Alit Kurniasari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang III Jakarta Timur.
E-mail: alit_267@yahoo.com
Abstract
The article is the result of a literature review aimed to analyze the association between parenting style and emotional
intelligence of children. The theory of emotional intelligence has elicited great interest both in the academic and
the non-academic world. Therapists, educators and parents need to know about the effort can do to improve theirs
childrens emotional intelligence. Based on the study reviews of parenting literature, there are three dimensions of
parenting is parental responsiveness positif, parental emotion-related coaching, and parental positive demandingness
are related to children’s higher emotional intelligence, while parental negative demandingness is related to children’s
lower emotional intelligence. Therefore, social-emotional intervention programs used in homes have succeeded in
improving children’s emotional skills.
Abstrak
Artikel ini merupakan hasil kajian pustaka yang bertujuan untuk menganalisis kaitan antara gaya pengasuhan dan
kecerdasan emosi anak. Kecerdasan emosi dewasa ini sudah menjadi minat utama dalam dunia akademik dan non
akademik. Para pendidik, terapis, pekerja sosial dan orang tua perlu mengetahui tentang upaya untuk meningkatkan
kecerdasan emosi anak. Berdasarkan hasil kajian pustaka diketahui terdapat tiga dimensi gaya pengasuhan yaitu gaya
pengasuhan respons positif, gaya pengasuhan menuntut positif, dan pelatihan pengasuhan emosional mempunyai
kaitan dengan kecerdasan emosi anak yang tinggi, manakala gaya pengasuhan menuntut negatif berkaitan dengan
kecerdasan emosional anak yang rendah. Oleh sebab itu program intervensi sosial emosional perlu dilakukan kepada
orang tua dan juga anak-anak untuk meningkatkan keterampilan kecerdasan emosi anak.
Kata Kunci: orang tua, gaya pengasuhan, kecerdasan emosi anak
186 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
dengan benar oleh orang tuanya, mengapa meramalkan kesuksesan masa depan seseorang.
orang tua tidak pernah mendengarkan dirinya Kondisi tersebut didukung hasil temuan beberapa
bila berbicara ?. Fenomena tersebut merupakan ahli yang menyatakan bahwa ada hubungan
gambaran perasaan atau emosi anak yang antara kecerdasan emosi dengan perkembangan
tidak terasah dengan baik. Apakah fenomena positif seseorang seperti dengan kesejahteraan
ini tetap dibiarkan ? apa yang bisa dilakukan subjektif/subyective wellbeing (Gallagher
oleh kita sebagai orang tua dalam mengasuh & Vella-Brodrick, 2008), gaya mengatasi
dan mendidik anak, sehingga perasaan penyesuaian dan kesehatan mental (Mavroveli,
mereka terasah, mereka menjadi anak-anak Petrides, Rieffe, & Bakker, 2007), kemampuan
yang memiliki empaty terhadap orang lain, mental dan ciri-ciri pribadi yang positif (Van
mampu mengasah emosi atau perasaannya Rooy & Viswesvaran, 2004), prestasi akademik
saat menghadapi masalah? Apakah orang tua (Schute et al., 1998), kesehatan fisik dan
mampu berinteraksi dengan anak-anak mereka psikologis (Tsaousis & Nikolaou, 2005). Dalam
saat emosi kita memanas atau memuncak?. hal ini kecerdasan emosional memiliki efek
positif dan peka terhadap pengaruh lingkungan,
Kunci dari permasalahan tersebut adalah
sehingga penting untuk mempelajari bagaimana
pada ketidakmampuan mengenali emosi baik
anak-anak dapat mengembangkan kecerdasan
pada anak maupun pada orang tua. Saat reaksi
emosional. Kemampuan kecerdasan emosional
emosi anak memuncak, bukan berarti anak
dapat dilatih, namun watak kepribadian
tersebut buruk kemudian orangtua merasa
seseorang perlu dipelihara melalui interaksi
bersalah dan saling menyalahkan pada masing-
dan bagi anak-anak, yang paling penting adalah
masing pasangan atau pada lingkungan sosial
interaksi dengan orang tuanya. Pola interaksi
maupun anak itu sendiri. Perlu diingatkan
antara anak dan orang tua berlangsung melalui
kembali bahwa semua anak-anak yang
pengasuhan yang dilakukan orangtua.
berperilaku buruk dimata orang tua atau orang
lain, sebenarnya sedang mencoba belajar Untuk membahas gaya pengasuhan dan
belajar disiplin, bertanggung jawab dan cerdas kecerdasan emosi, sebelumnya akan dibahas
secara emosional maupun sosial. Dalam hal ini hubungan antara kecerdasan umum atau
tanggung jawab pengasuhan tetap ada di tangan Intelegence Quotiens (IQ) dan kecerdasan
orang tua atau orang dewasa lainnya, orang tua emosi atau emotional quotiens (EQ),
yang memegang kendali dalam suatu keluarga kecerdasan emosi, gaya pengasuhan dan praktik
atau rumah tangga, yang membantu anak-anak pengasuhan dan kecerdasan emosi serta cara
tumbuh dengan kecerdasan emosi. Peran orang melatih kecerdasan emosi anak.
tua sebagai pemimpin dalam rumah tangga,
bertanggung jawab untuk menggunakan dan PEMBAHASAN
mengajarkan keterampilan yang membuat Hubungan IQ dan EQ
anak-anak mampu mencapai tujuan yang
Kepandaian seseorang dapat diukur dengan
ditetapkan. Melalui gaya pengasuhan orang
melihat taraf kecerdasan umum (IQ) namun
tua, yang melibatkan kecerdasan emosi, akan
tidak menjamin kesuksesan dalam hidupnya.
membantu anak mencapai kesuksesan dalam
Artinya kesuksesan seseorang tidak cukup
hidupnya di masa depan.
hanya bermodalkan kecerdasan intektual
Teori Goleman (1995) memperkenalkan (IQ) semata, karena kecerdasan intelelektual
tentang kecerdasan emosi, yang dapat membantu dirinya memasuki jenjang
188 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
Melibatkan semua unsur yang terlibat dalam dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk
pengasuhan, dapat memahami diri dan memandu pikiran dan tindakan.
lingkungannya secara tepat, memiliki rasa
Patton (1998) mengemukakan kecerdasan
percaya diri, tidak melibatkan emosi negatif
emosi sebagai kemampuan untuk mengetahui
seperti iri hati, dengki, cemas, takut, murung,
emosi secara efektif guna mencapai tujuan,
mudah putus asa, dan mudah marah, sambil tetap
dan membangun hubungan yang produktif dan
mendorong untuk meningkatkan kemampuan
dapat meraih keberhasilan.
kognitif anak.
Sementara itu Bar-On (2000) menyebutkan
Kecerdasan Emosi
bahwa kecerdasan emosi adalah suatu rangkaian
Beberapa ahli mengemukakan beberapa emosi, pengetahuan emosi, dan kemampuan
pengertian tentang kecerdasan emosi. Gardner mengolah emosi yang mempengaruhi
(1983) terdapat lima pokok utama dari kemampuan keseluruhan individu untuk
kecerdasan emosi seseorang, yakni: 1) mampu mengatasi masalah tuntutan lingkungan secara
menyadari dan mengelola emosi diri sendiri; efektif.
2) memiliki kepekaan terhadap emosi orang
lain; 3) mampu merespon dan bernegosiasi Menurut Mayer (Goleman, 2002) seseorang
dengan orang lain secara emosional; serta 4) cenderung menggunakan gaya-gaya khas
dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk dalam menangani dan mengatasi emosi mereka
memotivasi diri. misalnya dengan: sadar diri, tenggelam dalam
permasalahan, pasrah, dan menjadikan hidup
Salovey & Mayer, (1990) mendefinisikan sia-sia.
kecerdasan emosional sebagai kemampuan
untuk memelihara, memahami, dan mengatur Petrides dan Furnham (2003) membagi
emosi yang membimbing cara berpikir dan kecerdasan emosi menjadi dua konsep yang
perilaku. Definisi tersebut menekankan pada berbeda yaitu: 1) kemampuan kecerdasan
pengolahan informasi emosional. Namun emosional (ability emotional quotiens) dan 2)
Goleman (1995) mengusulkan definisi yang Sifat kecerdasan emosional (trait emotional
berbeda tidak hanya mengolah informasi Quotiens). Kemampuan kecerdasan emosional
emosi, namun juga menekankan pentingnya mengacu pada kemampuan emosional spesifik
kecenderungan bereaksi terhadap situasi yang diukur dengan tes kemampuan. Konsep
emosional dengan cara positif dan efisien. ini berdasarkan definisi Mayer dan Salovey ‘s
(1990), bahwa kecerdasan emosional sebagai
Steiner (1997) menjelaskan pengertian kemampuan mengolah informasi yang bersifat
kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan emosional.
yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan
orang lain, serta mengetahui bagaimana Sifat kecerdasan emosional disebut
mengekspresikan emosi diri sendiri untuk sebagai salah satu dimensi kepribadian
meningkatkan kekuatan pribadi yang berkorelasi (relatif) tinggi dengan test
kepribadian lainnya. (Pe’rez, Petrides, &
Davies, Stankov, dan Roberts, (1998) Furnham, 2005). Dengan demikian kecerdasan
mengungkapkan kecerdasan emosi Emosi merupakan indikator non intelektual,
sebagai kemampuan untuk memantau dan yang bersifat psikologis. Apabila seseorang
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dengan kecerdasan emosi rendah dapat
190 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
sebagaimana seseorang yang memiliki hidup dengan perubahan secara cepat, yang
keterampilan sosial dengan baik, sebagai menuntut keterampilan pengasuhan anak secara
ciri kecerdasan emosi yang tinggi. Tidak efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan
hanya sukses dalam membantu orang lain demikian pelibatan kecerdasan emosi dalam
juga mereka dapat mengelola hubungan, pengasuhan anak, menjadi salah satu solusi
sebagai komunikator yang cerdas dan ahli untuk melatih emosi orang tua saat menghadapi
dalam membangun dan mempertahankan perilaku anak yang tidak diinginkan orang tua.
suatu hubungan. Dalam hal ini kecerdasan
sosial memiliki hubungan yang erat dengan Baumrind dalam Lau, Beilby, Byrnes,
kecerdasan emosi, emosi kita dikembangkan & Hennessey (2012), melakukan penelitian
untuk membantu tujuan sosial, sebagai tentang gaya pengasuhan, dan kemudian
manusia, untuk terus bertahan. Kemampuan didefinisikan pola pengasuhan anak sebagai
mengenal teman dan musuh. Mengurangi hasil dari reaksi orang tua kepada anak mereka
stress dan mengembalikan system syaraf
Terdapat tiga gaya pengasuhan yang paling
dalam kondisi seimbang dan terutama
umum yaitu gaya pengasuhan 1) autoritatif, 2)
merasa dicintai dan merasa gembira. Semua
permisif, dan 3) otoriter.
kemampuan utama sangat tergantung pada
komunikasi emosional non verbal dan 1. Pengasuhan autoritatif menempatkan batas
menghubungkannya dengan emosi orang dan kontrol pada perilaku anak-anak; tetapi
lain. Dengan kecerdasan sosial-emosi, tetap memungkinkan bagi mereka untuk
dapat dengan segera mengetahui ramah saling komunikasi secara intensif dengan
tidaknya seseorang, orang lain tertarik pada orang tua mereka (Williams, 2013).
kita, orang lain peduli terhadap kita.
2. Pengasuhan permisif memperlakukan anak
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dengan aturan yang sangat sedikit atau tanpa
disimpulkan bahwa kecerdasan emosi kontrol, yang memungkinkan anak-anak
merupakan kemampuan mengenali perasaan untuk menentukan urusan hidup mereka
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan sendiri, membuat pilihan mereka sendiri,
memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah dan menolak pilihan orang lain, tanpa
emosi dengan baik pada diri sendiri dan memperhitungan konsekuensi (Baumrind,
orang lain. Pada kecerdasan emosi terdapat 1971; Akinsola, 2010).
kemampuan untuk mengerti dan menerima 3. Pengasuhan Otoriter ditandai dengan
emosi serta mengendalikan emosi diri sendiri harapan sangat tinggi pada anak-anaknya
dan orang lain,, termasuk di dalamnya untuk sesuai dan patuh terhadap aturan.
kemampuan untuk membina hubungan dengan (Olowodunoye & Titus, 2011). Orang
tua kuat mengontrol perilaku anak, dan
orang lain di sekitarnya.
menunjukkan sedikit kasih sayang dan
Gaya Pengasuhan jarang berkomunikasi (Maccoby & Martin,
1983)
Sebagaimana diketahui bahwa pengasuhan
orang tua berperan dalam membentuk karakter Anak-anak dari orang tua otoritatif
anak. Mengasuh anak sebagai suatu proses, ditemukan sebagai anak yang memiliki nilai
sehingga orang tua perlu bertanya pada tinggi pada pengukuran penyesuaian diri
diri sendiri, apakah gaya pengasuhan yang (Steinberg, Lamborn, Mounts, Steinberg, &
dilakukan, seperti yang dilakukan orang tua Dornbusch, 1991), kelekatan (Karavasilis,
kita?. Sementara anak-anak zaman sekarang Doyle, & Markiewicz, 2003), ketahanan
Gaya pengasuhan dengan Respon positif Gaya pengasuhan dengan cara pemberian
seperti orangtua memberikan pemantauan hukuman sebagai bentuk mendisiplinkan anak,
dan pengawasan, mengontrol perilaku, berkorelasi dengan rendahnya pemahaman
mengabulkan secara otonom, menuntut dan emosi anak (Pir & Musa,2003) dan menurunkan
mengharapkan kematangan yang tepat, dan pengaturan emosi anak.
disiplin (De Clercq, Van Leeuwen, De Fruyt,
Berdasarkan batasan tentang gaya
Van Hiel, & Mervielde, 2008; Sanders,
pengasuhan, memberi gambaran bahwa gaya
2008). Praktek pengasuhan tersebut
pengasuhan autoritatif yang menempatkan
berkorelasi dengan penurunan konsumsi
batas dan kontrol pada perilaku anak-anak;
alkohol (Mogro-Wilson, 2008), fungsi
tetapi tetap saling komunikasi secara intensif
akademik yang tinggi (Wang, Pomerantz,
diantara mereka memiliki gaya yang hampir
& Chen, 2007), kurang beresiko terhadap
sama dengan gaya pengasuhan Respon positif
situasi beresiko secara seksual (Baptiste,
seperti orangtua yang memberikan pemantauan
Tolou-Shams, Miller,Mcbride, & Paikoff,
dan pengawasan, mengontrol perilaku, sambil
2007), kepuasan hidup yang lebih tinggi
tetap menuntut dan mengharapkan kematangan
192 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
yang tepat. Sementara untuk gaya pengasuhan bahwa terdapat hal-hal penting dalam
menuntut yang bersifat negatif memiliki mengasuh anak dengan kecerdasan emosional.
kemiripan dengan gaya pengasuhan otoriter Pertama, menggunakan pendekatan orang
tetapi juga permisif. tua, yang realistis dan praktis dan sudah
mempertimbangkan keterbatasan waktu orang
Gaya Pengasuhan dan Kecerdasan Emosi tua.
Pengasuhan yang melibatkan kecerdasan
Berharganya waktu orang tua sehingga
emosi harus melalui proses, tidak terjadi dalam
waktu yang ada akan dimanfaatkan sebaik
sekejap. Keluarga sebagai sekolah bagi orang
mungkin dan orang tua tidak akan kehilangan
tua mempelajari emosi anak, belajar bagaimana
waktu dan energi emosional hanya untuk
mengenal emosi anak dan bagaimana anak
memikirkan kekacauan dalam keluarga,
bereaksi terhadap emosi orang tua, bagaimana
seperti hubungan yang kurang baik dengan
memikirkan perasaan itu dan apa reaksi orang
anak, atau anak-anak yang tidak disiplin, tidak
tua terhadap anak, bagaimana membaca dan
bertanggung jawab dan anak-anak yang tidak
mengungkapkan harapan serta perasaan-
mampu memisahkan mana yang baik dan
perasaan lainnya. Dilain fihak anak dapat
buruk atas semua informasi yang diperoleh
belajar tentang perasaan dan emosi, kebutuhan
dari pergaulan maupun media sosial. Dengan
dan keinginan, hormat terhadap orang lain dan
demikian orang tua diperkenalkan cara-cara
keerampilan memimpin.
mengatasi tekanan-tekanan dalam mengasuh
Jika orang tua mampu mengenali, anak sehari-hari. Perlu diketahui bahwa sedikit
memahami, mengatur dan menggunakan emosi stress dapat menjadi motivasi, tetapi terlalu
secara efektif, maka pengasuhan yang diberikan stress akan mengganggu keseharian dan
juga menjadi efektif. Artinya orang tua, kesulitan dalam melakukan sesuatu, meski saat
mampu menilai kekuatan dan kelemahan anak tenang, dianggap benar dan mudah.
secara realistis, kemudian memutuskan untuk
Kedua, Menggunakan tehnik-tehnik
fokus pada keterampilan emosional tertentu
spesifik dan sederhana yang dapat menciptakan
sebagai target. Namun jika seorang anak tidak
kedamaian dan keharmonisan dalam rumah
memiliki perbendaharaan perasaan yang kuat,
tangga, dan tanpa stress dalam melaksanakan
maka orang tua perlu menghubungkan antara
pengasuhan.
kejadian yang dialami anak dengan perasaan
yang muncul. Jika orang tua mempunyai Orang tua yang mengasuh dengan
masalah dengan anak, maka orang tua perlu kecerdasan emosi seperti akan mengalami
fleksibel, mulai mengeskpose perasaan dirinya perubahan-perubahan kecil dalam hubungannya
terhadap pengalaman baru, mengembangkan dengan anak, dan jika dilakukan setiap hari
lebih banyak cara mengatasi permasalahan secara berulang-ulang, maka dapat diperoleh
yang dihadapi anak dengan mempertimbangkan manfaat yang besar. Orang tua mampu
perasaan anak dan mendorong kemampuan mengatasi permasalahan dalam kehidupan
beradaptasi. Dalam hal ini, orang tua harus sehari-hari. Orang tua secara tidak langsung
tetap berlatih dan lebih banyak berlatih dan akan mempelajari kecerdasan emosi, setidaknya
tetap diingat bahwa orangtua sebagai role orang tua akan mampu mengelola emosi dengan
model anaknya sepanjang waktu. cerdas, bagi dirinya sendiri maupun bagi orang
lain, dan menjadikan hidup lebih bermakna.
Goleman pada tahun 1995, mengemukakan
Baumrind, Mayer dan Cobb (2000) Anak akan memperoleh manfaat sebagai
melakukan penelitian tentang hubungan berikut:
antara gaya pengasuhan dan kecerdasan emosi - Memiliki kemampuan untuk mengatur
pada anak-anak, ditentukan oleh pilihan gaya emosi mereka sendiri
pengasuhan orangtua dalam membesarkan - Lebih terampil dalam menenangkan diri
anak yang akan memiliki kekuatan untuk bila mereka marah,
mempengaruhi manifestasi dan tingkat - Mampu menenangkan jantungnya dengan
intensitas kemampuan anak di empat aspek lebiih cepat, sehingga mereka jarang terkena
emosi: yakni Persepsi, pemahaman, integrasi, penyakit menular.
dan manajemen emosi. Secara signifikan - Terampil dalam memusatkan perhatian,
memberikan kontribusi terhadap keseluruhan - Mampu berhubungan baik dengan orang
dan kelanjutan dari kecerdasan emosional anak lain, bahkan menghadapi masa sulit saat
(Goleman, 1998; Mayer & Salovey, 1997; masa remaja, misal remaja di bully teman
Schutte et al., 2001). Selanjutnya, Mayer dan karena kelemahan dirinya.
Cobb (2000) memperkirakan, bahwa gaya - Lebih cakap memahami orang lain.
pengasuhan spesifik dari orangtua, akan - Memiliki persahabatan yang lebih baik
berkontribusi atau menghambat kesuksesan dengan orang lain.
seorang anak pada kehidupannya saat menjadi
- Mampu menghadapi situasi dengan lebih
dewasa (Berg, 2011). baik, di sekolah yang menuntut prestasi
akademik.
194 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
Secara menyeluruh dampak dari kecerdasan itu kecerdasan emosi dapat dilatih dan
emosi berpengaruh terhadap: disempurnakan (Goleman,1995). Melalui
pelatihan, maka seseorang diharapkan
1. Prestasi, dalam pekerjaan atau sekolah.
dapat mengembangkan perilaku positif dan
Kecerdasan emosi dapat membantu
mengarahkan kompleksitas sosial di tempat membangun hubungan sosial positif (Asher &
pekerjaan, mengarahkan dan memotivasi Rose, 1997; Baron & Parker,2000). Intervensi
yang lain, mengungguli /mengatasi karirnya. positif seperti melalui sesi psikoterapi, telah
terbukti mempengaruhi kecerdasan emosional.
2. Kesehatan fisik: jika tidak mampu mengelola
emosi dan tidak mampu mengelola stress, Bernet (1996) dan Guastello, Guastello, dan
akan menyebabkan timbulnya masalah Hanson (2004) menyatakan bahwa seseorang
kesehatan secara serius. Stress yang tidak dapat memiliki kemampuan kecerdasan emosi
dapat dikendalikan dapat meningkatkan yang tinggi dengan melalui sesi psikoterapi.
tekanan darah, menekan system immune/
Keterampilan tersebut menjadi tantangan
kekebalan, meningkatkan serangan jantung
dan stroke, menyumbang ketidak suburan, dalam proses pengasuhan bagi anak-anak,
dan mempercepat proses penuaan, tahap terutama pengasuhan pada golden age, sebagai
pertama untuk meningkatkan kecerdasan masa yang paling penting untuk membentuk
emosi adalah mempelajari bagaimana pribadi anak.
mengurangi stress.
Terdapat tiga konstruksi emosi dalam
3. Kesehatan mental; emosi yang tidak hubungannya antara praktek-praktek
terkontrol dan stress dapat berdampak pengasuhan dan kecerdasan emosi anak, yakni
pada kesehatan mental, menjadi rentan
pengetahuan emosi anak-anak, pemahaman
terhadap kecemasan dan depresi. Jika kita
emosi anak-anak, dan pengaturan emosi
tidak dapat memahami, menikmai dan
anak-anak. Pengetahuan emosi anak-anak,
mengelola emosi kita, maka akan berisiko
tidak ketidakmampuan menjalin relasi mengacu pada kemampuan untuk memahami
sosial yang kuat dengan orang lain, yang secara akurat dan label ekspresi emosi dan
dapat menjadikan dirinya kesepian dan situasi emosi dan isyarat perilaku. Pemahaman
diasingkan. emosi mengacu pada kesadaran individu
4. Relasi Sosial, dengan memahami emosi kita dan identifikasi emosi diri sendiri dan emosi
dan bagaimana mengontrolnya, berdampak orang lain. Pengaturan emosi merujuk pada
pada kemampuan mengekspresikan kemampuan untuk menangani frustasi, stres,
perasaan diri sendiri secara lebih baik dan atau gejolak emosional yang muncul.
memahami bagaimana perasaan orang lain.
Berikut cara mengasuh anak dengan
Hal tersebut menjadikannya lebih efektif
dalam berkomunikasi dan meningkatkan kecerdasan emosi yang diberikan sejak dini
relasi sosial yang kuat selama di pekerjaan atau balita berdasarkan wilayah kecerdasan
dan dalam kehidupan personal dengan emosi; Catatan bahwa jika sejak dini, anak
seseorang. dilatih mengendalikan emosi, maka kelak ia
disukai teman karena baik hati.
Pelatihan Pengasuhan dan Kecerdasan
Emosional Anak-anak 1. Mengenal Emosi Diri (mulai usia 2 tahun).
Kecerdasan emosional sebagai gabungan • Sebutkan berbagai emosi. Misal,
kemampuan yang berbeda, oleh karena balita sedang cemberut, orang tua bisa
196 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
sebutkan situasi emosi para tokoh dalam seharusnya, orang tua dapat berkata: “Jika
media tersebut. Misalnya membacakan kamu berhasil menyimpan setengah jatah
buku cerita tentang anak yang gembira uangmu minggu ini, akan Ayah gandakan
karena ayahnya membelikan sepeda jumlah uang sakumu minggu depan. Jika
yang sudah lama diidam-idamkannya. kamu terbiasa menyimpan uang, walaupun
Beri komentar seperti, “Lihat, Chandra itu hanya dalam jumlah kecil, kamu akan
senang karena ayahnya membelikan mampu membeli barang yang lebih besar“.
sepeda.”
3. Berilah kesempatan anak untuk melatih
• Pandai membina hubungan (bisa
cara pikir mereka. Seorang anak laki-laki
diajarkan mulai usia 1 tahun).
tidak bisa menaiki anak tangga karena
• Jangan membatasi lingkungan bermain. dia terlalu kecil. Dia meminta ibunya
Biarkan anak bermain dengan siapa saja untuk mengangkatnya.Ibunya berkata:
yang disukainya.
“Kamu bisa melakukannya, coba gunakan
• Orang tua perlu mendampingi anak, akal dan pikirkan sejenak bagaimana
terutama jika memasuki lingkungan melakukannya.” Kemudian, anak itu punya.
baru. Namun bukan berarti harus selalu ide: “ Jika saya pindahkan boks mainan saya
berada di sebelah anak, setidaknya ada
di sini, saya dapat menggunakannya untuk
di sekitarnya. Ini penting mengingat
pijakan”. Anak itu berpikir dan berusaha
anak belum mampu menilai ”benar” dan
memecahkan masalah berkat nasihat ibunya.
”salah”.
Hal ini memotivasi anak untuk menciptakan
• Mengajak kumpul-kumpul acara
solusi. Dalam kehidupan sehari-hari, ada
keluarga atau teman-teman seperti acara
banyak pendekatan masalah yang bisa
ulang tahun anak teman atau sepupu.
dilakukan selama kita mencurahkan waktu
Dengan begitu balita kenal anak-anak
dan keluarga lain. sejenak untuk memikirkannya.
4. Berilah lebih banyak dorongan dan
Cara mengembangkan kecerdasan emosi
dukungan. Tumbuh berkembang tidak akan
pada Anak:
pernah mulus sepanjang jalan. Akan ada
1. Tumbuhkan rasa ingin tahu anak, kreativitas tawa, air mata, frustrasi, serta kegagalan.
dan imajinasi. Rasa ingin tahu merupakan Ketika beberapa aspirasi tidak tercapai,
bawaan dari anak, sehingga, secara alami anak-anak membutuhkan lebih banyak
anak kecil akan tertarik menyentuh dorongan dan bantuan dari Anda. Jangan
sesuatu, merasakan hal-hal dan bahkan ikut menurunkan semangat mereka. Jaga
membongkar barang-barang yang ia temui. agar mereka senantiasa merasa terdukung.
Orang tua harus dengan sabar memenuhi 5. Tumbuhkan rasa percaya diri. Rasa percaya
rasa ingin tahu anak. Tunjukkan bagaimana diri dan sikap positif akan membimbing
menggunakan barang-barang yang mereka mereka menuju jalan keberhasilan. Orang-
minati. orang sukses pertama-tama percaya bahwa
2. Melatih kemampuan pengendalian diri. mereka dapat berhasil.
Melatih anak kemampuan pengendalian 6. Latihlah Menghadapi dunia luar. Karena
diri. Misalnya, ketika anak menghabiskan terlalu khawatir, banyak orangtua melarang
uang saku mingguan lebih cepat dari yang anaknya pergi ke luar sendirian. Karena hal
198 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
dengan cara yang teapt, jangan heran hindarkan kata negatif, seperti saya merasa
kalau kita akan melihat kemampuan anak “tidak senang” sebaiknya gunakan dengan
menyelesaikan masalahnya. Jika anak satu kata seperti: “jengkel”, “kesal”, atau
sedang menceritakan masalahnya dan kita “marah”.
berniat membantu, biasanya akan berakhir Misal: pada kejadian anak saya memaksa
dengan kemarahan anak, karena kita keluar rumah, karena ingin berkumpul
berusaha memajukan pendapat, padahal dengan teman sebayanya, maka ungkapan
yang sedang dibutuhkan anak hanyalah yang keluar dapat berbetuk ; “Saya merasa
didengarkan. marah”.
Dalam melatih kecerdasan emosi orang tua 3. Menarik emosi. Pada tahap ini orang
selama dalam pengasuhan anak, maka orang tua menanyakan “mengapa” perasaan
tua perlu: kita muncul, untuk menjawabnya maka
digunakan kata “karena”. Untuk mencari
1. Memahami emosi. Bila suatu kejadian jawabannya biasanya perlu waktu lama, dan
memancing emosi orang tua, maka TAHAN menjadi tantangan karena kita tidak terbiasa
sebentar, jangan sampai keluar perkataan menyanyakan alasan dibalik emosi kita, dan
yang menunjukkan kecemasan kita. Jika kita lebih mudah untuk mengungkapkan
tidak menahan diri maka wujud emosi yang kata emosi secara spontan tanpa mengetahui
ditampilkan tersebut biasanya sangat buruk. alasan mengapa kita mengungkapkan kata-
Orang tua perlu menahan diri selama 6 kata emosi tersebut.
detik saja, lalu memasukkan logika, maka Misal: Ketika anak malas membereskan
tindakan yang keluar berdasarkan logika kamarnya, walaupun sudah ditegur berkali-
dan perkataan yang keluar lebih terkendali. kali, maka orang tua akan berkata: “Saya
Misal pada kejadian saat anak asyik bermain merasa kesal, karena kamu tidak mau
mobil-mobilan, dan anak belum berpakaian, membereskan kamarnya, bagaimana jadinya
padahal ibu harus segera kekantor, maka kalau harus tinggal jauh dari orang tua “
ungkapan yang muncul adalah “Ibu merasa
sedih kalau kamu di rumah sendirian, Jika ungkapan orang tua menyertakan
Tolong, pakai baju ya, untuk pergi ke Day alasan perasaan tersebut, menunjukkan
Care”, tidak akan terucap. adanya penurunan kadar emosi. Artinya
bila orang tua meluangkan waktu sedikit
Latihan “menahan” diri dapat dilakukan
untuk memberikan alasan terhadap apa
dengan mengungkapkan kata-kata
yang kita rasakan, maka alasan yang
pada anak, yang dimulai dengan kata-
dikemukakan dapat membantu orang tua
kata seperti: “Ayah/Ibu merasa marah“.
untuk mengurangi intensitas emosi yang
Ungkapan disertai dengan kata “merasa”,
diucapkan dan dirasakan.
akan menghindari penggunaan ekspresi
yang kuat, maka ekspresi akan menurun dan Ketika jawaban mengapa marah,
lebih terkendali, walaupun kekesalan hati disertai alasannya maka pernyataan orang
masih terdengar. tua akan berubah menjadi: saya merasa
“kesal”. Disini terjadi perubahan perasaan
2. Memasuki Emosi. Temukan nama emosi
lebih menurun intensitasnya daripada
atau perasaan kita untuk diungkapkan,
kata “marah”. Sehingga anak tidak salah
dengan “satu kata” sedapat mungkin
200 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
dan mengkomunikasikan dengan orang lain. akan dicapai. 3) Selalu menilai diri sendiri
2) Beri kesempatan anak untuk bersosialisasi (evaluasi diri); menjadi cerdas secara emosional
sejak dini, membiarkan anak bermain dan membutuhkan waktu lama dan berproses,
berdialog dengan sebayanya, sehingga mereka sehingga membutuhkan penilaian terus
terbiasa mengemukakan pendapat, ide, atau menerus terhadap kemajuan yang dicapai dan
sikap tentang sesuatu hal. 3) Doronglah memperbaiki diri. Evaluasi diri dengan mencari
anak untuk berorganisasi dan bersosialisasi, umpan balik dari orang-orang yang dipercaya.
sebagai cara mengembangkan kematangan
emosi dan intelektual anak. Melalui kehidupan DAFTAR PUSTAKA
berorganisasi, anak akan saling mengenal, Aghili, Mojtaba & Kashani, Mojtaba. (2011);
bertukar pikiran, membentuk kerjasama bahkan “Study of the Relationship between
memecahkan konflik-konflik yang menjadi Parenting Style, and Children’s
dasar untuk berdiskusi atau berdiplomasi. Emotional Intelligence and Self-
efficacy”. Journal of American Science,
Untuk dapat memelihara keterampilan
2011;7(7).
emosional anak, maka orang tua harus menjadi
pembimbing efektif bagi anak, berperan aktif Alegre, Alberto. (2011). “Parenting Styles and
dalam mendidik emosi anak, mengekpresikan Children’s Emotional Intelligence: What
perhatian kedalam perkembangan anak, do We Know?”. The Family Journal:
mencinta dengan tulus, mendengarkan dengan Counseling and Therapy for Couples
cermat sebagai hal penting selama pengasuhan. and Families, 2011; 19- 56
Selama mengasuh anak dengan kecerdasan
emosi, sebenarnya orang tua telah bekerja keras Davis, Mark, (2008), Test EQ Anda. Jakarta:
untuk membuat perubahan dalam mengasuh Mitra Media.
anak, artinya akan terjadi perubahan dari yang Elias, Maurice J, dkk (2004). Cara-cara efektf
biasa mereka lakukan. Agar perubahan yang mengasah EQ Remaja. Jakarta: Mizan
dicapai tetap bertahan maka hal penting yang Pustaka.
yang harus diperhatikan orang tua, adalah
dengan cara: 1) menetapkan sasaran (prioritas) Farrell, Giselle (2015). The Relationship
perubahan; berdasarkan apa yang sudah Between Parenting Style and the Level
dipelajari tentang emosi orang tua dan emosi of Emotional Intelligence in Preschool-
anak, maka orang tua hendaknya mencatat dan Aged Children. Philadelphia: College of
mengevaluasi secara berkala terhadap prioritas Osteopathic Medicine, Department of
perubahan yang akan dicapai: seperti bagaimana Psychology.
cara mengendalikan kemarahan, tindakan apa
Garawiyan, Banu. (2003). Memahami Gejolak
yang menunjukkan kepedulian terhadap anak
Emosi anak, Cahaya Bogor.
atau orang lain. 2) Tetap berkomitmen menjadi
orang cerdas secara emosional. Latihlah untuk Gothman, John dan DeClaire Joan. (2008).
nyaman dengan perubahan yang terjadi dengan Mengembangkan Keerdasan Emosional
kondisi saat ini, mintalah dukungan dan bantuan Anak. Jakarta: Gramedia.
dari oraang terdekat, saat orang tua berupaya
menjadi orang yang cerdas secara emosional. Joshi1, Dhanajay and Dutta, Indrajeet. (2015).
Teruslah berkomitmen kepada sasaran yang “A Correlative Study of Mother Parenting
202 Sosio Informa Vol. 2, No. 02, Mei - Agustus, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial