240210180025
Kelompok 6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
20
𝑁𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000
20
𝑁𝐴 = × 100
1000
𝑁𝐴 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Plate count agar (PCA) merupakan media padat, yaitu media yang
mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.
Plate count agar (PCA) pertama kali dikembangkan oleh Buchbinder, Baris, dan
Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari American Public Health
Association (APHA). Plate count agar (PCA) digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah
bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan sampel-sampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode total plate count karena media plate count agar (PCA)
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast yang
menyuplai vitamin B kompleks. Media plate count agar (PCA) tersusun atas
enzymatic digest of casein 5 g/L , yeast extract 2,5 g/L, d(+) glukosa 1 g/L, dan
agar-agar 14 g/L. Glukosa dan yeast extract atau ekstrak ragi digunakan untuk
menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate count agar (PCA) mengandung vitamin
yang disediakan dari ekstrak ragi, dan glukosa yang digunakan sebagai sumber
energi bagi mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri.
Casein enzymic hydrolisate berfungsi untuk menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen kompleks. Agar-agar berfungsi sebagai pemadat, meskipun
bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu kompleks karbohidrat yang
diekstraksi dari alga marin genus Gelidium, namun sebagian besar
mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan, sehingga agar-
agar hanya berfungsi sebagai pemadat. Karakteristik plate count agar (PCA)
Reni
240210180025
Kelompok 6
sebelum dilarutkan dalam akuades adalah berbentuk serbuk dan berwarna krem.
Sebelum memulai proses pembuatan media, maka praktikan harus menghitung
terlebih dahulu massa plate count agar (PCA) yang dibutuhkan. Takaran
pemakaian dari plate count agar (PCA) yaitu sebanyak 22,5 gram diperuntukan
bagi 1000 ml akuades. Pada praktikum kali ini, praktikan hanya menggunakan
100 ml akuades, sehingga berlaku :
22,5
𝑃𝐶𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000
22,5
𝑃𝐶𝐴 = × 100
1000
Setelah mengetahui massa plate count agar (PCA) yang dibutuhkan, maka
praktikan harus mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu,
yaitu neraca analitik, spatula, beaker glass, autoklaf, alumunium foil, kapas, kassa,
solasi kertas, erlenmeyer, heater, 100 ml akuades dan 2,25 gram plate count agar
(PCA) instan. Langkah selanjutnya yaitu menimbang plate count agar (PCA)
sebanyak 2,25 gram menggunakan neraca analitik. Hal pertama yang harus
dilakukan yaitu meletakkan beaker glass kosong di atas neraca analitik, tekan
tombol untuk membuat angka timbangannya menjadi nol. Kemudian dengan
menggunakan spatula, ambil plate count agar (PCA) instan sedikit demi sedikit
hingga hasil timbangan menunjukkan angka 2,25 gram. Selanjutnya masukkan
plate count agar (PCA) ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan akuades
(gunakan akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk mengaduknya.
Setelah dirasa sudah larut, pindahkan plate count agar (PCA) ke dalam
erlenmeyer dan bilas sisa-sisa larutan plate count agar (PCA) yang ada di dalam
beaker glass dengan sisa akuades tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke
dalam erlenmeyer. Setelah itu dipanaskan menggunakan heater dan sesekali
diaduk selama ± 15 menit. Fungsi dari pemanasan ini yaitu untuk
menghomogenkan larutan karena dengan pemanasan, pelarutan dari plate count
agar (PCA) dengan akuades dapat dipercepat. Setelah selesai, sumbat erlenmeyer
menggunakan kapas yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan kassa. Fungsi dari
Reni
240210180025
Kelompok 6
penyumbatan ini adalah untuk menghindari adanya kontaminan dan menjaga
media agar tetap dalam kondisi steril. Lalu tutup dengan alumunium foil dan
rekatkan menggunakan solasi kertas. Selanjutnya yaitu proses sterilisasi media
pada autoklaf dengan suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu isi
autoklaf dengan akuades, namun jangan sampai melebihi penyangga tempat
penyimpanan alat atau media, lalu simpan tempat penyimpanan di atas
penyangga. Masukkan media plate count agar (PCA) yang akan disterilkan
dengan rapi. Tutup autoklaf dengan rapat dan putar setiap sekrup dari arah
berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air
yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Setelah itu sambungkan autoklaf
dengan sumber listrik dan nyalakan tombol “ON” yang ada pada autoklaf dan atur
suhu untuk pemanasan. Klep pengaman yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam
keadaan terbuka dengan tujuan sebagai tempat keluarnya uap air untuk menjaga
stabilitas. Jika setelah dipanaskan terdapat air yang menetes dari klep, maka
segera tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan
akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan
autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan
kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf
dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung dengan sumber listrik. Biarkan
jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan sendirinya. Setelah jarum penunjuk
kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu media plate count agar
(PCA) yang ada di dalam autoklaf dapat dikeluarkan. Media plate count agar
(PCA) siap untuk digunakan.
Potato dextrose agar (PDA) merupakan media padat yang berwarna putih
dalam bentuk bubuk, dan berbau kentang Media potato dextrose
agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Selain itu potato dextrose agar (PDA) juga dapat digunakan untuk
enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan (Yunita,
2015). Enumerasi adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah
mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel. Sehingga potato dextrose agar
(PDA) banyak digunakan pada dunia industri, seperti industri makanan, produk
susu, dan juga kosmetik untuk menghitung jumlah mikroorganisne yang ada pada
Reni
240210180025
Kelompok 6
sample setiap produk. Media potato dextrose agar (PDA) tersusun atas ekstrak
kentang 4 g/L, dextrose 20 g/L , agar-agar 15 g/L, dan akuades. Potato extract
atau ekstrak kentang berfungsi sebagai sumber karbohidrat atau makanan bagi
biakan pada media potato dextrose agar (PDA). Lalu dextrose atau gugusan gula
baik itu monosakarida maupun polisakarida berfungsi sebagai penambah nutrisi
bagi biakan. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan membeku pada suhu diatas 45ºC. Dextrose berfungsi
sebagai sumber gula penghasil energi. Akuades berfungsi untuk melarutkan agar,
dextrose, dan ekstrak kentang. Agar berfungsi sebagai tempat tumbuh biakan dan
sebagai pemadat. Dalam pembuatan media potato dextrose agar (PDA) praktikan
harus menghitung terlebih dahulu massa potato dextrose agar (PDA) yang
dibutuhkan. Takaran pemakaian dari potato dextrose agar (PDA) yaitu sebanyak
39 gram diperuntukan bagi 1000 ml akuades. Pada praktikum kali ini, praktikan
hanya menggunakan 100 ml akuades, sehingga berlaku :
39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑃𝐷𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000 𝑚𝑙
39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑃𝐷𝐴 = × 100 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝐵 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000 𝑚𝑙
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝐵 = × 100 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙
𝑁𝐵 = 0,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝐶𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
100 𝑚𝑙
0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝐶𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 = × 100 𝑚𝑙
100 𝑚𝑙
Buffered pepton water (BPW) adalah salah satu larutan pengencer yang
sering digunakan. Komposisi buffered pepton water (BPW) yaitu, pepton 10 g/L,
sodium klorida 5 g/L, disodium fosfat 3,5 g/L, dan kalium dihidrogen fosfat 3,5
g/L. Dalam aturan pemakaian buffered pepton water (BPW) 0,1% instan,
digunakan sebanyak 0,1 gram untuk 100 ml akuades. Pada praktikum kali ini,
praktikan menggunakan 100 ml akuades, sehingga berlaku :
0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑃𝑊 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
100 𝑚𝑙
0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑃𝑊 = × 100 𝑚𝑙
100 𝑚𝑙
Sterilisasi adalah suatu proses membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan mikroorganisme (Gabriel, 1996). Dalam mikrobiologi,
sterilisasi merupakan tahap yang sangat penting, karena dalam tahap sterilisasi
semua alat dan media yang kita gunakan untuk proses inokulasi, pembiakan, atau
penanaman mikroba dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi oleh mikroba
lain yang ada dilingkungan sekitar. Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi
dengan uap air bertekanan. Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan
(100oC selama 5 – 10 menit), blansing (70 - 85oC selama 7 – 9 menit),
pasteurisasi (72oC selama 15 detik), dan menggunakan autoklaf. Cara ini selain
digunakan untuk mensterilkan alat, dapat juga digunakan untuk bahan-bahan yang
Reni
240210180025
Kelompok 6
mengandung cairan tidak tahan udara, seperti media. Pada praktikum kali ini,
praktikan melakukan sterilisasi botol dengan metode perebusan. Hal pertama
yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
diantaranya yaitu, botol kaca yang akan disterilisasi, kain lap, akuades, kompor,
panci, dan tang krus. Setelah alat dan bahan siap, masukkan botol kaca ke dalam
panci yang sudah diberi alas kain lap, lalu tambahkan air ke dalam panci hingga
botol kaca terendam. Fungsi kain lap pada perebusan yaitu untuk membuat alat-
alat yang akan disterilisasi tidak bergerak, sehingga proses sterilisasi dapat
berjalan dengan baik. Kemudian panaskan hingga mendidih di atas kompor.
Setelah mendidih diamkan selama ± 5 – 10 menit. Lalu angkat botol
menggunakan tang krus dan simpan di tempat yang steril. Botol kaca steril dan
siap untuk digunakan.
Reni
240210180025
Kelompok 6
Dian, Eri. 2016. Teknik Firm Agar untuk Isolasi Bakteri Menjalar : 24 (2) : 123.
Hidayat ,Yusuf dan Sutarma. 2014. Teknik Pembuatan Kultur Media dan Bakteri.
Bogor: Balai Penelitian Veteriner. 64 p. https://books.google.co.id. Diakses
pada tanggal 4 April 2019.
Wuryanti. 2010. Uji Ekstrak Bawang Bombay sebagai Anti Bakteri Gram Positif
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Cakram : 12 (2) : 71.