Anda di halaman 1dari 65

Analisa Tabir surya

dan nilai SPF


Radiasi Ultraviolet

•Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang dipancarkan oleh matahari yang dapat mencapai permukaan bumi
selain cahaya tampak dan sinar inframerah.
•Sinar UV berada pada kisaran panjang gelombang 200-400 nm.
•Spektrum UV terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan panjang gelombang
•UV C (200-290),
•UV B (290-320),
•UV A (320-400).
•Energi dari radiasi sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi dapat memberikan tanda dan
simptom terbakarnya kulit.
• Diantaranya adalah kemerahan pada kulit (eritema), rasa sakit, kulit melepuh dan terjadinya
pengelupasan kulit. UV B yang memiliki panjang gelombang 290- 320 nm lebih efektif dalam menyebabkan
kerusakan kulit dibandingkan dengan UV A yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang 320-400
nm
SINAR UV A

• UV A (320-400).
• UV A terbagi lagi menjadi dua subbagian yaitu UV A2 (320-340) dan UV A1 (340- 400).

• 95% dari sinar UV yang mencapai bumi adalah sinar UV A.


• Sinar ini dianggap sebagai sinar UV yang paling kuat dan mampu menembus awan serta kaca.
• Sinar UV A juga dapat menyerap lebih dalam bila dibandingkan dengan sinar UV B.
• Bila sinar UV B hanya mencapai bagian atas lapisan epidermis, sinar UV A menyerap melewati lapisan epidermis
hingga ke lapisan dermis.
• Bila kulit terpapar sinar matahari terlalu lama, UV A mampu menembus lapisan kulit lebih dalam dan
menyebabkan penuaan kulit.
• Beberapa tanda yang muncul, yakni keriput dan noda hitam bahkan bisa menyebabkan kanker.
Sinar Uv B
• Pembentukan vitamin D, bila terlalu lama terpapar sinar UV B akan
memberikan banyak dampak negatif bagi kulit, seperti kulit merah, perih,
terasa terbakar, hingga merusak melanin, sehingga membuat kulit
cenderung lebih gelap
Sinar UV C
• paling berbahaya bersifat karsinogenik yang memiliki energi
terbesar
• tidak dapat mencapai permukaan bumi karena mengalami
penyerapan di lapisan ozon
Kulit

• Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia.
• Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.
• Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan.
• Kulit pada manusia mempunyai peranan yang penting, selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain, yaitu estetika, ras, indikator
sistemik, dan sarana komunikasi non-verbal antara individu satu dengan yang lainnya.
• Fungsi utama kulit adalah proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh,
pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinasi.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :

1. Lapisan epidermis,
terdiri atas : stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum (lapisan keratohialin),
stratum spinosum (stratum malphigi), dan stratum basal.
2. Lapisan dermis, adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Secara garis
besar lapisan dermis dibagi menjadi dua, yaitu pars papilare dan pars retikulare .
3. Lapisan subkutis, jaringan subkutis merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis.

Batas antara jaringan subkutis dan dermis tidak tegas.


Ujung- ujung saraf tepi, pembuluh darah.
Lapisan subkutis terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
Lapisan sel-sel lemak berfungsi sebagai cadangan makanan.
Di lapisan ini terdapat ujung- ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
Senyawa tabir surya
• Senyawa Tabir surya merupakan zat yang mengandung bahan pelindung kulit terhadap
sinar matahari sehingga sinar UV tidak dapat memasuki kulit (mencegah gangguan
kulit karena radiasi sinar).
• Tabir surya didefinisikan sebagai senyawa yang secara fisik atau kimia dapat digunakan
untuk menyerap sinar matahari secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV
sehingga dapat mencegah gangguan pada kulit akibat pancaran langsung sinar UV.
• Bahan tabir surya menurut perka BPOM no 23 th 2019;bahan yang digunakan dalam
tabir surya untuk melindungi kulit dari efek yang merugikan disebabkan oleh radiasi
sinar uv.
• Tabir surya dapat melindungi kulit dengan cara menyebarkan sinar matahari atau
menyerap energi radiasi matahari yang mengenai kulit, sehingga energi radiasi tersebut
• Besarnya radiasi yang mengenai kulit bergantung pada jarak suatu tempat dengan
khatulistiwa, kelembaban udara, musim, ketinggian tempat, dan jam waktu setempat.
• Secara alami, kulit berusaha melindungi dirinya beserta organ di bawahnya dari bahaya
sinar UV, yaitu dengan membentuk butir-butir pigmen (melanin) yang akan
memantulkan kembali sinar matahari. Jika kulit terpapar sinar matahari, maka akan
timbul dua tipe reaksi melanin, seperti penambahan melanin secara cepat ke permukaan
kulit dan pembentukan tambahan melanin baru.
• Jika terjadi pembentukan tambahan melanin secara berlebihan dan terus-menerus,
maka akan terbentuk noda hitam pada kulit.
Peringatan yang harus dicantumkan pada
penandaan kosmetika tabir surya:

• perkaBPOM no 23 th 2019: Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari,


meskipun menggunakan kosmetika tabir surya atau kalimat yang bermakna
sama
Hal- hal yang diperlukan dalam tabir surya adalah
•efektif dalam menyerap sinar eritmogenik pada rentang panjang gelombang 290-320 nm tanpa
menimbulkan gangguan yang akan mengurangi efisiensinya atau yang akan menimbulkan toksik atau
iritasi.
•Memberikan transmisi penuh pada rentang panjang gelombang 300-400 nm untuk memberikan efek
terhadap tanning maksimum.
•Tidak mudah menguap dan resisten terhadap air dan keringat.
•Memiliki sifat-sifat mudah larut yang sesuai untuk memberikan formulasi kosmetik yang sesuai.
•Tidak berbau dan memiliki sifat-sifat fisik yang memuaskan, misalnya daya lengketnya, dan lain-
lain.
•Tidak menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitisas.
•Dapat mempertahankan daya proteksinya selama beberapa jam.
•Stabil dalam penggunaan.
•Tidak menimbulkan noda pakaian.
•Sebagai kosmetik, tabir surya sering digunakan dalam penggunaan harian pada daerah permukaan
tubuh yang luas. Selain itu, tabir surya juga dapat digunakan pada bagian kulit yang telah rusak karena
matahari.
Bentuk preparate tabir surya:

• preparate anhydrous
• emulsi o/w, semi greasy dual emulsion dan w/o
• preparate tanpa lemak (greaseless preparation)
Sediaan “sunscreen” 
• adalah sediaan kosmetika yang digunakan pada permukaan kulit untuk menahan pengaruh buruk dari
sinar matahari dan pengaruh luar lainnya. 
• Mula-mula sediaan ini dikenal di Amerika pada tahun 1928,merupakan sediaan kosmetika yang luas
penggunaannya karena selain sebagai pelindung kulit terhadap panas dan dapat digunakan untuk semua
umur.
• Terjadinya kerusakan pada kulit dapat disebabkan oleh adanya penyerapan energi radiasi sinar matahari
oleh kulit.
• Kerusakan kulit ini disebut eritemia dengan tanda-tanda kulit berwarna kemerah-merahan, melepuh, sakit
kalau sudah pecah dan dapat mengandung nanah.
• Sinar matahari adalah merupakan sinar monokromatis dengan λ Yang berbeda dan sinar matahari yang
berpengaruh buruk adalah sinar monokromatis dengan λ 280-390.
• Eritema dapat timbul tergantung pada lamanya penyinaran, kekuatan cahaya matahari,
kepekaan seseorang dan energi radiasi sinar matahari. 
• Bila sinar matahari itu tidak begitu lama pada kulit, maka akan mempunyai efek baik
yaitu akan merangsang peredaran darah serta dapat 
menghasilkan vitamin D serta pro vitamin D pada epidermis kulit.
• Zat-zat yang dapat bersifat sebagai “screening agent” adalah zat-zat yang dapat
menyerap cahaya matahari dengan panjang gelombang 280-320.
• Zat-zat tersebut harus mempunyai bau yang enak dan dalam konsentrasi yang digunakan
tidak boleh memberi warna pada kulit.
Bahan yang menimbulkan dan mempercepat
proses penggelapan kulit (tanning)

• Dioxy acetone dan 8 methoxy psoralen biasa digunakan 2 jam sblm


berjemur.
• Fungsi: mempercepat pembentukan pigmen melanin di permukaan kulit
• Mengabsorbsi radiasi sinar UV B 85% pada lamda 290-320nm
• Meneruskan sinar UV A pada lambda lbh 320nm menyebabkan sedikit
warna coklat sementara pada kulit
Bahan yang menyerap UV B tetapi meneruskan
UV A ke dalam kulit

• PABA dan derivatnya,derivate Cinnamate, Anthranilates, Benzophenon, Digalloyl


trioleate, petrolatum veteriner merah.
• Bahan aktif bersifat photosensitizer: jika terkena sinar matahari terik dapat menimbulkan
berbagai reaksi negative pada kulit spt photoallergy, phototoxic disamping pencoklatan
kulit (tanning)
• Bahan pencegah efek terbakar sinar matahari ( sunburn): sunscreen yang
mengabsorbsi radiasi sinar UV B 95% atau lebih pada Panjang gelombang 290-
329nm
Polimer bahan tabir surya
• Bobot molekul relatif rendah
• Cepat menghilang dari kulit apabila kontak dengan air
• Perlu formulasi agar aplikasi tidak larut dalam air tapi larut dalam alkali
Polimer yang digunakan untuk mengabsorpsi UV harus cocok dengan
pembawa. Polimer tersebut dihasilkan dari setidaknya 2 komonomer
penting:

• Senyawa etilen tidak jenuh mampu menyerap radiasi Uv dari kisaran erythemogenic
• Radiasi yang diteruskan menghasilkan suntan
• Contoh:akrilat tersubstitusi tertentu, metakrilat , benzoate, beberapa eter, 2,4
dihydroxybenzophenon, 2,2,4 trihydroxybenzophenon, eter derivate benzotriazone
• Suatu komonomer asam ditetapkan sebagai asam karboksilat tdk jenuh etilenik yang
mengandung sedikitnya satu gugus karboksil bebas
• Misal: asam akrilat, asam metakrilat, asam itakonat asam krotonat
Bahan tabir surya dengan kadar maksimum yg diijinkan
perka BPOM no 23 th 2019 lampiran IV
• Ethylhexy salisilat 5%
• Homosalate 10%
• Benzophenon 5% sbg asam
• Isoamyl p-methoxycinnamate 10%
• Octylmethoxycinnamate 10%
• Methyl antranilate 5%
• Etylhexyl triazone 5%
• Oxybenzone 6%
• Titanium dioksida 25%
• Zinc okside 25%
Sinar matahari jika mengenai kulit
Berdasarkan mekanisme cara kerjanya “screening
agent” dapat dibagi menjadi :
1.Bekerja secara fisika, (sun block)
• zat-zat tersebut dapat memantulkan kembali sinar ultraviolet dari sinar matahari,
sehingga tidak terserap kulit.
• Membuat lapisan pd bagian permukaan kulit utk menghalangi sinar uv biasanya uv B
• Sebagai contoh adalah TiO2, ZnO, CaCO3, MgO, kaolin dan talk2.
• ZnO; memecah panas dan energi yg dilepaskan oleh sinar uv, menghalangi
radiasi sebelum mencapai kulit.
• Mempunyai kandungan sebagai antiiritan.
• Dapat melindungi kulit yang sensitive

• TiO: kemampuan reflektif dan stabil tidak mudah terurai di bawah sinar
matahari
Mekanisme lanjutan
2.Bekerja secara kimia, (sun screen);zat-zat tersebut dapat menyerap radikal-
radikal bebas dari sinar ultraviolet pada panjang gelombang 280-320. mengubahnya
menjadi panas
• Menyaring sinar Uv dari dalam , biasanya sinar uv A
• Contoh: Benzophenon, salicylates,avobenzone , amino benzoate, octisalat
Faktor-faktor yang sangat menentukan Kerja dari Sunscreen adalah :

• Tebal lapisan antara 0,001-0,03 mm, tergantung pada cara penggunaan dan suhu pada waktu dipakai.
• Adanya kapasitas absorpsi yang dapat hilang disebabkan karena adanya modifikasi kimia karena sinar
matahari.
• Setelah penguapan dari pelarut mungkin “screening agent” akan mengkristal dan akan menyebabkan
sediaan “sunscreen” menjadi tidak aktif lagi. Adanya perubahan jenis emulsi pada kulit hingga
menyebabkan kerja dari sediaan berkurang.
• Terjadinya penguapan dari pelarut yang menyebabkan lapisan menjadi keras dan retak-retak.
• Campurannya dengan sekresi kulit akan menyebabkan perubahan konsentrasi zat berkhasiat.
Penggolongan Screening Agent menurut Klarmant :
• 1.Asam p-amino benzoat dan turunan-turunannya seperti etil, isobutil, ester-ester gliseril, dari asam p-dimetilaminobenzoat.
• 2.Antranilat-antranilat seperti orto amino benzoat, metil, fenil, feniletil, trifenil,linalil danester-ester dari siklohaksenil.
• 3.Salisilat-salisilat, seperti amil, fenil, benzil, metil, gliseril, dan propilen glikol.
• 4.Turunan-turunan asam sinamat, seperti metil, ester-ester, benzil, fenil, butilsinamoil piruvat.
• 5.turunan asam dihidroksi sinamat, seperti metil eskuletin, eskuletin, dansebagainya.
• 6.Hidrokarbon-hidrokarbon.
• 7.Diobenzal aseton, benzal asetofenon
• 8.Garam-garam Na dari Naftosulfonat.
• 9.Asam-asam dihidroksi nafteat.
• 10.turunan kumarin sepeti 7-metil, 3-fenil.
• 11.Azol-azol, seperti metil naftoxazol, 2-asetinalazol, dan sebagainya
• 12.Garam-garam kinin seperti bisulfat, klorida, olet, tanat, dan sebagainya.
• 13.Asam tanat dan turunan-turunannya
Formula Umum Sediaan Sunscreen :Hampir semua sediaan
“sunscreen” mengandung zat-zat sebagai berikut :
• 1.Screening Agent
• merupakan zat berkhasiat yang harus terdapat dalam sediaan “sunscreen”. 
• Sebagai contoh adalah oktabenon, dioksi benzon,meksaon, etil p-
amino benzoat, homometil salisilat, oleum ricini,benzalaseton, benzalesefenon, escalol 5
06, escalol 106, solprotex,dipropilenglikol salisilat, etoksi etil p metoksi sinamat, sumaro
me, isobutilsalisilat sinamat, minyak silikon yang teresterifikasi dengan asam salisilat
Screening Agent

PABA merupakan singkatan dari Para Amino Benzonic Acid yang kandungannya sering kali digunakan
sebagai bahan campuran untuk kosmetik atau sunscreen.
• Kandungan PABA pada produk sunscreen yang berlebihan akan membuat kulit lebih banyak menyerap
sinar ultraviolet, sehingga dapat menyebabkan penggelapan kulit.
Homosalate.
• Zat ini dikenal baik untuk mempermudah proses penyerapan sunscreen ke kulit.
• zat ini sudah terserap sekali saja ke kulit, zat-zat homosalate yang ada di dalam tubuh akan
terakumulasi lebih cepat.
• Hal ini bisa menyebabkan zat berubah menjadi racun yang membahayakan tubuh dan merusak hormon.
Oxybenzone merupakan bahan kimia yang dapat menyerap UV B.
• bahan aktif yang paling banyak ditemukan dalam chemical sunscreen.
• saat terpapar sinar matahari, bahan kimia ini akan mengalami reaksi kimia.
• Kalau terserap kulit, bahan ini akan menimbulkan alergi kulit yang dapat menyebar dan akan
berlanjut meski sudah tak terkena sinar matahari lagi.
• dapat memproduksi radikal bebas yang dapat membahayakan kesehatan kulit.
Octinoxate pada produk sunscreen sangat sering kali ditemukan di pasaran.
• Bahan ini sering digunakan dalam campuran sunscreen karena mampu menyerap sinar
UVB.
• Meski reaksi alergi dari octinoxate jarang sekali terjadi, namun pada penggunaan bahan
ini dapat menyebabkan endocrine disruptors yang berujung pada gangguan kehamilan
atau bahkan dapat menyebabkan kanker.
• Karena menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan tubuh, pada penggunaan
bahan kimia ini sangat tidak disarankan untuk anak-anak dan perempuan yang sedang
hamil.
Retinyl Palmitate merupakan sebuah zat antioksidan yang juga termasuk ke dalam
vitamin A.
• Ini sama halnya dengan kandungan vitamin A pada makanan, pada produk sunscreen,
kandungan ini digunakan untuk meningkatkan perlindungan terhadap sinar UV yang
bisa menyebabkan penuaan dini.
• pada bentuk vitamin A seperti retinol yang terkandung dalam produk ber-SPF apabila
kandungan ini terpapar sinar matahari, menyebabkan senyawa retinol berisiko pecah dan
memproduksi radikal bebas yang bisa meracuni sel, merusak DNA, dan menyebabkan
kanker.
• avobenzone, oxybenzone, octocrylene, dan ecamsule.
• Para peneliti menemukan bahwa keempat senyawa tersebut ternyata diserap oleh kulit
menuju aliran darah pada jumlah yang cukup besar, yaitu 0,5 nanogram per mililiter. 
•  2. Zat pembawa atau Basic
• ,merupakan bagian yang sangat menentukan bekerja atau tidaknya sediaan tersebut,
•  karena jenis zat pembawa ini menentukan sifat lekat dan tebal lapisan yang terbentuk. 

Sebagai zat pembawa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


• a.Bila dioleskan pada kulit akan membentuk lapisan yang tipis, rata dan kuat,dan tahan terhadap air
maupun gosokan.
• b.Bila dioleskan pada kulit juga memberikan rasa halus dan nyaman.
Zat pembawa dalam sediaan “sunscreen” adalah
• a)Bentonit, sifatnya dapat membentuk gel bila dicampur dengan air, geltersebut cukup stabil dan
mudah tersebar dengan rata dan luas bila dioleskan. Lapisan yang terbentuk tipis dan mudah kering.
• b)Metil selulosa, juga dapat membentuk lapisan yang tipis, tetapi pada umumnya tidak tersatukan dengan
“screening agent”
• c)Polivinil alkohol, dengan air juga akan membentuk lapisan tipis, yang mudah kering dan liat (elastisitas). Tetapi
lapisan ini tidak tahan terhadap air dan keringat, jadi penggunaannya harus dicampur dengan lemak terlebih
dahulu supaya terbentuk lapisan tipis yang tidak tahan terhadap air dan keringat serta tidak akan menggulung.
• d)Vinil resin (Vinyllite), dalam aseton akan membentuk lapisan yang tipis dan sangat liat, serta sangat lekat. Sifat
lainnya, tidak larut dalam air dan pada umumnya tidak tersatukan dengan “screening agent”
• e)Etil selulosa (ethocel), larutannya dalam alkohol akan membentuk lapisan tipis, melekat pada kulit dan sukar
dicuci dengan air tetapi tercuci dengan alkohol
3.Zat tambahan
• kadang-kadang zat-zat ini sangat diperlukan karena dapat untuk mencegah terjadinya infeksi.
• Zat-zat yang sering ditambahkan ke dalam sediaan “sunscreen” adalah
beberapa antibiotika, antihistaminika dan antiseptika
4.Parfum
• digunakan sesuai dengan pemakaiannya, seperti untuk para atlet digunakan parfum yang
berbau segar misalnya oleum lavandule, oleum citri dsb.
• Untuk keperluan berjemur dipantai digunakan parfum yang lebih berat.
• Parfum yang berasa manis hingga dapat menarik lalat atau semut harus dihindarkan
Sediaan SUNTAN

• adalah sediaan kosmetika yang dapat membuat warna kulit 


menjadi coklat dalam waktu singkat tanpa terjadinya eritema (luka melepuh).
• Pada umumnya sediaan ini digunakan oleh orang kulit putih atau penderita vitiligo.
• Formulanya biasanya terdiri dari zat warna larut dalam minyak
 atau larut dalam zat-zat tak berlemak. 
• Tidak digunakan zat warna yang larut dalam air karena warna akan hilang apabila kena air keringat
dan kelembaban.
• dalam perdagangan sering dijumpai dalam bentuk krim, cair, minyak, gel, larutan hidroalkohol,
batang, aerosol dan aerosol foam
SPF (“sun protection factor”)
• Efektifitas dari suatu sediaan tabir surya dapat ditunjukkan salah satunya adalah
dengan nilai sun protection factor (SPF), yang didefinisikan sebagai jumlah energi
UV yang dibutuhkan untuk mencapai Minimal Erythema Dose (MED) pada kulit
yang dilindungi oleh suatu tabir surya, dibagi dengan jumlah energi UV yang
dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit yang tidak diberikan perlindungan.
• MED didefinisikan sebagai jangka waktu terendah atau dosis radiasi sinar UV yang
dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya erythema. Atau keadaan kulit di bawah
sinar matahari ( tanpa tabir surya) sebelum mengalami tanda-tanda kemerahan.
• Pertahanan alami kulit tubuh saat terkena matahari adalah pembentukan melanin
sehingga terjadi pencoklatan
• Maka kulit tidak langsung terkena luka bakar saat 10-75 menit pertama di terik
matahari
SPF

• Fungsi untuk mengukur seberapa banyak UV dapat melewati pelindung.


• Semakin tinggi angkanya, semakin rendah UV yang dapat melewati pelindung itu.
• SPF 30 memungkinkan satu per tigapuluh atau 3,3% dari UV dapat mencapai kulit.
• Sediaan kosmetik tersebut dapat menyaring hingga 96,7% UV.
• SPF 50, dapat menyaring 98% UV (dan membiarkan satu per limapuluh atau 2% dari UV
melewati pelindung).
• Perbedaan antara SPF 30 dan SPF 50 sepertinya besar (selisih 20 angka),
• hanya berbeda 1,3%.
• Jika kulit kita dapat bertahan selama 10 menit tanpa perlindungan hingga muncul
tanda-tanda terbakar, maka dengan tabir surya SPF 30 tingkat kemunculan itu akan
muncul 30 kali lebih lama, atau total hingga 300 menit.
• SPF 15 dapat melindungi hingga 150 menit,
• sedangkan SPF 50, 500 menit.
• SPF (Sun Protection Factor) sendiri menunjukkan tingkat perlindungan
terhadap UV B yang mampu menggelapkan kulit atau membuat kulit
menjadi merah.
• Sementara PA (Protection Grade of UV A) lebih kepada tingkat perlindungan
terhadap UV A  yang menyebabkan penuaan kulit.
Pengukuran nilai SPF
• suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan secara in vitro.
• Metode pengukuran nilai SPF secara in vitro secara umum terbagi dalam
dua tipe.
• Tipe pertama adalah dengan cara mengukur serapan atau transmisi radiasi
UV melalui lapisan produk tabir surya pada plat kuarsa atau biomembran.
• Tipe yang kedua adalah dengan menentukan karakteristik serapan tabir
surya menggunakan analisis secara spektrofotometri larutan hasil
pengenceran dari tabir surya yang diuji
Pengukuran nilai SPF
• Sampel diukur serapannya dengan spectrophotometer UV-Vis tiap 5 nm pada rentang panjang
gelombang dari 290 nm sampai 320 nm dan
• dilakukan tiga kali penentuan tiap poinnya, diikuti dengan aplikasi persamaan Mansur.
• Dimana, CF adalah faktor koreksi bernilai 10, EE (λ) adalah efek eritmogenik radiasi pada
panjang gelombang λ dan Abs (λ) adalah nilai absorbansi spektrofotometrik
• pada panjang gelombang λ. Nilai EE (λ)×I (λ) konstan.
• Nilai absorbansi yang didapatkan Abs (λ) dikalikan dengan masing-masing nilai EE (λ)×I (λ)
• Kemudian dihitung hasil penjumlahannya dan dikalikan dengan faktor koreksi (10).
Rumus metode Mansur
Nilai EE x I adalah konstan
Pengukuran % Transmisi eritema (%Te) dan
Transmisi pigmentasi (%Tp)
• Sampel ditimbang dilarutkan larutan yg diperoleh disaring dan diendapkan dg
sentrifuge
• Larutan diukur dengan spektrofotometri pada lambda 292,5-317,5 nm (%Te)
• Lamda 322,5-372,5nm (%Tp)
• Dengan interval 5nm
Penentuan % Te
• Nilai Transmisi eritema adalah T Fe. Perhitungan nilai Transmisi eritema tiap panjang gelombang
(panjang gelombang 292,5 – 317,5 nm).
Analisis TiO2
• Analisis Kualitatif Pada 500 mg asam sulfat dan dipanaskan perlahan. Setelah uap
sulfur trioksida muncul ,
  lanjutkan pemanasan selama 1 menit. 
• Dinginkan suspensi,cairkan dengan air sampai 100 ml lalu disaring . Pada 5 ml filtrat
bersih tambahkan beberapa tetes hidrogen peroksida
• Maka akan muncul warna merah/ orange
talkum
• campur 500 mg dengan lebih kurang 200 mg natrium karbonat anhidrat p. pindahkan ked alam krus platina atau
krus nikel.
• Panaskan hingga melebur sempurna, dinginkan, pindahkan ke dalam cawan dengan pertolongan lebih kurang 50
ml air panas.
• Tambahkan asam klorida p. hingga pembuihan berhenti.
• Tambahkan lagi 10 ml asam klorida p. uapkan di atas tangas air hingga kering, dinginkan, tambahkan 20 ml air,
didihkan, saring, sisa adalah silika.
• Pada filtrat tambahkan lebih kurang 2 g amonium klorida p. dan 5 ml amoniak
encer p. jika terjadi endapan, saring, tambahkan larutan natrium fosfat p
terjadi endapan hablur putih amonium magnesium fosfat
ZnO
•   Analisis Kualitatif: Jika dipanaskan dengan kuat/pirolisa terjadi warna kuning yang
akan hilang dengan pendinginan.
•  Analisis Kuantitaf: timbang seksama 1,5 g zat uji yang baru dipijarkan,tambahan 2,5 g
ammonium klorida Pasal , larutkan dalam 50 ml asam sulfat1N.
• Bila perlu Bantu dengan pemanasan lemah.
• Setelah larut sempurna tambahkan metal jingga, terus titrasi kelebihan sam sulfat dengan
NaOH
•Titanium dioksid
•Titaniun dioksid memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan Zink oksid yaitu :
•Memiliki kemampuan yang lebih dalam menutup wadah.
•Biasanya digunakan pada kasus-kasus yang alergi terhadap ZnO, serta kulit yang kering.
•Titanium dioksid bersifat inert dan memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan ZnO, yaitu:
•Titanium dioksid bukanlah zat yang dapat mengecilkan pori-pori
•Kemampuan melindungi kulit dari sinar matahari lebih lemah dibandingkan dengan ZnO
•Kadang-kadang sulit dicampur dengan bahan dasar bedak
•Lebih mahal dari ZnO
• Zink Oksida
• Keunggulan Zink oksida dibandingkan dengan dengan zat lain
yang sering digunakan dalam bedak yaitu:
• Dapat melindungi kulit dari UV lebih baik daripada bahan
lainnya
• Dapat mengecilkan pori-pori
• Dapat dipakai sebagai antiseptic
• Merupakan bahan untuk melembutkan
• Meningkatkan kemampuan bedak untuk menutupi wajah

Anda mungkin juga menyukai