PENDAHULUAN
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta
kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan
1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari
kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian
Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru,
diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
sebanyak 58% kasus TB baru terjadi di Asia Tenggara dan wilayah Western
jumlah kasus TB terbanyak di dunia, masing-masing 23%, 10% dan 10% dari
Indonesia(WHO, 2015).
1
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015,
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk). Angka
sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,
diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari
kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang
2
II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Umur : 42 tahun
No. RM : 00717060
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien lama dari poli Paru RSMS dengan keluhan batuk berdahak
saat pasien minum obat batuk. Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien
adalah sering berkeringat pada malam hari dan terjadi penurunan berat
badan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien saat ini sedang menjalani
3
mengatakan pernah dirawat di geriatri RSMS dan baru mengetahui jika
Riwayat DM : disangkal
Riwayat DM : disangkal
dengan tetangga dan keluarga baik. Anggota kelurga yang tinggal dengan
pasien tidak memiliki keluhan serupa dengan pasien. Dalam satu rumah
terdiri dari 3 orang. Pasien tinggal dirumah bersama istri dan anak.
cukup baik
C. OBJEKTIF
3. Vital sign :
TD : 130/90 mmHg
N : 105 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 °C
4. Berat Badan : 48 kg
Status Generalis
hidung (-)
2. Pemeriksaan Thoraks
a. Pulmo
Anterior
kiri
wheezing (-/-)
Posterior
vertebre (-)
kiri
wheezing (-/-)
b. Cor
3. Pemeriksaan Abdomen
4. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), akral hangat (+/+), sianosis (-/-), ikterik (-/-
Inferior : Edema (-/-), akral hangat (+/+), sianosis (-/-), ikterik (-/-
E. DIAGNOSIS
Tuberkulosis Paru Kasus Baru Lesi Minimal TCM positif dalam
pengobatan Minggu ke 4
F. PLANNING
a. Injeksi Streptomisin 1 gram
b. Etambutol 500 mg tab 1x2
c. Isoniazid 300 mg tab 1x1
8
d. Kodein 10 mg tab 3x1
e. Piridoxil (Vit B6) 10 mg tab 1x1 a
f. Tabas Syrup 3X1 C
G. EDUKASI
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien.
2. Edukasi mengenai penyakit dan pengobatannya.
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
9
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Anatomi Paru
ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-
dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-
paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit
menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput
10
yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga
Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut.
Pada Groove terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang
trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud
berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak
2009).
11
Gambar 1. Anatomi paru (Tortora, 2012)
12
a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis
diafragma.
C. Epidemiologi
hampir 1.400.000 orang di seluruh dunia. Di wilayah Asia Timur dan juga
kasus setiap tahunnya, dengan angka kematian yang cukup tinggi yaitu 26
13
D. Etiologi
1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil
yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat atau
E. Faktor Resiko
a. Faktor Personal
TB.
lebih banyak terjadi pada orang tua daripada dewasa muda dan
anak-anak.
b. Faktor lingkungan
akan berisiko untuk terkena TB. Selain itu orang yang tinggal di
(Horsburgh, 2009).
(BTA) positif. Berarti bayi dari seorang ibu dengan BTA sputum
(Kartasasmita, 2009).
F. Cara Penularan
namun bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil BTA (-) tidak
BTA (+) mencapai 65%, pasien BTA (-) dengan kultur dahak (+) adalah
26% dan pasien BTA (-) dengan kultur (-) dan foto toraks positif adalah
17%.
udara pada suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk dapat
dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
16
dan lembab. Orang lain dapat terinfeksi kala droplet tersebut terhirup ke
G. Patogenesis
a. Tuberkulosis Primer
Partikel infeksi dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran
afek primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi
17
di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura maka
menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal dan tulang. Bila
banyak terjadi.
18
usus, c) secara limfogen, ke organ organ tubuh lainnya, d)
dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apikal
dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi usia tua
dan imunitas pasien, sarang dini ini dapat menjadi (WHO, 2014):
H. Klasifikasi Tuberkulosis
paru.
bakteriologis.
20
b. Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
pengobatan terakhir.
/default).
2. Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis
secara bersamaan.
ART, atau
22
b) Hasil tes HIV positif saat diagnosis TB.
I. Gejala Klinis
1. Gejala Respiratorik
a. Batuk
TB (PDPI, 2011).
b. Dahak
d. Nyeri dada
e. Sesak napas
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
2. Gejala Sistemik
a. Demam
kembali.
Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
2014):
dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan
yang terkena.
belum.
mendukung TB.
terkonfirmasi bakteriologis.
Anamnesis
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan lain
berupa dahak berca,put darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas,
malam hari tanpa kegiatan fisis, demam meriang lebih dari satu
26
Pemeriksaan Fisik
demam, badan kurus dan berat badan turun. Tempat kelainan lesi TB
didapatkan juga suara napas tambahan seperti ronkhi basah, kasar dan
nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara
atau pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak
Pemeriksaan Laboratorium
spesifik.
c. Dahak / Sputum
satu pilihan utama, dengan beberapa alasan antara lain murah, objektif
28
1) Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
2) Pemeriksaan biakan
• Pasien TB anak.
tersebut.
BTA positif.
d.Tes Tuberkulin
terutama pada anak anak (balita). Biasanya dipakai tes Mantoux yakni
30
Tuberkulosis, M. Bovis, vaksinasi BCG dan mycobacteria patogen
lainnya. Dasar tes tuberkulin adalah reaksi alergi tipe lambat. Setelah
(WHO, 2014).
e. Pemeriksaan Radiologis
31
1.Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus
atau nodular.
sebagai berikut:
2. Kalsifikasi
3. Komplek ranke
5.
6.
7.
rambu minimal untuk tenaga medis yang mengelola kasus TB. ISTC
33
panduan bagaimana mengelola pasien TB. ISTC berisi 21 standar yang
kesehatan masyarakat.
dapat dijelaskan dan berlangsung selama dua minggu atau lebih atau
memiliki HIV atau mereka yang sakit berat harus diperiksakan Xpert
mendiagnosis TB aktif.
34
4. Semua pasien, termasuk anak, yang dicurigai memiliki TB ekstra paru,
mikroskopik dan Xpert MTB/RIF negatif dan klinis sesuai TB, OAT
L. Penatalaksanaan
b. Tahap lanjutan
c. Panduan OAT
1) Kategori 1 :
a. 2HRZE/4H3R(3)
b.2HRZE/4HR
c. 2HRZE/6HE
2) Kategori 2 :
a. 2HRZES/HRZE/5H3R3E(3)
b.2HRZES/HRZE/5HRE
3) Kategori 3 :
a. 2HRZ/4H3R3
36
b.2HRZ/4HR
c. 2HRZ/6HE
Penanggulangan TB di Indonesia:
dewasa
1) Kategori 1 :
2(HRZE)/4(HR)3
atau 2(HRZE)/4(HR).
diberikan untuk
pasien baru:
37
a. Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
(2(HRZE)/4(HR)3)
38
2) Kategori 2:
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.
a. Pasien kambuh.
{2(HRZE)S/(HRZE)/5(HRE)}
39
Tabel 4. Dosis Paduan OAT KDT Kategori 2
{2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3)
40
Tabel 5. Perhitungan dosis OAT Resistan Obat
41
Evaluasi penderita meliputi evaluasi klinik, bakteriologik, radiologik, dan
1. Evaluasi klinik
b. Respons pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada
2. Evaluasi bakteriologik
3. Evaluasi radiologik
a. Sebelum pengobatan
tetap positif
2. Penderita batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara
konservatif
42
3. Penderita dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak
I. PROGNOSIS
bakteri, gizi, status imun, dan komorbiditas. Baik bila pasien patuh
43
IV. KESIMPULAN
utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan lain berupa dahak berca,put
darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisis, demam
paru karena tempat kelainan lesi TB paru yang paling sering adalah bagian
apeks (puncak) paru. Biasanya pada apek mucul infiltrat. Terdapat suara napas
untuk TB paru adalah TCM, dahak/sputum, darah lengkap, kultur bakteri, tes
radiologik.
44
DAFTAR PUSTAKA
University Press.
Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta.
Jakarta.
45
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis
Indonesia.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
dari URL:
http://www.who.int/tb/publications/global_report/gtbr14_executive_summar
46