Anda di halaman 1dari 18

ASESMEN KURIKULUM MERDEKA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Anak Usia Dini

Dosen Pengampu:
Reni Sulistina, M.Pd.

OLEH ANGGOTA KELOMPOK 4:


1. AGEIS TYAS YUNIS (126206211025)
2. SHELLA NUR AZIZAH (126206211022)
3. SITI SUHAILAH (126206211023)
4. FRENIA ANGELA FAIZA (126206211035)
5. ELISIA IVA NURAINI (126206211049)
6. PRITHA HAPPY IRVANDA (126206211069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata
kuliah Bimbingan Konseling PAUD dengan judul “Bidang-Bidang Bimbingan
Konseling” dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita dari zaman kegelapan dan kebodohan menuju zaman yang terang benderang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang mendukung
penyusunan makalah ini.
1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M. Ag, selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada kami sehingga dapat
memenuhi pendidikan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. H. Ahmad Muhtadi Ansor, M. Ag, selaku Wakil Rektor I UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada kami sehingga
dapat memenuhi pendidikan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah membimbing dan memberikan izin untuk menyelesaikan
makalah ini.
4. Ibu Errifa Susilo, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini yang telah mengarahkan dan memberikan wawasan dalam penyusunan makalah
ini.
5. Ibu Reni Sulistina, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Asesmen Anak Usia
Dini yang telah memberi wawasan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
6. Semua pihak dan teman-teman kelas yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membawa manfaat dan membantu proses
pembelajaran khususnya pada mata kuliah ini dengan baik dan lancar.
Tulungagung, 13 September 2023

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Asesmen.......................................................................................3
B. Kurikulum Merdeka.......................................................................................5
C. Asesmen Sumatif...........................................................................................8
D. Asesmen Formatif..........................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terkait dengan periode emas, karakter, keunikan, dan potensi pasti
tidak jauh dari bahasan tentang masa anak usia dini. Hal tersebutlah yang
membuat anak usia dini menjadi istimewa sehingga melahirkan berbagai
teori dan regulasi dalam dunia pendidikan. Optimalisasi pada proses bermain
sambil belajar inilah yang mengarahkan pertumbumbuhan dan perkembangan
anak menuju lebih baik.
Program merdeka belajar-merdeka bermain merupakan suatu bentuk
proses pembelajaran pada jenjang PAUD yang didasarkan pada
Kemendikbudristek No. 371 Tahun 2021 tentang program sekolah
penggerak. Regulasi tersebut menjelaskan bahwa proses bermain sekaligus
belajar pada jenjang PAUD dilakukan sebagai bentuk upaya memaksimalkan
potensi serta perkembangan dengan melakukan pengenalan dan penjelajahan
lingkungan secara langsung. Keseluruhan agenda dalam kurikulum PAUD
yang didasarkan pada optimalisasi perkembangan anak melalui konsep
“Merdeka Bermain dan Merdeka Belajar” didasarkan pada pencapaian profil
pelajar Pancasila.1
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melalui
pembelajaran dengan berbagai pendekatan pada anak usia dini. Asesmen
PAUD dapat dilihat dalam dua prespektif, yaitu konsep dan teknik. Konsep
asesmen PAUD adalah upaya untuk mendapatkan informasi terkait dengan
perkembangan perserta didik yang digunakan untuk menentukan program
atau memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan pada prinsipnya,
asesmen adalah upaya dalam mencapai indikator tertentu. 2 Asesmen
kurikulum Medeka dalam hal ini terbagi menjadi dua indikator, yaitu sumatif
dan formatif. Dengan demikian makalah ini dibuat untuk menjabarkan hal
tersebut.
1
Isnaini Budi Hastuti, Asesmen PAUD Berdasarkan Konsep Merdeka Belajar merdeka Bermain di
PAUD Inklusi Saymara, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 6, No. 6, (2022), h.
6652-6653
2
Ibid, h. 6658

iv
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian asesmen?
2. Bagaimana konsep dari kurikulum merdeka?
3. Bagaimana konsep dari asesmen kurikulum merdeka sumatif?
4. Bagaimana konsep dari asesmen kurikulum merdeka formatif?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian asesmen.
2. Menjelaskan konsep kurikulim merdeka.
3. Menjelaskan asesmen kurikulum merdeka sumatif.
4. Menjelaskan asesmen kurikulum merdeka formatif.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen
Kata asesmen berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu assessment
yang artinya penilaian. Dalam dunia Pendidikan asesmen adalah serangkaian
kegiatan yang melalui pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi
data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa
selama proses pembelajaran. Asesmen tidak hanya dilakukan di akhir
pembelajaran saja tapi juga selama proses pembelajaran berlangsung.
Biasanya, asesmen terhadap siswa dilakukan oleh masing-masing guru
pengampu pelajaran. Menurut pusmenjar asesmen pembelajaran diharapkan
dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen
dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen diartikan oleh kumanto sebagai
“the process of colleting data which shows the development of learning”.
Dengan demikian, asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian
prosesnbelajar siswa, namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal
yang paling dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak
dikesampingkan. Asasmen hasil belajar merupakan satu kesatuan atau bagian
dari pembelajaran. Dalam konteks Pendidikan, asesmen meliputi kegiatan
mengobservasi belajar peserta didik, yaitu mesdekripsikan, mengumpulkan,
merekam, memberi skor dan menginterpretasi informasi mengenal
pembelajaran peserta didik, kegunaan utama asesmen sebagai bagian dari
proses belajar ialah refleksi(cerminan) pemahaman dan kemajuan peserta
didik secara individual. Oleh karena itu dapat disederhanakan bahwa proses
evaluasi dan pengukuran tidak sekedar pada aspek pembelajaran secara
khusus, tetapi juga paradigma Pendidikan secara umum.
Berdasarkan hasil pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa asesmen
adalah istilah sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi
yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
peserta didik, kurikulum, program-program, dan kebijakan Pendidikan,
metode, atau instrument Pendidikan lainya oleh suatu badan, lembaga,

vi
organisasi atau institut resmi menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu 3.
Apabila bidang yang dinilai adalah kegiatan kegiatan belajar dan
pembelajaran, maka arah asesmen sebagai berikut.
1. Asesmen hendaklah menyertai semua komponen-komponen belajar
dan pembelajaran, dapat dilakukan diawal kegiatan, saat kegiatan
sedang berlangsung maupun diakhir kegiatan pembelajaran.
2. Fokus utama asesmen yaitu mengetahui pencapaian dan kemajuan
peserta didik dalam belajar serta memperbaiki proses belajar dan
kegiatan peserta didik dalam belajar.
3. Asesmen hanya terfokus, menuntut perhatian kolektif serta
menciptakan hubungan/keterpautan, dan memperkaya koherensi
kurikulum.
4. Perbedaan penekanan antara asesmen untuk memperbaiki dan
asesmen untuk akuntabilitas harus dikelola dengan baik sehingga
menemukan titik temu yang saling menguntungkan.
Sehubungan dengan itu perlu dicermati, bahwa asesmen perlu
dicermati, bahwa asesmen bukan semata-mata untuk proses
pembelajaran, melainkan juga dimaksudkan untuk memotivikasi peserta
didik untuk belajar. Oleh karena itu asesmen dapat difungsikan untuk
mengetahui bagaimanakah hasil belajar yang dicapai peserta didik, dan
untuk memgetahui apakah dan dimanakah kelemahan dan kekurangan
pendidik dalam membelajarkan peserta didik. Asesmen dalam Pendidikan
dan pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara sebagai
berikut4:
1. Asesmen informal dan asesmen formal
2. Asesmen sumatif dan asesmen formatif
3. Asesmen objektif dan asesmen subjektiv
4. Asesmen tradisional dan asesmen inovatif
5. Asesmen proses dan asesmen produk
6. Asesmen idiograpik dan asesmen nomotetik

3
Baruta, Yusuf. “Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka (Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah)”. Lombok Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan Dan
Penelitian Indonesia (2023) H. 1-3
4
Yusuf, Muri. “Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan (Pilar Penyedia Informasi Dam Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan)”. Jakarta: Kencana (2017) H. 11-12

vii
7. Asesmen berdasarkan referensi atau rujuk kerja
8. Asesmen internal dan asesmen eksternak
9. Asesmen penempatan dan asesmen diagnostic
10. Asesmen kontinal dan asesmen terminal
11. Asesmen konvergen dan asesemen divargen
Belakangan ini muncul lagi beberapa istilah yang bergulir dengan
cepat seperti classroom assessment, curriculum based assessment, cognitive
assessment, self assessment, outcome assessment, direct dan indirect
assessment, serta career assessment. Instrument yang digunakan muncul tidak
terpaku pada tes, tetapi juga menggunakan cara lain yang lebih inovatif
sesuai dengan fungsinya, seperti kuis, demontrasi, presentasi, observasi
informal, observasi informal, interview, skala, portofolio, rubrik, jurnal, peta
konsep, checklist, proyek, laporan, kritik terbuka dan tertulis, unjuk kerja,
dan self assessment.
B. Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka erat kaitannya dengan merdeka belajar. Konsep
merdeka belajar menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah
mengaplikasikan kurikulum pada proses pembelajaran yang dilakukan
dengan cara yang menyenangkan, pengembangan pemikiran yang inovatif
dari guru merupakan salah satu faktor keberhasilannya karena dapat
menumbuhkan sikap positif anak didik dalam merespon setiap pembelajaran.
Struktur Kurikulum Merdeka pada Pendidikan anak usia dini terdiri
dari kegiatan pembelajaran intrakulikuler dan proyek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikulernya dirancang dengan tujuan
agar anak usia dini bisa mencapai kemampuan yang tertulis dalam Capaian
Pembelajaran (CP) fase pondasi. Pada intinya adalah pembelajaran
intraturikuler ini merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan dari
merdeka belajar, merdeka bermain. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) merupakan upaya khusus agar karakter Pancasila sudah dibangun sejak
dini melalui kegiatan yang dirancang dalam konteks tradisi perayaan lokal,
keagamaan, hari besar nasional dan internasional.5

5
Ummu Khairiyah, Eka Lina, Kurikulum Merdeka pada Anak Usia Dini, Jurnal Program Studi
PGRA, Vol. 8, No. 2, (Lamongan, 2022), h. 147.

viii
Struktur Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Pada
Pendidikan Anak Usia Dini dibagi dalam tiga elemen capaian pembelajaran
yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dalam kegiatan bermain
sambil belajar. Adapun tiga elemen capaian pembelajaran (CP) pada
pendidikan anak usia dini yaitu6:
1. Nilai Agama Dan Budi Pekerti
Nilai Agama dan Budi Pekerti mencakup kemampuan dasar-dasar agama
dan akhlak mulia. Adapun rumusan capaian pembelajaran untuk elemen
ini yaitu Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal
dan mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan
kepercayaanNya.
2. Jati Diri
Jati Diri adalah penilaian dan pemahaman seseorang mengenai dirinya,
baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari kelompok tertentu.
Pembentukan jati diri yang positif tentunya akan sangat penting bagi
anak usia dini karena hal tersebut akan memberikan beberapa dampak
pada anak yaitu (1) membuat anak merasa dirinya lebih berharga;
membangun kepercayaan dalam diri anak; (2) membentuk pribadi yang
mampu berpikir positif, optimis, serta lebih berprestasi dalam hal
akademik;
3. Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa Dan Seni.
Dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni.
Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis,
tetapi juga dikaitkan dengan kemampuan berbicara, berhitung,
memecahkan masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
memahami dan menggunakan potensi kemampuan dirinya.
Penyusunan capaian pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
tentunya diharapkan mampu memberikan kerangka pembelajaran bagi
pendidik di setiap satuan PAUD bisa memberikan stimulasi yang dibutuhkan
dan sesuai tahapan perkembangan anak usia dini. Harapannya, di akhir masa
prasekolah anak sudah mampu menunjukkan ketercapaian dalam
mempraktikkan dasar nilai-nilai agama dan budi pekerti luhur, memiliki dan
6
Akkas M, Suryawati Ellysa, Capaian Pembelajaran Elemen Dasar-Dasar Literasi & STEAM,
(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), h. 22.

ix
menunjukkan kebanggaan terhadap jati dirinya sendiri, memiliki kemampuan
literasi dan dasar-dasar sains, teknologi, rekayasa, seni dan matematika untuk
membangun kesenangan anak belajar dan memiliki kesiapan yang matang
untuk bersekolah di pendidikan dasar.
Adapun capaian pembelajaran PAUD untuk elemen-elemen dasar literasi
dan STEAM yang tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset Dan Teknologi nomor 008/H/KR/2022 (2022)antara lain: Anak
menunjukkan kemampuan mengenali dan memahami berbagai informasi
seperti gambar, tanda, simbol, dan cerita; anak mampu mengkomunikasikan
pikiran dan perasaan secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media
serta membangun percakapan; anak menunjukkan minat dan berpartisipasi
dalam kegiatan pramembaca; anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui
observasi, eksplorasi, dan eksperimen; Anak mengenal, megembangkan sikap
peduli dan tanggung jawab dalam pemeliharaan alam, lingkungan fisik, dan
sosial; Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merancang
teknologi secara aman dan bertanggungjawab; Anak menunjukkan
kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif; Anak dapat
mengenali dan melihat hubungan antarpola, simbol, dan data serta dapat
menggunakannya untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-
hari, anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya, serta
mengapresiasi karya seni.7
Setelah memahami berkaitan dengan Capaian Pembelajaran (CP) maka
satuan PAUD menentukan tujuan pembelajaran untuk setiap elemen CP yang
mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) dengan tetap mempertahankan
visi dan misi satuan PAUD, profil pelajar Pancasila, karakteristik anak didik,
serta karakteristik lokal dan budaya setempat.
Langkah selanjutnya yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Pada tahapan ini para pendidik menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran sesuai dan berdasar pada tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran yang telah dibuat pada kurikulum
operasional sekolah diturunkan menjadi tujuan kegiatan harian atau
mingguan. Pendidik bisa memilih mau membuat RPP Mingguan atau Harian
7
Ibid..., h. 24.

x
saja disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan kelas. Hal penting yang juga
harus diperhatikan adalah Perencanaan yang telah dibuat ini hanya bersifat
rencana dan bisa berubah untuk mengakomodasi minat dan ide anak. Anak
dilibatkan dalam penentuan topik. Meskipun topik berubah, tetap bisa
mencapai tujuan pembelajaran dimana perubahan topik ini bisa dicatat dalam
asesmen harian.
Ada beberapa prinsip asesmen yang perlu dipahami dalam kurikulum
merdeka yaitu:
1. Asesmen merupakan bagian yang terpadu dan tidak bisa dipisahkan dari
proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi
yang holistik pada pendidik sebagai bahan kajian umpan balik, anak
didik, dan orang tua agar bisa menjadi pijakan dalam menemukan
strategi pembelajaran selanjutnya;
2. Rancangan dan pelaksanaan asesmen disesuaikan dengan fungsi asesmen
adanya keleluasaan agar bisa menentukan Teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen sehingga tujuan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien;
3. Rancangan pada asesmen bersifat adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya sehingga bisa memberikan gambaran berkaitan dengan
kemajuan belajar atau kekurangan anak sehingga bisa menentukan
Langkah selanjutnya;
4. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik yang disusun
bersifat sederhana dan informatif, sehingga bisa memberikan informasi
yang berguna berkaitan dnegan karakter dan kompetensi yang telah
dicapai oleh anak, serta menjadi dasar untuk menentukan strategi tindak
lanjutnya;
5. hasil asesmen juga digunakan oleh anak didik, pendidik, tenaga
kependidikan dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.8
C. Asesmen Kurikulum Merdeka Sumatif
Asesmen sumatif merupakan penilaian yang dilakukan pada saat
program pembelajaran telah berakhir dan dianggap telah selesai. Jenis
penilaian ini digunakan untuk mendapatkan klasifikasi penghargaan pada
8
Maryati Sisilia, Rahardjo Melita Maria, Pengembangan Pembelajaran PAUD, (Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), h. 27.

xi
akhir dari proses pembelajaran, yang disusun untuk merekam pencapaian-
pencapaian keseluruhan peserta didik secara sistematis. Penilaian ini tidak
mempengaruhi pembelajaran secara langsung, tetapi hasil dari penilaian ini
sering berdampak pada hasil belajar peserta didik.9
Asesmen sumatif bagi PDBK dilaksanakan secara akomodatif sesuai
dengan kondisi dan kemampuan PDBK dengan melakukan penyesuaian pada
CP, teknik, dan alat/media yang digunakan. Kedua jenis asesmen tersebut
tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
atau modul ajar, namun tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar peserta didik
sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk
melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing
masing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu
pelaksanaan, penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Termasuk
dalam keleluasaan ini adalah keputusan tentang penilaian tengah semester.
Pendidik dan satuan pendidikan berwenang untuk memutuskan perlu atau
tidaknya melakukan penilaian tersebut. Pendidik perlu memahami prinsip-
prinsip asesmen yang disampaikan dalam Bab tentang Prinsip Pembelajaran
dan Asesmen, di mana salah satu prinsipnya adalah mendorong penggunaan
berbagai bentuk asesmen. bukan hanya menggunakan tes tertulis saja, agar
pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna serta
informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan peserta didik
juga menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan
pembelajaran berikutnya.
Asesmen sumatif digunakan untuk evaluasi, terdapat umpan balik
yang terbatas di ataupun tidak ada selain dari bentuk laporan pencapaian, dan
biasanya berupa skor numerik atau nilai huruf. Asesmen sumatif ini berupa
suatu kegiatan, yang biasanya terdapat tes tulis pada akhir semester atau akhir
tahun yang bertujuan untuk tujuan penilaian, evaluasi, atau sertifikasi. Pada
suatu tes tersebut dapat mencakup tes berstandar statistik yang dirancang

9
Barokah, M. (2019). Manajemen Penilaian Sumatif pada Ranah Kognitif Pembelajaran PAI Kelas X
Semester Ganjil di SMA Negeri 2 Pontianak Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Al-Idarah: Jurnal
Kependidikan Islam, 9(2): 159-179. Doi: https://doi.org/10.24042/alidarah.v9i2.4859

xii
berdasarkan keputusan kebijakan.10 Beberapa fungsi dari asesmen sumatif
antara lain adalah:
1. Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik
dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran pada periode tertentu;
2. Membandingkan hasil belajar dengan indikator capaian yang telah
ditetapkan sehingga dapat dijadikan refleksi dan evaluasi terhadap
kegiatan pembelajaran oleh pendidik dan satuan pendidikan; dan
3. Menentukan kelanjutan proses belajar peserta didik di kelas atau
jenjang berikutnya. Pada RA, poin ini merupakan kunci, mengingat
PAUD menjadi fondasi dari jenjang pendidikan dasar. Walaupun
demikian, perlu dipahami bahwa fase fondasi tidak berhenti pada
pendidikan anak usia dini, tetapi terus dibangun secara
berkesinambungan di sekolah dasar hingga mencapai Fase A.
Berdasarkan pemahaman ini, laporan hasil belajar untuk anak usia
dini di akhir partisipasinya di satuan PAUD perlu memberikan
informasi yang memadai untuk digunakan oleh orang tua/ wali dan
utamanya oleh pendidik di sekolah dasar.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir,
misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih
tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase. Khusus
asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik
merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan
asesmen pada akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak
perlu melakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu ditekankan,
untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen
yangberagam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi
dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan
membuat portofolio).11

10
Glazer, N. (2014). Formative Plus Summative Assessment in Large Undergraduate Courses: Why
Both? International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, (2): 276-286.
11
Hani, Alya amarul. 2019. Evaluasi Pembelajaran pada PAUD, Jurnal CARE Vol. 7 No. 1,E-BSN
2527-9513

xiii
Pada PAUD, pengambilan data untuk asesmen sumatif menggunakan
prinsip pengambilan data yang autentik, Yaitu pengumpulan data
perkembangan belajar peserta didik berdasarkan pada fakta kemampuan
peserta didik yang sesungguhnya. Hal ini bertujuan mengakomodasi
kekhasan anak usia dini dalam mengeksplorasi lingkungan belajarnya. Oleh
karena itu, pengambilan data asesmen sumatif pada PAUD menggunakan
beberapa teknik yang dapat mengakomodasi prinsip asesmen yang autentik,
diantaranya observasi, kinerja, dan portofolio. Instrumen asesmen yang dapat
mendukung teknik-teknik ini, di antaranya adalah ceklis, lembar observasi,
catatan anekdotal, rubrik, dan hasil karya.
Keseluruhan jenis asesmen tersebut tidak harus digunakan dalam
suatu rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada
cakupan tujuan pembelajaran. Pendidik adalah sosok yang paling memahami
kemajuan belajar anak sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan anak
masing-masing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu
pelaksanaan, penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Pendidik
dan satuan pendidikan berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya
melakukan penilaian tersebut, penggunaan berbagai bentuk asesmen agar
pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna serta
informasi atau umpan balik.
D. Asesmen Kurikulum Merdeka Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian dengan tujuan memperoleh
informasi tentang siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar
serta kemajuannya. Asesmen Formatif menurut rahmawati diartikan sebagai
suatu tugas yang dilakukan siswa secara keseluruhan, yang memberikan
informasi untuk digunakan sebagai umpan balik guna meningkatkan kualitas
kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.12Menurut winaryanti

12
Rahmawati, I. L., Hartono, H., & Nugroho, S. E. (2015). Pengembangan asesmen formatif untuk
meningkatkan kemampuan self regulation siswa pada tema suhu dan perubahannya. Unnes Science
Education Journal, 4(2).h 843.

xiv
asesmen formatif, adalah penilaian yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.13 Asesmen formatif dibagi menjadi dua bagian: 14
1. Aesesmen yang dilakukan pada awal pembelajaran menentukan
kesiapan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran dan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan. Penilaian ini masuk dalam
kategori penilaian formatif karena dirancang untuk memenuhi
kebutuhan guru dalam merencanakan pembelajaran, bukan untuk
menilai hasil belajar siswa yang tercermin dalam rapor.
2. Asesmen dalam proses pembelajaran dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kemajuan peserta didik
sekaligus memberikan umpan balik secara cepat. Penilaian ini
biasanya dilakukan pada saat atau di tengah-tengah suatu
pembelajaran/fase dan dapat juga dilakukan pada akhir pembelajaran.
Penilaian ini juga termasuk dalam kategori penilaian formatif.
Guru menggunakan wawasan ini untuk menyesuaikan langkah-langkah
pembelajaran yang sedang berlangsung atau digunakan siswa untuk menyesuaikan
strategi belajarnya. Evaluasi ini memberikan umpan balik untuk memperbaiki
program pembelajaran, mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan yang
memerlukan koreksi. Tujuan penilaian formatif bukan untuk menggantikan penilaian
akhir, melainkan mencoba melengkapi keterbatasan berupa tes tertulis yang hanya
mengukur keterampilan tertentu tanpa mempertimbangkan proses belajar siswa.
Penerapan penilaian yang lebih holistik untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan diharapkan dapat sangat memudahkan tercapainya tujuan siswa dan
guru.
Penilaian yang membentuk kurikulum mandiri dapat berupa penilaian pada
awal pembelajaran dan penilaian pada saat pembelajaran. Penilaian pada awal
pembelajaran menunjang pembelajaran yang menggunakan pembelajaran
berdiferensiasi sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
Penilaian formatif selama pembelajaran dapat dijadikan dasar refleksi terhadap

13
Winaryati, E. (2018). Penilaian kompetensi siswa abad 21. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 1, No. 1).h 11.
14
Anggraena, Y., Ginanto, D., Felicia, N., Andiarti, A., Herutami, N., Alhapip, L., ... & Mahardika,
R. L. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Menengah. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia. h 26.

xv
seluruh pembelajaran, yang dapat dijadikan acuan ketika merencanakan
pembelajaran dan melakukan koreksi bila diperlukan. Berikut adalah arakteristik
asesmen formatif:15
1. Dilaksanakan selama pembelajaran.
2. Tuannya adalah untuk mendapat informasi terkait penguasaan siswa pada unit
atau bab bahkan kompetensi tertentu yang dipelajari.
3. Hasilnya dijadikan dasar perbaikan proses pembelajaran unit/bab/kompetensi
yang sedang dipelajarai.
4. Hasilnya tidak dijadikan sebagai nilai raport.
Beberapa instrumen penilaian kurikulum merdeka formatif:16
1. Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai
yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
2. Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
3. Catatan Anekdotal, Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada
performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil
analisis atas observasi yang dilakukan.
4. Grafk Perkembangan (Kontinum), Grafk atau infografk yang menggambarkan
tahap perkembangan belajar.

15
Mujiburrahman, M., Kartiani, B. S., & Parhanuddin, L. (2023). ASESMEN PEMBELAJARAN
SEKOLAH DASAR DALAM KURIKULUM MERDEKA. Pena Anda: Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar, 1(1), h 43.
16
Anggraena, Y., Ginanto, D., Felicia, N., Andiarti, A., Herutami, N., Alhapip, L., ... & Mahardika,
R. L. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Menengah. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, h 30.

xvi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asesmen PAUD dapat dilihat dalam dua prespektif, yaitu konsep dan
teknik. Pada kurikulum Merdeka struktur pembelajarannya terbagi menjadi
tiga elemen, yaitu nilai agama dan budi pekerti, jati diri dan dasar-dasar
literasi STEAM. Dalam asesmennya pun terbagi menjadi dua yaitu Asesmen
sumatif yang merupakan penilaian yang dilakukan pada saat program
pembelajaran telah berakhir dan dianggap telah selesai dan asesmen formatif
yang merupakan penilaian dengan tujuan memperoleh informasi tentang
siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar serta kemajuannya.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Adinda et al. 2021. Summative Assessment and Formative Assessment. Vol. 2,


No.1, Juni 2021, hal 1-10.
Anggraena, Y., Ginanto, D., Felicia, N., Andiarti, A., Herutami, N., Alhapip, L., ...
& Mahardika, R. L. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia.
Barokah, M. (2019). Manajemen Penilaian Sumatif pada Ranah Kognitif
Pembelajaran PAI Kelas X Semester Ganjil di SMA Negeri 2 Pontianak
Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 9(2):
159-179. Doi: https://doi.org/10.24042/alidarah.v9i2.4859
Baruta, Yusuf. “Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka (Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah)”. Lombok Tengah:
Pusat Pengembangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia (2023).
Glazer, N. (2014). Formative Plus Summative Assessment in Large Undergraduate
Courses: Why Both? International Journal of Teaching and Learning in
Higher Education, (2): 276-286.
Hani, Alya amarul. 2019. Evaluasi Pembelajaran pada PAUD, Jurnal CARE Vol. 7
No. 1, E-BSN 2527-9513.
Hastuti, Isnaini Budi, Asesmen PAUD Berdasarkan Konsep Merdeka Belajar
merdeka Bermain di PAUD Inklusi Saymara, Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 6, No. 6, (2022).
Khairiyah Ummu Khairiyah, Lina Eka. 2022. "Kurikulum Merdeka pada Anak Usia
Dini". Jurnal Program Studi PGRA. Volume 8 Nomor 2.
M Akkas, Ellysa Suryawati. 2021. Capaian Pembelajaran Elemen Dasar-Dasar
Literasi & STEAM. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Mujiburrahman, M., Kartiani, B. S., & Parhanuddin, L. (2023). ASESMEN
PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR DALAM KURIKULUM
MERDEKA. Pena Anda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 1(1).
Rahmawati, I. L., Hartono, H., & Nugroho, S. E. (2015). Pengembangan asesmen
formatif untuk meningkatkan kemampuan self regulation siswa pada tema
suhu dan perubahannya. Unnes Science Education Journal, 4(2).
Sisilia Maryati, Maria Melita Rahardjo. 2021. Pengembangan Pembelajaran PAUD.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Winaryati, E. (2018). Penilaian kompetensi siswa abad 21. In Prosiding Seminar
Nasional & Internasional (Vol. 1, No. 1).
Yusuf, Muri. “Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan (Pilar Penyedia Informasi Dam
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan)”. Jakarta: Kencana (2017).

xviii

Anda mungkin juga menyukai