Anda di halaman 1dari 20

Reni

240210180025
Kelompok 6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan sangat


penting dalam memelihara keseimbangan ekologi dan keseimbangan ekosistem di
bumi, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mikroorganisme
membutuhkan media. Media digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak. Pada praktikum mikrobiologi kali ini, praktikan melakukan
pembuatan media dan larutan pengencer serta sterilisasi dengan tujuan untuk
mengetahui dan memahami proses pembuatan media dan larutan pengencer serta
sterilisasi dengan baik dan benar. Media yang biasa digunakan dalam praktikum
adalah nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), potato dextrose agar (PDA), dan
plate count agar (PCA), sedangkan larutan pengencer yang digunakan ialah NaCl
Fisiologis dan buffered pepton water (BPW). Setelah melalui seluruh proses
pembuatan media dan larutan pengencer, dapat diketahui perbedaan media dan
larutan pengecer sebelum dan sesudah disterilisasi. Adapun hasilnya yaitu sebagai
berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Warna Sebelum dan Sesudah Sterilisasi

No Nama Warna Warna Foto Sebelum Foto Sesudah


Media / Sebelum Sesudah Sterilisasi Sterilisasi
Larutan Sterilisasi Sterilisasi
Pengencer
1. Nutrient Kuning Kuning
agar (NA) pucat kecoklatan
dan jernih

2. Potato Putih Kuning


dextrose bening pucat dan
agar jernih
(PDA)
Reni
240210180025
Kelompok 6
No Nama Warna Warna Foto Sebelum Foto Sesudah
Media / Sebelum Sesudah Sterilisasi Sterilisasi
Larutan Sterilisasi Sterilisasi
Pengencer
3. Plate count Kuning dan Kuning
agar keruh jernih
(PCA)

4. Nutrient Kuning Kuning


broth (NB) pucat kecoklatan
dan jernih

5. NaCl Bening Bening dan


Fisiologis jernih

6. Buffered Kuning Kuning


pepton bening pucat dan
water jernih
(BPW)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Media yang digunakan dalam mikrobiologi jenisnya juga sangat beraneka


ragam, diantaranya yaitu, nutrient agar (NA), potato dextrose agar (PDA), plate
count agar (PCA), dan nutrient broth (NB). Nutrient agar (NA) merupakan suatu
medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah
dan senyawa-senyawa kimia. Medium nutrient agar (NA) merupakan medium
yang berwarna kuning kecoklatan yang memiliki konsistensi yang padat dimana
Reni
240210180025
Kelompok 6
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri. Nutrient agar (NA) juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Nutrient agar (NA) mengandung sumber nitrogen yang dapat
digunakan untuk budidaya bakteri dan penghitungan organisme dalam air, limbah,
kotoran, dan bahan lainnya. Media dan larutan pengencer tersusun atas beberapa
komponen yang memiliki fungsi masing-masing. Media Nutrient agar (NA)
disusun oleh beef extract 3 g/L, pepton from meat 5 g/L, bacto agar 12 g/L, dan
akuades. Beef extract berfungsi sebagai sumber protein yang berperan pada
pertumbuhan mikroorganisme, beef extract diperoleh dengan mengekstraksi
daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebusnya di dalam air panas dan
menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu
kental berbentuk pasta. Selanjutnya yaitu pepton yang berfungsi sebagai sumber
nutrient yang spesifik untuk mikroba bakteri. Bacto agar berfungsi sebagai bahan
pemadat media, sehingga jika didiamkan makan media akan mengeras dengan
sendirinya. Akuades sendiri berfungsi sebagai sumber nutrien bagi mikroba dan
pelarut bagi media. Sebelum memulai proses pembuatan media, maka praktikan
harus menghitung terlebih dahulu massa nutrient agar (NA) yang dibutuhkan.
Takaran pemakaian dari nutrient agar (NA) yaitu sebanyak 20 gram diperuntukan
bagi 1000 ml akuades. Pada praktikum kali ini, praktikan hanya menggunakan
100 ml akuades, sehingga berlaku :

20
𝑁𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000

20
𝑁𝐴 = × 100
1000

𝑁𝐴 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massa nutrient agar (NA) yang dibutuhkan, praktikan


harus menyiapkan terlebih dahulu seluruh alat dan bahan yang diperlukan, yaitu
neraca analitik, spatula, beaker glass, alumunium foil, solasi kertas, kapas, kassa,
autoklaf, erlenmeyer, heater, 100 ml akuades dan 2 gram nutrient agar (NA)
instan. Langkah selanjutnya yaitu menimbang nutrient agar (NA) sebanyak 2
Reni
240210180025
Kelompok 6
gram dengan menggunakan neraca analitik. Hal pertama yang harus dilakukan
yaitu meletakkan beaker glass kosong di atas neraca analitik, tekan tombol untuk
membuat angka timbangannya menjadi nol. Kemudian dengan menggunakan
spatula, ambil bubuk nutrient agar (NA) sedikit demi sedikit hingga hasil
timbangan menunjukkan angka 2 gram. Selanjutnya masukkan Nutrient agar
(NA) tersebut ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan akuades (gunakan
akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk mengaduknya. Setelah dirasa
sudah larut, pindahkan nutrient agar (NA) ke dalam erlenmeyer dan bilas sisa-sisa
larutan nutrient agar (NA) yang ada di dalam beaker glass dengan sisa akuades
tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke dalam erlenmeyer. Pastikan
erlemneyer yang digunakan dalam keadaan bersih, bebas debu, dan tidak
terkontaminasi. Karakteristik nutrient agar (NA) sesudah dilarutkan dalam
akuades adalah berwarna kuning keruh, berbau khas, dan terdapat endapan. Lalu
dipanaskan menggunakan heater dan sesekali diaduk selama ± 15 menit hingga
tidak terlihat lagi adanya endapan nutrient agar (NA). Fungsi dari pemanasan ini
yaitu untuk menghomogenkan larutan karena dengan pemanasan pelarutan dari
nutrient agar (NA) dengan akuades dapat dipercepat. Setelah selesai, sumbat
erlenmeyer menggunakan kapas yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan kassa.
Fungsi dari penyumbatan ini yaitu untuk menghindari adanya kontaminan dan
menjaga media agar tetap dalam kondisi steril. Lalu tutup dengan alumunium foil
dan rekatkan menggunakan solasi kertas. Selanjutnya yaitu proses sterilisasi
media pada autoklaf dengan suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu
isi autoklaf dengan akuades, namun jangan sampai melebihi penyangga tempat
penyimpanan alat atau media, lalu simpan tempat penyimpanan di atas
penyangga. Masukkan media nutrient agar (NA) yang akan disterilkan dengan
rapi. Tutup autoklaf dengan rapat dan putar setiap sekrup dari arah berlawanan
dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang
dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Setelah itu sambungkan autoklaf dengan
sumber listrik dan nyalakan tombol “ON” yang ada pada autoklaf dan atur suhu
untuk pemanasan. Klep pengaman yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam
keadaan terbuka dengan tujuan sebagai tempat keluarnya uap air untuk menjaga
stabilitas. Jika setelah dipanaskan terdapat air yang menetes dari klep, maka
Reni
240210180025
Kelompok 6
segera tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan
akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan
autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan
kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf
dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung dengan sumber listrik. Biarkan
jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan sendirinya. Setelah jarum penunjuk
kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu media yang ada di
dalam autoklaf dapat dikeluarkan. Media nutrient agar (NA) siap untuk
digunakan.

Plate count agar (PCA) merupakan media padat, yaitu media yang
mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.
Plate count agar (PCA) pertama kali dikembangkan oleh Buchbinder, Baris, dan
Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari American Public Health
Association (APHA). Plate count agar (PCA) digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah
bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan sampel-sampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode total plate count karena media plate count agar (PCA)
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast yang
menyuplai vitamin B kompleks. Media plate count agar (PCA) tersusun atas
enzymatic digest of casein 5 g/L , yeast extract 2,5 g/L, d(+) glukosa 1 g/L, dan
agar-agar 14 g/L. Glukosa dan yeast extract atau ekstrak ragi digunakan untuk
menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate count agar (PCA) mengandung vitamin
yang disediakan dari ekstrak ragi, dan glukosa yang digunakan sebagai sumber
energi bagi mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri.
Casein enzymic hydrolisate berfungsi untuk menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen kompleks. Agar-agar berfungsi sebagai pemadat, meskipun
bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu kompleks karbohidrat yang
diekstraksi dari alga marin genus Gelidium, namun sebagian besar
mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan, sehingga agar-
agar hanya berfungsi sebagai pemadat. Karakteristik plate count agar (PCA)
Reni
240210180025
Kelompok 6
sebelum dilarutkan dalam akuades adalah berbentuk serbuk dan berwarna krem.
Sebelum memulai proses pembuatan media, maka praktikan harus menghitung
terlebih dahulu massa plate count agar (PCA) yang dibutuhkan. Takaran
pemakaian dari plate count agar (PCA) yaitu sebanyak 22,5 gram diperuntukan
bagi 1000 ml akuades. Pada praktikum kali ini, praktikan hanya menggunakan
100 ml akuades, sehingga berlaku :

22,5
𝑃𝐶𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000

22,5
𝑃𝐶𝐴 = × 100
1000

𝑃𝐶𝐴 = 2,25 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massa plate count agar (PCA) yang dibutuhkan, maka
praktikan harus mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu,
yaitu neraca analitik, spatula, beaker glass, autoklaf, alumunium foil, kapas, kassa,
solasi kertas, erlenmeyer, heater, 100 ml akuades dan 2,25 gram plate count agar
(PCA) instan. Langkah selanjutnya yaitu menimbang plate count agar (PCA)
sebanyak 2,25 gram menggunakan neraca analitik. Hal pertama yang harus
dilakukan yaitu meletakkan beaker glass kosong di atas neraca analitik, tekan
tombol untuk membuat angka timbangannya menjadi nol. Kemudian dengan
menggunakan spatula, ambil plate count agar (PCA) instan sedikit demi sedikit
hingga hasil timbangan menunjukkan angka 2,25 gram. Selanjutnya masukkan
plate count agar (PCA) ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan akuades
(gunakan akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk mengaduknya.
Setelah dirasa sudah larut, pindahkan plate count agar (PCA) ke dalam
erlenmeyer dan bilas sisa-sisa larutan plate count agar (PCA) yang ada di dalam
beaker glass dengan sisa akuades tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke
dalam erlenmeyer. Setelah itu dipanaskan menggunakan heater dan sesekali
diaduk selama ± 15 menit. Fungsi dari pemanasan ini yaitu untuk
menghomogenkan larutan karena dengan pemanasan, pelarutan dari plate count
agar (PCA) dengan akuades dapat dipercepat. Setelah selesai, sumbat erlenmeyer
menggunakan kapas yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan kassa. Fungsi dari
Reni
240210180025
Kelompok 6
penyumbatan ini adalah untuk menghindari adanya kontaminan dan menjaga
media agar tetap dalam kondisi steril. Lalu tutup dengan alumunium foil dan
rekatkan menggunakan solasi kertas. Selanjutnya yaitu proses sterilisasi media
pada autoklaf dengan suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu isi
autoklaf dengan akuades, namun jangan sampai melebihi penyangga tempat
penyimpanan alat atau media, lalu simpan tempat penyimpanan di atas
penyangga. Masukkan media plate count agar (PCA) yang akan disterilkan
dengan rapi. Tutup autoklaf dengan rapat dan putar setiap sekrup dari arah
berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air
yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Setelah itu sambungkan autoklaf
dengan sumber listrik dan nyalakan tombol “ON” yang ada pada autoklaf dan atur
suhu untuk pemanasan. Klep pengaman yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam
keadaan terbuka dengan tujuan sebagai tempat keluarnya uap air untuk menjaga
stabilitas. Jika setelah dipanaskan terdapat air yang menetes dari klep, maka
segera tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan
akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan
autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan
kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf
dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung dengan sumber listrik. Biarkan
jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan sendirinya. Setelah jarum penunjuk
kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu media plate count agar
(PCA) yang ada di dalam autoklaf dapat dikeluarkan. Media plate count agar
(PCA) siap untuk digunakan.

Potato dextrose agar (PDA) merupakan media padat yang berwarna putih
dalam bentuk bubuk, dan berbau kentang Media potato dextrose
agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Selain itu potato dextrose agar (PDA) juga dapat digunakan untuk
enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan (Yunita,
2015). Enumerasi adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah
mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel. Sehingga potato dextrose agar
(PDA) banyak digunakan pada dunia industri, seperti industri makanan, produk
susu, dan juga kosmetik untuk menghitung jumlah mikroorganisne yang ada pada
Reni
240210180025
Kelompok 6
sample setiap produk. Media potato dextrose agar (PDA) tersusun atas ekstrak
kentang 4 g/L, dextrose 20 g/L , agar-agar 15 g/L, dan akuades. Potato extract
atau ekstrak kentang berfungsi sebagai sumber karbohidrat atau makanan bagi
biakan pada media potato dextrose agar (PDA). Lalu dextrose atau gugusan gula
baik itu monosakarida maupun polisakarida berfungsi sebagai penambah nutrisi
bagi biakan. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan membeku pada suhu diatas 45ºC. Dextrose berfungsi
sebagai sumber gula penghasil energi. Akuades berfungsi untuk melarutkan agar,
dextrose, dan ekstrak kentang. Agar berfungsi sebagai tempat tumbuh biakan dan
sebagai pemadat. Dalam pembuatan media potato dextrose agar (PDA) praktikan
harus menghitung terlebih dahulu massa potato dextrose agar (PDA) yang
dibutuhkan. Takaran pemakaian dari potato dextrose agar (PDA) yaitu sebanyak
39 gram diperuntukan bagi 1000 ml akuades. Pada praktikum kali ini, praktikan
hanya menggunakan 100 ml akuades, sehingga berlaku :

39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑃𝐷𝐴 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000 𝑚𝑙

39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑃𝐷𝐴 = × 100 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙

𝑃𝐷𝐴 = 3,9 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massapPotato dextrose agar (PDA) yang dibutuhkan,


langkah selanjutnya yaitu siapkan terlebih dahulu seluruh alat dan bahan yang
digunakan, yaitu neraca analitik, autoklaf, kapas, kassa, spatula, beaker glass,
alumunium foil, solasi kertas, erlenmeyer, heater, 100 ml akuades dan 3,9 gram
potato dextrose agar (PDA) instan. Setelah semua alat dan bahan siap, timbang
potato dextrose agar (PDA) sebanyak 3,9 gram menggunakan neraca analitik.
Letakkan beaker glass kosong di atas neraca analitik, tekan tombol untuk
membuat angka timbangannya menjadi nol. Kemudian dengan menggunakan
spatula, ambil potato dextrose agar (PDA) instan sedikit demi sedikit hingga hasil
timbangan menunjukkan angka 3,9 gram. Selanjutnya masukkan potato dextrose
agar (PDA) ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan akuades (gunakan
akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk mengaduknya. Setelah dirasa
Reni
240210180025
Kelompok 6
sudah larut, pindahkan Potato dextrose agar (PDA) ke dalam erlenmeyer dan
bilas sisa-sisa larutan Potato dextrose agar (PDA) yang ada di dalam beaker glass
dengan sisa akuades tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke dalam
erlenmeyer. Setelah itu dipanaskan menggunakan heater dan sesekali diaduk
selama ± 15 menit. Fungsi dari pemanasan ini yaitu untuk menghomogenkan
larutan karena dengan pemanasan, pelarutan dari potato dextrose agar (PDA)
dengan akuades dapat dipercepat. Setelah selesai, sumbat erlenmeyer
menggunakan kapas yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan kassa. Fungsi dari
penyumbatan ini adalah untuk menghindari adanya kontaminan dan menjaga
media agar tetap dalam kondisi steril. Lalu tutup dengan alumunium foil dan
rekatkan menggunakan solasi kertas.

Setelah media dibuat, selanjutnya sterilkan media pada autoklaf dengan


suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu isi autoklaf dengan akuades,
namun jangan sampai melebihi penyangga tempat penyimpanan alat atau media,
lalu simpan tempat penyimpanan di atas penyangga. Masukkan media potato
dextrose agar (PDA) yang akan disterilkan dengan rapi. Tutup autoklaf dengan
rapat dan putar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak
terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan
berlangsung. Setelah itu sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan
tombol “ON” yang ada pada autoklaf dan atur suhu untuk pemanasan. Klep
pengaman yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan tujuan
sebagai tempat keluarnya uap air untuk menjaga stabilitas. Jika setelah dipanaskan
terdapat air yang menetes dari klep, maka segera tutup klep tersebut. Setelah klep
ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan akan bergerak menunjuk ke angka yang
lebih besar karena suhu dan tekanan autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan
angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah
sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung
dengan sumber listrik. Biarkan jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan
sendirinya. Setelah jarum penunjuk kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup
digeser, lalu media potato dextrose agar (PDA) yang ada di dalam autoklaf dapat
dikeluarkan. Media potato dextrose agar (PDA) siap untuk digunakan.
Reni
240210180025
Kelompok 6
Nutrient broth (NB) merupakan media dalam bentuk cair yang tidak
mengandung agar. Nutrient broth (NB) digunakan untuk menumbuhkan dan
memperbanyak mikroorganisme. Media nutrient broth (NB) mengandung pepton
from meat 5 g/L, meat extract 3 g/L dan akuades. Ekstrak daging sapi sebagai
sumber karbon, nitrogen, oksigen, mineral, dan vitamin, sedangkan pepton
merupakan protein sebagai sumber karbon, nitrogen, oksigen, sulfida (Wuryanti,
2010). Ekstrak daging dan pepton sangat baik digunakan dalam pembuatan
nutrien cair. Akuades sebagai pelarut pembentukan media dan akuades penting
sekali bagi bakteri diantaranya sebagai sarana transport, media, pelarut dan untuk
reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel bakteri yang membutuhkan akuades. Dalam
pembuatan media nutrient broth (NB) praktikan harus menghitung terlebih
dahulu massa nutrient broth (NB) yang dibutuhkan. Takaran pemakaian dari
nutrient broth (NB) yaitu sebanyak 8 gram diperuntukan bagi 1000 ml akuades.
Pada praktikum kali ini, praktikan hanya menggunakan 100 ml akuades, sehingga
berlaku :

8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝐵 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
1000 𝑚𝑙

8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝐵 = × 100 𝑚𝑙
1000 𝑚𝑙

𝑁𝐵 = 0,8 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massa nutrient broth (NB) yang dibutuhkan,


selanjutnya praktikan harus menyiapkan terlebih dahulu seluruh alat dan bahan
yang digunakan, yaitu neraca analitik, spatula, beaker glass, autoklaf, alumunium
foil, kapas, kassa, solasi kertas, erlenmeyer, heater, 100 ml akuades dan 0,8 gram
nutrient broth (NB). Setelah semua alat dan bahan siap, timbang Nutrient broth
(NB) sebanyak 0,8 gram menggunakan neraca analitik. Letakkan beaker glass
kosong di atas neraca analitik, tekan tombol untuk membuat angka timbangannya
menjadi nol. Kemudian dengan menggunakan spatula, ambil nutrient broth (NB)
instan sedikit demi sedikit hingga hasil timbangan menunjukkan angka 0,8 gram.
Selanjutnya masukkan nutrient broth (NB) ke dalam beaker glass dan dilarutkan
dengan akuades (gunakan akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk
Reni
240210180025
Kelompok 6
mengaduknya. Setelah dirasa sudah larut, pindahkan nutrient broth (NB) ke dalam
erlenmeyer dan bilas sisa-sisa larutan nutrient broth (NB) yang ada di dalam
beaker glass dengan sisa akuades tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke
dalam erlenmeyer. Setelah itu dipanaskan menggunakan heater dan sesekali
diaduk selama ± 15 menit. Fungsi dari pemanasan ini yaitu untuk
menghomogenkan larutan karena dengan pemanasan, pelarutan dari nutrient
broth (NB) dengan akuades dapat dipercepat. Setelah selesai, sumbat erlenmeyer
menggunakan kapas yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan kassa. Fungsi dari
penyumbatan ini adalah untuk menghindari adanya kontaminan dan menjaga
media agar tetap dalam kondisi steril. Lalu tutup dengan alumunium foil dan
rekatkan menggunakan solasi kertas. Selanjutnya yaitu proses sterilisasi media
pada autoklaf dengan suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu isi
autoklaf dengan akuades, namun jangan sampai melebihi penyangga tempat
penyimpanan alat atau media, lalu simpan tempat penyimpanan di atas
penyangga. Masukkan media nutrient broth (NB) yang akan disterilkan dengan
rapi. Tutup autoklaf dengan rapat dan putar setiap sekrup dari arah berlawanan
dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang
dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Setelah itu sambungkan autoklaf dengan
sumber listrik dan nyalakan tombol “ON” yang ada pada autoklaf dan atur suhu
untuk pemanasan. Klep pengaman yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam
keadaan terbuka dengan tujuan sebagai tempat keluarnya uap air untuk menjaga
stabilitas. Jika setelah dipanaskan terdapat air yang menetes dari klep, maka
segera tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan
akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan
autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan
kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf
dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung dengan sumber listrik. Biarkan
jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan sendirinya. Setelah jarum penunjuk
kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu media nutrient broth
(NB) yang ada di dalam autoklaf dapat dikeluarkan. Nutrient broth (NB) siap
untuk digunakan.
Reni
240210180025
Kelompok 6
Larutan pengencer atau larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan
untuk mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan
untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung
yaitu antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Pengenceran biasanya dilakukan
1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya. Pengenceran berfungsi untuk mengencerkan
dan menghambat pertumbuhan bakteri agar koloni bisa dihitung. Prinsip
pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah
pengenceran yang dilakukan, makin sedikit jumlah mikroba yang ada. Larutan
yang digunakan untuk pengenceran harus memilki sifat osmotik yang sama
dengan keadaan lingkungan asal mikrobia untuk menghindari rusaknya sel, selain
itu juga harus dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran.
Pengenceran dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl fisiologis dan buffered
pepton water (BPW).

NaCl fisiologis digunakan sebagai pengencer agar suspensi sample tetap


dalam keadaan steril dan menghindari adanya kontaminan pada sample. Selain itu,
NaCl fisiologis juga dapat mempertahankan kondisi pH. Sebagaimana diketahui
bahwa pertumbuhan mikroorganisme sangat peka terhadap perubahan pH,
sehingga diperlukan larutan pengencer yang tidak mempengaruhi kondisi pH.
Bentuk dari NaCl fisiologis 0,85% instan ini adalah kristal berwarna putih. NaCl
fisiologis tersusun atas sodium klorida. Dalam aturan pemakaian NaCl fisiologis
0,85% instan, digunakan sebanyak 0,85 gram untuk 100 ml akuades. Pada
praktikum kali ini, praktikan menggunakan 100 ml akuades, sehingga berlaku :

0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝐶𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
100 𝑚𝑙

0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝐶𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 = × 100 𝑚𝑙
100 𝑚𝑙

𝑁𝑎𝐶𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 = 0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massa NaCl fisiologis instan yang dibutuhkan,


selanjutnya praktikan harus menyiapkan terlebih dahulu seluruh alat dan bahan
yang digunakan yaitu beaker glass, spatula, erlenmeyer, neraca analitik,
alumunium foil, solasi kertas, kapas, kassa, 100 ml akuades, dan 0,85 gram NaCl
Reni
240210180025
Kelompok 6
fisiologis. Setelah semua alat dan bahan siap, timbang NaCl fisiologis instan
sebanyak 0,85 gram menggunakan neraca analitik. Letakkan beaker glass kosong
di atas neraca analitik, tekan tombol untuk membuat angka timbangannya menjadi
nol. Kemudian dengan menggunakan spatula, ambil NaCl fisiologis instan sedikit
demi sedikit hingga hasil timbangan menunjukkan angka 0,85 gram. Selanjutnya
masukkan NaCl fisiologis ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan akuades
(gunakan akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula untuk mengaduknya.
Setelah dirasa sudah larut, pindahkan NaCl fisiologis ke dalam erlenmeyer dan
bilas sisa-sisa larutan NaCl fisiologis yang ada di dalam beaker glass dengan sisa
akuades tadi sampai bersih seluruhnya, tuangkan lagi ke dalam erlenmeyer.
Setelah itu sumbat erlenmeyer dengan kapas yang sudah dibalut dengan kassa.
Tujuan dari penyumbatan yaitu untuk meminimalisir kemungkinan adanya
kontaminan. Lalu tutup mulut erlenmeyer hingga leher erlenmeyer dengan
alumunium foil dan rekatkan dengan solasi kertas agar tertutup sempurna. Setelah
itu, lakukan sterilisasi pada larutan pengencer menggunakan autoklaf dengan suhu
121ºC selama 5 menit. Langkah pertama yaitu isi autoklaf dengan akuades, namun
jangan sampai melebihi penyangga tempat penyimpanan alat atau media, lalu
simpan tempat penyimpanan di atas penyangga. Masukkan larutan pengencer
NaCl fisiologis yang akan disterilkan dengan rapi. Tutup autoklaf dengan rapat
dan putar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat
lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung.
Setelah itu sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan tombol
“ON” yang ada pada autoklaf dan atur suhu untuk pemanasan. Klep pengaman
yang ada pada autaklaf dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan tujuan sebagai
tempat keluarnya uap air untuk menjaga stabilitas. Jika setelah dipanaskan
terdapat air yang menetes dari klep, maka segera tutup klep tersebut. Setelah klep
ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan akan bergerak menunjuk ke angka yang
lebih besar karena suhu dan tekanan autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan
angka 121ºC/15 lbs, maka biarkan kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah
sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung
dengan sumber listrik. Biarkan jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan
sendirinya. Setelah jarum penunjuk kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup
Reni
240210180025
Kelompok 6
digeser, lalu larutan pengencer NaCl fisiologis yang ada di dalam autoklaf dapat
dikeluarkan. Larutan pengencer steril dan siap untuk digunakan.

Buffered pepton water (BPW) adalah salah satu larutan pengencer yang
sering digunakan. Komposisi buffered pepton water (BPW) yaitu, pepton 10 g/L,
sodium klorida 5 g/L, disodium fosfat 3,5 g/L, dan kalium dihidrogen fosfat 3,5
g/L. Dalam aturan pemakaian buffered pepton water (BPW) 0,1% instan,
digunakan sebanyak 0,1 gram untuk 100 ml akuades. Pada praktikum kali ini,
praktikan menggunakan 100 ml akuades, sehingga berlaku :

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑃𝑊 = × 𝑣 (𝑚𝑙)
100 𝑚𝑙

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑃𝑊 = × 100 𝑚𝑙
100 𝑚𝑙

𝐵𝑃𝑊 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚

Setelah mengetahui massa buffered pepton water (BPW) yang dibutuhkan,


praktikan harus menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti
beaker glass, spatula, erlenmeyer, neraca analitik, alumunium foil, solasi kertas,
kapas, kassa, 100 ml akuades, dan 0,1 gram buffered pepton water (BPW).
Setelah semua alat dan bahan siap, timbang buffered pepton water (BPW) instan
sebanyak 0,1 gram menggunakan neraca analitik. Letakkan beaker glass kosong
di atas neraca analitik, tekan tombol untuk membuat angka timbangannya menjadi
nol. Kemudian dengan menggunakan spatula, ambil buffered pepton water (BPW)
instan sedikit demi sedikit hingga hasil timbangan menunjukkan angka 0,1 gram.
Selanjutnya masukkan buffered pepton water (BPW) ke dalam beaker glass dan
dilarutkan dengan akuades (gunakan akuades sebagian saja) lalu gunakan spatula
untuk mengaduknya. Setelah dirasa sudah larut, pindahkan buffered pepton water
(BPW) ke dalam erlenmeyer dan bilas sisa-sisa larutan buffered pepton water
(BPW) yang ada di dalam beaker glass dengan sisa akuades tadi sampai bersih
seluruhnya, tuangkan lagi ke dalam erlenmeyer. Setelah itu sumbat erlenmeyer
dengan kapas yang sudah dibalut dengan kassa. Tujuan dari penyumbatan yaitu
untuk meminimalisir kemungkinan adanya kontaminan. Lalu tutup mulut
Reni
240210180025
Kelompok 6
erlenmeyer hingga leher erlenmeyer dengan alumunium foil dan rekatkan dengan
solasi kertas agar tertutup sempurna. Setelah itu, lakukan sterilisasi pada larutan
pengencer menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 5 menit. Langkah
pertama yaitu isi autoklaf dengan akuades, namun jangan sampai melebihi
penyangga tempat penyimpanan alat atau media, lalu simpan tempat penyimpanan
di atas penyangga. Masukkan larutan pengencer buffered pepton water (BPW)
yang akan disterilkan dengan rapi. Tutup autoklaf dengan rapat dan putar setiap
sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk
keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Setelah itu
sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan tombol “ON” yang ada
pada autoklaf dan atur suhu untuk pemanasan. Klep pengaman yang ada pada
autaklaf dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan tujuan sebagai tempat keluarnya
uap air untuk menjaga stabilitas. Jika setelah dipanaskan terdapat air yang
menetes dari klep, maka segera tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum
penunjuk suhu dan tekanan akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar
karena suhu dan tekanan autoklaf naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka
121ºC/15 lbs, maka biarkan kedudukan tersebut selama 5 menit. Setelah sterilisasi
selesai, matikan autoklaf dan pastikan autoklaf sudah tidak tersambung dengan
sumber listrik. Biarkan jarum penunjuk kembali ke angka nol dengan sendirinya.
Setelah jarum penunjuk kembali ke angka nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu
larutan pengencer buffered pepton water (BPW) yang ada di dalam autoklaf dapat
dikeluarkan. Larutan pengencer steril dan siap untuk digunakan.

Sterilisasi adalah suatu proses membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan mikroorganisme (Gabriel, 1996). Dalam mikrobiologi,
sterilisasi merupakan tahap yang sangat penting, karena dalam tahap sterilisasi
semua alat dan media yang kita gunakan untuk proses inokulasi, pembiakan, atau
penanaman mikroba dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi oleh mikroba
lain yang ada dilingkungan sekitar. Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi
dengan uap air bertekanan. Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan
(100oC selama 5 – 10 menit), blansing (70 - 85oC selama 7 – 9 menit),
pasteurisasi (72oC selama 15 detik), dan menggunakan autoklaf. Cara ini selain
digunakan untuk mensterilkan alat, dapat juga digunakan untuk bahan-bahan yang
Reni
240210180025
Kelompok 6
mengandung cairan tidak tahan udara, seperti media. Pada praktikum kali ini,
praktikan melakukan sterilisasi botol dengan metode perebusan. Hal pertama
yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
diantaranya yaitu, botol kaca yang akan disterilisasi, kain lap, akuades, kompor,
panci, dan tang krus. Setelah alat dan bahan siap, masukkan botol kaca ke dalam
panci yang sudah diberi alas kain lap, lalu tambahkan air ke dalam panci hingga
botol kaca terendam. Fungsi kain lap pada perebusan yaitu untuk membuat alat-
alat yang akan disterilisasi tidak bergerak, sehingga proses sterilisasi dapat
berjalan dengan baik. Kemudian panaskan hingga mendidih di atas kompor.
Setelah mendidih diamkan selama ± 5 – 10 menit. Lalu angkat botol
menggunakan tang krus dan simpan di tempat yang steril. Botol kaca steril dan
siap untuk digunakan.
Reni
240210180025
Kelompok 6

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Mikroorganisme membutuhkan media yang sesuai untuk dapat tumbuh dan
berkembangbiak dengan baik.
b. Media yang paling sering digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diantaranya yaitu, nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), potato dextrose
agar (PDA), plate count agar (PCA), dan lain-lain.
c. Media yang akan digunakan harus berada dalam kondisi steril untuk mencegah
adanya kontaminasi dan munculnya mikroorganisme lain yang dapat
menganggu pertumbuhan mikroorganisme yang ada di dalam media.
d. Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu,
perebusan, pasteurisasi, blansing, dan menggunakan autoklaf.
5.2 Saran

Dalam pembuatan media, praktikan harus melakukan setiap langkah-


langkahnya dengan teliti dan sesuai prosedur, terutama pada saat melakukan
perhitungan dan penimbangan media, karena hal ini merupakan salah satu aspek
yang berpengaruh pada keberhasilan pembuatan media. Dalam melakukan
sterilisasi, praktikan sebaiknya melakukan setiap prosedur yang ada dengan
cermat agar setiap media maupun alat dapat tersterilisasi dengan sempurna.
Reni
240210180025
Kelompok 6
DAFTAR PUSTAKA

Dian, Eri. 2016. Teknik Firm Agar untuk Isolasi Bakteri Menjalar : 24 (2) : 123.

Gabriel. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 32 p.


https://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2019.

Hidayat ,Yusuf dan Sutarma. 2014. Teknik Pembuatan Kultur Media dan Bakteri.
Bogor: Balai Penelitian Veteriner. 64 p. https://books.google.co.id. Diakses
pada tanggal 4 April 2019.

Indra. 2008. Media Pertumbuhan. Available online at http://ekmon-saurus.com.


Diakses pada 8 April 2019.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya. 31 p.
https://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2019.

Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan.


Depok : AgroMedia Pustaka. 46 p. https://books.google.co.id. Diakses pada
tanggal 2 April 2019.

Rakhmawati, Anna. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme : 9. Available at


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296143/pengabdian/ppm-2012-bahan-
segar.pdf. Diakses pada tanggal 23 Maret 2019.

Tagentju, Indra. 2015. Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum (Pembuatan


Medium dan Sterilisasi). Palu : Universitas Tadulako.

Volk, W. A., dan M. F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press. 45 p.


https://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 2 April 2019.

Wuryanti. 2010. Uji Ekstrak Bawang Bombay sebagai Anti Bakteri Gram Positif
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Cakram : 12 (2) : 71.

Yunita, Merisa. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan


Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan Total Plate
Count (TPC) Dengan Metode Pour Plate : 3 (3) : 237.
Reni
240210180025
Kelompok 6
JAWABAN PERTANYAAN

1. Setelah saudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef


extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada media
PDA! Mengapa berbeda?
Jawab :
Penambahan beef extract pada media nutrient agar (NA) berfungsi
sebagai sumber protein yang berperan pada pertumbuhan mikroorganisme.
Sehingga sangat penting perannya untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Penambahan kentang pada media potato dextrose agar (PDA) berfungsi
sebagai sumber karbohidrat atau makanan bagi biakan. Jadi mikroorganisme
yang tumbuh pada media potato dextrose agar (PDA) mendapatkan sumber
karbohidrat dari ekstrak kentang yang ada. Perbedaannya yaitu nutrient agar
(NA) lebih dominan untuk pertumbuhan bakteri sedangkan potato dextrose
agar (PDA) untuk pertumbuhan kapang dan khamir.

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan


KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?
Jawab :
Larutan pengencer atau larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan
untuk mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Pengenceran
dilakukan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk
dapat dihitung yaitu antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Pengenceran
biasanya dilakukan 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya. Pengenceran
berfungsi untuk mengencerkan dan menghambat pertumbuhan bakteri agar
koloni bisa dihitung. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga
semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit jumlah
mikroba yang ada. KH2PO4 adalah larutan penyangga asam, berfungsi sebagai
pengencer yang tidak akan mempengaruhi pH media. Sebagaimana kita ketahui
bahwa pertumbuhan kultur bakteri sangat sensitif terhadap perubahan pH,
sehingga dibutuhkan suatu larutan pengencer yang dapat mempertahankan
kondisi pH media yang cenderung bersifat asam. KH2PO4 dapat diganti dengan
Reni
240210180025
Kelompok 6
senyawa kimia lain, tetapi larutan tersebut harus memiliki sifat yang sama yaitu
sebagai larutan penyangga (buffer) asam yang dapat mempertahankan pH pada
daerah asam (pH>7).

Anda mungkin juga menyukai