Anda di halaman 1dari 31

Kelompok 2

Nama anggota:
1. Vito Gilang Perdana (185211086)
2. Wahyu Ferdiansyah (185211095)
3. Dewi Nurul Aini (185211097)
4. Annisa’ Khusnul K. (185211103)
5. Della Indah W.N (185211111)
6. Siva Nur Izzati (185211114)
Penyaluran Dana
Definisi penyaluran dana dapat disebut juga dengan
pembiayaan. Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah
dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank
berdasarkan prinsip syariah.

Hal ini didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh


pemilik dana kepada pengguna dana.
Dalam proses penyaluran dana, bank syariah
menggunakan beberapa prinsip dan produk dalam
ekonomi islam.

◦ Prinsip jual beli


1. Murabahah
2. Istishna
3. Salam
4. Ijarah

◦ Prinsip bagi hasil


1. Mudharabah
2. Musyarakah
Produk Penyaluran Dana
dan Dasar Hukumnya
Produk dari penyaluran dana diantaranya sebagai berikut:
1. Murabahah, adalah jual beli barang dengan tambahan
harga/ cost plus atas dasar harga pembelian yang
pertama secara jujur.
dasar hukum Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan hak


sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu“. ( QS. An-
Nisa‟:29)
Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di
dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan Peraturan Bank Indonesia (PBI). Menurut
keputusan fatwa DSN Nomor 04/DSNMUI/IV/2000 ketentuan murabahah
pada perbankan syariah adalah sebagai berikut : (Dewan Syariah Nasional
MUI, Fatwa No: 04/DSN-MUI/IV/2000)
1. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari‟ah
2. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah
3. Jaminan dalam Murabahah
4. Utang dalam Murabahah
5. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah
6. Bangkrut dalam Murabahah
Skema Pembiayaan Murabahah

1 Negosiasi dan Persyaratan


(nasabah butuh beli mobil )

Wa’ad beli
2
Penandatanganan akad jual beli
6
Bayar angsuran atau tempo
9
Bank Syariah Nasabah
NASABAH
Bank Syariah mewakilkan
3 ke Nasabah untuk beli mobil ke
Dealer
7 Nasabah sebagai
Bank Syariah wakil
mewakilkan ke Dealer 4 Bank Syariah , beli
Bank Syariah 5 untuk serahkan mobil ke mobil ke Dealer
bayar pembelian Nasabah
mobil
8 Mobil dikirim
langsung oleh
dealer atau
Bank Syariah

DEALER Akad Murabahah


Keterangan:
1. Negosiasi dan Persyaratan, pada tahap ini 1. Penandatanganan akad jual beli antara bank
melakukan negosisasi dengan pihak bank dan nasabah, pada akad tersebut dijelaskan
yang berhubungan dengan spesifikasi hal-hal yang berhubungan dengan jual beli
produk yang diinginkan oleh nasabah, harga murabahah. Rukun dan syarat-syaratnya
beli dan harga jual, jangka waktu harus terpenuhi.
pembayaran atau pelunasan, serta
persyaratan-persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi oleh nasabah sesuai dengan
2. Bank mewakilkan daeler untuk
ketentuan yang berlaku pada bank syariah.
menyerahkan ke dealer

2. Terjadi pembeliaa mobil kepada pihak bank


3. Daeler mengirim mobil yang dibeli oleh
dan pembayaran uang muka oleh si nasabah
bank ke alamat nasabah, atau sesuai dengan
akad perjanjian yang telah disepakati antara
Bank dan nasabah sebelumnya. Kemudian
3. Kemudiaan bank menyerahkan atau tejadi tanda terima barang dan dukomen,
mewakilkan kepada nasabah untuk membeli ketika barang sudah sampai ke alamat
mobl ke dealer ataupun bank langsung nasabah.
sendiri

4. Proses selanjutnya adalah nasabah


4. Nasabah datang ke dealer untuk membeli membayar harga mobil yang dibelinya dari
mobil sebagai wakil bank yang sudah bank, biasanya pembayaran dilakukan
ditentukan dalam negosiasi atau sudah secara angsuran/cicilan dalam jangka waktu
dipilih pihak bank tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
2. Ishtisna
Secara istilah, istishna’ adalah suatu akad yang
dilakukan seorang produsen dengan seorang pemesan
untuk mengerjakan sesuatu yang dinyatakan dalam
perjanjian, yakni pemesan membeli sesuatu yang
dibuat oleh seorang produsen dan barang serta
pekerjaan dari pihak produsen.
dasar hukum ishtisna dalam Al Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah


tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya…. (QS. Al – Baqarah : 282)
Adapun menurut MUI Dalam fatwa DSN- MUI
(Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia)
nomor 06/DSN-MUI /IV / 2000 menjelaskan bahwa ada
3 (tiga) ketentuan dibolehkan:

1. Ketentuan tentang pembayaran


2. Ketentuan tentang barang
3. Ketentuan lain
Skema Pembiayaan Ishtisna Fiqh
Keterangan:
1. Pemesan mengajukan permohonan dan perjanjian
pembelian suatu barang atau aset kesuatu perusahaan atau
produsen
2. Kesepakatan yang terjadi dari perusahaan atau pihak
produsen dan pemesan disebut dengan akad istishna
3. Pihak pemesan melakukan pembayaran. Bisa dilakukan
diawal atau waktu akad, bisa juga dilakukan dengan cara
cicilan sesuai sepakatan
4. Pihak produsen melakukan pembuatan barang sesuai
dengan spesifikasi pemesan pada akad diawal.
5. Ketika barang jadi maka barang segera dikirim oleh pihak
produsen dengan waktu dan tempat yang sesuai dengan
akad diawal.
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu
barang atau aset kesuatu Bank
2. Kesepakatan yang terjadi dari bank dan Nasabah disebut dengan akad
istishna yang pertama
3. Pihak Nasabah melakukan pembayaran. Bisa dilakukan diawal atau
waktu akad, bisa juga dilakukan dengan cara cicilan sesuai sepakatan
4. Bank meminta suatu produsen untuk membuatkan barang sesuai dengan
yang nasabah inginkan diwaktu akad
5. kesepakatan antara bank dan pihak produsen diluar akad yang pertama
diatas disebut akad istishna kedua.
6. Bank melakukan pembayaran secara kontan kepada pihak produsen
7. Pihak produsen membuatkan sesuai dengan akad yang dilakukan dengan
bank
8. barang jadi diserahkan kepadan nasabah
9. Pihak produsen mengirimkan dokumen atas pembuatan barang kepada
bank sebagai laporan.
3. Salam
Akad salam transaksi jual beli barang dengan cara
pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan
pembayaran tunai terlbih dahulu secara penuh.
dasar hukum salam menurut Al Qur’an :

“ (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati


janji (yang dibuat) nya dan bertakwa, maka
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertakwa” Al Qur’an surah Ali Imran : 76
Fatwa Syariah Fatwa Dewan Syariah Nasional
No:05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli
Salam :
1. Ketentuan tentang Pembayaran
2. Ketentuan tentang Barang
3. Ketentuan tentang Salam Paralel
4. Penyerahan Barang Sebelum atau Pada
Waktunya
5. Pembatalan Kontrak
6. Perselisihan
Skema Pembiayaan Salam
Keterangan:
1. Penandatanganan akad antara bank dan pembeli (nasabah 2).
Nasabah 2 adalah nasabah yang akan membeli barang padasaat
barang telah tersedia.
2. Bank membeli barang dari petani (nasabah 1) dengan cara
pesanan. Atas pembelian ini, bank membayar pada saat awal
akad salam.
3. Setelah barang tersedia, nasabah 1 mengirim dokumen kepada
bank syariah untuk pengambilan barang.
4. Nasabah 1 mengirimkan barang kepadan nasabah 2 perintah
dari bank syariah.
5. Nasabah 2 melakukan pembayaran kepada bank syariah setelah
barang dikirim oleh nasabah 1. Keuntungan atas transaksi
salam berasal dari perbedaan harga jual antara bank syariah
kepada nasabah 2 dengan harga beli antara bank dan nasabah.
4. Ijarah
adalah transaksi sewa menyewa atas suatu
barangdan/atau jasa antara pemilik objek sewa
termasukkepemilikan hak pakai atas objek sewa
dengan penyewauntuk mendapatkan imbalan atas
objek sewa yang disewakan.
Dasar hukum ijarah menurut Al Qur’an:

“ kemudian jika mereka menyusukan ( anak-anak) mu


untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya.”.
Al- Quran Surah Al Falaq : 6
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Ijarah :
1. Rukun dan syarat ijarah
2. Ketentuan objek ijarah
3. Kewajiban LKS dan Nasabah dalam pembiayaan ijarah
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan diantara para pihak, maka penyelesainnya dilakukan melalui badan
Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al Ijarah al


Muntahiyah bi al-Tamlik :
5. Ketentuan umum akad ijarah Al muntahiyah bi al-Tamlik
6. Ketentuan tentang ijarah Al muntahiyah bi al-Tamlik
7. a. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perslisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaian melalui badan
Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
b. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan akan diubah dan disempurnakan sebagaimana
mestinya.
Keterangan:
1. Nasabah mendatangi bank syariah memohon
pembiayaan penyewaan sebuah rumah slama
setahun, secara cicilan (bulanan) dan mereka
negosiasi tentang harga
2. Bank menyewa rumah tersebut RP 10 juta setahun
dibayar cash di muka
3. Bank selanjutnya menyewakan rumah itu secara
cicilan per bulan Rp 1 juta dengan akad ijarah (di
sini dilaksanakan pengikatan/kontrak)
4. Rumah dimanfaatkan (digunakan) oleh nasabah
5. Nasabah mencicil biaya sewa setiap bulan kepada
bank
Keterangan:
1. Nasabah (B) mengajukan permohonan pembiayaan secara
tertulis kepada Bank (A) terhadap objek yang dimiliki supplier.
2. Membuat akad IMBT antara Bank dan nasabah terhadap objek
sewa.
3. Bank membeli objek sewa kepada supplier (C)
4. Bank mencatat objek sewa dalam aktiva ijarah.
5. Bank menyewakan objek sewa kepada nasabah.
6. Nasabah membayar uang sewa kepada Bank
7. Pembayaran uang sewa dilakukan sesuai jangka waktu
pembiayaan.
8. Periode pembayaran sewa dilakukan sampai nilai buku objek
sewa adalah nol.
9. Pada saat harga buku objek sewa sama dengan nol, objek sewa
dihibahkan kepada nasabah.
10. Bank dan nasabah menandatangani akad hibah objek sewa dari
Bank kepada nasabah.
5. Mudharabah
Mudharabah adalah akad antara pihak pemilik modal
(shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan.Pendapatan
atau keuntungan tersebut dibagi berdasrkan nisbah
yang telah disepakati pada awal akad.

dasar hukum mudharabah menurut Al Qur’an:


“tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia ( rezeki
hasil perniagaan) dari Tuhanmu”. QS. Al Baqarah :
198
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07/DSN-
MUI/IV/2020 tentang Pembiayaan Mudharabah
(Qiradh) :

1. Ketentuan Pembiayaan
2. Rukun dan Syarat Pembiayaan
3. Ketentuan lain
Skema Mudharabah
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank untuk
memperoleh modal usaha
2. Bank memberikan modal sebesar 100% untuk dikelola
oleh nasabah yang memiliki keahlian tertentu
3. Ketika akad berlangsung telah ditentukan proposi bagi
hasilnya
4. Jika terjadi kerugiaan ketika menjalankan usaha yang
bukan merupakan kelalaian nasabah maka kerugian
ditanggung oleh bank
5. Setelah proses usaha berjalan lalu keuntungan dibagi
sesuai ketentuan nisbah. Selain itu nasabah juga
mengembalikan modal pokok kepada bank.
6. Musyarakah
Akad musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari
dua atau lebih pemilik dana dan atau barang untuk
menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan
pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-
masing.
dasar hukum musyarakah menurut Al Qur’an:

“ Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang


berserikat itu sebagian dari mereka berbuat dzalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal sholeh dan amal sdikitlah mereka
ini.” QS. Shaad :24
Fatwa Syariah Fatwa Dewan Syariah Nasional No:
08/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembinaan Musyarakah :

1. Pernyataan ijab dan qobul harus dinyatakan oleh para


pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak (akad).
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum.
3. Objek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian).
4. Biaya operasional dan persengketaan.
SKEMA MUSYARAKAH
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank
dengan akad musyarakah untuk mendapatkan tabahan
modal
2. Antara nasabah dan bank saling berkontribusi dalam
usaha ini
3. Dalam hal ini antara kedua belah pihak saling bekerja
sama
4. Bank melakukan pembiayaan modal kepada nasabah
dan dikelola menurut keahlian masing-masing
nasabah keduanya berjasa dalam melakukan suatu
proyek yang keuntungannya dibagi berdasarkan
sesuai kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai