Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

“INTRACEREBRAL HEMORRHAGE”

Disusun oleh:
Dienazad Yoga Putri G1A015060
Noor Aziz Sukma Adi G1A015072

Pembimbing:
dr. Esti Etikaningtyas, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN RADIOLOGI


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
STATUS PASIEN

■ Nama Pasien : Ny. Karlem


■ Usia : 62 tahun
■ No. Rekam Medik : 02100432
■ Tanggal Foto : 2 Juni 2019
■ Keluhan : Penurunan kesadaran
■ DPJP : dr. Muttaqien Pramudigdo., Sp.S
■ Diagnosis : Susp. Stroke Hemoragi, Hemiparese Dextra
INTERPRETASI
■ Tampak lesi hiperdens (CT Number +/- 60 - 72 HU) pada korona radiata
kiri, capsula interna kiri, nucleus lentiformis kiri, dan thalamus kiri (vol +/-
29,58 ml) disertai edema perifokal, serta nampak meluas ke
intraventrikel lateralis kiri dan ventrikel III.
■ Tak tampak lesi hipodens patologis pada parenkim otak.
■ Tampak kalsifikasi fisiologis pada pleksus coroideus kanan kiri dan
glandula pineal.
■ Tak tampak midline shifting.
■ Pons dan cerebellum baik.
KESAN

■ ICH pada corona radiata kiri, capsula interna kiri, nucleus lentiformis kiri, dan
thalamus kiri (vol +/- 29,58 ml) disertai edema perifokal dan intraventricular
hemorhage sekunder.
INTRACEREBRAL
HEMORRHAGE
DEFINISI

■ Intracerebral Hemorrhage (ICH) merupakan perdarahan


yang terjadi di otak akibat pecahnya (rupture) pembuluh
darah pada otak
Anatomi Sirkulus Willisi
Klasifikasi ICH

■ Hipertensif
– Putaminal
– Thalamic
– Globus Pallidus
– Pons
– Cerebellum
– Ganglia Basalis
– Nucleus Caudatus
■ Traumatik
Gambaran CT Scan ICH tipe Hipertensif
PUTAMINAL HEMORRHAGE
•Perdarahan putaminal 
terjadinya penekanan
pada daerah berdekatan
dengan kapsula interna
•Gejala  Nyeri kepala,
hemiplegia flaccid,
defisit hemisensori,
deviasi konjugasi mata
pada sisi perdarahan,
hemianopia homonim,
dan afasia
THALAMIC HEMORRHAGE
• Gejala  hemiparesis
kontralateral terjadi bila
kapsula internal tertekan.
• Perluasan perdarahan ke
subtalamus dan batang
otak berakibat gambaran
okuler klasik
terbatasnya gaze
vertikal, deviasi mata
kebawah, pupil kecil
namun bereaksi baik atau
lemah, defisit lapang
pandang, dan nystagmus.
PONS HEMORRHAGE
• 50% dari perdarahan
infratentorial terjadi di
pons
• Gejala  onset yang
tiba-tiba, koma, kelainan
saraf kranial, dan
kuadriplegia
CEREBELUM HEMORRHAGE
• sering terjadi di daerah
nukleus dentatus dengan
arteri serebeli superior
sebagai suplai utama
• Gejala  onset mendadak
dari mual, muntah, tidak
mampu bejalan atau berdiri.
• Triad klinis perdarahan
serebeler  ataksia
apendikuler, palsi gaze
ipsilateral, dan palsi fasial
perifer
LOBUS HEMORRHAGE
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE ET CAUSA TRAUMA
• Perdarahan dalam jaringan otak
• Hematom intraserebral
pascatraumatik merupkan
koleksi darah fokal  robekan
pembuluh darah
intraparenkimal otak
EPIDEMIOLOGI

■ Prevalensi stroke hemoragik di dunia mencapai 7.363.457 pada tahun 2013.


Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 1990 dengan
jumlah penderita sebanyak 3.891.158. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami
peningkatan dari 7% menjadi 10,9%. Jumlah penderita stroke hemoragik kasus
baru di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 sebesar 9.993. Jumlah penderita
stroke hemoragik kasus baru di Kabupaten Banyumas pada tahun 2017 adalah
sebanyak 13 penderita.
FAKTOR RISIKO

■ Tidak dapat dimodifikasi ■ Dapat dimodifikasi


■ Umur ■ Hipertensi
■ Jenis kelamin ■ Merokok
■ Berat badan lahir rendah ■ Dislipidemia
■ Ras ■ Obesitas
■ Riwayat keluarga/TIA ■ Fibrilasi atrial
■ Penyakit kardiovaskuler
PATOMEKANISME
PENEGAKAN DIAGNOSIS
■ Gejala SH sering muncul secara tiba-tiba saat pasien melakukan rutinitas harian. Gejala
defisit neurologis yang menyertai biasanya muncul dan berkembang dalam hitungan
menit hingga jam.
■ Gejala klinis yang muncul ditentukan oleh lokasi perdarahan dan ukuran atau volume
perdarahan.
■ Gejala tersering yang dialami pasien yaitu nyeri kepala, mual, dan muntah. Gejala lain
yang dapat muncul diantaranya penurunan kesadaran dan kejang. Penurunan
kesadaran menunjukan adanya peningkatan TIK dan/atau penekanan pada talamus
dan brainstem. Kejang biasanya dialami pasien saat onset perdarahan atau dalam 24
jam sejak onset.
■ Pasien dengan ICH supratentorial yang melibatkan basal ganglia atau talamus akan
menunjukan gejala defisit neurologis sensorimotorik yang bersifat kontralateral. ICH
lobaris dapat disertai dengan gangguan fungsi luhur (afasia, neglect, hemianopsia)
SIRIRAJ SCORE

KRITERIA 0 1 2
Kesadaran CM Somnolen Koma 2.5
Muntah T Y 2
Sakit kepala T Y 2
TD Diastolik x 10% 0.1
Arteroma T Y -3
( DM, gg jantung)
TOTAL
-12
< - 1 : SNH
0 - (+ 1) : cek CT-Scan
> + 1 : SH
■ Pemeriksaan penunjang
■ Brain imaging merupakan gold standard dalam
mendiagnosis ICH. Melalui brain imaging, dokter
dapat membedakan subtipe stroke (SH atau SNH),
komplikasi atau penyebaran perdarahan ke struktur
lain (contoh: perdarahan intraventrikular), adanya
edema otak atau hidrosefalus. Modalitas yang dapat
digunakan berupa CT-scan dan MRI.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai