A. Deskripsi Singkat:
Upaya awal pencarian prinsip akuntansi berterima umum bermula pada saat akhir Perang
Dunia ke II di sekitar tahun 1930 dimana terjadi stock market crash di Amerika Serikat,
yang menimbulkan ketidakpercayaan atas informasi yang dikeluarkan oleh akuntansi.
Upaya pencarian prinsip bertitik tolak pada kebangkitan bursa saham yang menuntut
laporan keuangan yang sehat. Pada akhir 1960 disadari bahwa prinsip akuntansi sulit
untuk didefinisikan sehingga pencarian berubah arah menjadi pencarian standar
akuntansi. Teori akuntansi menjadi kompleks karena adanya konsekuensi ekonomis dari
informasi akuntansi.
B. Relevansi:
Sebelumnya mahasiswa diharapkan sudah memahami akuntansi dasar, berbagai metode
atau perlakuan akuntansi yang tersedia, mengetahui adanya badan yang menyusun
standar akuntansi.
Pendahuluan
Perlu tidaknya suatu prinsip untuk akuntansi, apa yang dimaksud dengan prinsip akuntansi, dan
bagaimana bisa dikatakan prinsip tersebut berterima umum (PABU, Prinsip Akuntansi Berterima
Umum), merupakan bahan perdebatan sampai saat ini di negara tempat asal-usul akuntansi.
Untuk negara-negara seperti Indonesia, yang hanya sekedar mengadopsi apa yang ada, mungkin
hal tersebut tidak terlalu diperhatikan. Namun ada perlunya kita menyimak permasalahan
berkaitan dengan pembentukan prinsip akuntansi tersebut untuk membuka wawasan serta
memunculkan kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa menyumbang untuk perkembangan
teori akuntansi.
Upaya lain yang patut diperhatikan datang dari Profesor Henry Rand Hatfield dan
Profesor Underhill Moore, yang menerbitkan “Pernyataan atas Prinsip Akuntansi”. Pernyataan
tersebut isisnya seolah-olah mendikte apa yang seharusnya muncul dalam Balance Sheet dan
Income Statement, juga menunjukkan bahwa mereka lebih cenderung menerima praktik-praktik
yang ada pada masa itu, yang sekarang tampak radikal. Misalnya memperbolehkan
menangguhkan kerugian dengan menempatkannya sebagai aset di Balance Sheet untuk
kemudian diamortisasi berangsur-angsur, atau mencatat bond discount sebagai aset. Justru
praktik-prakti semacam itu yang membuat Financial Accounting Standard Board (FASB) –
Badan Penyususn Standar Akuntansi di Amerika Serikat - melarang adanya aset dan liabilitas
tangguhan.
Sejak pergeseran penekanan dari Balance Sheet ke Income Statement, Stephen Gilman
yang pertama kali membahas teori akuntansi secara menyeluruh dan terpadu, kemudian
mengakhiri periode perkembangan akuntansi saat itu, karena ternyata permasalahannya lebih
jauh dari sekedar masalah semantis, bukan sekedar definisi “prinsip” atau bagaimana
mendefinisikan PABU, melainkan siapa yang punya kekuasaan atau smestinya menetapkan
pengungkapan atas laporan keuangan dan dengan cara bagaimana?
Saat ini pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan standar di Amerika Serikat:
1. Securities and Exchange Commission
2. American Institue of Certified Public Accountangt
3. Financial Accounting Standards Board
4. Governmental Accounting Standards Board
5. Organisasi lain yang berpengaruh, seperti: American Accounting Association, Institute of
Management Accountants, Financial Executives Institute.
Berbagai standar dan pernyataan yang pernah dikeluarkan sepanjang sejarah pencarian prinsip
akuntansi di Amerika Serikat telah menghasilkan klasifikasi prinsip akuntansi berterima umum,
yang digambarkan sebagai berikut:
House of US GAAP
Category d AICPA’ FASB Widely recognized
(least Accounting Implementation and prevalent
authoritative Interpretations Guides industry practice
Pada tahun 1959 di Amerika Serikat dibentuk Special Commiittee on Research Program,
yang menreorganisasi PABU untuk dijadikan sebagai pedoman. JB Canning sebagai
pimpinannya saat itu menelurkan Accounting Research Study (ARS) no. 1, yang berisi postulat
dasar dalam akuntansi. Dalam ARS No.1 tersebut, postulat dianggap sebagai asumsi dasar atau
proposisi mendasar mengenai lingkungan ekonomi, politik dan sosial di tempat akuntansi berada.
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut
juga aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan
mewujudkan) tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sepek ekonomi, politik,
sosiologis, hukum dan lingkungan tempat akuntansi tersebut dibuat.
Kemudian diterbitkan ARS No.3 yang isinya berkenaan dengan prinsip akuntansi. Kedua
riset tersebut menuai banyak kontroversi, sehingga dibuatlah review atas prinsip akuntansi yang
ada dan menghsilkan ARS No. 7 yang bertujuan meringkas prinsip-prinsip dan praktik-praktik
yang berterima umum dan meringkat pernyataan-pernyataan dari Accounting Principles Board
(APB) dan komite-komite sebelumnya. ARS 7 menolak satu sistem akuntansi yang seragam dan
menekankan pada keragaman dalam akuntansi sebagai konsep dasarnya. Perbedaan utama
dengan ARS 1 dan 3 adalah penekanan atas metode induktif dan pragmatis, bukan deduktif.
Profesor William Vatter menyatakan bahwa sebelum seseorang bisa bicara tentang
akuntansi, harus ada dulu tujuannya. Artinya tujuanlah yang jadi bahan utama dalam membangun
teori akuntansi, bukan postulat. Sedangkan prinsip merupakan alat untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pendekatan baru tersebut diterbitkan oleh AAA tahun 1966 dengan nama ASOBAT (A
Statement of Basic Accounting Theory) yang untuk pertama kalinya beroriantasi pada pengguna
akuntansi. Pernyataannya diawali dengan definisi akuntansi sebagai suatu proses
mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomis yang berguna untuk
pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh para pengguna informasi tersebut.” Pada tahun
1922 sebenarnya Paton juga pernah mengatakan bahwa fungsi akuntansi dan penjelasan prinsip
dan prosedur auntansi harus dinyatakan langsung dalam bentuk kebutuhan dan tujuan para
pemilik perusahaan. Namun ASOBAT-lah yang pertama menekankan pentingnya mendahulukan
kebutuhan pemakai daripada pandangan dan pendapat para pakar atau akuntan yang menyiapkan
laporan keuangan.
Sejak itu banyak tujuan akuntansi dibuat, tetapi tetap menghadapi permasalahan yang
sama, yakni bagaimana menghubungkan tujuan-tujuan pengguna dengan perkembangan
akuntansi, akrena jelas sulit, apalagi dengan pengguna yang sangat heterogen. ASOBAT
mencoba mengkondisikan tujuan-tujuan pengguna yang beragam tersebut dengan menyarankan
agar laporan keuangan memenuhi 4 standar (atau kriteria) ang dibarengi dengan 5 pedoman
(FASB di kemudian hari menyebutnya sebagai karakteristik kualitatif), dengan maksud agar
informasi akuntansi tersebut bisa memenuhi kebutuhan yang ragamnya luas tersebut. Upaya
yang dilakukan adalah dengan mewajibkan digunakannya historical cost maupun current cost
untuk 1 informasi keuangan yang sama. Tetapi hal tersebut mengakibatkan terjadinya
“information overload”, sehingga pembaca bingung karena terlalu banyak data.
* * *
Buku Sumber:
Accounting Theory, Eldon S. Hendriksen, Michael F. van Breda, 5th Edition, Irwin-
Homewood, 1992.
Intermediate Accounting, Smith and Skoussen, 11Th Edition, Wiley.