Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

MAKNA IKHLAS

Disusun Oleh :

Nama : PRIMA BIOLO MARCHEN

NPM : 1111011345

Program Study : D3-Manajemen Informatika

PERGURUAN TINGGI

DIAN CIPTA CENDIKIA LAMPUNG

ABA – AMIK – STMIK – LPBM

2014
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan hidayah

dan karunianya kepada kita semua, berkat rahmat dan izinnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas makalan ini. Shalawat serta salam tak lupa kita lantunkan kepada Nabi

besar kita Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaat beliau di yaumilakhir kelak.

Amin.

Penulis sadar bahwa makala ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik serta saran dari semua pihak guna membangun penulis agar lebih baik

lagi dalam penyusunan makala dikemudian hari. Meskipun jauh dari kata sempurna, namun

penulis telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, dalam penyusunan

Makalah Tentang Makna Ikhlas. Penulis berharap semoga makala ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Blambangan Umpu, April 2014

Penulis,

( PRIMA BIOLO MARCHEN )


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berawal dari judul makalah yang diangkat yakni Ikhlas, kiranya ada beberapa hal yang harus

ditinjau kembali dalam diri kita pribadi. Dalam keseharian kita tentunya sudah menjadi

keharusan bagi setiap manusia untuk ikhlas dalam melaksanakan segala sesuatu. Ada yang

banyak beribadah untuk mempersiapkan kematiannya, namun tidak sedikit orang yang

menyia-nyiakan kehidupannya begitu saja dengan bersantai-santai bahkan melakukan lebih

banyak hal yang bersifat dosa dibandingkan dengan beribadah untuk bekalnya kelak. Namun

dibalik itu semua haruslah dikerjakan dengan hati yang tulus ikhlas karena banyak beribadah

sekalipun belum tentu diterima di sisi Allah SWT. Ada orang yang di siang dan

malamnya beribadah kepada Allah, shalat lima waktu ia kerjakan, puasa wajib dan sunnah ia

kerjakan, berinfaq, dan bentuk-bentuk ibadah lainnya. Akan tetapi niatnya tidak sepenuhnya

mengharap ridha dari Allah.

Ada sedikit hasrat dalam dirinya untuk dipuji oleh orang lain, ingin diperhatikan sehingga

orang memanggilnya dengan sebutan orang yang shaleh. Setiap amal yang kita kerjakan itu

bergantung kepada niat kita.Untuk itu, kiranya sangat perlu bagi kita membaca kembali kitab

kita.Apakah selama kita hidup, ibadah yang ita lakukan sudah benar - benar ikhlas

karenaAllah SWT, atau hanya sekedar menjalankan kewajiban semata, atau malah ingin

mendapat sesuatu dan perhatian dari orang lain.


1.2. TUJUAN & MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Meluruskan dan memperbaiki amal ibadah yang kita lakukan adalah poin penting yang ingin

penulis tekankan dalam makalah ini.

1.2.2. Manfaat

Dapat lebih meningkatkan kualitas ibadah kita terhadap Allah SWT, dan dapat menyikapi

dengan bijak tentang pengalaman hidup yang kita alami.


BAB 2

MAKNA IKHLAS

2.1. PENGERTIAN IKHLAS

Ikhlas adalah meluruskan niat dalam hati dengan semata-mata hanya untuk mengharap ridha

Allah SWT. Dalam kaitannya dengan ibadah dan seluruh amal perbuatan, seperti shalat,

zakat, puasa, membaca al-Qur¶an, sedekah, senyum dan lain sebagainya, semua itu dilakukan

dengan hati yang ikhlas. Bukan untuk mengharapkan hal-hal yang lain. Semisal

mengharapkan perhatian dari orang lain,dibicarakan oleh orang lain, atau malah ingin dipuji

di pandangan mata manusia.

Dalam kitab al-Quran terdapat sebuah surat yang bernama Al-Ikhlas yang artinya

“memurnikan ke-Esaan Allah”. Artinya dalam sangkut pautnya dengan ibadah dan setiap

amal perbuatan hendaknya mengesakan Allah. Hanya kepadanyalah segala sesuatu yang kita

persembahkan. Bukanlah kepada sesuatu selain Allah. Faktanya,dalam mengerjakan sesuatu

kita nyaris sering dilandari rasa takut terhadap sesuatuselain Allah.

Ikhlas juga bisa diartikan lapang dada. Bisa diartikan dengan bersikap menerima tanpa

perasaan sakit hati atau menggerutu terhadap suatu cobaan atau sebuah kondisi disaat kita

telah mengerjakan sesuatu namun mendapatkan hasil yang mengecewakan. Yang demikian

itu adalah ciri-ciri orng yang ikhlas dalam mengerjakan amal ibadah. Intinya orang yang

ikhlas itu ada atau tidak adanya oranglain, berhasil atau gagalnya usaha yang dilakukannya

tidak merusak ketulusan hatinya yang semata-mata mengharap ridha Allah.


2.2. LANDASAN MAKNA IKHLAS

1. Menurut definisi Abu Ali Ad-Daqqaq dalam buku Syeikh Muhyidin Abi Zakaria

Yahya Ibnu Syorof An-Nawawi. Al-Adzkar .,(Bandung: Al-Ma¶arif, 1984), hal. 28.

Dan dalam buku yang sama pada halaman 29, Dzunun Al-Mishri menjelaskan bahwa

“Alamat ikhlas itu ada tiga, pertama pujian dan celaan orang sama saja bagidirinya.

Kedua, tidak riya dalam beramal ketika ia sedang melaksanakan amalan itu. Dan

ketiga, amal yang ia lakukan hanya mengharap pahala di akhirat”.

2.

3.

‫َقاَل َرِّب ِبَم ا َأْغ َو ْيَتِني ُألَز ِّيَنَّن َلُهْم ِفي اَألْر ِض َو ُألْغ ِوَيَّنُهْم َأْج َم ِع يَن‬
‫ِإَّال ِع َباَدَك ِم ْنُهُم اْلُم ْخ َلِص يَن‬
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat

pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka

bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba

Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS al-Hijr 15:39-40)


2.3. AKTUALISASI MAKNA IKHLAS

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas mengenai pengertian ikhlas yang sesungguhnya,

maka akan tampak sebuah pergeseran nilai yang seolah-olah tidak kita rasakan. Kembali lagi

kepada niat dalam beribadah yang seharusnya dilakukan dengan tulus ikhlas, semata-mata

hanya untuk mengharapkan keridhaan dari Allah SWT, yang kini telah lebih menjurus ke

arah lain. Namun bukanlah ke arah yang tidak baik. Hanya saja bergeser atau berkurang nilai

keikhlasannya.

Sebagai studi kasus, di kehidupan era modern ini yang sudah banyak sekali kemajuan dalam

segala bidang, sudah barang tentu kita menemukan banyak sekali hal-hal baru. Seperti

berbagai penemuan atau pembuktian ilmiah oleh para ilmuanataupun cendekiawan Islam.

Misalnya penemuan tentang manfaat shalat, manfaat sedekah, dan lain sebagainya. Hal yang

seperti ini menurut saya adalah hal yang sangat baik. Menunjukkan betapa luar biasanya

ajaran Islam. Namun jika ini terus-menerus dijadikan landasan kita dalam melaksanakan

ibadah, dikhawatirkan akan menghilangkan niat kita yang sebelumnya hanya untuk Allah

menjadi untuk memperoleh manfaat yang bersifat sementara.

Maka dari itu hendaklah kita benar-benar melaksanakan ibadah dengan ikhlas. jangan sampai

kita banyak beribadah, namun setiap ibadah yang kita kerjakan itu tidak lain hanya menjadi

amal yang sia-sia. Ada banyak hal yang kita pelajari dalam kehidupan sehari – hari namun

pengetahuan tentang makna ikhlas merupakan ilmu tertinggi di seluruh alam semesta.
BAB 3

KESIMPULAN & SARAN

3.1. KESIMPULAN

Dari uraian tafsiran di atas, dapat disimpulkan bahwa ikhlas adalah memurnikan iman, hanya

kepada Allah dan mengharap ridhaNya, bersih dari riya.

Dalam beribadah, hendaknya manusia sadar akan siapa dirinya. Tahu dari mana ia berasal,

untuk apa dan untuk siapa dia beramal dan kepada siapa ia akan dikembalikan. Hal-hal

tersebut jika direnungi, tentunya akan tumbuh dalam hatimanusia kesadaran. Sehingga

menjadikannya ikhlas dalam melakukan segenap amal ibadah.

Maka dari itu, penting kiranya bagi kita untuk mengintrospeksi diri, sebelum melihat orang

lain. Sejauh mana kesadaran kita menilai diri sendiri.

3.2. SARAN

Mengerti dan memahami ikhlas sangatlah penting bagi kita sebagai umat muslim, tidak perlu

terhadap hal yang besar mari kita bersama – sama membangun keikhlasan dalam diri kita

sendiri dimulai dari sikap beribadah kita terhadap Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai