Anda di halaman 1dari 2

1.

2 Cara Menetapkan Tingkat Materialitas


Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam
perencanaan auditnya yang disebut materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda
dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit
dan dalam mengevaluasi temuan audit karena : keadaan yang melingkupi berubah,
informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif
berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan
keuangan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah
saji yang secara kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena
penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut. Contoh pertimbangan kuantitatif dan
kualitatif yang dilakukan oleh auditor adalah,
a) Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan pada
pertimbangan Kuantitatif seperti:
1. Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan.
2. Total aktiva dalam neraca.
3. Total aktiva lancar dalam neraca.
4. Total ekuitas pemegang saham dalam neraca.
b) Faktor Kualitatif seperti:
1. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum dan
kecurangan.
2. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank
yang mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa ratio
keuangan pada tingkat minimum tertentu.
3. Adanya gangguan dalam trend laba.
4. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan.
Sebagai contoh, auditor memutuskan kombinasi salah saji berjumlah 8 % dari laba
bersih sebelum pajak dipandang material untuk laporan laba-rugi, dengan
memperhatikan faktor kualitatif dalam salah saji tersebut. Oleh karena itu, jika
kombinasi salah saji kurang dari 3 %, auditor akan memandang sebagai salah saji yang
tidak material, dengan memperhatikan faktor kualitatif dalam salah saji tersebut. Salah
saji berada diantara 3 % dan 8 % memerlukan pertimbangan auditor untuk memutuskan
materialitasnya. Jika misalnya, laba bersih sebelum pajak yang dipakai sebagai jumlah
kunci berjumlah Rp 100 juta, maka batas materialitas (materiality border) untuk laporan
laba-rugi berada dalam kisaran :
Batas bawah dihitung 3% x Rp.100.000.000 dan batas dihitung 8% x
Rp.100.000.000.
1. Untuk total aktiva dalam neraca Rp 41 juta s.d Rp 100 juta

2. Untuk aktiva lancar Rp 25 juta s.d Rp 60 juta

3. Untuk total ekuitas pemegang saham dalam neraca Rp 15 juta s.d Rp 45 juta
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua
tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas lapoaran sebagai keseluruhan
dan tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai