Anda di halaman 1dari 31

“Penerapan Pola Asuh &

Fungsi Keluarga
pada 1000 HPK
Dalam Rangka
Penurunan Stunting
Gedung Pramuka Kwarcab, Jl. Dr. Wahidin Kebomas
• STUNTING
• DAMPAK JANGKA
Slide Title PANJANG
• PSIKOSOSIAL
• POLA ASUH-
STIMULASI
PSIKOSOSIAL
STUNTING
• Adalah kelambatan tumbuh kembang sebagai
akibat nutrisi tidak adekuat, infeksi berulang dan
stimulasi psikososial tidak sesuai

Poor parenting

• Stunting tidak bisa dikoreksi jika jendela


kesempatan pada 1.000 hari pertama kehidupan
telah terlewati
Mengapa tidak bisa dikejar?
Pertumbuhan linier (bertambah tinggi badan) masih
mungkin untuk dikejar hingga usia± 24 tahun,
dengan perbaikan asupan gizi dan olahraga fisik,
selama epifise pertumbuhan belum menutup.

• Tetapi pertumbuhan dan perkembangan otak


telah mencapai 90% di 1000 hari pertama
kehidupan dan terus melambat saat anak
beranjak besar. Kondisi inilah yang tidak lagi bisa
dikoreksi atau diperbaiki.

K A
Pastikan asupan gizi seimbang
MA hindarkan risiko infeksi berulang,
stimulasi psikososial optimal di setiap tahap
kehidupan anak.
Dampak Stunting
• Mempengaruhi otak  potensi kognisi
tidak terwujud

Dampak Stunting Jangka Panjang


• Gangguan perkembangan fisik
• Gangguan belajar
• Risiko infeksi ↗ The next
• Penyakit kronis/ metabolik saat dewasa generation
• Kesakitan dan kematian ↗
• produktifitas↘ ekonomi ↘
World Health Organization. Global nutrition target 2025: stunting policy brief. Geneva:
World Heatlh Organization; 2014.
PSIKOSOSIAL
• Psikososial didefinisikan sebagai “Hubungan dinamis
antara aspek psikologi dan sosial, yang masing-masing
saling berinteraksi dan mempengaruhi secara
berkelanjutan.”
mempengaruhi pikiran, keyakinan, perasaan, dan
perilaku.
• Perkembangan psikososial berkaitan dengan emosi,
motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta
perubahan cara individu berhubungan dengan orang lain.
……….PSIKOSOSIAL
• Perkembangan yang tidak optimal akan berdampak
ketika seorang anak menjadi dewasa dengan
masalah psikososial, yaitu:
• a) cemas, khawatir berlebihan, takut,
• b) mudah tersinggung,
• c) sulit konsentrasi,
• d) bersifat ragu-ragu/merasa rendah diri,
• e) merasa kecewa,
• f) pemarah dan agresif, dll.
PARENTHOOD-PARENTING-POLA ASUH
• Parenthood : “parere”= menampilkan, mengembangkan,
mendidik
• Parenting : “parent” yang sedang= yang sedang dilakukan
orangtua
• Pola asuh (Markum 1999) : cara orangtua mendidik dan
membesarkan anak yang dipengaruhi banyak faktor (budaya,
agama, kebiasaan , kepercayaan, pengaruh kepribadian
orangtua/ pengasuh)
• Pola asuh (Hetherington & Whiting 1999) : proses interaksi total
antara orang tua dengan anak, seperti proses pemeliharaan,
pemberian makan, membersihkan, melindungi dan proses
sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar. ( https://
www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-pola-asuh-mengenal-pola-asuh.ht
ml
)
PARENTING-PSIKOSOSIAL

• Pola asuh orang tua akan membentuk kemampuan


anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan sosialnya.

• Keberhasilan dalam menyesuaikan diri akan


menyebabkan perkembangan kepribadian yang
sehatIa akan memiliki konsep diri, harga diri,
percaya diri, dan efikasi diri yang baik.
• Sebaliknya, ketidakmampuan menyesuaikan diri
akan membuat seseorang mengalami kehidupan
yang terasing, rendah diri, pesimis, apatis, merasa
cemas, kuatir atau takut.
PARENTING-PSIKOSOSIAL

Menurut Erikson,
• suasana keluarga mempengaruhi perkembangan
kepribadian yang sehat, yaitu anak-anak memiliki
pribadi yang sangat mempercayai terhadap
lingkungan sosialnya dengan baik.
Hal ini menjadi dasar perkembangan karakter
anak menjadi pribadi yang sehat, stabil, percaya diri
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya.
• Stimulasi psikososial dimaknai sebagai rangsangan
perkembangan dari situasi sosial atau psikologis yang
datang dari lingkungan di luar diri anak yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak

mengerucut pada tindakan orang tua


ataupun pengasuh terhadap anak.
• Mengacu pada instrument HOME (Home Observation
for Measurement of the Environment) dari Bettye M.
Caldwell dan Robert H. Bradley (1983), terdapat 5
elemen untuk menggambarkan stimulasi psikososial
pada anak yaitu:
Stimulasi pembelajaran Penerimaan

Kehangatan dan perhatian

Pengalaman Keterlibatan
perhatian pada tingkah laku anak merespon positif kegiatan anak

saat anak menangis, orang tua tetap


mengajak anak berbicara memberikan respon yang sabar dan penuh kasih
memeluk

bermain bersama anak.


orang tua tahu tahapan
perkembangan yang harus dicapai
kunjungan ke rumah saudara, tetangga setiap saat anak
tahu apa
yang sedang tahu beragam
dilakukan mainan yang dimiliki
bermain diluar rumah
anak anak dan manfaatnya
v

Anak yang terbiasa


Misal saat anak belajar menentukan
berbicara terbuka dengan
mengalami hambatan perilaku yang sesuai untuk
orang tua, akan mendukung
dalam pendidikan, mengekspresikan
anak dalam berkomunikasi
anak akan berproses perasaannya tanpa
di lingkungan sosial yang
bagaimana bertindak negatif di
lebih luas, misal dalam
menyelesaikan lingkungan sosialnya.
proses untuk meminta
masalah tersebut. bantuan saat menghadapi
masalah
POLA ASUH DIPENGARUHI OLEH
• Hubungan dalam keluarga
• Sex biologis AYAH
• Usia orang tua
• Kondisi kesehatan orang tua
IBU
• Ukuran keluarga
• Karakteristik keluarga

Karakteristik
BARU
POLA ASUH
BARU
POLA ASUH “ BARU”
• Terkait sangat erat dengan kondisi “ hubungan Ayah-
Ibu” = CERMIN interaksi ayah-ibu

CONTOH

Tidak saling menyalahkan bila target tidak tercapai


namun berusaha bersama mengejar dengan alternatif
cara yang lain
Terkait Stunting  ayah dan ibu
bersama mencari strategi untuk
mendorong anak makan makanan
sehat dan sesuai kebutuhan
POLA ASUH “AUTHORITATIVE “
• adanya tuntutan dari orangtua yang disertai dengan
komunikasi terbuka antara orangtua dan anak,
mengharapkan kematangan perilaku pada anak disertai
dengan adanya kehangatan dari orangtua

Anak yang memiliki pola asuh seperti ini tergolong


sebagai anak yang ceria, cenderung kompeten secara
sosial, enerjik, bersahabat dan memiliki keingintahuan
yang besar, dapat mengontrol diri, memiliki harga diri
yang tinggi serta memiliki prestasi yang tinggi.
https
://www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-pola-asuh-mengenal-pola-asuh.
html
PESAN PULANG
Sangat penting bagi Calon Pengantin / Orang tua untuk :
• Belajar tentang kesehatan dan pendidikan secara
umum
• Membuat kesepakatan pola asuh yang akan
diterapkan
• Membuat komitmen bersama bila terjadi masalah
• Selalu berusaha bersama memberikan yang terbaik
untuk pasangan dan keluarga
DUNIA ANAK ADALAH DUNIA BERMAIN ,
PAHAMILAH MANFAATNYA
Menurut Baumrind (1999) ada empat macam pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua yaitu:

1) Pola asuh demokratis
• Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini
bersikap rasional, selalu mendasari tindakannnya pada rasio atau pemikiran-
pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersifat realitas terhadap kemampuan anak,
tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe
ini juga memberikan kebebasan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2) Pola asuh otoriter


• Pola asuh otoriter cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Pola asuh ini juga cenderung
membatasi perilaku kasih sayang, sentuhan dan kelekatan emosi orang tua pada
anak sehingga antara orang tua dan anak seakan memiliki dinding pembatas yang
memisahkan si otoriter (orang tua) dengan si patuh (anak).
……..Baumrind (1999)

3) Pola asuh permisif


• Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat
longgar. Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup dari orang tua. Mereka cenderung tidak menegur atau
memperingatkan anaknya apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Orang tua seperti ini bisanya bersifat hanga
sehingga seringkali disukai anak.

4) Pola asuh penelantar


• Orang tua tipe ini biasanya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim untuk
anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka,
seperti bekerja dan juga kadang kala biayapun sangat dihemat untuk anak mereka.
Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik atau psikis pada ibu
yang depresi biasanya tidak mampu memberikan perhatian secara fisik maupun psiki
anaknya.
https://
www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-pola-asuh-mengenal-pola-asuh.h
ml
Menurut Maccoby & Martin menambahkan satu jenis pola
asuh lagi dengan pola asuh uninvolved:
1) Authoritative
• Dicirikan dengan adanya tuntutan dari orangtua yang disertai dengan komunikasi
terbuka antara orangtua dan anak, mengharapkan kematangan perilaku pada anak
disertai dengan adanya kehangatan dari orangtua.
2) Authoritarian
• Dicirikan dengan orangtua yang selalu menuntut anak tanpa memberi kesempatan
pada anak untuk mengemukakan pendapatnya, tanpa disertai dengan komunikasi
terbuka antara orangtua dan anak juga kehangatan dari orang tua.
3) Permissive
• Dicirikan dengan orangtua yang terlalu membebaskan anak dalam segala hal tanpa
adanya tuntutan ataupun kontrol, anak diperbolehkan untuk melakukan apa saja
yang diinginkannya.
4) Uninvolved
• Dicirikan dengan orang tua yang bersikap mengabaikan dan lebih mengutamakan
kebutuhan dan keinginan orangtua daripada kebutuhan dan keinginan anak, tidak
adanya tuntutan, larangan ataupun komunikasi terbuka antara orang tua dan anak.
https
://www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-pola-asuh-mengenal-pola-as
Stewart dan Koch (dalam Tarmudji, 2000) ada sepuluh prinsip
pengasuhan anak yang harus diperhatikan oleh orang tua,
yaitu:
• Perhatian
• Pengertian
• Ekspresi cinta
• Inklusi
• konfirmasi
• Peraturan dan batasan
• Beri contoh
• Berbagi power
• High expectation
• Pemberdayaan diri ortu
• Stimulasi pembelajaran, yaitu bagaimana orang tua melakukan kegiatan untuk
menstimulasi aspek kognitif, bahasa, motorik dan sosial emosional anak. Misal,
kegiatan yang paling sederhana tapi paling penting yaitu mengajak anak berbicara
dan bermain bersama anak.
• Kehangatan dan perhatian, yaitu bagaimana orang tua melakukan tindakan yang
menunjukkan kehangatan. Misal dengan memeluk atau menunjukkan perhatian
pada tingkah laku anak, merespon positif kegiatan yang dilakukan anak
• Penerimaan, yaitu bagaimana orang tua melakukan berbagai perilaku yang
menunjukkan penerimaan pada beragam kondisi anak. Misal saat anak menangis,
orang tua tetap memberikan respon yang sabar dan penuh kasih
• Pengalaman, yaitu bagaimana orang tua memfasilitasi anak untuk mendapatkan
beragam pengalaman. Misal dengan mengajak anak berinteraksi di luar interaksi
sehari hari (kunjungan ke rumah saudara, tetangga, dll), bermain diluar rumah, dll.
• Keterlibatan, yaitu bagaimana orang tua melibatkan anak dalam kegiatan sehari
hari di rumah. Misal memastikan orang tua tahu tahapan perkembangan yang
harus dicapai anak, setiap saat tahu apa yang sedang dilakukan anak, tahu beragam
mainan yang dimiliki anak dan manfaatnya, dll.
Slide Title

Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3

Anda mungkin juga menyukai