Anda di halaman 1dari 9

50

GAMBARAN KECUKUPAN MINERAL MIKRO PADA MAHASISWA SEMESTER 2


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
Gita Natalia Ransun*, Maureen I, Punuh*, Grace D. Kandou*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Mineral merupakan salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mineral terbagi
atas 2 dua, yaitu mineral mikro dan mineral makro. Didalam tubuh manusia mineral mikro terdapat
hanya dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi memiliki peranan yang esensial bagi kehidupan dan
kesehatan. Di masa pandemi COVID-19 kecukupan gizi mineral sangat diperlukan untuk
mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kecukupan mineral mikro pada mahasiswa semester 2 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini
bersifat survey deskriptif dengan desain penelitian cross sectional, dilaksanakan pada bulan Juni –
November 2020, di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado dengan jumlah
sampel sebanyak 118 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu formulir food record untuk
mendapatkan data asupan responden yang dilakukan selama 2 hari. Hasil penelitian menunjukan
kecukupan zat besi mahasiswa semester 2 sebagian besar masuk pada kategori kurang yaitu sebanyak
85,6%, kecukupan zinc sebagian besar masuk pada kategori kurang yaitu sebanyak 72,9%, kecukupan
mangan sebagian besar masuk pada kategori baik yaitu sebanyak 43%, kecukupan tembaga sebagian
besar masuk pada kategori kurang yaitu sebanyak 65,3%. Diharapkan bagi mahasiswa semseter 2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado terutama mahasiswa yang
kecukupan zat gizinya masuk dalam kategori kurang agar dapat mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang terutama makanan yang mengandung mineral mikro seperti makanan daging, kacang, sayur,
buah dan susu agar supaya kebutuhan zat gizi terutama mineral mikro terpenuhi dengan baik sehingga
kekebalan tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari penularan COVID-19.

Kata Kunci: Kecukupan Mineral Mikro, Mahasiswa, COVID-19

ABSTRACT
Mineral is one of the important nutrients needed by the human body. Minerals are divided into two,
namely micro minerals and macro minerals. In the human body micro minerals are found only in very
small amounts, but have an essential role for life and health. In the current era of the COVID-19
pandemic, mineral nutrition is needed by the body to maintain an optimal immune system. The purpose
of this study was to determine the adequacy of micro minerals in semester 2 students of the Faculty of
Public Health, Sam Ratulangi University, Manado during the COVID-19 pandemic. This research is a
descriptive survey with a cross sectional research design, conducted in June - November 2020, at the
Faculty of Public Health, Sam Ratulangi University Manado with a total sample of 118 respondents. The
research instrument used was a food record form to obtain data on the intake of respondents for 2 days.
The results showed that iron sufficiency in semester 2 students was mostly in the deficient category,
namely as much as 85.6%, zinc adequacy of semester 2 students was mostly in the poor category, namely
as much as 72.9%, manganese adequacy of semester 2 students was mostly included in the category
good, namely as much as 43%, the copper adequacy of the second semester students was mostly in the
poor category, namely as much as 65.3%. It is hoped that students of the semester 2 of the Faculty of
Public Health, Sam Ratulangi University, Manado, especially students whose nutritional adequacy are in
the low category, are able to consume nutritionally balanced foods, especially foods that contain micro
minerals such as meat, nuts, vegetables, fruits. and milk so that the needs for nutrients, especially micro
minerals, are met properly so that the body's immunity is maintained so that it can avoid the
transmission of COVID-19 and other diseases. For the next researcher, it is hoped that the factors that
can influence the lack of micro mineral intake and micro minerals such as iodine, selenium and flour
have not been studied in this study.

Keywords: Adequacy of micro minerals, students, COVID-19


51

PENDAHULUAN kematangan manusia. Pemenuhan gizi pada


Zat gizi merupakan ikatan kimia yang usia remaja turut menentukan kesehatan
dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan tubuh serta status gizinya. Masalah gizi
energi bagi tubuh, membangun dan baik itu berupa gizi lebih maupun gizi
memelihara jaringan serta mengatur kurang dapat disebabkan dari
berbagai proses kehidupan. Gizi berperan ketidakseimbangan antara asupan yang
besar kesehatan tubuh agar tetap optimal dikonsumsi dengan kebutuhan (Festi,
kebutuhan gizi yang tercukupi dan 2018). Mineral dibutuhkan lebih besar pada
seimbang sangat diperlukan tubuh untuk masa remaja dibandingkan dengan masa
dapat melakukan pekerjaan ataupun kanak-kanank dan dewasa, karena fungsi
aktivitas sehari-hari dengan optimal agar mineral bagi tubuh berkaitan dengan
tubuh tidak mudah mengalami kelelahan. perkembangan remaja saat masa pubretas
Jika zat gizi tidak terpenuhi dengan cukup karena memerlukan zat gizi mineral untuk
kebutuhannya maka akan mengganggu pertumbuhan. (Setyawati dan Hartini,
terhadap proses metabolisme tubuh 2018). Jika asupan mineral mikro kurang
sehingga berakibat pada masalah gizi dari kebutuhan sehari yang di anjurkan
(Pritasari dkk, 2017). maka akan berdampak pada fungsi
Mineral merupakan zat padat yang metabolik tubuh yang menurun sehingga
terbentuk secara alamiah yang rerdiri dari keadaan tubuh tidak optimal dan sebaliknya
berbagai unsur atau senyawa kimia. Mineral jika asupan mineral mikro berlebih maka
terbagi menjadi dua, yakni mineral mikro dampak yang akan terjadi yaitu gejala
dan mineral makro. Mineral mikro keracunan (Pattola dkk. 2020). Pemenuhan
mempunyai peranan yang esensial bagi gizi yang tepat dan seimbang haruslah
kehidupan dan kesehatan walaupun hanya diterapkan untuk menjaga kesehatan tubuh
terdapat dalam jumlah yang sangat kecil di sehingga tubuh tidak mudah sakit. Mineral
dalam tubuh. Jenis-jenis mineral mikro mikro diperlukan untuk menunjang
yang diperlukan oleh tubuh yaitu besi (Fe), kesehatan serta mempertahankan kekebalan
zinc (Zn), Tembaga (Cu), Iodium (I) tubuh terutama zat besi dan zinc yang
mangan (Mn), molibdenum (Mo), dan memberikan peranan penting untuk
selenium (Se). Mineral bisa didapatkan mempertahankan sistem imun tubuh agar
dengan mengonsumsi makanan sehari-hari tetap optimal (Kemenkes RI, 2020). Pada
seperti telur, ikan, daging, tempe, tahu, masa pandemi Coronavirus Desease 2019
sayur, buah serta produk susu (Festi, 2018). (COVID-19) sekarang ini perlu di
Masa remaja merupakan periode perhatikan asupan makanan dengan
tumbuh kembang dan juga proses mengonsumsi makanan yang bergizi dan
52

seimbang, dengan memenuhi kecukupan METODE


gizi maka resiko untuk terkena penyakit Penelitian ini adalah penelitian survey
akan berkurang dan secara umum kesehatan deskriptif dengan desain penelitian.
akan terjaga. Penelitian ini dilakukan secara online di
World Health Organization (WHO) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
telah menyatakan bahwa COVID-19 Sam Ratulangi Manado yang dilaksanakan
sebagai pandemi di dunia (WHO, 2020). pada bulan Juni – November 2020. Populasi
Penyebaran COVID-19 terjadi cukup cepat dalam penelitian ini adalah seluruh
ke beberapa negara di dunia termasuk mahasiswa semester 2 di Fakultas
negara Indonesia. Cara mencegah Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
terjadinya penularan COVID-19 yaitu Ratulangi Manado yang berjumlah 185
dengan mempertahankan maupun responden. Sampel dalam penelitian ini
meningkatkan daya tahan tubuh dengan berjumlah 118 responden dari total populasi
cara menerapkan pola hidup sehat dengan yang memenuhi kriteria penelitian.
memakan makanan yang bergizi seimbang Instrumen pengumpulan data yang
dan perlu banyak konsumsi sayuran dan digunakan yaitu Formulir food record.
buah yang mengandung vitamin dan Metode pencatatan/food record digunakan
mineral karena kandungan yang ada pada untuk mendapatkan data asupan makanan
vitamin dan mineral didalam sayur dan responden yang dibagikan secara online
buah dapat memperkuat daya tahan tubuh. melalui via whatsapp dan Komputer atau
Dengan daya tahan tubuh yang sehat maka laptop untuk analisis data. Pengolahan dan
seseorang tidak akan mudah terinfeksi analisis data yang didapat dari responden
COVID-19. Keseimbangan zat gizi dalam diolah menggunakan nutrisurvey, setelah
tubuh akan meningkatkan daya tahan tubuh hasil didapat lalu disusun menggunakan
yang baik sehingga tubuh tetap sehat dan Microsoft Excel dan kemudian
terhindar dari penyakit (Kemenkes RI, menggunakan program SPSS akan di
2020). analisis dan disajikan dalam bentuk tabel
Berdasarkan latar belakang diatas, distribusi frekuensi yang akan di analisis
maka perlu untuk dilakukan penelitian dengan menggambarkan karakteristik setiap
tentang gambaran kecukupan mineral mikro variabel yang meliputi asupan mineral
pada mahasiswa semester 2 Fakultas mikro, umur dan jenis kelamin. Kemudian
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam laporan disusun sebagai hasil penelitian.
Ratulangi Manado selama masa pandemi
COVID-19.
53

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kecukupan Mineral Mikro


Karakteristik Responden Pada Masa Pandemi COVID-19
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin Gambaran Kecukupan Zat Besi
Kelompok Umur n % Kecukupan Zat Besi n %
Laki-laki Kurang 101 85,6
18 tahun 7 6 Baik 6 5,1
19 tahun 13 11 Lebih 11 9,3
20 tahun 1 0,8 Total 118 100
Perempuan
18 tahun 55 46,6
19 tahun 40 33,9 Kecukupan zat besi mahasiswa pada masa
20 tahun 2 1,7
Total 118 100 pandemi COVID-19 dari hasil yang di
dapat responden sebagian besar masuk pada
Pada tabel 1 menunjukan bahwa reponden
kategori kurang yaitu 85,6%, dan
yang berjenis kelamin perempuan lebih kebanyakan adalah responden perempuan
banyak dibandingkan responden yang berumur 18 tahun sebanyak 41,5%. Hasil
berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data penelitian ini menunjukan masih kurangnya
umur yang di dapat dalam penelitian ini
asupan zat besi pada mahasiswa selama
responden perempuan berumur 18 tahun
masa pandemi COVID-19 saat ini, dan
sebanyak 46,6%, umur 19 tahun 33,9% dan diketahui dari food record responden masih
umur 20 tahun 1,7%. Sedangkan responen kurang dalam mengonsumsi makanan yang
laki-laki berumur 18 tahun 6%, umur 19
mengandung zat besi dan juga kebiasaan
tahun 11% dan umur 20 tahun 0,8%.
makan responden tidak teratur yang
Menurut WHO (World Health
biasanya tidak makan pagi menyebabkan
Organization) masa remaja berada pada
asupan makanan menjadi kurang hal ini
kisaran usia 10 hingga 19 tahun
akan berdampak buruk terutama pada
(Mardalena, 2017). Sedangkan menurut
responden perempuan yang rata-rata masuk
Depkes RI tahun 2009, remaja yaitu mereka
pada kategori asupan zat besi kurang kerena
yang berusia 12-25 tahun, adapun remaja
pada remaja perempuan yang dalam masa
menurut Badan Kependudukan dan
menstruasi membutuhkan asupan zat besi
Keluarga Berencana Nasuonal (BKKBN)
lebih besar. Diketahui dari food record
remaja yaitu mereka yang berusia 10-24
makanan responden cenderung biasanya
tahun dan belum berstatus menikah (Pusat
hanya berupa nasi dan ikan dan sayur yang
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
tidak divariasikan dengan makanan lain dan
RI, 2017).
juga kebiasaan makan responden yang
sering hanya makan makanan fast food
menyebabkan asupan zat gizi didalam
54

tubuh terutama mineral masih di kategori membentuk sel darah merah (hemoglobin),
kurang. Responden jarang ada yang dan juga berperan sebagai komponen untuk
mengonsumsi makanan sumber zat besi membentuk Mioglobin, dan kolagen
berupa daging merah, hati, buah, kacang- (Sudargo, dkk 2018). Zat besi tidak
kacangan, umbi-umbian dan susu. Hal ini diproduksi secara alami oleh tubuh untuk
akan berdampak buruk apalagi saat masa memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi
pandemi COVID-19 ini makanan sumber harus dilakukan dengan mengonsumsi
zat besi sangat diperlukan untuk makanan yang mengandung zat besi secara
dikonsumsi tubuh agar sistem kekebalan rutin. Banyak makanan yang mengandung
tubuh tetap optimal dan tubuh dapat zat besi yang baik untuk tubuh dan juga
terhindar dari penyakit terutama COVID- menjaga kesehatan. Zat besi juga digunakan
19. untuk mempertahankan imun tubuh kita.
Penelitian dari Farinendya, dkk Kadar zat besi yang lebih rendah akan
(2019) menunjukan hasil yang sama dengan memicu peningkatan resiko gangguan
penelitian ini dimana asupan zat besi sistem kekebalan tubuh. (Ahsan dkk, 2019).
sebagian besar masih berada pada ketegori
kurang sebanyak 97% dan yang berada Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
pada kategori cukup hanya 3%. Asupan zat Gambaran Kecukupan Zinc
besi responden yaitu 3,5 mg/hari dan Kecukupan Zinc n %
Kurang 86 72,9
asupan tertinggi zat besi yaitu 25,0 mg/har. Baik 15 12,7
Lebih 17 14,4
Rata-rata asupan zat besi responden yaitu Total 118 100
8,9 mg/hari. Penelitian dari Sefaya, dkk
(2017) juga menunjukan hasil yang sama Hasil penelitian menunjukan asupan zinc
dimana dari hasil penelitian didapati bahwa responden masih banyak yang tergolong
kecukupan zat besi sebagian besar berada kategori kurang yaitu 72,9%. Didapati
pada kategori kurang sebesar 94,3% dan bahwa responden yang masuk pada kategori
yang berada pada kategori cukup hanya kurang sebagian besar adalah responden
5,7%. perempuan umur 18 tahun yaitu 34,7%.
Jika tubuh mengalami kekurangan Asupan zinc kurang disebabkan karena
zat besi dampak yang bisa terjadi yaitu konsumsi makanan responden perempuan
gangguan pada pernapasan, anemia, pucat, yang sedikit dan cenderung masih kurang
lelah, kuku menjadi rapuh, mudah merasa mengonsumsi makanan yang mengandung
dingin, inflamasi pada lidah. Peranan zat mineral seperti daging, hati, kerang dan
besi yaitu sebagai sistem pertahanan tubuh telur sehingga menyebabkan pemenuhan
dan juga dibutuhkan tubuh untuk kebutuhan zinc belum tercukupi selama
55

masa pandemi COVID-19. Peda remaja tertular penyakit terutama COVID-19


kekurangan zinc akan mengganggu proses (Ahsan dkk, 2020).
pertumbuhan dan metabolisme tubuh serta
sistem kekebalan tubuh menjadi menurun Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
sehingga tubuh akan mudah terkena Gambaran Kecukupan Mangan
penyakit infeksi. Kecukupan
n %
Mangan
Penelitian dari Hidayah (2016) Kurang 21 17,8
Baik 51 43,2
yaitu sebagian besar responden masuk pada Lebih 46 39
Total 118 100
kategori tingkat kecukupan kurang yaitu
98,8% dan untuk kategori cukup hanya
Berdasarkan hasil perhitungan dari 118
1,2%. Dari hasil tersebut menunjukan
responden kecukupan mangan responden
bahwa asupan sehari-hari zinc tidak sesuai
sudah banyak yang termasuk dalam
dengan kebutuhan zinc yang di perlukan
karegori baik yaitu sebanyak 43,2%, untuk
oleh tubuh sehari. Sedangkan pada
responden yang berada pada kategori lebih
penelitian yang dilakukan oleh Nurdini
ada 39% dan responden yang kategori
2016 didapati bahwa tingkat kecukupan
kurang hanya 17,8%. Diketahui dari data
zinc 100% berada pada kategori kurang.
yang diperoleh responden perempuan yang
Kekurangan zinc dapat
berusia 18 tahun paling banyak masuk pada
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kategori baik dalam memenuhi kebutuhan
kematangan seksual pada remaja.
mangan. Berdasarkan data food record
Kekurangan zinc akan mengganggu fungsi
responden asupan mangan dapat tercukupi
kelenjar tiroid dan laju metabolisme,
dengan baik karena responden sering
gangguan nafsu makan, penurunan indra
mengonsumsi sayuran hijau yang
perasa serta memperlambat penyembuhan
merupakan makanan sumber mangan.
luka pada tubuh (Festi, 2018). Kekurangan
Berbeda dengan penelitian yang
zinc dapat menyebabkan menurunnya imun
dilakukan oleh Herlina (2020) dijelaskan
tubuh terhadap penyakit infeksi. Asupan
bahwa kecukupan mineral mikro yang
zinc yang cukup sangat diperlukan oleh
dikonsumsi oleh subjek yang diteliti hanya
tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh
mineral mangan yang masuk pada kategori
melalui pembentukan sel imun dan
lebih sedangkan mineral lain masuk di
antibodi. Terutama Dimasa pandemi
kategori kurang. Kekurangan mangan
COVID-19 saat ini pemenuhan kebutuhan
memang sangat jarang terjadi sebaliknya
zinc penting untuk meningkatkan dan
jika asupan mangan berlebih akan
menjaga sistem kekebalan tubuh sehingga
mengakibatkan keracunan hingga gangguan
tubuh tetap sehat dan tidak mudah untuk
neurologis. Asupan mangan yang sudah
56

tecukupi dengan baik dari kebutuhan per konsumsi. Hal ini dapat diketahui dari
hari sangat baik bagi tubuh terutama pada formulir food record makanan sumber
masa remaja yang masih dalam masa tembaga yang dikonsumsi responden hanya
pertumbuhan karena mangan berperan berasal dari sereal sangat jarang didapati
penting dalam pembentukan tulang, responden yang mengonsumsi makanan
menjaga kesehatan otak, menangkal radikal sumber tembaga seperti kerang, kacang,
bebas serta membantu proses metabolisme kentang dan hati. Hal ini menyebabkan
dalam tubuh. masih banyak responden dengan tingkat
asupan tembaga yang berada pada kategori
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan kurang. Kebiasaan makan reponden yang
Gambaran Kecukupan Tembaga sedikit dan tidak divariasikan jenis-jenis
Kecukupan makanannya juga menjadi faktor yang
n %
Tembaga
Kurang 77 65,3 menyebabkan pemenuhan kebutuhan zat
Baik 18 15,3
Lebih 23 19,4 gizi belum tercukupi terutama mineral.
Total 118 100 Mineral tembaga penting untuk
kesehatan tubuh, meskipun diperlukan
Kecukupan tembaga mahasiswa semester 2
hanya dalam jumlah kecil ditubuh, namun
menunjukan bahwa kecukupan tembaga
merupakan mineral ketiga yang penting
responden sebagian besar berada pada
bagi tubuh (disamping besi dan zinc).
kategori kurang yaitu sebanyak 65,3%
Tembaga berperan terhadap kesehatan
responden. Berdasarkan data yang di dapat
tulang, mencegah infeksi, proses
responden perempuan umr 18 tahun yang
metabolisme zat besi, fungsi kekebalan
paling banyak berada pada kategori kurang
tubuh. Tembaga juga memiliki peranan
sebanyak 32,2% responden. Berbeda
penting terhadap respirasi sel dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nisa
mekanisme pertahanan terhadap radikal
dkk (2019) didapati bahwa tingkat
bebas. Metabolisme tembaga dan
kecukupan tembaga sebagian besar berada
metabolisme zat besi berkaitan sehingga
pada kategori lebih yaitu 83,3%, yang
jika terjadi kekurangan tembaga didalam
berada pada kategori kurang sebanyak
tubuh akan menebabkan gangguan pada
26,7% dan yang berada pada kategori
proses mobilisasi zat besi sehingga dapat
cukup hanya 10%.
memicu terjadinya penyakit anemia (Putra,
Kurangnya asupan tembaga
2020). Tembaga juga memiliki peranan
mahasiswa semester 2 pada masa pandemi
dalam mencegah terjadinya anemia karena
COVID-19 berdasarkan kebutuhan yang
tembaga membantu dalam absorbsi zat besi,
dianjurkan dikarenakan masih rendahnya
merangsang sintesis hemoglobin, melepas
makanan sumber tembaga yang di
57

simpanan zat besi dari feritil dalam hati mineral mikro terpenuhi dengan baik
(Festi, 2018). sehingga kekebalan tubuh tetap terjaga
sehingga dapat terhindar dari
KESIMPULAN penularan COVID-19 maupun
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penyakit lainnya.
pada mahasiswa semester 2 Fakultas 2. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam untuk mengkaji lagi faktor-faktor yang
Ratulangi Manado selama Masa Pandemi dapat mempengaruhi kurangnya
COVID-19, dapat disimpulkan bahwa: asupan mineral mikro serta mineral
1. Kecukupan zat besi mahasiswa mikro seperti iodium, Selenium dan
semester 2 sebagian besar masuk pada flour yang belum diteliti dalam
kategori kurang yaitu sebanyak 85,6%. penelitian ini.
2. Kecukupan zinc mahasiswa semester 2
sebagian besar masuk pada kategori
kurang yaitu sebanyak 72,9%.
3. Kecukupan mangan mahasiswa
semester 2 sebagian besar masuk pada
kategori baik yaitu sebanyak 43%.
4. Kecukupan tembaga mahasiswa
semester 2 sebagian besar masuk pada
kategori kurang yaitu sebanyak 65,3%.

SARAN
1. Diharapkan bagi mahasiswa semseter 2
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado
terutama mahasiswa yang kecukupan
zat gizinya masuk dalam kategori
kurang agar dapat mengonsumsi
makanan yang bergizi seimbang
terutama makanan yang mengandung
mineral mikro seperti makanan
daging, kacang-kacangan, sayur-
sayuran, buah-buahan dan susu agar
supaya kebutuhan zat gizi terutama
58

Anda mungkin juga menyukai