Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MOCAF TERHADAP

KUALITAS PRODUK BISKUIT

Muh Arsyad
Universitas Ichsan Gorontalo
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorontalo
Korespondensi :Maner_b1@yahoo.com

ABSTRAK
Mocaf merupakan tepung yang berasal dari ubi kayu yang telah mengalami
proses fermentasi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
penambahan tepung Mocaf terhadap kualitas biskuit dan mengetahui tingkat
penerimaan panelis terhadap biskuit dengan penambahan tepung Mocaf.
Penelitian ini memiliki empat perlakuan yaitu dengan komposisitepung terigu
dengan tepung Mocaf yaitu 100 g tepung terigu dan 0 g tepung Mocaf, 75 g
tepung terigu dan 25 g tepung Mocaf, 25 g tepung terigu dan 75 g tepung Mocaf,
0 g tepung terigu dan 100 g tepung Mocaf. Parameter yang diamati adalah kadar
air, kadar abu dan kadar proteinserta uji organoleptik terhadap tekstur, rasa,
warna dan aroma biskuit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar air biskuit semakin
meningkat dengan bertambahnya tepung Mocaf pada pembuatan biscuit,
sedangkan kadar protein dan kadar abu semakin menurun dengan
bertambahnya tepung Mocaf. Uji kesukaan terhadap rasa, warna, aroma dan
tekstur biskuit lebih disukai pada perlakuan dengan penambahan tepung Mocaf
100 g.

Kata kunci : Biskuit, Tepung Terigu, Mocaf,

EFFECT OF MOCAF FLOUR ADDITION TOWARDS THE


QUALITY OF BISCUIT PRODUCTION

ABSTRACK

Mocaf flour is flour derived from cassava which has come


throughfermentation process. The purpose of research is to determine the effect
of starch Mocaf towards quality biscuits and determine the level acceptance of
the panelists on the biscuits with the addition ofMocaf flour. This study has four
treatment that the comparison composition between flour andMocafflour ie 100 g
flour and 0 g Mocaf flour, 75 g flour and 25 g Mocaf flour, 25 g flour and 75
gMocaf flour, 0 g of flour and 100 g Mocaf flour. Parameters measured were
moisture content, ash content and protein content, and organoleptic test on the
texture, flavor, color and aroma of biscuits. This study used completely
randomized design (RAL). These results indicate that the water content of
biscuits increasealong with the increasing of Mocafflour in the biscuits production,
while the protein content and ash content decreased along with the increasing of
Mocaf flour. A test of the flavor, color, aroma and texture of the biscuits showed
that the addition of 100 g Mocafflour more preferable.

Key words :Biscuits, wheat flour, Mocaf flour

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 52


PENDAHULUAN baik. Tepung tapiokadan tepung
Mocaf sama-sama berasal dari
Ubi kayu merupakan
singkong Tepung tapioka memiliki
sumber karbohidrat utama setelah
kelebihan yaitu mempunyai
padi, jagung, dan umbi-umbian
kandungan protein yang tinggi
lainnya, serta mampu meningkatkan
dibanding dengan tepung Mocaf.
ketersediaan pangan dan
Tepung Mocaf merupakan pati dari
diversifikasi pangan dalam
singkong sehingga kandungan
masyarakat. Menurut Utomo (2011),
proteinnya sudah berkurang. Secara
sebagai sumber pangan, ubi kayu
umum proses pembuatan tepung
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi
Mocaf meliputi tahap-tahap
dengan komposisi yang lengkap dan
penimbangan, pengupasan,
mampu menyediakan energi yang
pemotongan, perendaman
cukup serta kandungan gizinya
(fermentasi), dan pengeringan.
berguna bagi kesehatan tubuh.
Dalam upaya penggunaan tepung
Melihat potensi ubi kayu yang cukup
Mocaf, maka perlu diaplikasikan
besar maka perlu peningkatan
pada produk pangan dan juga perlu
dalam pemanfaatannya menjadi
dilakukan penganekaragaman dalam
bermacam-macam produk yang siap
pengolahannya. Salah satu
dikonsumsi.
alternatifnya adalah subtitusi tepung
Pemilihan ubi kayu sebagai
terigu menggunakan tepung Mocaf
bahan pengganti tepung terigu
pada pembuatan biskuit (Subagio,
didukung dengan potensi yang ada
2009).
di Kabupaten Pohuwato dimana
Biskuit merupakan salah
produksi ubi kayu pada tahun 2011
satu produk pangan yang digemari
sebesar 829 ton dengan luas panen
oleh masyarakat. Biskuit terbuat dari
sebesar 60 Ha. Pada tahun 2012
bahan dasar tepung terigu dan
produksi ubi kayu meningkat
diproses dengan pemanggangan
menjadi 978,05 ton dengan luas
sampai kadar air kurang dari 5%
panen 75 Ha (Distanbun Kab.
(Utomo, 2011). Menurut Lamtaburi
Pohuwato 2013).
(2010), tepung Mocaf dapat
Pada umumnya ubi kayu
digunakan sebagai bahan baku, baik
dikonsumsi dalam bentuk direbus,
substitusi maupun seluruhnya,
digoreng dan dapat diolah lebih
seperti pada pembuatan kue kering
lanjut menjadi gaplek, kerupuk,
(cookies, nastar, dan kastengel), kue
tepung tapioka dan tepung Mocaf.
basah (cake, kue lapis, brownies,),
Dengan adanya diversifikasi produk
dan roti tawar. Hasil produk
olahan dalam bentuk tepung Mocaf
berbahan Mocaf ini tidak jauh
diharapkan dapat mengurangi
berbeda dengan produk yang
ketergantungan masyarakat
menggunakan bahan tepung terigu.
terhadap penggunaan tepung terigu.
Penggunaan tepung
Tepung Mocaf dikenal
Mocafpada pembuatan biskuit dapat
sebagai tepung singkong alternatif
meningkatkan nilai ekonomis dari
pengganti terigu. Kata Mocaf sendiri
tepung singkong, dapat
merupakan singkatan dari Modified
mempertahankan kandungan protein
Cassava Flour yang berarti karakter
pada produk biskuit yang dihasilkan
yang berbeda dengan tepung ubi
serta dapat mengurangi penggunaan
kayu biasa dan Mocaf, terutama
tepung terigu. Berdasarkan uraian
dalam hal derajat viskositas,
diatas maka perlu diteliti
kemampuan gelasi, daya rehidrasi
penggunaan tepung Mocaf sebagai
dan kemudahan melarut yang lebih

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 53


bahan alternatif pengganti tepung menit. Penambahan tepung terigu
terigu pada pembuatan biskuit. dan tepung Mocaf sesuai perlakuan
Penelitian ini dilaksanakan (100 gr tepung terigu : 0 gr tepung
pada bulanJanuari 2016– Maret Mocaf; 75 gr tepung terigu : 25 gr
2016 di Laboratorium Teknologi tepung Mocaf; 25 gr tepung terigu :
Pengolahan Pangan Politeknik 75 gr tepung Mocaf; 0 gr tepung
Gorontalo dan uji organoleptik di terigu : 100 gr tepung Mocaf).
Universitas Ichsan Gorontalo. Bahan sesuai perlakuan di aduk
Adapun alat dan bahan yang hingga tercampur dan adonan kalis
digunakan pada enelitian ini adalah selama 30 menit. Adonan yang
ubi kayu kuning (varietas mentega) 5 sudah kalis dicetak dan dipanggang
kg, yakult 65 ml, kapur sirih 20 gr, dengan oven selama 30 menit.
tepung terigu 1 kg , lemak (margarin) Parameter yang diamati
500g, sukrosa 500g, telur ayam 3 pada penelitian ini yaitu kadar air,
butir, susu bubuk 2 sachet, garam kadar protein dan kadar abu
(NaCl), gula halus 500 gr, NaOH, (Sudarmadji 1997) dan dilanjutkan
HCl, KSO, HgO, H2SO4 pekat dan dengan uji organoleptik dengan
petroleum eter.Alat-alat yang metode skala hedonik. Rancangan
digunakan yaitu ayakan 60 mesh, percobaan yang digunakan adalah
pisau, mixer, oven, ayakan, wadah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
plastik, pencetak biskuit, tempat kue, faktor tunggal dan sebagai
alat giling tepung, desikator, alat perlakuan yaitu konsentrasi tepung
titrasi dan penangas air. Cara Mocaf. Parameter yang diamati
pembuatan tepung MocafyaituUmbi meliputi kadar air, rendemen minyak
ubi kayu yang sudah tua diambil dan uji organoleptik meliputi warna
dikupas kulitnya dan di cuci. dan aroma. Persamaan yang
Kemudian ditimbang sebanyak 5 kg. digunakan adalah:
Umbi kayu yang sudah dikupas lalu Yij = µ
diiris tipis-tipis untuk pembentukan + αi + ∑ij
chips setebal 1 cm dan Irisan umbi Dimana :
kayu direndam dalam air yakult (65 Yij = Pengamatan pada
ml yakult dilarutkan dalam 5 liter air) perlakuan konsentrasi
selama 30 jam. Umbi kayu direndam getah pepaya ke-i dan
kembali dalam air kapur (CaCO3) ulangan ke-j
selama 5 menit untuk menghentikan µ = Nilai rataan umum
fermentasi. Umbi yang sudah pengamatan
direndam dibilas sampai 6 kali αi = Pengaruh faktor
pembilasan dengan air mengalir dan penambahan konsentrasi getah
penjemuran 3 hari di bawah terik pepaya ke-i
matahari sampai kering dan i = 1,2,......t dan j= 1,2,...,r
dilakukan penepungan (digrinder ∑ij = Pengaruh galat perlakuan
dan diayak dengan ayakan 60 konsentrasi Tepung
mesh). Mocaf ke-i, dan ulangan
Untuk pembuatan biskuit ke-j
dilakukan dengan cara gula halus 30
gr, margarin 3 sendok makan, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
garam 1 sendok dikocok selama 10
menit hingga membentuk krim Beberapa hal yang dapat
kemudian ditambahkan susu 50 ml mempengaruhi kadar air yaitu jenis
dan telur 2 butir dikocok selama 4 bahan dan komponen yang ada di

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 54


dalamnya, serta cara dan kondisi lama atau mempunyai waktu simpan
pemanggangan seperti alat, suhu, yang lebih lama. Menurut Winarno
ketebalan bahan dan lama (2008), suatu bahan pangan yang
pemanggangan. Ketebalan produk tinggi kadar airnya akan semakin
dan suhu pemanggangan cepat busuk daripada bahan pangan
mempengaruhi penguapan air pada dengan kadar air yang rendah.
adonan yang terjadi pada tahap Menurut Dodik (2004), kadar air
pemanggangan. Pada pembuatan dapat mempengaruhi penurunan
biskuit, pemanggangan dilakukan mutu makanan secara kimia dan
dengan oven. Hal ini bertujuan untuk mikrobiologi. Hasil pengamatan uji
mengurangi kadar air, dan juga kadar air produk biskuit dapat dilihat
mematangkan produk, sehingga pada Gambar 1.
diharapkan biskuit dapat bertahan

4.58
5
4
Kadar Air (%)

2.28 2.54
3 2.07
2
1
0
A B C D
Perlakuan (g)
A=100 g terigu + 0 g mokaf B=75 g terigu + 25 g mokaf C=25 g terigu + 75 g mokaf D=0 g terigu + 100 g mokaf

Gambar 1. Hubungan antara Kandungan Kadar Air dengan Substitusi Tepung Terigu dan
Tepung Mocaf pada Biskuit

Gambar 1 menunjukkan Semakin tinggi substitusi


bahwa kadar air biskuit pada tepung terigu dengan tepung Mocaf,
perlakuan A (tepung terigu 100 g maka kadar air semakin meningkat.
dan tepung Mocaf 0 g) yaitu 2,07%, Hal ini disebabkan lesitin pada
perlakuan B (tepung terigu 75 g dan tepung Mocaf mempunyai gugus
tepung Mocaf 25 g) yaitu 2,28%, hidrofil yang bersifat mengikat air
perlakuan C (tepung terigu 25 g dan sehingga pada pemanasan hanya
tepung Mocaf 75 g) yaitu 2,54% dan sedikit yang teruapkan. Molekul air
D (tepung terigu 0 g dan tepung membentuk hidrat dengan molekul-
Mocaf 100 g) yaitu 4,58%. molekul lain yang mengandung
Perlakuan A kadar airnya sangat atom-atom O dan N seperti
rendah jika dibandingkan dengan karbohidrat, protein atau garam,
perlakuan B, C dan D. Hal ini molekul air tersebut merupakan air
disebabkan kandungan kadar air terikat kuat. Bila tepung Mocaf
pada tepung Mocaf lebih besar jika dimasukkan dalam air dingin, maka
dibandingkan dengan tepung terigu akan terjadi pembengkakan granula
sehingga semakin tinggi substitusi Mocaf dan volumenya membesar
tepung Mocaf maka kadar air dalam dan setelah dipanaskan, maka air
produk semakin tinggi. yang berada di sekitar granula akan
terjebak ke dalam granula. Air yang

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 55


terikat pada struktur gel Mocafakan subtitusi tepung Mocaf berpengaruh
lebih mudah menguap karena hanya sangat nyata (P<0.01) terhadap
merupakan air bebas yang terserap kadar air biskuit. Uji BNJ,
sebagai air imbibisi pada saat memperlihatkan bahwa masing-
pemanggangan (Winarno, 2008). masing perlakuan berbeda sangat
Berdasarkan analisis nyata antara perlakuan yang satu
statistik, menunjukkan bahwa dengan yang lainnya.

Hasil analisa kandungan protein pada biskuit dapat dilihat pada Gambar 2.

4 3.11
Kadar Protein (%)

2.53

2 1.33 1.31

0
A B C D
Perlakuan (g)
A= 100 g terigu + 0 g mokaf B= 75 g terigu + 25 g mokaf C= 25 g terigu + 75 g mokaf D= 0 g terigu + 100 g mokaf

Gambar 2. Hubungan Kadar Protein terhadap Substitusi Tepung Terigu dan Tepung
Mocaf pada Pembuatan Biskuit

Berdasarkan hasil analisa semakin tinggi. Hal ini sesuai


ternyata terdapat perbedaan dengan pendapat Desroiser (2006)
kandungan protein pada produk yang menyatakan bahwa kandungan
biskuit. Kandungan protein pada protein dalam suatu produk akan
perlakuan A (tepung terigu 100 g dipengaruhi oleh kandungan protein
dan tepung Mocaf 0 g) yaitu 3,11%, dari bahan yang digunakan.
perlakuan B (tepung terigu 75 g dan Menurut Sunarsi, dkk. (2011)
tepung Mocaf 25 g) yaitu 2,53%, bahwa, penurunan kadar protein
perlakuan C (tepung terigu 25 g dan terjadi dengan adanya penambahan
tepung Mocaf 75 g) yaitu 1,33% dan tepung Mocaf yang dapat
D (tepung terigu 0 g dan tepung mengakibatkan kandungan protein
Mocaf 100 g) yaitu 1,31%.Kadar dalam adonan biskuit menjadi
protein tertinggi terdapat pada rendah, sehingga mempengaruhi
perlakuan A berkisar 3,11% atau penurunan kadar protein biskuit
substitusi tepung terigu 100 g dan yang dihasilkan. Kandungan protein
tepung Mocaf 0 g, kemudian pada tepung Mocaf sebesar 1,5%
semakin menurun dengan sedangkan tepung terigu sebesar
bertambahnya tepung Mocaf. 14,45%. Biskuit yang dihasilkan
Penurunan kadar protein terjadi sumber protein berasal dari
karena kandungan protein pada penggunaan tepung Mocaf, tepung
tepung Mocaf lebih rendah jika terigu dan telur. Namun kadar
dibandingkan dengan tepung terigu protein Mocaf relatif rendah jika
sehingga biskuit yang dihasilkan dibandingkan dengan tepung terigu,
memiliki kandungan protein lebih sehingga konsumsinya perlu
rendah jika substitusi tepung Mocaf didampingi oleh bahan pangan lain

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 56


yang berprotein tinggi seperti telur sangat nyata (P<0.01) terhadap
dan tepung terigu yang mengandung kadar protein biskuit. Uji BNJ,
protein gliadin dan glutein memperlihatkan bahwa masing-
(Kusumaningrum, 2010). masing perlakuan berbeda nyata
Berdasarkan analisis antara perlakuan A, B dan C
statistik, menunjukkan bahwa sedangkan perlakuan C tidak
subtitusi tepung Mocaf berpengaruh berbeda nyata dengan perlakuan

3.75
4
Kadar Abu

3 2.14 1.977
(%)

2 1.093
1
0
A B C D
Perlakuan (g)
A= 100 g terigu + 0 g mokaf B= 75 g terigu + 25 g mokaf C= 25 g terigu + 75 g mokaf D= 0 g terigu + 100 g mokaf

Gambar 3. Hubungan Kadar Abu terhadap Substitusi Tepung Terigu dan Tepung Mocaf
pada Pembuatan Biskuit

Berdasarkan hasil analisa tinggi. Hal ini sesuai dengan


ternyata terdapat perbedaan pendapat Winarno (2008) yang
kandungan kadar abu pada produk menyatakan bahwa kandungan
biskuit. Kandungan kadar abu pada kadar abu dalam suatu produk akan
perlakuan A (tepung terigu 100 g dipengaruhi oleh kandungan mineral
dan tepung Mocaf 0 g) yaitu 3,75%, dari bahan yang digunakan.Menurut
perlakuan B (tepung terigu 75 g dan Sunarsi, dkk. (2011), penurunan
tepung Mocaf 25 g) yaitu 2,14%, kadar abu terjadi dengan adanya
perlakuan C (tepung terigu 25 g dan penambahan tepung Mocaf yang
tepung Mocaf 75 g) yaitu 1,977% dapat mengakibatkan kandungan
dan D (tepung terigu 0 g dan tepung kadar abu dalam adonan biskuit
Mocaf 100 g) yaitu 1,093%.Kadar menjadi rendah, sehingga
tertinggi terdapat pada perlakuan A mempengaruhi penurunan kadar
berkisar 3,75% atau substitusi abu biskuit yang dihasilkan.
tepung terigu 100 g dan tepung Kandungan abu pada tepung Mocaf
Mocaf 0 g, kemudian semakin sebesar 1,4% sedangkan tepung
menurun dengan bertambahnya terigu sebesar 1,83%.
tepung Mocaf. Penurunan kadar abu Berdasarkan analisis
terjadi karena diakibatkan statistik, menunjukkan bahwa
kandungan mineral yang terdapat subtitusi tepung Mocaf berpengaruh
pada tepung Mocaf lebih rendah jika sangat nyata (P<0.01) terhadap
dibandingkan dengan kandungan kadar abu biskuit. Uji BNJ,
mineral tepung terigu sehingga memperlihatkan bahwa masing-
biskuit yang dihasilkan memiliki masing perlakuan berbeda sangat
kandungan kadar abu lebih rendah nyata antara perlakuan yang satu
jika substitusi tepung Mocaf semakin dengan yang lainnya.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 57


6 4.12 4.16 4.4
3.8
Rasa

0
A B C D
Perlakuan (g)
A=100g terigu + 0g mokaf B=75g terigu + 25g mokaf C=25g terigu + 75g mokaf D=0g terigu + 100g mokaf

Gambar 4. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Rasa Biskuit dari Substitusi Tepung Terigu
dan Tepung Mocaf

Biskuit yang dihasilkan yang lebih enak dan rasa khas


menunjukkan tingkat kesukaan biskuit sangat dominan dengan
terhadap rasa yang berbeda-beda. penggunaan tepung Mocaf. Tepung
Hal ini dipengaruhi adanya Mocaf memiliki pati yang tersusun
perbedaan perlakuan dari masing- dari amilosa dan amilopektin,
masing biskuit yang dihasilkan, yaitu kandungan gula pada tepung Mocaf
adanya perbandingan antara tepung yang telah dipanaskan jumlahnya
terigu dan tepung Mocaf. Perlakuan meningkat bila dibandingkan jumlah
yang paling disukai oleh panelis gula pada tepung terigu. Hidrolisis
terhadap rasa biskuit yang pati selama pemanasan
dihasilkan adalah perlakuan D mengakibatkan peningkatan maltose
(tepung terigu 0 g dan tepung Mocaf secara signifikan, karena hidrolisis
100 g), hal ini disebabkan karena pati menghasilkan dekstrin (Sunarsi,
pada perlakuan D memiliki cita rasa 2011).

6 3.88 4 4.16
3.68

4
Warna

0
A B C D
Perlakuan (g)
A=100 g terigu + 0 g mokaf B=75 g terigu + 25 g mokaf C=25 g terigu + 75 g mokaf D=0 g terigu + 100 g mokaf

Gambar 5. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Warna Biskuit dari Substitusi Tepung Terigu
dan Tepung Mocaf

Hasil uji organoleptik adalah biskuit pada perlakuan D


terhadap warna menunjukkan warna (tepung terigu 0 g dan tepung Mocaf
yang paling disukai oleh panelis 100 g) dengan skor 4,16 (suka), dan

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 58


yang paling tidak disukai oleh sama lainnya mengakibatkan panelis
panelis adalah warna biskuit pada tidak mampu membedakan warna
perlakuan B (tepung terigu 75 g dan biskuit dari setiap perlakuan. Inilah
tepung Mocaf 25 g) dengan skor yang menyebabkan ketidakteraturan
3,68 (agak suka). Sedangkan warna nilai skor warna biskuit yang
biskuit pada perlakuan C (tepung diperoleh. Warna biskuit yang
terigu 25 g dan tepung Mocaf 75 g) dihasilkan pada perlakuan D (tepung
memiliki skor 4 (suka) dan A (tepung terigu 0 g dan tepung Mocaf 100 g)
terigu 100 g dan tepung Mocaf 0 g) lebih disukai, sedangkan warna yang
memiliki skor 3,88 (agak suka). Skor dihasilkan pada perlakuan B (tepung
yang berbeda tersebut disebabkan terigu 75 g dan tepung Mocaf 25 g)
oleh substitusi tepung terigu dan kurang disukai karena memiliki
tepung Mocaf. Tepung terigu dan warna coklat kegelapan dan terlihat
tepung Mocaf memberikan kontribusi kurang menarik dari perlakuan
warna terhadap produk biskuit yang lainnya. Substitusi tepung Mocaf
dihasilkan. substitusi tepung terigu yang lebih banyak dari tepung terigu
dan tepung Mocaf yang digunakan menimbulkan warna yang disukai
memberikan pengaruh terhadap panelis, karena tepung Mocaf yang
warna yang dihasilkan pada produk digunakan memiliki warna putih
tersebut. dibandingkan tepung terigu.
Warna keseluruhan biskuit
yang hampir tidak berbeda satu

6 4.16 4.2 4.36


3.8
4
Aroma

0
A B C D
Perlakuan (g)
A=100g Terigu + 0g Mokaf B=75g Terigu + 25g Mokaf C=25g Terigu + 75g Mokaf D=0g Terigu + 100g Mokaf

Gambar 6. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Aroma Biskuit dari dari Substitusi Tepung
Terigu dan Tepung Mocaf
Aroma biskuit yang Mocaf. Aroma yang harum dan khas
dihasilkan pada perlakuan D (tepung dari tepung Mocaf berasal dari
terigu 0 g dan tepung Mocaf 100 g ) kandungan pati yang terdegradasi.
adalah aroma yang harum dan khas Pembentukan aroma dan flavor
sesuai dengan bahan baku yang disebabkan oleh kandungan
digunakan dalam pembuatan biskuit, karbohidrat yang tedegradasi pada
yaitu tepung terigu dan tepung Mocaf.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 59


3.92
3.56 3.64 3.76
4

3
Tekstur

0
A B C D
Perlakuan (g)
A=100g Terigu + 0g Mokaf B=75g Terigu + 25g Mokaf C=25g Terigu + 75g Mokaf D= 0g Terigu + 100g Mokaf

Gambar 7. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Biskuit dari dari Substitusi
Tepung Terigu dan Tepung Mocaf
Gambar 7 menunjukkan formula biskuit. Bahan yang
bahwa hasil uji organoleptik digunakan untuk memproduksi
terhadap tekstur menunjukkan biskuit memiliki pengaruh pengikat
tekstur yang paling disukai oleh dan pengeras yang berbeda-beda
panelis adalah biskuit pada terhadap adonan biskuit.
perlakuan D (tepung terigu 0g dan Penggunaan tepung Mocaf yang
tepung Mocaf 100g) dengan skor berlebih menghasilkan tekstur biskuit
3,92 (agak suka), dan yang paling yang lebih lunak dan lebih beremah,
kurang disukai oleh panelis adalah sedangkan penggunaan tepung
tekstur biskuit pada perlakuan A terigu yang berlebih menghasilkan
(tepung terigu 100g dan tepung tekstur biskuit yang lebih keras dan
Mocaf 0g) dengan skor 3,56 (agak tidak mengembang.
suka). Sedangkan tekstur biskuit
pada perlakuan B (tepung terigu 75g PENUTUP
dan tepung Mocaf 25g) memiliki skor
3,64 (agak suka) dan C (tepung Kesimpulan yang diperoleh
terigu 25g dan tepung Mocaf 75g) berdasarkan penelitian yang telah
memiliki skor 3,76 (agak suka). dilakukan adalah sebagai berikut :
Panelis memberikan skor yang tidak 1. Substitusi tepung terigu dan
tepung Mocaf dalam pembuatan
banyak perbedaan terhadap tekstur
biskuit yang dihasilkan disebabkan biskuit memberikan pengaruh
oleh penggunaan tepung Mocaf dan sangat nyata terhadap kadar air,
tepung terigu yang tidak terlalu ada kadar protein dan kadar abu
perbedaan terhadap tekstur setiap biskuit yang dihasilkan.
perlakuan. 2. Tingkat kesukaan panelis
Penggunaan bahan baku terbaik terhadap rasa, warna,
tepung Mocaf dan tepung terigu aroma dan tekstur dengan
mempengaruhi tekstur biskuit yang kategori suka terdapat pada
dihasilkan. Tekstur biskuit berkaitan perlakuan D (tepung terigu 0 g
erat dengan granula tepung Mocaf dan tepung Mocaf 100 g) dan
lebih halus jika dibandingkan dengan kadar air biskuit sudah
tepung terigu karena tepung Mocaf memenuhi SNI mutu biskuit
hampir sama dengan pati umbi kayu. yang ditetapkan sedangkan
Menurut Desrosier (2006), tepung kadar protein dan kadar abu
terigu merupakan struktur pokok tidak memenuhi SNI No.01-
atau bahan pengikat di dalam semua 2973-2002.

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 60


Adapun saran dalam Seminar Hasil Penelitian
penelitian ini yaitu pada proses dan Pengabdian kepada
pembuatan biskuit sebaiknya Masyarakat.
ditambahkan putih telur dalam
Utomo, J. S. 2011. Teknologi
adonan sehingga produk biskuit
Pengolahan Ubikayu
yang dihasilkan memiliki tekstur
dan Ubijalar
yang renyah dan juga dapat
Mendukung Ketahanan
menambah kadar protein biskuit.
Pangan. Jurnal
Teknologi Pertanian
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2011. Hal 42-46.
Desrosier, N.W., (2006). Teknologi Malang
Pengawetan Pangan. Winarno F. G. 2008. Kimia Pangan
Edisi Ke-5.Penerbit dan Gizi. Penerbit PT
Universitas Indonesia. Gramedia
Jakarta PustakaUtama. Jakarta
Dodik B. 2004. Pengembangan
Diversifikasi Pangan
Pokok Dalam Rangka
Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional.
Makala Sains
Pascasarjana IPB.
Kusumaningrum, A. 2010.
Mendulang Devisa
Mocaf di Lahan-lahan
Tidur. Kementrian
Lingkungan Hidup,
Malang.
Subagio, 2009. Mocaf : Inovasi Dan
Peluang Baru
Agribisnis.http://d3agroi
ndustri.tp.ugm.ac.id/foru
m/index.php?topic=472.0
. Diakses pada tanggal
04 November 2015
Sudarmadji, S. B. Haryono Suhardi
1997. Analisa Bahan
Makanan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
Sunarsi, S., A. Sugeng, M.,
Wahyuni, S.,
Ratnaningsih, W.,
(2011). Memanfaatkan
Singkong Menjadi
Tepung Mocaf untuk
Pemberdayaan
Masyarakat Sumberejo,

Jurnal Agropolitan Vol 3 No 3 November 2016 61

Anda mungkin juga menyukai