Anda di halaman 1dari 12

PEGADAIAN

2EB08
ATA 2020/2021
Mengatasi Masalah Tanpa Masalah

2
Pengertian Pegadaian

Pengertian Gadai menurut Susilo (1999) adalah : suatu hak yang diperoleh oleh
seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.

Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang
yang mempunyai hutang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai
hutang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya
pada saat jatuh tempo. Pegadaian merupakan sebuah BUMN di Indonesia yang
usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai.

Sedangkan Perusahaan Umum Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang berfungsi memberikan pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana
kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

3
Sejarah dan Perkembangan Pegadaian

Pegadaian atau Pawn Shop merupakan lembaga perkreditan dengan sistem


gadai. Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian
dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem
gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda
(VOC), yaitu sekitar abad ke – 19.

Bentuk usaha pagadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening pada masa
VOC yang mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan
jaminan gadai. Sejak itu bentuk usaha pegadaian telah mengalami beberapa kali
perubahan sejalan dengan perubahan peraturan-peraturan.

Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta,


kemudian pada awal abad ke-20 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda melalui
Staatblad tahun 1901 Nomor 131 tertanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai
pemerintahan (Hindia Belanda) di Sukabumi Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya
peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh Pemerintahan Hindia
Belanda sebagaimana diatur dalam Staatblad tahun 1901 Nomor 131.
4
Sejarah dan Perkembangan Pegadaian

Selanjutnya, dengan Staatblad 1930 NO. 266 Rumah Gadai tersebut mendapatkan
status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti undang-undang
perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia Belanda 1927 No. 419)

Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintahan tetap diberi fasilitas


monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami
beberapa kali perubahan bentuk Badan Hukum, sehingga akhirnya pada tahun 1990
menjadi Perusahaan Umum. Pada tahun 1960 Dinas Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negara
Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada tahun
1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1990 tanggal 10
April 1990. Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan di bantu
oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan Kantor Cabang

5
Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian

1. Tugas Pokok, Tugas pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan usaha-
usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.
2. Tujuan Pokok, Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelola. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya
mempunyai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut :
a. Turut melaksanakan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pimjaman atas dasar hukum gadai.
b. Mencegah praktek pengadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.
3. Fungsi Pokok,
a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara mudah, cepat, aman, dan cermat.
b. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi penggadaian maupun masyarakat.
c. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pengadaian.
e. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.

6
Struktur Organisasi Pegadaian

Perum Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bernaung di bawah
Departemen Keuangan. Sehingga, yang berhak mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian anggota Direksinya kepada Presiden adalah Menteri Keuangan.

Selain mengusulkan pengangkatan dan pemberentian dewan Direksi, dalam


melaksanakan fungsi pengawasannya Menteri Keuangan juga dapat mengusulkan
pengangkatan dan pemberentian anggota-anggota Dewan Pengawas (Komisaris) Perum
Pegadaian. Menurut ketentuannya Dewan Komisaris minimal dapat dijabat oleh dua orang
dan maksimal lima orang yang terdiri dari ketua dan anggota. Dewan Komisaris
bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan pengawasan kepada Menteri Keuangan. Masa
jabatan Dewan komisaris selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali.

7
8
Hak dan Kewajiban Para Pihak

Para pihak (pemberi dan penerima gadai) masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi. Sedangkan hak dan kewajiban adalah sebagai berikut (Dahlan, 2000:383) :

A. Hak dan Kewajiban Gadai


1. Hak Pemegang Gadai
a) Pemegang gadai berhak untuk menjual barang yang digadaikan, yaitu apabila pemberi gadai pada saat
jatuh tempo atau pada waktu yang ditentukan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai orang yang
berhutang. Sedang hasil penjualan barang jaminan tersebut diambil sebagai untuk melunasi hutang
pemberi gadai dan sisanya dikembalikan kepadanya.
b) Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk menjaga
keselamatan barang jaminan.
c) Selama hutangnya belum dilunasi, maka pemegang gadai berhak untuk manahan barang jaminan yang
diserahkan oleh pemberi gadai (hak retentie).

2. Kewajiban Pemegang Gadai


a) Pemegang gadai berkewajiban bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya harga barang yang
digadaikan jika itu semua atas kelalaiannya.
b) Pemegang gadai tidak diperbolehkan menggunakan barang-barang yang digadaikan untuk kepentingan
sendiri.
c) Pemegang gadai berkewajiban untuk memberitahu kepada pemberi gadai sebelum diadakan pelelangan
barang gadai.

9
B. Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai

1. Hak Pemberi Gadai


a) Pemberi gadai mempunyai hak untuk mendapatkan kembali barang miliknya setelah pemberi gadai
melunasi hutangnya.
b) Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan hilangnya barang gadai bila hal itu
disebabkan oleh kelalaian pemegang gadai.
c) Pemberi gadai berhak untuk mandapatkan sisa dari penjualan barangnya setelah dikurangi biaya
pelunasan hutang, bunga dan biaya lainya.
d) Pemberi gadai berhak meminta kembali barangnya bila pemegang gadai telah jelas menyalahgunakan
barangnya

2. Kewajiban Pemberi Gadai


b) Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi hutang yang telah diterimanya dari pemegang gadai dalam tenggang
waktu yang telah ditentukan termasuk bunga dan biaya lain yang telah ditentukan pemegang gadai.
c) Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualan atau barang gadai miliknya, apabila dalam jangka yang telah
ditentukan pemberi gadai tidak dapat melunasi hutangnya kepada pemegang gadai.

10
Berakhirnya Hak Gadai

Suatu perjanjian hutang piutang pada dasarnya tidak ada yang bersifat langgeng, artinya
perjanjian tersebut sewaktu-waktu akan dapat berakhir atau batal, demikian pula dengan
perjanjian gadai. Namun batalnya hak gadai akan sangat berbeda dengan hak-hak lain.
Sedangkan menurut Dahlan (2000), bahwa hak gadai dikatakan batal apabila :

a) Hutang piutang yang telah terjadi telah dibayar dan dilunasi.


b) Barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai, yaitu bukan lagi menjadi hak milik
pemberi gadai.
c) Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing.
d) Barang gadai tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai ataupun yang kembalinya
atas kemauan yang berpiutang.

11
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai