Dikerjakan oleh :
Desrizal A.A
Fania Evelyn R
Mashita Andhani P
Qisthy Adillah
Annisa Nabila
Subhan Aristiadi
240210120064
240210120065
240210120012
240210120006
240210120084
240210110021
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
I.
PENDAHULUAN
Roti merupakan produk pangan yang cukup digemari masyarakat
Indonesia. Roti memiliki berbagai keunggulan sebagai makanan, selain kaya akan
nutrisi roti juga praktis dan dapat langsung dikonsumsi, serta ukuran dan jenisnya
pun
beragam
sehingga
konsumen
yang
ingin
mengonsumsinya
dapat
II.
PEMBAHASAN
Standar roti tawar yang digunakan pada penelitian ini adalah standar
menurut U.S Wheat Associations (1981), yaitu roti tawar harus memenuhi dua
karakteristik utama roti yaitu bagian dalam dan bagian luarnnya. Karakteristik
bagian luar meliputi volume roti yang besar, warna crust coklat kekuningkuningan, ratanya hasil pemanggangan, bentuknya simetris, crust tang tipis dan
tidak alot. Karakteristik bagian dalam meliputi pori yang seragam, tekstur yang
halus, lembut dan elastis, warna crumb yang putih terang, memiliki aroma
gandum dan ragi, dengan rasa gandum tawar dan sedikit manis.
Salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi yang besar terhadap terigu
adalah dengan menambahkan bahan lain yang berperan sebagai substituen pada
pembuatan roti tawar. Substitusi tepung terigu dengan bahan lain pada taraf
tertentu dapat memberikan karakteristik roti yang hampir serupa dengan roti yang
terbuat dengan tepung terigu tanpa substitusi.
Produk turunan lain dari tepung singkong yaitu Modified Casava Flour
atau Mocaf yang menggunakan prinsip modifikasi sel singkong secara fermentasi.
Mocaf memiliki karakteristik yang dapat menunjang dalam pembuatan roti. Kadar
pati dari tepung Mocaf mencapai 85-87 %. Kandungan pati yang banyak dalam
Mocaf diharapkan dapat menghasilkan roti yang lebih baik dan memenuhi standar.
Viskositas dari Mocaf yang lebih tinggi dari tepung singkong dan juga terjadinya
liberasi granula pati singkong pada Mocaf diharapkan mampu memerangkap CO 2
sehingga menghasilkan roti tawar yang mengembang. Volume roti yang lebih
besar merupakan salah satu karakteristik yang diharapkan untuk produk akhir.
Mocaf memiliki derajat putih yang lebih tinggi dibandingkan tepung
singkong, juga aroma, dan cita rasa yang netral. Karakteristik demikian
diharapkan dapat menghasilkan karakteristik roti tawar bagian dalam dengan
warna crumb yang lebih putih, tekstur yang lembut, halus dan elastis, dan cita rasa
yang disukai.
Penelitian ini menggunakan percobaan pembuatan roti tawar yang
disubstitusi oleh Mocaf dengan tingkat substitusi sebesar 20%, 30%, 40%, dan
50% sebagai penelitian pendahuluan. Karakteristik roti tawar yang diamati adalah
penampakan keseluruhan, keempukan, warna crust, warna crumb, aroma,
keseragaman pori, dan rasa roti. Berdasarkan uji organoleptik dapat disimpulkan
bahwa substitusi Mocaf sebesar 20% dan 30% memiliki karakteristik yang baik
dan disukai oleh panelis, sedangkan substitusi Mocaf sebesar 40% kurang disukai
oleh panelis pada karakteristik penampakan keseluruhan, keempukan, warna crust,
dan warna crumb.
Pada pengamatan warna crust dari roti tawar yang dibuat dari perlakuan
Mocaf 20-30% masih disukai oleh panelis, akan tetapi pada substitusi Mocaf 40%
paelis tidak menyukainya. Semakin banyak penambahan Mocaf, maka warna crust
semakin pucat dikarenakan protein dari Mocaf yang lebih rendah dari terigu,
sehingga reaksi Maillard tidak berjalan semurna. Panelis masih dapat menerima
keempukan dari roti tawar sampai substitusi 40%, sedangkan substitusi 50%
panelis
roti berhubungan
erat
dengan
Substitusi Mocaf sampai 40% tidak memberikan kesan yang signifikan terhadap
aroma roti dan panelis masih dapat menerima roti tersebut. Mocaf memiliki aroma
yang netrak sehingga tidak berpengaruh besar pada aroma roti. Panelis masih
menyukai kenampakan keseluruhan roti tawar yang disubstitusi Mocaf sampai
30%.
Secara keseluruhan substitusi Mocaf 20-30% menghasilkan roti tawar
berkarakteristik baik dan dapat diterima serta disukai oleh panelis. Guna
mengetahui jumlah lebih jelas pengaruh substitusi Mocaf terhadap terigu pada
produk yang dihasilkan, interval substitusi Mocaf diperkecil sehingga ditetapkan
range 5% untuk penelitian utama yaitu 20%, 25%, 30%, dan 35%. Sehingga dapat
diketahui perbedaan, perubahan, dan pengoptimalan jumlah substitusi Mocaf yang
tepat.
Berdasarkan hasil penelitian, substitusi Mocaf 25% menghasilkan roti
tawar berkarakteristik baik dan karakteristiknya sesuai dengan SNI: 01-3945-1998
tentang syarat mutu tawar.
Karakteristik roti tawar dari perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
pengembangan adibab sebesar 230,51%, pengembangan roti 226,81%, kekerasan
roti 424,41gf, ekstensibilitas adonan 41,45gf, warna crust kuning muda cerah dan
cenderung sedikit merah, dan warna crum putih kekuning-kuningan cenderung
sedikit hijau.
Penampakan keseluruhan roti, warna crust, warna crumb, keseragaman
pori, aroma, keempukan dan rasa roti cukup disukai panelis. Penampakan
keseluruhan roti, warna crumb, keseragaman pori, aroma, dan keempukan tidak
berbeda dengan roti komersil, sedangkan untuk warna crust dan rasa rotinya lebih
baik.
Menurut U.S. Wheat Association (1981), pengembangan volume roti yang
baik ialah 2-3 kali lipat dari adonan awal. Roti tanpa penambahan Mocaf dapat
mencapai pengembangan 3 kali dari adonan awal. Roti yang disubstitusi Mocaf
mengembang dengan baik karena memenuhi standar yaitu 2-3 kali lipat dari
adonan awal. Pengembangan roti yang baik dapat disebabkan oleh terjadinya
liberasi granula pati putih pada Mocaf yang menyebabkan struktur granula Mocaf
menjadi terbuka. Kemudian granula Mocaf dapat bekerja menyerupai kerja gluten
dalam memerangkap gas yang terbentuk pada saat fermentasi (Subagio, 2008).
Menurut U.S. Wheat Association (1981), faktor penting lainnya dalam
pengembangan volume adonan adalah mixing. Proses mixing yang baik dapat
menunjang proses pemerataan distribusi bahan pada adonan yang menyebabkan
roti mengembang. Pada proses ini seluruh bahan bisa bekerja optial di seluruh
area. Granula Mocaf dapat bekerjasama dengan gluten terigu dalam memerangkap
gas.
III.
KESIMPULAN
warna crumb.
Semakin banyak penambahan Mocaf, maka warna crust semakin pucat
dikarenakan protein dari Mocaf yang lebih rendah dari terigu, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Herudianto, M, dan S. Hudaya. Teori dan Praktik Teknologi Pengolahan Roti dan
Kue.
Kasno, Astanto., dkk. 2006. Pengembangan Pangan Berbasis Kacang-Kacangan
Dan Umbi-Umbian Guna Pemantapan Ketahanan Pangan Nasional. Balai
Penelitian
Tanaman
Kacang-kacangan
dan
Umbi-umbian.
http://www.blitkabi@telkom.net. (diakses tanggal 11 Maret 2010)
Shalati, F. S. 2010. Pemanfaatan Mocaf sebagai Substitusi Tepung Terigu dalam
Pembuatan Roti Tawar. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran.