PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini. Salah satu bentuk inovasi dalam memenuhi kebutuhan pangan yang telah
makanan berbahan baku terigu semakin berkembang pesat. Maka dari itu, tepung
terigu menjadi komoditas yang vital dan tak dapat terpisahkan oleh produsen
daya lokal secara optimum sebagai bahan baku pengganti tepung terigu, seperti
tanaman Singkong.
yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku
makanan, kimia dan pakan ternak. Singkong segar mudah rusak bila tidak segera
dilakukan penanganan pasca panen karena kadar air singkong segar yang tinggi,
1
2
modifikasi sebab pada pembuatan mocaf dilakukan proses khusus yang disebut
dengan fermentasi atau pereraman yang melibatkankan jasa mikrobia atau enzim
luar biasa dalam masa ubi baik dari aspek perubahan fisik, kimiawi, dan
dalam melakukan perubahan pada massa ubi dan medianya (air rendaman)
halus, warna lebih putih, dan aroma singkong juga hilang. Berbagai bakteri asam
laktat telah banyak diujicoba dan digunakan untuk memproduksi tepung mocaf.
Bakteri ini aman untuk proses pengolahan pangan dan mampu menghasilkan
produk tepung mocaf dengan kualitas yang cukup baik (Marrug, 1991 dalam
Ratnawati, 2013).
3
dibandingkan tepung lain adalah aroma dan bercitarasa khas (tidak langu seperti
tepung gaplek), memiliki warna yang lebih putih dibandingkan tepung gaplek atau
tepung dari umbi lainya, kandungan serat terlarutnya (soluble fiber) lebih tinggi
dari pada tepung gaplek, kandungan mineral (kalsium) lebih tinggi dibandingkan
sudah terhidrolisis sehingga daya cerna mocaf lebih tinggi dibandingkan tapioka
dan tepung gaplek, serta liberasi pati pada proses fermentasi akan membentuk
konsistensi yang baik dari produk. Keunggulan lain yang dimiliki mocaf adalah
komposisi kimia pati dan seratnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung
pembuatan mie basah, mie kering dan mie telur. Selain itu, mocaf juga sudah
digunakan untuk membuat beras analog dan roti, namun masih terdapat
kekurangan pada mocaf, antara lain belum bisa menggantikan tepung terigu atau
beras secara sempurna karena masih berbeda rasa dan aromanya sehingga dalam
penggunaannya masih harus dicampur dengan tepung terigu ataupun beras dengan
kadar pencampuran tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
didapatka mocaf, yang secara fisik maupun kimia mirip dengan tepung terigu.
4
Kue cubit adalah salah satu kue yang lagi trend untuk kalangan anak muda
masa kini. Kue cubit ini terbuat dari campuran adonan tepung terigu, telur, gula
pasir dan beberapa bahan pembuat kue lainnya. Untuk sekarang ini jajanan kue
cubit banyak kita temukan di beberapa daerah, baik di pinggir jalan maupun
didalam supermarket dengan rasa varian kue cubit yang bisa kita pilih. Seperti
rasa red velvet, tiramisu, green tea atau original yang di dominasi dengan rasa
kue yang manis dan enak untuk menjadi cemilan. Namun, sekarang kita banyak
jajanan kue cubit dengan isi toping yang bervarian, ada yang menggunakan
taburan keju diatas kue, ada yang ditabur dengan butiran dari kue biskuit dan
Peminat kue dengan berbagai varian rasa dan bentuk cukup banyak di
Indonesia, untuk itu salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menekan biaya
produksi pembuatan kue cubit dari segi bahan utama yang bergantung pada
tepung terigu maka dalam penelitian ini pembuatan kue cubit disubtitusikan
tepung mocaf terhadap mutu kue cubit yang meliputi warna, tekstur, aroma, dan
rasa dari konsentrasi penambahan tepung mocaf terbaik. Penelitian ini diharapkan
bermanfaat dalam hal menambah produk rekayasa kue cubit berbahan dasar
mocaf sebagai langkah awal memanfaatkan produk bahan pangan lokal, serta
B. Rumusan Masalah
kue cubit ?
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
potensi yang sangat besar dalam menghasilkan pangan lokal di setiap wilayah.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Pemerintah
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan, bahan bacaan, bahan informasi dan