Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andi Budiyanto

NIM : 1607112299
Ekonomi Teknik

1. Taxes
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak mempunyai peran yang cukup besar dalam kehidupan bangsa. Ada beberapa
fungsi pajak. Di antaranya adalah sebagai berikut..

a. Fungsi Anggaran (Budgetair) : Fungsi budgetair disebut sebagai fungsi utama


pajak atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan
sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-
undang perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut fungsi utama karena fungsi inilah
yang secara historis pertama kali timbul. Di sini pajak merupakan sumber pembiayaan
negara yang terbesar.
b. Sebagai Alat Pengatur (Regulerend) : Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa
pajak dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai
contoh, ketika pemerintah berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam
negeri, pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan, seperti pajak impor atau bea
masuk, atas kegiatan impor komoditas tertentu.
c. Sebagai Alat Penjaga Stabilitas : Pemerintah dapat menggunakan sarana
perpajakan untuk stabilisasi ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak
agar produksi dalam negeri dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
dan menjaga agar defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat
menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu yang bersifat
mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan : Pemerintah membutuhkan dana untuk
membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan. Kebutuhan
akan dana itu dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya dibebankan kepada mereka
yang mampu membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tadi,
dapat juga dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mampu membayar pajak.

Jenis pajak banyak ragamnya. Keragaman ini tergantung dari sisi mana kita
melihatnya. Pembagian pajak dapat dilihat dari siapa yang menanggung pajak, lembaga
yang memungut, dan sifatnya.

a. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Pihak yang Menanggung


Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan atas pajak langsung dan tidak
langsung.
 Pajak Langsung (Direct Tax) : Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan secara
berkala terhadap seseorang atau badan usaha berdasarkan ketetapan pajak. Pajak
langsung dipikul sendiri oleh wajib pajak. Contoh pajak langsung adalah pajak
penghasilan dan pajak bumi dan bangunan
 Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax) : Pajak tidak langsung adalah pajak yang
dikenakan atas perbuatan atau peristiwa. Pemungutan pajak itu dipungut tanpa surat
penetapan pajak dan bisa dialihkan pada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung adalah
pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan cukai. Pada pajak pertambahan nilai,
pajak penjualan dan cukai, yang memungut adalah perusahaan dan yang menanggung
adalah konsumen.

b. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Lembaga Pemungut

Sementara itu, berdasarkan lembaga pemungut, pajak dibedakan atas pajak negara
(pemerintah pusat) dan pajak daerah (pemerintah daerah).

 Pajak Negara : Pajak negara adalah pajak yang pemungutannya dilaksanakan oleh
pemerintah pusat. Pajak yang termasuk pajak negara adalah pajak penghasilan, pajak
tambahan nilai barang dan jasa dari pajak penjualan atas barang mewah.
 Pajak Daerah : Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik
oleh daerah tingkat I maupun oleh pemerintah daerah tingkat II. Pajak daerah
digunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangganya. Contoh pajak
daerah antara lain pajak pemotongan hewan, pajak radio, pajak reklame, pajak
kendaraan, pajak bermotor, dan pajak hiburan.

c. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan atas pajak subjektif dan pajak objektif

 Pajak Subjektif : Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal pada subjeknya (wajib
pajak). Contohnya pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan

Pajak Objektif : Pajak objektif adalah pajak yang dipungut berdasarkan objeknya tanpa
memperhatikan wajib pajak. Contoh pajak penjualan dan cukai.

Contoh soal 1
Toko Samson menjual kulkas sebanyak 20 kulkas dengan harga satuannya sebesar
Rp6.000.000. Lalu, berapakah PPN terutang toko Samson yang wajib disetorkan?
Jawab:

Total DPP atas penjualan 20 kulkas: 20 x Rp6.000.000 = Rp120.000.000

PPN = 10% x Rp120.000.000 = Rp12.000.000

Jadi, PPN terutang yang wajib disetorkan Toko Samson adalah sebesar Rp12.000.000.

Contoh soal 2

Tuan Agus mengantongi omzet sebesar Rp700.000.000 per tahun. Kemudian ternyata
istrinya memiliki usaha salon dengan omzet Rp500.000.000 per tahun. Keduanya
belum memiliki anak. Maka perhitungan PPh finalnya sebagai berikut:

Penyelsainnya :

Jika Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) digabung:

 Omzet suami Rp700.000.000.


 Omzet istri Rp500.000.000.
 Total omzet gabungan = Rp1.200.000.000.
 Pajak penghasilan suami dan istri = 0,5% x Rp1.200.000.000 = Rp6.000.000.
 Kalau dihitung per bulan, maka PPh-nya = Rp6.000.000/12 = Rp500.000.

Jika NPWP terpisah atau membayar pajak masing-masing:

 Omzet suami Rp700.000.000:


o PPh-nya = 0,5% x Rp700.000.000 = Rp3.500.000 (setahun).
o Karena ada kewajiban pembayaran setiap bulan, maka beban PPh per bulan
Rp3.500.000 : 12 = Rp291.666,67 atau dibulatkan Rp291.670.
 Omzet istri Rp500.000.000:
o PPh-nya = 0,5% x Rp500.000.000 = Rp2.500.000 (setahun)
o PPh per bulan Rp1.000.000/12 = Rp208.333,33 atau dibulatkan Rp208.335
per bulan.

2. Insurance
Asuransi adalah suatu bentuk pengendalian risiko dimana satu pihak mengalihkan
risiko yang mungkin terjadi di masa depan kepada pihak lainnya, dalam hal ini
perusahaan asuransi. Istilah “Asuransi” berasal dari bahasa Inggris,
yaitu “Insurance” yang artinya pertanggungan. Sehingga ada juga yang mengatakan
pengertian asuransi adalah suatu perjanjian antara pihak tertanggung (nasabah) dengan
penanggung (perusahaan asuransi) dimana perusahaan asuransi bersedia mengganti
kerugian yang mungkin dialami oleh nasabah di masa mendatang.
Metoda Human Life Value
Pada metoda ini, uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan
dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhatikan faktor
bunga maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk
perbankan.
Metoda Income Based Value
Metoda ini menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga
atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.
Metoda Financial Needs Based Value
Besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang
kebutuhan tertentu saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan uang
pertanggungan maksimal adalah sebesar uang di masa mendatang (future value) dikali
dengan 80%.

Metoda ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara
bulanan atau tahunan) untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future
value) dari kebutuhan keuangan tersebut.
Metoda ini juga dapat dipakai bagi mereka yang berpenghasilan bulanan sangat besar.
Sehingga kedua metoda lain diatas tidak mungkin digunakan lagi, karena akan
memberikan jumlah uang pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang
pertanggungan disetujui oleh perusahaan asuransi).
Contoh soal
Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu
rumah tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal
maka besarnya uang pertanggungan adalah sebagai berikut.

1. Jika menggunakan metoda Human Life Value, maka uang pertanggungan asuransi
jiwa adalah:

Rp 5.000.000 x 12 x 5 =Rp 300.000.000

Ini berarti, jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun
(tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana).

2. Jika menggunakan metoda Income Based Value, maka uang pertanggungan asuransi
jiwa adalah:

(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar

Mengapa dibagi dengan 6 persen? Karena jika uang pertanggungan diterima, maka
dana tersebut ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti ORI
(Obligasi Ritel Indonesia), reksadana pendapatan tetap, bukan pada deposito.

Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi, uang
sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1 miliar x
(6% / 12) = Rp 5 juta.
3. Jika menggunakan metoda Financial Needs Based Value, maka pertanggungan
asuransi jiwa adalah:

Nah metoda ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal.
Misalkan biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta, maka 9 tahun
lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan
12% setiap tahunnya.

Jadi, uang pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550
juta.

Atau kalau ingin lebih murah bisa dengan uang pertanggungan Rp 275 juta, namun
wajib dengan melakukan kombinasi investasi pada reksadana saham sebanyak Rp 250
ribu setiap bulannya, dengan target return sebesar 18% minimal per tahun.

Selanjutnya, bagaimana cara terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa paling sesuai?
Dalam hal pemilihan produk, tentu Anda akan memilih produk paling optimal.

3. Depreciation
Pengertian Penyusutan (depreciation) adalah Bagian cost / biaya atas suatu fixed assets
/ harta tetap / aktiva tetap yang didistribusikan secara sistematis menjadi biaya
(expense) daam setiap periode akuntansi.
Faktor-Faktor Perhitungan Depresiasi
Pengertian depresiasi dan contoh soal, faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan
depresiasi, yaitu:
1. Biaya perolehan yaitu semua pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh sebuah
aset sampai aset tersebut siap untuk digunakan untuk operasional perusahaan.
2. Masa manfaat disebut juga umur aset adalah jangka waktu pemakaian aset yang
diharapkan oleh perusahaan atau taksiran umur yang diharapkan berdasar kebutuhan
reparasi, masa memberi manfaat. Masa manfaat dinyatakan dalam satuan waktu, unit
aktivitas misalnya jam kerja mesin.
3. Nilai residu disebut juga nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aset pada akhir masa
manfaat aset tersebut. Nilai ini biasa didasarkan pada taksiran nilai aset sebagai barang
bekas, atau bisa juga atas dasar taksiran bila aset ditukar dengan aset lain di akhir masa
manfaat.
Contoh soal
Pt. Abadi Jaya membeli sebuah mesin cetak seharga Rp 30.000.000, mesin tersebut
diperkirakan berumur 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000 kapasitas produksi total
mesin cetak 1.000.000 unit. Produksi tahun pertama sebesar 250.000 unit, produksi
tahun kedua 230.000 unit, produksi tahun ketiga sebesar 210.000 unit, produksi tahun
keempat 170.000 unit, produksi tahun kelima 140.000 unit. Hitung nilai depresiasi
dengan metode garis lurus.
Penyelsaian :
Depresiasi tahunan = (Harga Perolehan-Nilai Residu)/(Umur ekonomis)

Perhitungan untuk beban penyusutan: 20% X (Rp 30.000.000 - Rp 5.000.000)


= 100% : 5 = 20%.
4. Anuity
Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran atau penerimaan secara cicilan yang pada
umumnya sama besarnya serta dibayarkan setiap masa tertentu dan masing-masing
jumlahnya terdiri dari bagian pokok pinjaman serta bunganya.
Pada dasarnya, terdapat dua jenis anuitas dalam teori perekonomian, yakni sebagai
berikut:

1. Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya


terjadi pada akhir periode, serta
2. Anuitas jatuh tempo (due) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya
dilakukan di awal periode.

Contoh soal
Bapak yudi memiliki utang sebesar Rp10.000.000. Utang tersebut memiliki periode
pembayaran selama 12 bulan dengan bunga 10% per tahun. Berapakah:

1. Jumlah bunga yang harus dibayar?


2. Berapa jumlah cicilan per bulan?

Data yang diketahui:

 Jumlah Pokok : Rp12.000.000


 Periode : 12 bulan
 Bunga Tahunan : 10% per tahun
 Bunga Bulanan : 0,83% per bulan

(1+𝑖)𝑡
Cicilan perbulan =𝑃 × 𝑖 × (1+𝑖)𝑡 −1
(1+0,83%)12
= 10.000.000 × 0,83% × (1+0,83%)12 −1
= Rp 879.010,00
5. Inflation
Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi
kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang
panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Penyebab Terjadinya Inflasi
a. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya
permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment . Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga
terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.

b. Desakan biaya (Cost push inflation)


Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan
harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.

Contoh Soal Menghitung Laju Inflasi

Diketahui:
Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 155,65
Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 145,20
Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:
Laju Inflasi = {(155,65 – 145,20) /( 145,20)} x 100% = 7,19%

6. Deplation
Pengertian deflasi adalah sebuah fenomena dimana harga-harga barang mengalami
penurunan secara terus-menerus dalam periode yang relatif singkat. Selain harga barang
yang turun, biasanya deflasi juga akan diikuti oleh turunnya upah tenaga kerja.
Jenis jenis deflasi yaitu :
Deflasi Strategis
Deflasi strategis yaitu deflasi yang terjadi karena penerapan kebijakan pengendalian
terhadap gejala konsumsi berlebihan demi mengkonsumsi kenaikan harga pasar.
Deflasi Sirkulasi
Deflasi sirkulasi adalah deflasi yang terjadi pada saat transisi dari kesuksesan
perekonomian menjadi kemerosotan perekonomian. Pada deflasi ini terjadi
ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi sehingga harga pasar pun
mengalami penurunan.

Faktor faktor deflasi.

1. Peraturan dari Pemerintah atau Bank Sentral


Mengacu pada pengertian deflasi dimana terjadi defisit peredaran uang, peraturan dari
Pemerintah dan Bank Sentral bisa menjadi penyebab utamanya.
Seperti yang pernah terjadi di Spanyol, Pemerintah secara besar-besaran
menggalangkan program penghematan biaya yang justru berakibat terjadinya deflasi.
Kebijakan pemerintah dengan mentiadakan pajak barang dan jasa juga bisa menjadi
penyebab deflasi.
2. Terlalu Banyak Hasil Produksi yang Sama
Jika banyak perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa yang sama, alhasil
akan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan konsumen melalui penekanan harga
jual. Hal tersebut bertujuan untuk memenangkan persaingan.

3. Penurunan Permintaan Terhadap Hasil Produksi


Banyak bisnis atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu namun tidak
memperhitungkan secara tepat kuantitas hasil produksi. Sehingga jika terlalu banyak
produksi yang tidak diiringi dengan peningkatan permintaan masyarakat terhadap
produk tersebut akan berakibat barang yang tidak laku dijual.
Contoh soal

Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 155,65


Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 165,65
Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:

Laju Inflasi = {(155,65 – 165,65) /( 165,65)} x 100% = -6.03%

Anda mungkin juga menyukai