Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hari kiamat matahari didekatkan di atas kepala, sehingga manusia merasa
kepayahan dan kepanasan serta banyak mengeluarkan keringat. Pada hari itu tidak ada naungan
untuk berteduh dari panasnya matahari kecuali naungan di bawah Arsy yang disediakan oleh
Allah bagi hamba-hamba pilihan-Nya. Dari Miqdad bin Aswad bahwasanya Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:

ِ ‫علَى قَد ِْر أ َ ْع َما ِل ِه ْم فِي ا ْل ِع ْر‬


،‫ق‬ ُ َّ‫ فَيَكُونُ الن‬،‫ق َحتَّى تَكُونَ ك َِم ْقد َِار ِم ْي ٍل‬
َ ‫اس‬ ِ ‫س يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ِمنَ ا ْل َخ ْل‬
ُ ‫ت َ ْدنُو الش َّْم‬
ُ‫ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن يُ ْل ِج ُمه‬،‫ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن يَكُونُ إِلَى ِح ْق َو ْي ِه‬،‫ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن يَكُونُ إِلَى ُر ْكبَت َ ْي ِه‬،‫فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن يَكُونُ إِلَى َك ْعبَ ْي ِه‬
‫ق إِ ْل َجا ًما‬
ُ ‫ا ْل ِع ْر‬
Artinya: Matahari mendekat kepada manusia pada hari kiamat hingga jaraknya hanya satu mil,
sehingga manusia mengeluarkan keringat sesuai dengan amal mereka; ada yang keringatnya
sampai ke lutut, ada yang keringatnya sampai ke pinggang, ada yang keringatnya sampai ke
mulutnya. (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi)1.
Maka berikut ini penulis akan memaparkan sebuah hadis yang menerangkan tentang
tujuh golongan yang kelak di hari kiamat ketika matahari didekatkan di atas kepala manusia
mendapat naungan dari Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana bunyi hadis tentang tujuh golongan yang mendapat naungan dari Allah SWT di
hari kiamat beserta penjelasannya?.

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tafsir hadist tentang tujuh
golongan yang mendapat naungan dari Allah SWT di hari kiamat beserta penjelasannya.

1 http://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/hadits-7-golongan-yang-mendapat-perlindungan/, (ahad, 4
November 2018, pukul 21:05)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadis Tentang Tujuh Golongan yang Mendapat Naungan dari Allah SWT

ُ‫س ْبعَةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم هللاُ فِي ِظ ِل ِه يَ ْو َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّه‬


َ ‫سلَّ َم قَا َل‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ ‫ع َْن أ َ ِبي ُه َر ْي َرةَ ع َِن النَّ ِبي‬
ِ‫س ِج ِد َو َر ُج ََل ِن تَ َحابَّا فِي هللا‬ ْ ‫ق فِي ا ْل َم‬ٌ َّ‫شا َ ب ِعبَا َد ِة هللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
َ َ‫َاب ن‬
ٌّ ‫إِ َما ٌم العَا ِد ُل َوش‬
ُ ‫ب َو َج َما ٍل فَقَال إِنِي أ َ َخ‬
‫اف هللاَ َو َر ُج ٌل‬ ٍ ‫ام َرأَةٌ ذَاتُ َم ْن ِص‬ ْ ُ‫عتْه‬ َ ‫ َو َر ُج ٌل َد‬،‫علَ ْي ِه‬َ ‫علَي ِه َوتَفَ َّرقَا‬َ ‫اجْ ت َ َمعا‬
‫ع ْينَاه‬
َ ْ‫ضت‬ َ ‫ش َمالُهُ َو َر ُج ٌل ذَك ََر هللاَ َخا ِليًا فَفَا‬
ِ ‫ق‬ ُ ‫ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَا َها َحتَّى ََل ت َ ْعلَ ُم يَ ِمينُهُ َما ت ُ ْن َف‬
َ ِ‫صدَّقَ ب‬َ َ‫ت‬

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW sabdanya : ada tujuh golongan yang
mendapat naungan dari Allah SWT pada hari kiamat kelak dimana tidak ada sama sekali

naungan pada hari itu melainkan naungan dari Allah SWT : 1. Imam (raja/penguasa) yang

adil, 2. Pemuda yang menjadi dewasa dalam beribadat kepada Allah, 3. Orang yang hatinya
tergantung di masjid, 4. Dua orang yang saling mencintai satu sama lain karena Allah. Mereka
berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah 5. Seorang laki-laki yang dirayu oleh
seorang wanita bangsawan yang cantik untuk berbuat mesum, lalu ia menolak dengan kata :
“Aku takut kepada Allah 6. Seorang yang bersedekah dengan diam-diam, sehingga tangan
kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kirinya 7. Orang yang mengalir air
matanya ketika berdzikir, mengingat dan menyebut nama Allah dalam keadaan bersunyi diri.2

B. Kualitas Hadis
Hadis ini merupakan hadis shahih yang terdapat di kitab “Terjemah Hadis Muslim.”
Imam Muslim sangat hati-hati dan teliti dalam menerapkan prosedur periwayatan hadis.
Sekalipun beliau memiliki ilmu yang banyak dan luas, tetapi dia juga mampu memformulasikan
keterangan yang sangat singkat namun sarat dengan penuh makna.3
C. Maksud Kandungan Hadis

2 Al-Imam Muslim, Terjemah Hadis Shahih Muslim, (Jakarta: Klang Book Centre,2007), Hlm. 203.
3 Siti Mutmainah, Makalah Iman, Islam, dan Ihsan,(Semarang: ,2014), Hlm. 3.
Ada tujuh golongan yang ditempatkan Allah di bawah naungan-Nya pada hari kiamat.
Kata Al Qadhi Iyadh: “Menyandarkan naungan kepada Allah , adalah karena naungan itu milik-
Nya.”
Yang di maksud dengan naungan-Nya di sini, adalah naungan Arsy-Nya. Hal ini
ditunjukkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Said ibn Mansur dari Salman dengan sanad hasan
bahwa Nabi bersabda:

ِِ ‫س ْبعَةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم هللاُ فِي ِظ ِل ع َْر ِشه‬


َ
“Allah menaungi tujuh orang di bawah naungan Arsy-Nya”4
1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala pada hari
kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ِين‬ ٌ ‫الرحْ َم ِن ع ََّز َو َج َّل َو ِك ْلتَا َي َد ْي ِه َي ِم‬


َ ‫ين الَّذ‬ ٍ ُ‫ع َلى َمنَا ِب َر ِم ْن ن‬
ِ ‫ور ع َْن َي ِم‬
َّ ‫ين‬ َ ‫ِإ َّن ا ْل ُم ْقس ِِط‬
َّ ‫ين ِع ْن َد‬
َ ِ‫َّللا‬
‫َولُوا‬ ِ ‫ون ِفي ُحك ِْم ِه ْم َوأ َ ْه ِل‬
‫يه ْم َو َما‬ َ ُ‫َي ْع ِدل‬

“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang terbuat dari cahaya,
di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan
semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim )
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai pada
puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di masa muda. Tapi tatkala
seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua syahwat yang Allah Ta’ala haramkan
karena mengharap ridha Allah, maka dia sangat pantas mendapatkan keutamaan yang tersebut
dalam hadits di atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang mahsyar.5
3. Seseorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.

4 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadis 4, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006), Hlm.
149-150.
5 Anonim, http://al-atsariyyah.com/7-golongan-yang-allah-naungi-di-hari-kiamat.html. (Ahad, 4 November 2018
pukul 21.30 )
Terkait di masjid karena kecintaannya yang besar kepada masjid, walaupun tubuhnya
berada di luar masjid. Itu juga merupakan metafora dari perbuatan menunggu datangnya waktu
shalat, maka ia tidak melakukan satu shalat di masjid dan keluar darinya kecuali ia menunggu
waktu shalat yang lain, untuk kembali melakukannya di masjid.6
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullah berkata: "Dia adalah orang
yang hatinya terikat dengan masjid untuk mengerjakan ibadah yang karenanya masjid dibangun.
Adapun orang yang hatinya terikat dengan masjid karena masjid tempat tidurnya atau dia
memiliki pekerjaan di dalam masjid, maka orang tersebut tidak mendapat pahala. Yang
dimaksud adalah orang yang hatinya terikat dengan masjid untuk mengerjakan ibadah yang
karenanya masjid dibangun; baik membaca Al Qur'an, berdzikir, sholat dan ibadah-ibadah yang
lain.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu dan berpisah
karena-Nya.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullah berkata: "Mereka saling
mencintai karena Allah, yaitu saling mencintai karena agama Allah, tidak ada hubungan yang
menimbulkan kecintaan antara keduanya kecuali karena keduanya teguh di atas agama Allah,
keduanya tidak saling mencintai karena kekeluargaan, persahabatan, harta atau yang lainnya.
Akan tetapi keduanya saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu dan berpisah karena-
Nya, maka keduanya tetap saling mencintai walaupun dipisahkan oleh sesuatu baik kematian
atau safar atau suatu hal yang lain.7
5. Orang laki-laki yang diajak berselingkuh oleh seorang perempuan bangsawan
hartawan dan cantik, namun ajakan itu ditolak karena takwanya kepada Allah.
Disifatkan perempuan dengan dengan mansibdi sini, karena kata tersebut mencakup
kedudukan tinggi, hartadan kecantikan.
6. Orang yang menyembunyikan sedekah dengan tidak menggembar-gemborkannya
kesana kemari.
7. Orang yang menyebut Allah dengan lidahnya atau mengenang dengan hatinya,
sedang hatinya itu terlepas dari segala yag selain Allah. Dia melakukan hal itu dalam

6 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Terjemah Lu’lu’ Wal Marjan,(Semarang: Pustaka Nuun, 2012), Hlm. 185.
7 http://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/hadits-7-golongan-yang-mendapat-perlindungan/, (Ahad, 4
November 2018 pukul 21.05)
keadaan dia berkhilwat. Apabia ia mengenang Allah atau menyebut nama-Nya, dia
mencucurkan air matanya takut kepada Allah.8

D. Relevansi Hadis Diaktualisasikan pada Era Sekarang


Hadis ini sangat relevan jika diaktualisasikan pada era sekarang karena hadis ini berisi
motifasi untuk umat Islam agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Selain itu hadis ini dapat memotifasi kaum muslimin untuk meramaikan masjid.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadis 4, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006), Hlm.
151
Ada tujuh golongan yang ditempatkan Allah di bawah naungan-Nya pada hari kiamat.
Kata Al Qadhi Iyadh: “Menyandarkan naungan kepada Allah , adalah karena naungan itu milik-
Nya
Tujuh golongan yang dimaksud ialah:
a. Pemimpin yang adil.
b. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
c. Seseorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.
d. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu dan berpisah karena-
Nya.
e. Orang laki-laki yang diajak berselingkuh oleh seorang perempuan bangsawan hartawan
dan cantik, namun ajakan itu ditolak karena takwanya kepada Allah.
f. Orang yang menyembunyikan sedekah dengan tidak menggembar-gemborkannya kesana
kemari.
g. Orang yang menyebut Allah dengan lidahnya atau mengenang dengan hatinya, sedang
hatinya itu terlepas dari segala yang selain Allah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, diakses melalui http://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/hadits-7-golongan-
yang-mendapat-perlindungan/, (Ahad, 4 November 2018 pukul 21.05)
Anonim, diakses melalui http://al-atsariyyah.com/7-golongan-yang-allah-naungi-di-hari-
kiamat.html. (Ahad, 4 November 2018 pukul 21.30)
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Mutiara Hadis 4. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra. 2006.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Terjemah Lu’lu’ Wal Marjan. Semarang: Pustaka Nuun. 2012.
Muslim, Al-Imam. Terjemah Hadis Shahih Muslim. Jakarta: Klang Book Centre. 2007.
Mutmainah, Siti. Makalah Iman, Islam, dan Ihsan. Semarang. 2014.

Anda mungkin juga menyukai