N BAHAN
PANGAN
KELOMPOK II
YASJUDANI
AYU ANDARI
ARMANSYAH ABDULLAH
A. ISMA NURSYAMSU
HUSNIAR
Jenis Kontaminan
Jenis Kontaminan
Chlorinated phenols
Chlorination products
Dioxin
Organofosfat (pestisida)
Karbamat (insektisida)
Piretiroid (insektisida)
Herbisida
Organologam
Kontaminan Kimiawi
Kontaminan Lingkungan
Kontaminan Proses
Residu Antibiotika
Kontaminan
Lingkungan
Bersifat ubiquiter
Logam berat
POPs (persistent organic
pollutants): residu pertisida,
PCB, Dioksin
Dari lingkungan memasuki
rantai makanan
Kontaminan Proses
Terjadi selama proses pengolahan
Akrilamida
3-MCPD
PAH
Nitrosoamin
Residu Antibiotika
Residu antibiotika yang
digunakan pada ternak
Feed Additve
Pengobatan
Logam Berat
Pencemaran lingkungan oleh logam berat, terutama Hg, Pb,
Cd
Hg dan persenyawaannya: peralatan lab., pertambangan
emas, industri, dilingkungan tereduksi menjadi metil
merkuri, terakumulasi pada ikan dan produk-produk laut
Pb terdeteksi pada produk pertanian
Cd bisa berasal dari industri maupun alam, pada kondisi
geografis tertentu
Keracunan Akut jarang terjadi
Membentuk kompleks dengan gugus tiol endogen (enzim
protein)
Eliminasi dari tubuh sulit
Sumber Kontaminan
Bahan Baku Mentah
Peralatan/mesin yang berkontak langsung
dengan makanan
Peralatan untuk sterilisasi
Air untuk pengolahan makanan
Air pendingin kaleng
Peralatan/mesin yang menangani produk
akhir
Karakteristik Toksik
Arsen
Arsen merupakan salah satu elemen yang
paling toksik dan merupakan racun
akumulatif. Arsen anorganik bersifat lebih
toksik dibandingkan arsen organik.
Kadmium
Dalam kondisi asam lemah, kadmium akan
mudah terabsorpsi ke dalam tubuh.
Sebanyak 5% kadmium diserap melalui
saluran pencernaan, dan terakumulasi
dalam hati dan ginjal. Kadmium dan
senyawanya
bersifat
karsinogen
dan
bersifat racun kumulatif. Selain saluran
pencernaan dan paru-paru, organ yang
paling parah akibat mencerna kadmium
adalah ginjal.
Merkuri
Merkuri merupakan salah satu logam berat
yang berbahaya dan dapat terjadi secara
alamiah di lingkungan, sebagai hasil dari
perombakan mineral di alam melalui
proses cuaca/iklim, dari angin dan air.
Senyawa merkuri dapat ditemukan di
udara, tanah dan air dekat tempat-tempat
kotor dan berbahaya. Merkuri dapat
berikatan dengan senyawa lain seperti
klorin, sulfur atau oksigen membentuk
senyawa atau garam merkuri anorganik.
Menghirup
merkuri
organik
dapat
mempengaruhi otak dan fungsi lainnya,
dan akan menyebabkan bermacam-macam
gejala
seperti
mudah
marah,
suka
gemetar, kehilangan sensasi, kesulitan
daya ingat, otak yang tidak terorganisir,
dan lain-lain. Apabila kontak dengan kulit,
dapat menyebabkan alergi dan reaksi yang
terjadi tergantung daya tahan tubuh
seseorang.
Timah
Pada
makanan
yang
tidak
diolah
kandungannya
amat
sangat
rendah.
Ditemukan pada produk makanan kaleng
(buah dan sayur, ikan herring), pasta gigi,
timah logam ditemukan pada debu atau
asap polusi industri. Makanan berlemak
lebih mudah menyerap timah.
Konsumsi
timah
dalam
pangan
yang
berlebihan dapat menyebabkan iritasi
saluran pencernaan yang ditandai dengan
gejala muntah, diare, kelelahan dan sakit
kepala.
Pada
dosis
akut
dapat
menyebabkan
anoreksia,
ataxia
dan
kelemahan otot, serta pembengkakan usus
halus hingga kematian. Konsentrasi timah
antara 150 g/g - 250 g/g di dalam
makanan kalengan dapat mengakibatkan
perlukaan lambung secara akut
Timbal
Di dalam tubuh, timbal diperlakukan seperti
halnya
Kalsium.
Tempat
penyerapan
pertama adalah plasma dan membran
jaringan lunak. Selanjutnya didistribusikan
ke
bagian-bagian
dimana
Kalsium
memegang peranan penting seperti gigi
pada anak-anak dan tulang pada semua
umur
POPs
Umumnya senyawa organik terhalogenasi,
terutama klor
Dioksin: 2,3,7,8-TCDD yang paling toksik
PCB: Dioxin like PCB
Penggunaan konsep TEF (Toxicity
Equivalency Factor) atau TEQ (Toxicity
Equivalent)
Merkuri
1. Merkuri dapat mengikat dan memblocking
SH dalam sistem enzim
Akrilamid
2-propenamide
Dimetabolisme oleh sitokrom P450 menjadi
glisidamid
Glisidamid 100-1000 kali lebih reaktif terhadap
DNA dibandingkan akrilamid (Friedman, 2003)
cytochrom P450
NH2
O
NH2
HO
+H C
2
NH2
primer
O
NH2
glisidamid
HO
C
H+
sekunder
NH 2
Benzo[a]piren
Mengalami metabolisme oleh sitokrom
P450 dan epoxide hydrolase membentuk
benzo[a]pyrene-7,8-dihydrodiol-9,10epoxide
Memiliki 2 struktur enantiomer dengan
sifat karsinogenisitas yang berbeda, yaitu
(+)-(7R,8S)-dihydroxy-(9S,10R)-epoxy7,8,9,10-tetrahydrobenzo[a]pyrene ((+)BPED-2) dan (-)-7S,8R-dihydroxy-9R,10Sepoxy-7,8,9,10-tetrahydrobenzo[a]pyrene
(-)-BPDE-2))
(+)-BPED memiliki potensi karsinogenik
5-6 kali (-)-BPED
Pembentukan BPED
(-)-BaP-7,8-dioxide
(-)-BaP-7,8-dihydrodiol
(+)-BPED
HO
O
HO
HO
OH
OH
Cytochrom P450
OH
Benzo[a]pyrene
HO
O
OH
(+)-BaP-7,8-dioxide
(+)-BaP-7,8-dihydrodiol
(-)-BPED
CH 2+
- Cl
Cl
primer
Cl
Cl
DCP
- Cl
C
H+
sekunder
Cl
MCPD
3-chloro-1,2-propanediol
Merupakan kontaminan pada produk
Hydrolyzed Vegetable Protein (HPV)
Tidak diketahui struktur metabolit MCPD
yang lebih bersifat karsinogenik
dibandingkan MCPD
Membentuk karbokation yang dapat
bereaksi dengan DNA
OH
OH
-Cl
OH
+H C
2
OH
Perhitungan
Di mana:
TEQ = Toxic equivalent
PCDDi = Polychlorinated dibenzo-p-dioxins
(PCDD)
TEF = Toxicity Equivalency Factor
PCDF = Polychlorinated dibenzofurans
PCB = polychlorinated biphenyls
dan Elektrofilisitas
Muatan Elektrostatik
Atom
Kajian Stabilitas Ikatan
DNA-Karsinogen
1. Kajian Halangan
Sterik
Menggunakan struktur karbokation dari
glisidamid, (+)-BPED,(-)-BPED, DCP dan
MCPD
Parameter perhitungan
Surface area
Molar refractivity
2. Kemudahan
Ionisasi
Parameter perhitungan:
energi potensial
Menunjukkan stabilitas
adduct yang terbentuk
Adduct yang stabil mudah
terbentuk
6. Kajian lipofilisitas
Parameter pengujian:
Log P (log. Perbandingan
aktivitas suatu senyawa
dalam campuran noktanol air)