METODE PENELITIAN
1. Hewan Coba
jantan galur Wistar dengan berat badan 125-250 gram. Hewan coba
galur Wistar dipelihara dalam lingkungan dengan suhu dan kelembapan yang
sama serta mendapat pencahayaan (22 + 2 °C, kelembaban 50% serta siklus
ini :
(t - 1) (r - 1) ≥ 15
Keterangan :
t :jumlah kelompok
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4(r-1) ≥ 15
31
32
4r - 4 ≥15
4r ≥ 19
r ≥ 19/4
r ≥ 4,75
r =5
r’ = r + 20% .r
= 5 + 20%.5
=5+1
=6
r’ =6
yang mati di tengah percobaan dengan estimasi drop out 20%, maka peneliti
menyediakan 25 ekor tikus dengan 1 ekor tikus sebagai cadangan pada setiap
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
a. Alat
9) Alat terminasi
11) Spektrofotometer
15) Sentrifugator
1) Buah markisa ungu (Passifora edulis var edulis sims) segar yang
berangin.
2) Hewan coba, yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar
B. Metode Penelitian
desain pre test post test with control group dalam meneliti kadar glukosa dan
post test only with control group dalam meneliti kadar kreatinin. Penelitian ini
terdapat grup kontrol. Metode post test only with control group digunakan karena
berakhir.
C. Rancangan Penelitian
Completed Randomized Design (CRD) dengan pendekatan post test with control
group design. Dalam penelitian ini, hewan coba dibagi menjadi lima kelompok
1. Kelompok kontrol normal, yaitu kelompok kontrol positif yang diberi pakan
kelompok tikus DM. Tikus yang telah diinduksi aloksan dosis 120 mg/kg BB
3. Kelompok perlakuan I (C), yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan dosis
120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis 1,05
dosis 120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis
2,1 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.
5. Kelompok perlakuan III (E), yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan
dosis 120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis
4,2 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.
hari dipelihara dalam suhu dan kelembaban yang sama serta memperoleh
pencahayaan (siklus gelap terang selama 12 jam) yang cukup (Moreno et al.,
2011). Setiap kelompok hewan coba ditempatkan dalam kandang dengan bentuk,
ukuran, dan bahan yang sama, serta mendapatkan makanan dan minuman
dengan jenis, jumlah dan komposisi yang sama secara ad libitum (Willems,
2009).
36
120 mg/kgBB pada hari ke 8. Setelah itu akan diukur glukosa darah hewan
tersebut pada hari ke 11 untuk memastikan bahwa induksi telah berhasil dan
saat ≥ 72 jam setelah induksi karena menurut Lenzen (2008), puncak kadar
glukosa dimulai saat 72 jam setelah induksi. Pada akhir masa perlakuan hewan
coba diambil serum darah untuk dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin serum
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian per oral sari buah
2. Variabel Terikat
Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat yang
Variabel terikat berupa kadar kreatinin serum diukur dari sampel darah tikus
tube non EDTA. Sampel darah kemudian disentrifugasi 4000 rpm selama 10
menit untuk mendapatkan serum darah. Penelitian ini menggunakan reagen kit
2. Determinasi tumbuhan
a. Tahap Pengadaan
putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar dengan berat badan antara
125-250 gram, usia 2-3 bulan dan sehat. Pengadaan hewan coba
39
b. Tahap aklimatisasi
et al., 2011). Hewan coba diberi makanan berupa pelet AD II® dan
c. Tahap pengelompokan
sebagai berikut :
streril for injection secara intraperitoneal (Lachin dan Reza, 2012). Aloksan
tabung hematokrit pada hari ketiga pasca induksi. Hewan coba dianggap
DM apabila kadar glukosa darah puasanya ≥200 mg/dL. Tikus yang sudah
41
a. Pengadaan
b. Pembuatan sari
buah. Pembuatan sari buah markisa dimulai dari memilih buah yang
matang dan tidak cacat, lalu dicuci dengan air, kemudian dikeringkan
sendok. Isi buah kemudian diperas dan disaring dengan kain saring yang
buahnya (Muhsin dan Iskandar, 2017). Sari buah markisa ungu dibuat
setiap hari oleh peneliti sesuai dengan perhitungan yang dibutuhkan oleh
kelompok tikus DM. Tikus yang telah diinduksi aloksan dosis 120 mg/kg
120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis
1,05 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.
d. Kelompok perlakuan II, yaitu kelompok yang telah dinduksi aloksan dosis
120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu dosis
2,1 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.
dosis 120 mg/kg BB, mendapat pakan AD II dan sari buah markisa ungu
dosis 4,2 ml/200 grBB per hari per sonde lambung selama 21 hari.
darah diambil melalui sinus retro orbital. Sampel darah diambil sebanyak 3cc
serta spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm, celah optik 1 cm,
spektrofotometer.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
dilanjutkan dengan uji post hoc LSD karena data yang didapat dinyatakan
kreatinin serum tikus model DM yang mendapatkan sari buah markisa ungu lebih
rendah daripada kadar kreatinin serum tikus model DM yang tidak mendapatkan
sari buah markisa ungu (kontrol sakit), dan atau berbeda tidak bermakna dengan
a. Waktu penelitian
b. Tempat Penelitian