Anda di halaman 1dari 20

Pemilihan Mikroorganisme

dan pembuatan Inokulum.

Nama : Andi Budiyanto


Nim : 1607112299
Teknologi Fermentasi
1. Pemilihan Mikroorganisme
a. Perkembangan Mikroorganisme
Mikroorganisme digunakan secara ekstensif untuk
memberikan produk dan jasa dalam jumlah besar.
Bioteknologi mikroorganisme dapat dipisahkan menjadi dua
fase yang berbeda:
1. Teknologi mikroorganisme tradisional
2. Teknologi mikroorganisme dengan rekayasa genetika.
b. Syarat-syarat mikroorganisme industri.
1. Sifat mikroba yang murni
2. Memiliki sifat genetka yang stabil.
3. Bisa tumbuh dalam skala besar.
4. Dapat disimpan dalam skala panjang
dalam laboratorium dan industri.
Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri
yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang
diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, karena alasan
sebagai berikut:
1. Alat-alat yang digunakan pada industri berskala besar
termasuk mahal, hal tersebut tidak menjadi masalah (secara
ekonomi) jika produk dapat dihasilkan dengan cepat.
2. Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, kontaminasi
fermentor akan berkurang.
3. Jika mikroorganisme tumbuh dengan cepat, akan lebih
mudah mengendalikan berbagai faktor lingkungan dalam
fermentor.
Sifat penting lain yang harus dimiliki mikroorganisme industri .
Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik
penting bagi hewan dan tumbuhan.
Harus non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan
toksin, harus cepat di-inaktifkan.
Mudah dipindahkan dari medium biakan
Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar
mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara
genetik.
c. Jenis mikroorganisme dan fungsinya.

Acetobacter accetti
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat
yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam
asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang
menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi
akan menjadi berasa asam.

Acetobacter xylinum
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan
nata de coco. Acetobacter xylinummampu
mensintesis selulosa dari gula yang
dikonsumsi. Nata yang dihasilkan
berupa pelikel yang mengambang di
permukaan substrat. Bakteri ini juga
terdapat produk kombucha yaitu
fermentasi dari teh.
Saccharomyces cerevisiae
merupakan khamir yang paling populer
dalam pengolahan makanan. Khamir ini
telah lama digunakan dalam industri
wine dan bir. Dalam industri pangan,
khamir digunakan dalam pengembang
adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti.

Saccharomyces roxii
khamir yang digunakan dalam
pembuatan kecap dan berkontribusi pada
pembentukan aroma.
Rhizopus oryzae
Jamur ini penting pada pembuatan
tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae
menjadikan nutrisi pada tempe siap
dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim
yang dihasilkan menjadikan protein
terlarut meningkat. Produk tempe kini
juga telah dikembngkan menjadi
isoflavon yang penting bagi
kesehatan.

Penicillium sp
Jamur ini paling terkenal karena
kemampuannya menghasilkan antibiotika
yang disebut pensilin. Sejak pertama kali
dikenal terus digunakan sampai sekarang.
Jamur pengasil antibiotika saat ini telah
banyak diketahui sehingga ragam antibiotik
pun semakin banyak
2. Pembuatan Inokulum
a. Inokulum
Inokulum adalah bahan padat/cair yang mengandung
mikrobia/spora/enzim yang ditambahkan kedalam
substrat/media fermentasi.
Kriteria inokulum untuk industri :
1. Kultur mikrobia sehat dan aktif (dalam fase logaritmik) fase lag
pendek
2. Tersedia dalam jumlah cukup untuk tercapainya proporsi
inokulum dan media fermentasi yang optimal
3. Bebas kontaminan
4. Memiliki kemampuan membentuk produk yang tetap stabil
5. Berada dalam bentuk morfologi yang sesuai
Pada tahap awal pengembangan inokulum diutamakan
jumlah sel tinggi dan aktif, bukan pembentukan produk,
komposisi media yang digunakan berbeda dengan media
untuk fermentasi
Tujuan penyiapan media untuk inokulum:
Menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan sel
Memberikan fase lag minimal
Secara umum susunan media untuk inokulum/starter
memiliki kadar sumber karbon yang relatif lebih rendah
dibandingkan media untuk produksi.
Proporsi inokulum yang ditambahkan umumnya 3 10 %
dari volume total media fermentasi dengan tujuan
pertumbuhan mikroba cepat, fase lag singkat, dan efesiensi
penggunaan substrat tinggi. Jika inoculum terlalu kecil maka
inoculum akan mudah terkontaminasi.
Inokulum dikembangkan dari kultur stock melalui
beberapa tahap untuk mencapai jumlah inokulum yang
didinginkan jika semakin panjang tahap pengembangan
inokulum semakin besar resiko terjadinya kontaminasi.
Preparasi pembuatan inokulum :

Ambil inokulum dari kultur stock yang disimpan


dalam agar slant.

Lakukan rekonstitusi (diremajakan), tempatkan


pada cawan agar

Ambil mikrobia pada cawan agar dengan jarum


ose, goreskan pada cawan agar lain, biakan pada
starter.

Starter III dapat digunakan untuk produksi


inokulum.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan
inokulum
1. Kemurnian inokulum
2. Cara pemeliharaan yang sesuai
3. Umur kultur
4. Jumlah sel mikrobia :
bakteri = 108 108 sel/ml.
yeast = 106 sel/ml.
jamur = 106 spora/ml.
b. Aplikasi pengembangan inokulum
1. Inokulum yeast pada bir
150 ml kultur yeast aktif
Yeast diambil dari kultur stock,
dibiakkan 3 - 4 hari dalam
tempatkan dalam agar slant 2 - 3 hari
wadah 1,5 liter pompakan ke
lakukan pengembangan inokulum
tanki 150 liter yang berisi
hingga mencapai 150 ml.
wort steril

setelah inkubasi sebagian (1,5


liter) kultur dikembalikan ke
tanki kecil, sisanya dialirkan ke Lakukan aerasi, inkubasi
tanki produksi dengan volum selama 3-4 hari
1000 liter

Dimungkinkan penggunaan inokulum dari proses fermentasi sebelumnya


karena dalam praktek hanya dilakukan 5 10 kali untuk mencegah
kemungkinan kontaminasi.
2. Inokulum pada bakteri.
Tujuan utama adalah memperoleh sejumlah massa sel
aktif pada fase logaritmik
Panjang fase logaritmik ditentukan
keadaan fisiologis inoculum (bentuk spora atau sel vegetatif).
Umur inokulum
Pengembangan Bacillus subtilis untuk produksi
protoase(bacitrasin).

Tahap kondisi Waktu


1 4 liter media di inokulasi 18-24 jam

2 Kultur tahap 1 diinokulasi dalam 750 6 jam


liter media
3 Kultur tahap 2 diinokulasi dalam 6000 6 jam
liter media
4 Kultur tahap 3 diinokulasikan kedalam Sampai produksi
120.000 liter media. enzim optimal
3. Inokulum jamur
Sebagian besar jamur dapat membentuk spora aseksual.
Suspensi spora dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk skala
produksi. Jamur dapat membentuk spora pada media yang
sesuai dan luas permukaan yang cukup.
Kultur stock spora Kultur dipindahkan
dalam pasir steril dalam media agar

Pengembangan inokulum Penicillium


Kultur dikembangkan
chrysogenum untuk produksi penisilin
dalam roll tube

Digunakan untuk inokulasi Miselia dan spora tumbuh


skala produksi kedua dalam skala produksi
(volume inokulum 7 10%) pertama

Anda mungkin juga menyukai