Anda di halaman 1dari 6

III.

METODE PENELITIAN

A. Materi dan Bahan

1. Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Wistar dengan berat badan 125-250 gram. Hewan coba

didapatkan dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu unit IV

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

galur Wistar dipelihara dalam lingkungan dengan suhu dan kelembapan yang

sama serta mendapat pencahayaan (22 + 2 °C, kelembaban 50% serta siklus

gelap-terang selama 12 jam) (Moreno et al., 2011).

Penentuan besar sampel berdasarkan ketentuan rumus Federer adalah

jumlah hewan coba yang dibutuhkan untuk setiap kelompok disesuaikan

dengan banyaknya perlakuan yang diberikan, dan dihitung seperti di bawah

ini :

(t - 1) (r - 1) ≥ 15

Keterangan :

t :jumlah kelompok

r :jumlah tikus per kelompok

Maka, tikus yang digunakan tiap kelompok adalah:

(t-1) (r-1) ≥ 15

(5-1) (r-1) ≥ 15

4(r-1) ≥ 15

31
32

4r - 4 ≥15

4r ≥ 19

r ≥ 19/4

r ≥ 4,75

r =5

Antisipasi drop out hewan coba:

r’ = r + 20% .r

= 5 + 20%.5

=5+1

=6

r’ =6

Tikus putih jantan yang didapatkan menurut rumus Federer per

kelompok adalah 5 ekor. Namun untuk mengantisipasi jika terdapat tikus

yang mati di tengah percobaan dengan estimasi drop out 20%, maka peneliti

menyediakan 25 ekor tikus dengan 1 ekor tikus sebagai cadangan pada setiap

kelompoknya sehingga tikus yang dibutuhkan berjumlah 30 ekor.

Kriteria Inklusi :

a. Berat badan tikus 125-250 gram

b. Usia 2-3 bulan

c. Sehat, aktif dan tidak memiliki kelainan anatomi (cacat)

d. Berjenis kelamin jantan

Kriteria Eksklusi :

a. Drop out apabila tikus mati selama percobaan


33

b. Sakit selama aklimatisasi

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Timbangan elektrik skala Kenko®

2) Timbangan tikus skala gram Foxanone®

3) Kandang tikus berukuran 60 x 30 x 30 cm

4) Microplate reader 340 nm SpectraMax®

5) Beaker glass Pyrex® kapasitas 20 – 50 ml

6) Tabung eppendorf Eppendorf® Research®

7) Alat sonde oral OneMed®

8) Sarung tangan Sensi®

9) Alat terminasi

10) Spidol Snowman Permanent Marker

11) Spektrofotometer

12) Perangkat pemeriksaan serum oleh laboratorium yang terdiri dari:

mikropipet, yellow tip, blue tip, kuvet plastik.

13) Tabung reaksi 5 ml

14) Rak tabung reaksi

15) Sentrifugator

b. Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari :

1) Buah markisa ungu (Passifora edulis var edulis sims) segar yang

didapatkan dari Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dengan


34

kelembapan daerah 80-90%, suhu 20-30℃ dan wilayah tidak

berangin.

2) Hewan coba, yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar

yang didapatkan dari LPPT IV Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

3) Pelet AD II digunakan sebagai pakan tikus

4) Obat induksi diabetes melitus yaitu Aloksan

5) Aquadest sebagai air minum tikus putih

6) Reagen kit Creatinine FS (Diasys)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan metode penelitian experimental dengan

desain pre test post test with control group dalam meneliti kadar glukosa dan

post test only with control group dalam meneliti kadar kreatinin. Penelitian ini

merupakan studi eksperimental karena peneliti melakukan intervensi terhadap

subjek penelitian, dilakukan randomisasi subjek yang mendapat perlakuan dan

terdapat grup kontrol. Metode post test only with control group digunakan karena

pengukuran hasil kreatinin serum dilakukan sesudah pemberian perlakuan

berakhir.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau

Completed Randomized Design (CRD) dengan pendekatan post test with control

group design. Dalam penelitian ini, hewan coba dibagi menjadi lima kelompok

perlakuan, yaitu sebagai berikut:


35

1. Kelompok kontrol normal, yaitu kelompok kontrol positif yang diberi pakan

AD II dan aquadest secara per sonde lambung selama 21 hari.

2. Kelompok kontrol sakit, yaitu kelompok kontrol negatif yang merupakan

kelompok tikus DM. Tikus yang telah diinduksi aloksan dosis 120 mg/kg BB

intraperitoneal, mendapat pakan AD II dan aquadest secara per sonde

lambung selama 21 hari.

3. Kelompok perlakuan I (C), yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan dosis

120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis 1,05

ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.

4. Kelompok perlakuan II (D), yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan

dosis 120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis

2,1 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.

5. Kelompok perlakuan III (E), yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan

dosis 120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis

4,2 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.

Sebelum melakukan penelitian, hewan coba akan diaklimatisasi selama 7

hari dipelihara dalam suhu dan kelembaban yang sama serta memperoleh

pencahayaan (siklus gelap terang selama 12 jam) yang cukup (Moreno et al.,

2011). Setiap kelompok hewan coba ditempatkan dalam kandang dengan bentuk,

ukuran, dan bahan yang sama, serta mendapatkan makanan dan minuman

dengan jenis, jumlah dan komposisi yang sama secara ad libitum (Willems,

2009).
36

Hewan coba kemudian diaklimatisasi selama 7 hari. Pada kelompok 2, 3,

4, dan 5 kemudian dilakukan induksi aloksan secara intraperitoneal dengan dosis

120 mg/kgBB pada hari ke 8. Setelah itu akan diukur glukosa darah hewan

tersebut pada hari ke 11 untuk memastikan bahwa induksi telah berhasil dan

dapat dilanjutkan perlakuan selama 21 hari. Pengukuran kadar glukosa dilakukan

saat ≥ 72 jam setelah induksi karena menurut Lenzen (2008), puncak kadar

glukosa dimulai saat 72 jam setelah induksi. Pada akhir masa perlakuan hewan

coba diambil serum darah untuk dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin serum

lalu diterminasi dengan metode dislokasi servikal. Setelah diterminasi, hewan

coba dikubur di dalam tanah sesuai ketentuan komisi etik.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian per oral sari buah

markisa ungu dengan berbagai dosis.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kreatinin serum.

Anda mungkin juga menyukai