Anda di halaman 1dari 4

Gangguan kepribadian emosi tak stabil ( borderline personality disorder )

Jawab :

Definisi

Pasien dengan gangguan kepribadian emosional tak stabil berdiri pada batas
antara neurosis dan psikosis serta ditandai dengan afek, mood, perilaku, hubungan
objek, dan citra diri yang sangat tidak stabil. Gangguan ini juga disebut sebagai
skizofrenia ambulatorik, seperti keprbadian (suatu istilah yang diajukan oleh Helene
Deutsch), skizofrenia pseudoneurotik (digambarkan oleh paul Hoch dan Philip
Politan), dan gangguan ciri psikotik (digambarkan oleh John Frosch). Indvidu dengan
kepribadian ini memperlihatkan sifat yang lain dari perilakunya sehari-hari yaitu
ledakan-ledakan amarah dan agresivitas terhadap stress yang kecil saja tanpa
mempertimbangkan akibatnya. Segera sesudahnya ia menyesal atas kejadian itu,
tetapi hanya sebentar. Pada waktu kejadian itu ia tidak dapat menguasai dirinya,
sebab mungkin karena ledakan afetif terjadi disorganisasi pada persepsi, penilaian
dan pemikirannya. Emosinya sangat tidak stabil. Salah satu ciri gangguan ambang
kepribadian adalah perilaku impulsif dan agresif.

Manifestasi klinis

Ciri-ciri utama gangguan ini adalah impulsivitas dan ketidakstabilan dalam


hubungan dengan orang lain dan memiliki mood yang selalu signifikan dan aneh dalam
kurun waktu yang singkat. Individu yang mengalami gangguan borderline memiliki
karakter argumentatif, mudah tersinggung, sarkastik, cepat menyerang, dan secara
keseluruhan sangat sulit untuk hidup bersama mereka. Perilaku mereka yang tidak
dapat diprediksi dan impulsif, boros, aktivitas seksual yang tidak pandang bulu,
penyalahgunaan zat, dan makan berlebihan, berpotensi merusak diri sendiri. Mereka
tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki rasa takut diabaikan, dan menuntut
perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi dan perasaan hampa yang kronis,
mereka sering kali mencoba bunuh diri.

Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan


miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan suasana hati
dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan kemarahan
pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan
tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih sangat kuat,
hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika harapan mereka
tidak terpenuhi. Gejala Borderline Personality Disorder :

 Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri.


 Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang
berlangsung selama beberapa jam.
 Perilaku impulsif.
 Penyalahgunaan obat atau alkohol.
 Perasaan rendah harga diri.
 Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar.

Kriteria diagnosis

Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan kepribadian emosional tak stabil


dapat dibuat pada masa dewasa awal ketika pasen menunjukkan sedikitnya lima dari
kriteria yang tersusun pada kriteria diagnostik DSM-IV-TR. Pola pervasif
ketidakstabilan hubungan interpersonal, cita diri, dan afek, serta impulsivitas yang
nyata, yang dimulai saat masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) hal berikut :

 Upaya “gila” untuk menghindari pengabaian khayalan ataupun sebenarnya.


Catatan : tidak mencakup perilaku bunuh diri atau mutilasi diriyang dimaksud
di dalam kriteria 5.
 Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan intens ditandai dengan
perubahan antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem.
 Gangguan identitas : citra diri atau rasa diri yang secara menetap dan nyata
tidak stabil.
 Impulsivitas pada sedikitnya dua area yang berpotensi merusak diri (cth.,
berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, menyetir dengan ceroboh, makan
berlebih-lebihan.). catatan : tidak mencakup perilaku bunuh diri atau mutilasi
diri yang dimaksud di dalam kriteria 5.
 Perilaku, sikap, atau ancaman bubuh diri berulang atau perilaku mutilasi diri.
 Ketidakstabilan afektif akibat reaktivitas mood yang nyata (cth., disforia
episodik yang intens, iritabilitas, atau ansietas biasanya berlangsung beberapa
jam dan jarang lebih dari beberapa hari).
 Perasaan kosong yang kronis.
 Kemarahan intens yang tidak sesuai atau kesulitan untuk mengendalikan
kemarahan (cth., sering menunjukkan kemarahan, terus menerus marah,
perkelahian fisik berulang)
 Gagasan paranoid terkait stress yang terjadi sementara atau gejala disosiatif
berat.

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III

 Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif


tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidakstabilan
emosional
 Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri
Referensi

Sadock BJ, Sadock VA. Gangguan Kepribadian. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10. New York: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.

Maslim R. Gangguan Kepribadian Emosional tak stabil. Buku saku diagnosis


gangguan jiwa dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian ilmu kedokteran jiwa
FK-Unika Atmajaya; 2013.

Anda mungkin juga menyukai