DISUSUN OLEH 1. M.SALMAN AL-FARISI (2013116258) 2. MUHAMMAD IFFAN (2013116259) 3. NUR HIDAYAH (2013116260) 4. INDI ROHMATIKA (2013116261) PENGERTIAN ZAKAT
Zakat berasal dari kata TAZKIYAH yang
mengandung arti kesuburan, kesucian dan keberkatan, Sedangkan menurut pengertian syara' adalah mengeluarkan sebagian hartanya yang dimiliki menurut ketentuan syara'. Bagi orang islam yang memiliki harta yang ukurannya telah memenuhi syarat zakat, maka hukum nya wajib untuk di keluarkan zakatnya. WAKTU ZAKAT
Waktu pelaksanaan zakat fitrah sebagaimana hadits
Nabi SAW., ومن أدّاها بعد الصالة فهي صدقة,فمن أدّا ها قبل الصالة فهي زكاة مقبولة .من الصدقات “barang siapa mengeluarkannya (fitrah) sebelum bersembahyang hari raya, maka itulah zakat yang diterima, dan barang siapa mengeluarkannya sesudah sembahyang hari raya, maka pengeluarannya itu dipandang satu sedekah saja.” Dengan hadits ini terang dan nyata, bahwa masa kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah itu ialah pagi hari raya dari terbit fajar hingga pergi ke tempat sembahyang hari raya. Barangsiapa yang memberinya diantara waktu itu pemberiannya dipandang fitrah dan ketika memberinya sesudah waktu itu, dipandang satu sedekah saja. Diberitakan oleh Ibnu Umar: .وكانوا يعطونها قبل الفطر بيوم او يومين “adalah para sahabat Nabi SAW., mengeluarkan zakat fitri sehari atau dua hari sebelum hari raya.” (HR. Bukhori)
Mengingat hadits Nabi SAW.,
)الزكاة فى مال حتّى يحول عليه الحول (رواه ابن ماجه عن عائيشة “tak ada zakat pada harta kecuali cukup satahun harta itu dimilikinya” Waktu zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari pada malam hari raya. Meskipun demikian, tidak ada halangan bila dibayar sebelumnya, asalkan dalam bulan Ramadhan. Ada beberapa perbedaan mengenai waktu pengeluaran zakat fitrah. Menurut Hanafi Tidak ada batas awal dan batas akhir untuk mengeluarkan zakat fitrah, maksimal 1 Syawal. Menurut Maliki Sejak dua hari sebelum hari raya sampai terbenam matahari 1 Syawal. Menurut Syafi’i Sejak hari pertama Ramadhan sampai terbenamnya matahari 1 Syawal. Menurut Hanbali Dua hari sebelum hari raya idul fitri. Berikut ini merupakan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramadhan. Waktu yang lebih baik (sunnah), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum shalat hari raya. Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah setelah shalat ied, tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya. Waktu haram, yaitu waktu yang dilarang untuk menunda- nunda pembayaran zakat fitrah, yaitu akhir hari raya idul fitri ketika matahari telah terbenam. pada waktu itu. Membayar Zakat Sebelum Waktu Zakat
Membayar Zakat Sebelum Waktu Zakat
Ada dua pendapat dalam masalah ini. Ada yang menyatakan tidak boleh dan ada yang menyatakan boleh. Pendapat yang menyatakan boleh dinilai lebih kuat. Inilah pendapat Abu Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan mayoritas ulama salaf. Beberapa dalil yang membolehkan mengeluarkan zakat sebelum mencapai haul: Dari ‘Ali, ia berkata, صدَقَتِ ِه قَ ْب َل أ َ ْن ت َ ِح َّل َّ سأ َ َل النَّ ِب َ فِى ت َ ْع ِجي ِل-صلى هللا عليه وسلم- ى َ أ َ َّن ْالعَب َ َّاس ص لَهُ فِى ذَ ِل َك َ فَ َر َّخ “Al ‘Abbas bertanya kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bolehkah mendahulukan penunaian zakat sebelum mencapai haul. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan dalam hal itu. ” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata pada ‘Umar, ام أ َ َّو َل َ امنَا َهذَا َع ِ َّاس ِل َع َ ِإنَّا ُكنَّا قَ ْد ت َ َع َّج ْلنَا ِ صدَقَةَ َما ِل ْال َعب “Kami dahulu pernah meminta memajukan penunaian zakat dari harta Al ‘Abbas pada tahun ini, padahal ini baru masuk tahun pertama.” Selain itu, tidak ada dalil yang menunjukkan terlarangnya hal ini. Sedangkan dalil, ْس ِفى َما ٍل زَ َكاة ٌ َحتَّى َي ُحو َل َعلَ ْي ِه ْال َح ْو ُل َ َولَي “Dan tidak ada zakat pada harta hingga mencapai haul” HR. Abu Daud no. 1624, Tirmidzi no. 678, Ibnu Majah no. 1795 dan Ahmad 1: 104. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. HR. Al Baihaqi 4: 111. Kerusakan Harta Setelah tiba waktu wajib dan belum dibayarkan
Kerusakan Harta Setelah tiba waktu wajib dan belum
dibayarkan Wajib mengeluarkan zakat sekalipun orang tersebut mempunyai nisab berutang yang wajib dibayar waktu itu sehingga menghabiskan semua hartanya, baik berutang kepada Allah (misalnya kifarat atau nadzar) maupun berutang kepada manusia. Menurut pendapat yang jelas, utang itu tidak menghalangi wajib zakat (sedangkan menurut pendapat yang lainnya, menghalangi). Wajib mengeluarkannya seketika itu juga (yaitu ketika sudah tiba waktunya. Misalnya zakat padi, wajib mengeluarkannya sesudah selesai dipotong atau dipanen; pada zakat mal sesudah haul, pada zakat fitrah sesudah terbenam matahari malam Idul Fitri); walaupun mengenai harta kepunyaan anak kecil dan orang gila; sebab para mustahiq sangat membutuhkannya. Apabila terlambat mengeluarkannya, berdosa; dan wajib mengganti kalau terjadi kerusakan sesudah imkan (mampu) mengeluarkannya. Tetapi kalau mengakhirkan mengeluarkannya karena menunggu saudara atau tetangga yang mustahiq yang sangat membutuhkannya, atau untuk lebih maslahat ditangguhkan, tidak berdosa melambatkannya; hanya, wajib mengganti bila ada kerusakan. Seperti halnya sengaja merusak atau lalai dalam menolak (menjaga) yang merusaknya, misalnya menyimpan bukan pada tempatnya yang wajar sesudah haul sebelum dikeluarkan (sehingga ada yang mencuri, dimakan hewan, dan sebagainya. kalau tidak lalai dalam penjagaan, misalnya padi disimpan di karung digudang, uang disimpan di lemari, tiba-tiba ada yang mencuri, tidak wajib menggantinya). Berhasil tamakkun (dapat mengeluarkan zakat itu) karena ada harta yang asalnya gaib (jauh dari pemiliknya) sehingga memerlukan perjalanan atau berada di tempat pemiliknya; hanya, sulit mendatangi harta itu (karena terhalang oleh banjir), gangguan keamanan, kunci gudang hilang, dan yang lainnya). Jika harta zakat belum ada, tidak wajib mengeluarkannya dari tempat lain (dari harta lainnya) sekalipun diperbolehkan memindahkan zakat. Orang-orang yang berhak menerima zakat, atau sebagian dari para penerima itu, harus sudah hadir (ada). Maka si pemilik sudah dianggap imkan mengeluarkan zakat nisbat pada bagian orang yang sudah ada itu, sehingga jika rusak sebelum dibagikan, ia harus menggantinya.