BAB 1 PENDAHULUAN
proses analitis tak langsung yang melibatkan iod. Ion iodida berlebih
ditambahkan pada suatu zat pengoksid sehingga membebaskan iod,
yang kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat (Underwood, 2002).
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana
terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan
untuk setiap penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi
disertai hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron.
Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung
mengalami penurunan bilangan oksidasi.Sebaliknya pada reduktor,
atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling
menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidatorreduktor mengacu
kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja (Khopkar, 2003).
Penggunaan air yang masih mengandung CO 2 sebagai pelarut
akan menyebabkan peruraian S2O32- membentuk belerang bebas.
Belerang ini menyebabkan kekeruhan.Terjadinya peruraian itu juga
dipicu bakteri Thiobacillusthioparus. Bakteri yang memakan belerang
akhirnya masuk kelarutan itu, dan proses metaboliknyaakan
mengakibatkan belerang koloidal. Belerang ini akan menyebabkan
kekeruhan, bila timbul kekeruhan larutan harus dibuang. Pembuatan
natrium thiosulfat dapat ditempuh dengan cara (Underwood, 2002) :
1. Melarutkan garam kristalnya pada aquades yang mendidih
2. Menambahkan 3 tetes kloroform (CHCl3) atau 10 mg merkuri
klorida (HgCl2) dalam 1 liter larutan
3. Larutan yang terjadi disimpan pada tempat yang tidak terkena
cahaya matahari.
Biasanya air yang digunakan untuk menyiapkan larutan tiosulfat
dididihkan agar steril, dan sering ditambahkan boraks atau natrium
karbonat sebagai pengawet. Oksidasi tiosulfat oleh udara
berlangsung lambat. Tetapi runutan tembaga yang kadang-kadang
terdapat dalam air suling akan mengkatalis oksidasi oleh udara ini.
4.1. Hasil
Reaksi :
1. Iodimetri
2Na2S2O3 + I2 → 2NaI + Na2S4O6
2. Iodometri
Na2S2O3. H2O2 + 2HCl → I2 + 2KCl + 2H2O.
4.2. Pembahasan
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi
yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini terdiri dari
iodometri, merupakan titrasi tidak langsung dimana zat pereduksi
diubah menjadi iodium kemudian di titrasi menggunakan natrum
tiosulfat. Iodimetri merupakan titrasi secara langsung oleh iodium.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu ntuk menentukan kadar
antalgin, kafein, dan tembaga sulfat menggunakan metode titrasi
iodometri dan iodimetri.
Pada percobaan titrasi iodimetri (langsung) dalam hal ini kita
menentukan kadar antalgin. Cara kerjanya yaitu timbang sebanyak
100 mg zat uji lalu tambahkan 2 ml aquadest kemudian dititrasi
dengan larutan baku iodium. Adapun hasil yang didapatkan dari
praktikum adalah pada replikasi 1 dan 2 adalah 6,5 ml dan 6 ml.
Adapun % kadar yang diperoleh pada replikasi 1 dan 2 adalah
DAFTAR PUSTAKA
SKEMA KERJA
1. Skema Kerja
2. Perhitungan
Penentuan kadar antalgin
Diketahui :
N = 0,121 N
Fk = 0,1
Bst = 16,67 mg
Bs = 100 mg
Vt1 = 6,5 mL
Vt2 = 6 mL
Ditanyakan :
% Kadar = …?
Penyelesaian :
Replikasi 1
Vtitran x N x Bst
% Kadar = x 100%
Berat sampel x fk
6,5 x 0,121 x 16,67
= x 100%
100 x 0,1
= 131,10955 %
Replikasi 2
Vtitran x N x Bst
% Kadar = x 100%
Berat sampel x fk
6 x 0,121 x 16,67
= x 100%
100 x 0,1
= 121,024 %
Penentuan kadar tembaga sulfat
Diketahui :
N = 0,1169 N
Fk = 0,1
Bst = 24,97 mg
Bs = 100 mg
Vt1 = 6,2 mL
Vt2 = 5,5 mL
Ditanyakan :
% Kadar = …?
Penyelesaian :
Replikasi 1
Vtitran x N x Bst
% Kadar = x 100%
Berat sampel x fk
6,2 x 0,1169 x 24,97
= x 100%
100 x 0,1
= 180,97 %
Replikasi 2
Vtitran x N x Bst
% Kadar = x 100%
Berat sampel x fk
5,5 x 0,1169 x 24,97
= x 100%
100 x 0,1
= 160,54 %
Diketahui :
N = 0,121 N
Fk = 0,1
Bst = 5,3 mg
Bs = 70 & 60 mg
Vt1 = 0,4 mL
Vt2 = 0,3 mL
Ditanyakan :
% Kadar = …?
Penyelesaian :
Replikasi 1
( V 1−Vnatriumtiosulfat ) . N 1. Bst
% kadar = x 100 %
Bs . Fk
( 12,5−0,4 ) .0 .121 .5,3
= x 100 %
100 . 0,07
= 110,85 %
Replikasi 2
( V 1−Vnatriumtiosulfat ) . N 1. Bst
% kadar = x 100 %
Bs . Fk
( 12,5−0,3 ) .0 .121. 5,3
= x 100 %
100 . 0,06
= 130,3 %
3. Gambar