Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Biji Delima pada Gelatine

sponge terhadap Peningkatan Jumlah Fibroblast dalam Proses Penyembuhan Luka telah

dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surakarta pada bulan Mei 2019. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental

murni laboratoris yaitu aplikasi ekstrak etanol biji delima merah pada gelatine sponge

terhadap luka pada tikus putih jantan galur wistar. Pengambilan data dilakukan pada hari ke-7

setelah terbentuknya luka dengan cara melakukan terminasi terhadap tikus kemudian dibuat

preparat histologi yang akan di foto untuk di hitung menggunakan aplikasi image J untuk

mengetahui jumlah fibroblast. Hasil pengukuran kemudian dicatat. Data perhitungan jumlah

fibroblast diambil, kemudian dilakukan uji statistik seperti uji normalitas, uji homogenitas,

uji parametrik one way annova dan uji Post Hoc LSD.

Data hasil penelitian menunjukkan adanya penambahan jumlah fibroblast pada semua

kelompok perlakuan. Penghitungan jumlah rerata dan standar deviasi jumlah fibroblast pada

luka disetiap kelompok perlakuan pada hari ketujuh ditunjukkan dalam Tabel 1.

1
Tabel 1. Rerata dan standar deviasi Jumlah fibroblast hari ke-7

Kelompok x̅ ± SD

K(-) 25,58±0,69

GS+5% 25,67±0,61

GS+10% 32,08±0,57

GS+20% 37,42±0,63

GS+40% 52,33±1,91

GS+80% 52,17 ±1,55

Keterangan :

x̅ : Rerata

SD : Standar Deviasi

K(-) : Kontrol negatif (Gelatine sponge)

GS+5% : Gelatine sponge + Ekstrak biji delima merah konsentrasi 5%

GS+10% : Gelatine sponge + Ekstrak biji delima merah konsentrasi 10%

GS+20% : Gelatine sponge + Ekstrak biji delima merah konsentrasi 20%

GS+40% : Gelatine sponge + Ekstrak biji delima merah konsentrasi 40%

GS+80% : Gelatine sponge + Ekstrak biji delima merah konsentrasi 80%

2
Tabel 1 menunjukkan adanya penambahan jumlah fibroblast luka pada masing-masing

kelompok perlakuan pada hari ke-7 jika dibandingkan dengan K(-). Kelompok yang diberi

perlakuan Gelatine sponge diatambah ekstrak etanol biji delima 5% memiliki nilai rerata

penambahan fibroblast terkecil dibandingkan kelompok perlakuan yang lain yaitu 25,67;

kemudian diikuti dengan kelompok perlakuan Gelatine sponge ditambah ekstrak etanol biji

delima konsentrasi 10%, 20%, 80%,dan 40% berturut-turut adalah 32,08; 37,42; 52,17; dan

52,33. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak etanol biji delima pada

tikus wistar, maka semakin memperbanyak jumlah fibroblast yang terbentuk.

Data hasil penelitian selanjutnya dilakukan uji normalitas menggunakan uji

Shapiro-Wilk yang ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk

Konsentrasi Shapiro-Wilk
ekstrak Statistic df Sig.
Peningkatan GS 0,827 4 0,160
Jumlah 5% 0,948 4 0,706
Fibroblast 10% 0,972 4 0,855
20% 0,790 4 0,085
40% 0,907 4 0,467
80% 0,999 4 0,998

Hasil uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dari masing-masing variabel

menunjukkan nilai probabilitas lebih dari 0,05 (p>0,05) pada tujuh kelompok perlakuan tersebut,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh data variabel terdistribusi normal.

Data selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test. Hasil uji

Levene’s Test menunjukkan p>0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat kesamaan antar
3
kelompok perlakuan yang berarti data homogen atau memiliki varian sama yang disajikan pada

tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data Levene’s Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1,818 5 18 0,160
Keterangan: df1 = banyaknya kelompok dikurangi satu

df2 = banyaknya sampel dikurangi banyaknya kelompok

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test adalah 1,818. Uji ini memberi

kesimpulan bahwa data memiliki variansi yang sama/homogen karena signifikansi menunjukkan

hasil 0,160 atau p>0,05.

Hasil dari uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data terdistribusi normal dan

data memiliki varian yang sama atau homogen, sehingga data tersebut memenuhi syarat uji

parametrik. Uji parametrik pada penelitian ini menggunakan uji One Way Anova. Uji ini untuk

menentukan terdapat tidaknya pengaruh pemberian ekstrak etanol biji delima merah (Punica

granatum L.) terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

wistar. Data hasil uji One Way Anova disajikan pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Hasil Uji Parametrik One Way Anova


Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2986,317 5 597,263 471,360 0,000
Within Groups 22,808 18 1,267
Total 3009,125 23
Keterangan : df pada between group = jumlah kelompok dikurangi satu

df pada within group = jumlah sampel dikurangi jumlah kelompok

Hasil uji parametrik One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata antar

kelompok perlakuan berjumlah 2986,317, sedangkan rata-ratanya sebesar 597,263. Hasil uji

4
parametrik One Way Anova menunjukkan perbedaan rerata dalam satu kelompok berjumlah

22,808, sedangkan rata-ratanya sebesar 1,267. Hasil signifikansi pada uji parametrik One Way

Anova sebesar 0,000 (p<0,05), hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,

sehingga terdapat perbedaan rerata antar kelompok perlakuan dan terdapat pengaruh

penambahan ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) pada gelatine sponge terhadap

peningkatan jumlah fibroblast pada proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur wistar.

Data selanjutnya dilakukan uji Pos Hoc dengan analisis LSD (Least Significant Different)

yang memiliki tingkat kepercayaan 95%, tes ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

perbedaan jumlah fibroblast luka antar kelompok perlakuan. Hasil uji Pos Hoc LSD disajikan

pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Hasil Uji Pos Hoc Test (LSD) diameter luka bakar antar kelompok perlakuan.
Konsentrasi Kontrol (-) 5% 10% 20% 40% 80%
Kontrol (-) - 0,919 0,000 0,000 0,000 0,000
5% 0,919 - 0,000 0,000 0.000 0,000
10% 0,000 0,000 - 0,000 0,000 0,000
20% 0,000 0,000 0,000 - 0,000 0,000
40% 0,000 0,000 0,000 0,000 - 0,838
80% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,838 -

Hasil analisis uji Pos Hoc LSD test menunjukkan bahwa data memiliki nilai probabilitas

(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol

negatif terhadap kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah

konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok

perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5% terhadap

kelompok gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 10%, 20%, 40% dan

80%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol
5
biji delima merah konsentrasi 10% terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge +

ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5%, 20%, 40% dan 80%. Terdapat perbedaan

signifikan antara kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah

konsentrasi 20% terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji

delima merah konsentrasi 5%, 10%, 40%, dan 80%. Terdapat perbedaan signifikan antara

kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 40%

terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah

konsentrasi 5%, 10%, dan 40%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan

gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 80% terhadap kelompok kontrol

negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5%, 10%, dan 20%.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penambahan konsentrasi ekstrak etanol biji

delima pada gelatine sponge berpengaruh terhadap peningkatan jumlah fibroblast dalam proses

penyembuhan luka pada tikus wistar dan mengetahui konsentrasi berapakah yangmemiliki

kemampuan untuk meningkatkan jumlah fibroblast terbanyak pada proses penyembuhan luka.

Data penelitian yang diambil adalah data penelitian pada hari ketujuh, hal ini karena hari ketujuh

merupakan waktu dimana jumlah fibroblast mencapai puncaknya(A.S. Halim et al., 2012).

Berdasarkan hasil data penelitian pada hari ke-7 menunjukkan bahwa terdapat penyembuhan

luka yang ditandai dengan adanya penambahan jumlah fibroblast luka pada tikus wistar.

Kelompok perlakuan yang memiliki kemampuan paling optimal dalam meningkatkan fibroblast

dalam proses penyembuhan luka adalah kelompok Gelatine sponge ditambah ekstrak etanol

buah delima merah konsentrasi 40% dan 80%, sedangkan kelompok perlakuan kontrol negatif

6
(Gelatine sponge) adalah kelompok perlakuan yang paling sedikit terdapat jumlah fibroblast.

Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil rata-rata jumlah fibroblast luka pada masing-masing

kelompok perlakuan (Tabel 1 dan Gambar 10). Berdasarkan hasil uji Pos Hoc dengan analisis

LSD (Least Significant Different) antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol

positif terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Gelatine

sponge ditambah ekstrak etanol buah delima merah konsentrasi 40% memiliki efek

meningkatkan fibroblast yang lebih banyak pada proses penyembuhan luka dibandingkan dengan

kelompok kontrol negatif (gelatine sponge). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Negara et al. (2014) dalam penelitian ekstrak etanol daun sirih terhadap

penyembuhan luka bakar tikus wistar, disebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak,

dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar pada tikus wistar yang ditandai oleh

peningkatan pertumbuhan jaringan granulasi pada konsentrasi ekstrak yang semakin tinggi.

Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Budianto (2010) dalam penelitian

ekstrak lidah buaya terhadap penyembuhan luka decubitus pada tikus putih wistar, menyatakan

bahwa semakin tinggi konsentrasi zat aktif dalam hal ini tanin dan flavonoid memberikan efek

difusi obat yang semakin baik. Difusi obat yang semakin baik akan mempercepat proses absorbsi

senyawa atau zat yang terkandung di dalam obat terhadap kulit, sehingga konsentrasi yang

semakin tinggi penyembuhan lukanya semakin baik.

Sesuai dengan penelitian Wahid (2015) Gelatine sponge yang ditambahkan dengan

konsentrasi ekstrak 40% merupakan kombinasi yang paling efisien dimana viskositasnya masih

dapat diserap oleh gelatine sponge, sedangkan gelatine yang ditambahkan dengan konsentrasi

80% mempunyai viskositas yang tinggi dan sehingga hanya dapat diserap oleh gelatine sponge

kandungannya hanya setara dengan konsentrasi 40%. Jaringan granulasi merupakan jaringan

7
baru yang tumbuh sebagai hasil dari proses angiogenesis yaitu pembentukan pembuluh-

pembuluh kapiler baru dan sel-sel fibroblas yang menempati rongga tersebut. Semakin tebal

jaringan granulasi yang terbentuk, proses penyembuhan luka akan berlangsung semakin cepat

(Paglinawan et al., 2008).

Hasil yang diperoleh dari uji statistik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol buah

delima (Punica granatum L.) pada gelatine sponge dapat mempengaruhi jumlah fibroblast

dalam proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar. Hal ini

menunjukkan bahwa kandungan tanin, flavonoid dan asam elagik dalam ekstrak etanol buah

delima (Punica granatum L.) dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Konsentrasi

ekstrak etanol buah delima yang semakin tinggi terbukti dapat mempercepat proses

penyembuhan luka bakar. Tanin dalam ekstrak etanol buah delima dapat digunakan untuk

pengobatan luka yaitu antiinflamasi (Saxena et al., 2013).

Kandungan tanin berguna mempercepat penyembuhan luka dan inflamasi membran

mukosa, serta regenerasi jaringan baru. Selain itu, kandungan tanin memiliki kemampuan

antibakteri dan antioksidan. Kandungan tanin mempercepat proses penyembuhan luka dengan

beberapa mekanisme seluler yaitu membersihkan oksigen reaktif dan radikal bebas,

meningkatkan penutupan luka, memproduksi jumlah fibroblas serta meningkatkan pembentukan

pembuluh darah kapiler (Sheikh et al., 2011).

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa Gelatine sponge

ditambah ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) berpengaruh terhadap peningkatan

fibroblast dalam proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur

wistar dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang paling banyak menghasilkan

8
fibroblast.. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol buah delima merah berdampak semakin

baik dalam penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan galur wistar.

Anda mungkin juga menyukai