang : 1000 - 2000 orang/hari;
2) kendaraan : 250 - 500 unit/hari;
a. volume angkutan:
1) penumpang < 1000 orang/hari;
2) kendaraan < 250 unit/hari;
Dalam hal otoritas pengelolaannya, pelabuhan dikelola dengan beberapa jenis pengelolaan
sesuai dengan fungsi dan hirarkinya. Pelabuhan laut lokal yang diselenggarakan oleh Pemerintah
(unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan), diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
di lokasi pelabuhan laut tersebut berada sebagai tugas desentralisasi. Kemudian Pelabuhan laut
regional yang diselengarakan oleh Pemerintah (Unit Pelaksana Teknis/satuan Kerja Pelabuhan),
dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi di lokasi pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas
dekosentrasi. Untuk pelabuhan dengan skala kecil seperti Pelabuhan sungai dan danau
diselenggrakan oleh Kabupaten/Kota yang pelaksanaanya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan Daerah. Sedangkan untuk pelabuhan yang
berfungsi sebagai Pelabuhan penyeberangan diselenggarakan oleh Pemerintah yang
pelaksanaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau oleh Kabupaten/Kota yang
pelaksanaannya oleh Unit Pelaksana Teknis kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan
Daerah.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;
a. Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran
serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;
b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;
c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan jasa
angkutan laut;
d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;
e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;
f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara pelabuhan.
Seorang pelanggan yang datang pada bisnis Anda tentu menginginkan sebuah solusi dari
masalah yang mereka miliki. Ketika mereka bercerita dan mengeluhkan sebuah masalah maka
tugas Anda adalah mendengarkan mereka dengan baik dan memperhatikan setiap detail
kebutuhan mereka. Jangan pernah sekalipun menyela ucapan mereka. Dengarkan dan perhatikan
saja apa yang mereka ingin sampaikan. Setelah Anda mendengarkan dengan baik, Anda bisa
dengan mudah menawarkan solusi kepada mereka.
Pelanggan hanya ingin dilayani dengan cepat, bahkan jika jawaban Anda tidak dapat dikirimkan
segera, mereka masih tetap ingin mendapatkan jawaban yang mereka inginkan. Jangan pernah
mengabaikan setiap pertanyaan pelanggan. Dan jangan sampai Anda mengingkari setiap janji
yang Anda buat kepada mereka. Buatlah janji yang mudah untuk Anda penuhi.
Anda pasti sadar bahwa melayani pelanggan bukanlah hal yang mudah. Mendengarkan setiap
permintaan dan kebutuhan mereka tentu tidaklah mudah. Anda juga tidak bisa memastikan
bahwa segala kebutuhan pelanggan dapat Anda penuhi dengan cepat. Tapi ini bukan berarti
Anda tidak mau mendengarkan atau bahkan mengabaikan permintaan pelanggan. Anda bisa
mengakomodasi setiap permintaan pelanggan. Meskipun banyak dan tidak mungkin, pelanggan
akan tetap menjadi brand ambassador potensial bagi bisnis Anda.
4. Membangun kepercayaan
Banyak cara yang dapat Anda lakukan dalam upaya membangun kepercayaan bagi pelanggan
Anda. Anda memang harus terus memberikan pelayanan terbaik mulai dari mendengar hingga
memenuhi janji kepada pelanggan Anda. Ketika Anda mampu memberikan apa yang pelanggan
inginkan dan terus memberikan pelayanan terbaik, secara otomatis pelanggan akan mempercayai
apa yang Anda tawarkan.
Untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan akan bertahan lama di pasaran, mereka harus bisa
menghidupkan nilai perusahaan. Salah satu caranya yaitu melalui pelayanan kepada pelanggan.
Anda dapat menunjukkan apa dan bagaimana bisnis Anda melalui tata cara dan teknik Anda
dalam melayani pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka. Setiap karyawan yang dimiliki
harus tahu cara ini, karena tidak menutup kemungkinan mereka akan bertemu dengan salah satu
pelanggan Anda di luar sana.
Pada dasarnya pembangunan suatu pelabuhan harus berpedoman pada Rencana Induk Pelabuhan
Nasional (“RIPN”). RIPN ini merupakan perwujudan dari Tatanan Kepelabuhan Nasional yang
digunakan sebagai pedoman dalam penetapan lokasi, pembangunan, pengoperasian ,
pengembangan pelabuhan dan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan.
Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang bersangkutan memuat dua hal yaitu Kebijakan
pelabuhan nasional dan rencana lokasi dan hierarki pelabuhan.
Pada umumnya Rencana Lokasi Pelabuhan yang akan dibangun selain berpedoman pada
kebijakan nasional juga harus berpedoman pada:
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP), dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah;
potensi sumber daya alam; dan
perkembangan lingkungan stratgeis nasional dan internasional
Khusus untuk Pelabuhan Utama, penetapan lokasi juga harus mengindahkan beberapa hal
sebagai berikut:
Khusus untuk Pelabuhan Pengumpul, penetapan lokasi juga harus mengindahkan beberapa hal
sebagai berikut:
Permohonan Penetapan Lokasi diajukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah kepada
Menteri Perhubungan yang dilengkapi dengan persyaratan meliputi:
Kelayakan Teknis;
Kelayakan Ekonomi;
Kelayakan Lingkungan;
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan social daerah setempat;
Keterpaduan intra dam amtarmoda;
Adanya aksesibilitas terhadap hinterland;
Keamanan dan keselamatan pelayaran;
Pertahanan dan kemanan
6. Rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota.
Selanjutnya dalam jangka 30 hari setelah permohonan diterima, Menteri Perhubungan akan
melakukan penelitian terhadap persyaratan-persyaratan permohonan.
Pada dasarnya setiap Pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan. Adapun yang
Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata
guna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan. Adapun Rencana Induk Pelabuhan wajib disusun dengan berpedoman sebagai
berikut:
Di Dalam setiap Rencana Induk Pelabuhan harus mempunyai beberapa jangka waktu
perencanaan, yang meliputi:
Penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (Tanah
dan Perairan Pelabuhan)
Demi kepentingan pembangunan pelabuhan laut, ditetapkan batas-batas Wilayah lingkungan
kerja dan Wilayah lingkungan kepentingan. Wilayah lingkungan kerja adalah wilayah perairan
dan daratan pada pelabuhan yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan ,
sedangkan Daerah Lingkungan Kepentingan adalah perairan di sekeliling Daerah Lingkungan
Kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.
Pada dasarnya Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan ditetapkan oleh
instansi sesuai dengan kewenangannya, yaitu:
Pada dasarnya Lahan dan perairan dalam Pelabuhan dikuasai oleh Negara dan diatur oleh
Penyelenggara Pelabuhan. Disamping itu Pada Daratan dan perairan pelabuhan yang telah
ditetapkan, diberikan hak pengelolaan atas tanah dan/atau penggunaan atau pemanfaaatan
perairan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yang perlu diketahui adalah bahwa untuk pengadaan tanah atas lahan pelabuhan di daratan dan
perairan harus dilakukan oleh Otoritas Pelabuhan, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penjelasan lebih jauh mengenai persyaratan dan prosedur penerbitan Izin silahkan dilihat di
laman ini.
Penyelenggara Pelabuhan juga wajib kelestarian lingkungan disekitar pelabuhan, dan untuk
menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan , Penyelenggara Pelabuhan wajib
melakukan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan. Bukti Jaminan ini
diperlukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh penetapan Rencana Induk Kepelabuhan.
Disamping itu dalam proses pembangunan Pelabuhan , Penyelenggara Pelabuhan baik itu
Otoritas Pelabuhan maupun Unit Penyelenggara Pelabuhan wajib memmperoleh perizinan
terkait:
8. Izin Pengerukan
Mengenai Izin ini pernah saya bahas secara mendetail dalam blog ini, silahkan ke bagian laman
ini untuk mengetahui lebih lanjut.
9. Izin Reklamasi
Mengenai Izin Reklamasi ini juga pernah saya bahas secara mendetail dalam blog ini, silahkan
ke bagian laman ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Untuk setiap pembangunan fasilitas di sisi darat pelabuhan baru dapat dilakukan setelah
Penyelenggara Pelabuhan/Badan Usaha Pelabuhan memperoleh Izin Mendirikan Bangunan.
Sedangkan pembangunan fasilitas di sisi perairan dapat dilakukan setelah memperoleh Izin
Pembangunan dari Menteri Perhubungan.
Mengenai Izin ini pernah saya bahas secara mendetail dalam blog ini, silahkan ke bagian laman
ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Perizinan/Penetapan/Kewajiban Jangka
No Dokumen Yang Diperlukan Untuk Waktu Keterangan
Mendapatkannya Penerbitan
Dokumen-dokumen yang
diperlukan yaitu meliputi:1)
Rencana Induk Pelabuhan
Nasional;
4) Rencana Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan;
a) Kelayakan Teknis;
b) Kelayakan Ekonomi;
c) Kelayakan Lingkungan;
f) Adanya aksesibilitas
terhadap hinterland;
Dokumen-dokumen yang
diperlukan yaitu meliputi:a)
Rencana Induk Pelabuhan
Nasional
d) Keserasian dan
keseimbangan dengan kegiatan
lain yang terkait di Lokasi
Pelabuhan.
e) Kelayakan teknis , ekonomis
dan lingkungan
b) Gubernur untuk
Pelabuhan Pengumpan
regional, dan
c) Bupati/Walikota untuk
pelabuhan untuk pelabuhan
pengumpan local.
Kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhi dalam
penetapan:
1) Untuk Daerah
Lingkungan Kerja Daratan:
b) memasang papan
pengumuman yang memuat
informasi mengenai batas
Daerah Lingkungan Kerja
daratan pelabuhan;
c) melaksanakan
pengamanan terhadap aset
yang dimiliki;
d) menyelesaikan sertifikat
hak pengelolaan atas tanah
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangm
undangan;
2) Untuk Daerah
Lingkungan Kerja Perairan
f) menginformasikan
mengenai batas Daerah
Lingkungan Kerja perairan
pelabuhan kepada pelaku
kegiatan kepelabuhanan;
g) menyediakan Sarana
Bantu Navigasi-Pelayaran;
h) menyediakan dan
memelihara kolam pelabuhan
dan alur-pelayaran;
i) menjamin dan
memelihara kelestarian
lingkungan;
j) melaksanakan
pengamanan terhadap aset
yang dimiliki berupa fasilitas
pelabuhan di perairan.
4) dokumen lingkungan.
Izin Mendirikan
Bangunan Persyaratan dan prosedur
5 (untuk lahan disesuaikan dengan UU No. 28 – –
daratan /2002 dan PP No. 36 /2005
pelabuhan)
Akan diteliti dan dikonfirmasi
lebih lanjut apakah yang
dimaksud Izin ini adalah:
Izin
Pembangunan
Peraturan terkait belum 1. Izin Pengerukan
6 Fasilitas –
diterbitkan 2. Izin Reklamasi
Perairan
3. Izin Pekerjaan di
Pembangunan
Bawah Air
4.
1. Akta Pendirian
Perusahaan;
2. NPWP
3. SKDP
4. Keterangan Penanggung
Jawab
2) Pemenuhan Persyaratan
Teknis, meliputi: berdasarkan
hasil
1. Keterangan mengenai penelitian
maksud dan tujuan yang
kegiatan pengerukan; dilakukan
2. lokasi dan koordinat Dirjen,
10 Izin Pengerukan geografis areal yang akan Menteri dalam
dikeruk; jangka waktu
3. peta pengukuran 7 (tujuh) hari
kedalaman awal kerja
(predredge sounding) dari menerbitkan
lokasi yang akan izin
dikerjakan; pengerukan
4. untuk pekerjaan
pengerukan dalam rangka
pemanfaatan material
keruk (penambangan)
harus mendapat izin
terlebih dahulu dari
instansi yang berwenang;
5. hasil penyelidikan tanah
daerah yang akan dikeruk
untuk mengetahui jenis
dan struktur dari tanah;
6. hasil pengukuran dan
pengamatan arus di daerah
buang;
7. hasil studi analisis
mengenai dampak
lingkungan atau sesuai
ketentuan yang berlaku;
dan
8. peta situasi lokasi dan
tempat pembuangan yang
telah disetujui oleh
Otoritas Pelabuhan atau
Unit Penyelenggara
Pelabuhan, yang
dilengkapi dengan
koordinat geografis.
4) rekomendasi dari
Syahbandar setempat
berkoordinasi dengan Kantor
Distrik Navigasi setempat
terhadap aspek keselamatan
pelayaran setelah mendapat
pertimbangan dari Kepala Kantor
Distrik Navigasi setempat.
hasil
1) Administrasi, meliputi:a)
penelitian
Akte Pendirian Perusahaan;
yang
dilakukan
b) NPWP
11 Izin Reklamasi Direktur
Jenderal,
c) SKDP
Menteri dalam
jangka waktu
d) Keterangan penanggung
paling lama 7
jawab (tujuh) hari
menerbitkan
2) Teknis, meliputi: izin reklamasi
a) keterangan mengenai
maksud dan tujuan kegiatan
reklamasi;
4) rekomendasi dari
syahbandar setempat
berkoordinasi dengan Kantor
Distrik Navigasi setempat
terhadap aspek keselamatan
pelayaran setelah mendapat
pertimbangan dari Kepala Kantor
Distrik Navigasi setempat; dan
6) rekomendasi dari
bupati/walikota setempat akan
kesesuaian dengan rencana umum
tata ruang wilayah kabupaten/kota
yang bersangkutan bagi pekerjaan
reklamasi di wilayah perairan
terminal khusus.
1) Persyaratan
Administrasia) Memiliki
kontrak kerja dan atau Letter of
Intent dari Pemberi Kerja;
Dasar Hukum: