Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Ulumul Hadist
Dosen Pengampu: Arif Nuh Safri, M.Hum
Disusun Oleh :
Syaifudin (16.10.1077)
alfian(16.10.)
mustain (16.10.)
JURUSAN TARBIAH
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmad, nikmat,
serta inayahnya yang saat ini juga masih diberikan kesehatan jasmani maupun rohani,
sehingga kami dapat menyelesaikantugas makalah Ulumul Hadist yang berjudul
PENDIDIKAN LANSIA DALAM HADIST dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kita
haturkan kepada Baginda Agung Muhammad SAW, yang kita nanti-nanti syafaatnya diyaumul
qiyamah nanti. Amiin
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ulumul Hadist Dalam
penulisannya tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak, tentunya kami belum bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu, oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Arif Nuh Safri, M.Hum, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Ulumul Hadist
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelsaian tugas makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, penulis senantiasa mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini..
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. I
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR.. iii
DAFTAR ISI. iv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.. 1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Lansia. 3
B. Pendidikan Usia Lanjut .... 4
1. Landasan Pendidikan 4
Lanjut
2. Pendidikan bagi usia lanjut. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .. 7
B. Kritik dan Saran
7
Daftar Pustaka 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh
siapapun. Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada
yang baku. Orang sering menyebutnya manusia usia lanjut ( manula),
lanjut usia ( lansia), ada yang menyebut golongan lanjut umur ( glamur),
usia lanjut (usila), bahkan di Inggris menyebutnya dengan istilah dengan
warga negara senior. Namun dalam Islam masa ini disebut syaikh.
Mempunyai umur diatas 60 tahun adalah sebuah anugrah, tetapi
sekaligus suatu cobaan. Mengapa demikian, karena sesuai sabda nabi
Muhammad SAW : Sebaik-baiknya kamu ialah orang yang panjang umur
dan panjang pula amalnya. ( HR. At-Tirmizdi). Sehingga orang yang
dikaruniai usia panjang dikatakan mendapat anugrah karena masih diberi
kesempatan oleh Allah untuk banyak beramal dan beribadah kepadaNya,
dan mendapat suatu cobaan karena pada saat usia lanjut, tubuh manusia
semakin rapuh, mudah terserang penyakit, dan lain-lain, sehingga
intensitas dalam beramal dan beribadah kepada Allah semakin berkurang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari lansia?
2. Bagaimana pendidikan lansia Dalam Hadist?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan Pengertian Lansia
2. Menjelaskan pendidikan lansia dalam Hadist
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lanjut Usia
Secara teoritis, usia tua dimulai antara 60/65 tahun sampai
meninggal.1 usia ini merupakan periode yang mendekati akhir siklus
kehidupan manusia di dunia ini digambarkan dalam al-Hadits yang artinya
sebagai berikut Masa penilaian umur umatku adalah 60 hingga 70. (HR
Muslim dan Nasai). Mereka berkata : Ya Rasulallah, berapakah
ketetapan umur-umur umatmu ? jawab Rasulullah : Tujuh Puluh mereka
bertanya lagi : Ya Rasulallah bagaiman dengan umur delapan puluh?
dan jawab beliau : Sedikit sekali umatku yang dapat mencapainya. Yang
Semoga Allah merahmati orang-orang yang mencapai delapan puluh.
(HR Hudzaifah Ibn Yamani).
Lansia adalah usia selepas usia dewasa, kalau usia dewasa umur
kira-kira 20/21 tahun sampai 40 tahun, maka lanjut adalah usia 41 tahun
keatas sampai meninggal dunia. DR. Sarlito W Sarwono membagi
kehidupan tua menjadi tiga periode , yaitu periode virilitas, pra semenium,
dan senectus. Masing-masing periode tahap itu mempunyai ciri-ciri atau
karaktreristik sendiri-sendiri.
1. Tahap Virilitas (40-55 tahun)
Tahap ini adalah masa kritis dan dikenal dengan istilah remaja kedua.
Pria pada tahap ini sudah mencapai segala sesuatu yang dicita-citakan.
Kedudukan, uang, keluarga dan sebagainya. Ia sudah membuktikan pada
dirinya sendiri bahwa ia memang pria sejati. Tetapi pada saat yang pula
proses penuaan melanda dirinya. Berbagai penyakit mulai menyerang,
dan perubahan fisik juga mulai terjadi.
2. Tahap Pra Semenium ( 55-65 tahun)
Usia ini merupakan usia pensiun. Laki-laki kehilangan pekerjaannya,
status sosialnya, fasilitas, materi, anak-anak (sudah besar dan pergi dari
rumah)dan sebagainya. Teman-teman dan relasinya tidak
mengunjunginya. Ia jadi kesepian. Bersamaan dengan itu kesehatannya
:
{}
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw :
barangsiapa keluar (pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga
kembali (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai
sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-
sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal
dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan
mati syahid. Khususnya bagi usia lanjut di dalam hadist ini menerangkan untuk mendapatkan
suatu keabadian di kehidupan selanjutnya yaitu mencari ilmu.
Pendidikan Bagi Usia Lanjut
Elisabeth B Hurlock mengatakan bahwa lansia merupakan bagian
yang terpenting dari kehidupan seorang, dimana dalam fase ini ia
bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya. Begitu juga sebaliknya
generasi orang tua dalam pengembangan diri sendiri. Fase menjadi orang
tua merupakan fase yang produktif dan kreatif. Disamping mendidik
generasi muda maka tingkah laku yang kreatif dalam mengembangkan
kultur atau kebudayaan merupakan salah satu wujud generatifitas dan
perilaku membangun.2
Dr Sarlito W Sarwono menambahkan bahwa apabila orang
mempersiapkan kehidupan ini sejak semula, yaitu tahap virilitas dan tahap
prasenium, maka usia tua (senectus) ini tidak akan terjadi banyak
permasalahan seperti kondisi kesehatan tidak banyak terganggu bahkan
usia mereka bertambah panjang. Mereka juga dapat mencurahkan
hobinya yang sesuai dengan kondisi fisik, psikis, dan mentalnya, bahkan
dapat pula pada saat ini dilakukan menulis buku atau melakukan
pekerjaan lain sebagaimana hampir mirip dengan keadaan sebelumnya
sewaktu masih bekerja. Kehadiran cucu-cucu ditengah-tengah mereka
juga merupakan kebahagiaan tersendiri.
Adapun untuk mempertahankan kehidupan mereka agar hidup
tenang dan bahgia, baik secara individu atau berkeompok dengan
melakukan hal-hal sebagi berikut:
1. Guna memelihara kesehatan ia harus melaksanakan pola hidup sehat,
baik dalam hal makan, bekerja maupun istirahat.
2. Ia harus mmelakukan olahraga secara rutin. Adapun jenis olahraga ini
sesuai dengan hobi, kekuatan dan kemampuannya.
3. Mempelajari dan mendalami ajaran agama agar keyakinan agama
semakin teguh dan amaliahnya semakin meningkat kualitas maupun
kuantitas.
4. Rajin menghadiri majlis-majlis talim baik selaku narasumber maupun
peserta atau jamaah majlis talim.
5. Menempuh hidup model tasawuf sesuai dengan kemampuan yaitu
melaksanakan takholli, tahalli. tajalli.
Materi belajar yang cocok bagi warga belajar usia lanjut adalah
sebagai berikut:
Perkembangan individu
1. Kesehatan ,meliputi:
a) Kesehatan fisik apa saja
22 Elisabeth B Hurlock, Psikiologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentan Hidup, ( Jakrta : Erlangga, 1980)hlm.326.
b) Kesehatan emosional
c) Cara mencegah penyakit
2. Perkembangan intelektual
a) Mengemukakan buah pikiran
b) Memahami pikiran orang lain
c) Bekerja efektif
3. Pilihan moral
a) Kebebasan individu
b) Tanggung jawab atas diri sendiri
c) Tanggung jawab atas orang lain
Tetap selain kewajiban lansia untuk tetap menuntut ilmu mereka juga memiliki hak-hak
yang dia dapatkan dari kita para remajawan. Dimana disebutkan oleh firman allah pada Q.S
Al Isra ayat 23 dan 24 yang berbunyi :
Artinya: Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya
perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua
telah menyayangi aku di waktu kecil'. (QS. Al-Isra : 23-24)
Pada surat ini yang termasuk karakter pendidikan dalam islam adalah berbuat baik dan
berbakti kepada kedua orang tua. Akhlak anak terhadap orang tua dalam kandungan Q.S Al
Isra ayat 23 dan 24 terdiri dari lima macam yaitu larangan mengatakan perkataan uffin,
larangan membentak dengan kata-kata kasar, berkata dengan perkataan yang mulia, bersikap
tawadhu, dan mendoakan orang tuanya baik masih hidup maupun sudah meninggal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Lansia adalah usia
selepas usia dewasa, kalau usia dewasa umur kira-kira 20/21 tahun sampai 40 tahun, maka
lanjut adalah usia 41 tahun keatas sampai meninggal dunia. Berkenaan dengan landasan
belajar bagi usia lanjut, maka konsep pendidikan sepanjang hayat ( life long education) dapat
dijadikan sebagai landasan, Karena pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu proses
pendidikan khususnya dalam hal ini warga belajar usia lanjut, agar mereka dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan kebutuhan, perkembangan dan lingkungan
sekitar.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, maupun dari segi pengetikan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun, supaya kami tidak
lagi mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut dalam makalah kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA