PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karbohidrat, lemak dan protein karena defek pada sekresi insulin, kerja insulin,
menjadi 592 juta orang (IDF, 2013). Mayoritas kasus DM terjadi di negara-negara
Asia yaitu 60% kasus dari seluruh dunia (Hu, 2011). Jumlah penyandang DM di
Indonesia diprediksi mengalami kenaikan dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi
21,1 juta pada tahun 2035. International Diabetes Federation (IDF) (2017)
Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit DM, meskipun juga
mekanisme reactive oxygen species (ROS) dan produksi advanced glycation end
1
2
pada glomerulus, kerusakan seluler pada berbagai organ, seperti endotel kapiler,
sel mesangial glomerulus dan sel saraf perifer (Pardede, 2008). Pada ginjal terjadi
fungsi filtrasi glomerulus menurun (The ACCORD Study Group, 2010; Pavkov et
bermakna antara hiperglikemia dengan gangguan fungsi ginjal. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Alfarisi et al. (2013), bahwa penyakit ginjal (nefropati)
ginjal, kadar kreatinin serum akan meningkat (Pavkov et al., 2013). Kreatinin
serum adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot
yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi
dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin serum diekskresikan oleh
ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi. Konsentrasi kreatinin serum relatif
konstan dari hari ke hari sehingga kadar yang lebih besar dari nilai normal
obatan, baik oral maupun insulin. Pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu
panjang dan biaya mahal. Efek samping obat-obatan kimiawi yang dikonsumsi
seumur hidup juga dapat menimbulkan komplikasi sehingga perlu mencari obat
antidiabetes tanpa efek samping, murah, dan mudah dijangkau masyarakat. World
penyakit, terutama untuk penyakit kronis, degeneratif dan kanker (WHO, 2013).
Salah satu buah yang kaya kandungan antioksidannya yaitu markisa ungu.
et al., 2015). Senyawa bioaktif seperti polifenol, flavonoid dan alkaloid dapat
(2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemberian sari buah markisa ungu
(Passiflora edulis var edulis) dengan dosis bertingkat berturut-turut 1,1 mL/200
gBB, 2,1 mL/200 gBB, dan 4,2 mL/200 gBB terhadap penghambatan peningkatan
kadar MDA serum pada tikus diet aterogenik dan dosis paling efektif adalah 4,2
4
ml/hari. Pada penelitian Muntafiah et al., (2017) juga telah dilakukan uji potensi
anti hiperkolesterolemia sari buah markisa ungu (Passiflora edulis var edulis)
dengan dosis bertingkat dan dibuktikan bahwa sari buah markisa ungu (Passiflora
edulis var edulis) berpotensi sebagai agen anti hiperkolesterolemia dengan dosis
sari buah markisa ungu (Passiflora edulis var edulis) 4,2 mL/200 gBB dapat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh sari buah markisa ungu
(Passiflora edulis var edulis) terhadap kadar kreatinin serum tikus putih (Rattus
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah pemberian sari buah markisa ungu (Passiflora
edulis var edulis) berpengaruh positif terhadap kadar kreatinin serum tikus putih
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
edulis) per oral terhadap kadar kreatinin serum tikus putih (Rattus
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2 Manfaat Praktis
khasiat dan efek sari buah markisa ungu (Passiflora edulis var edulis)
b. Sebagai langkah awal uji pre klinis sebelum pelaksanaan uji klinis
efek sari buah markisa ungu (Passiflora edulis var edulis) kepada
E. Keaslian Penelitian