A. Hasil Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Biji Delima pada Gelatine
sponge terhadap Peningkatan Jumlah Fibroblast dalam Proses Penyembuhan Luka telah
Surakarta pada bulan Mei 2019. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental
murni laboratoris yaitu aplikasi ekstrak etanol biji delima merah pada gelatine sponge
terhadap luka pada tikus putih jantan galur wistar. Pengambilan data dilakukan pada hari ke-7
setelah terbentuknya luka dengan cara melakukan terminasi terhadap tikus kemudian dibuat
preparat histologi yang akan di foto untuk di hitung menggunakan aplikasi image J untuk
mengetahui jumlah fibroblast. Hasil pengukuran kemudian dicatat. Data perhitungan jumlah
fibroblast diambil, kemudian dilakukan uji statistik seperti uji normalitas, uji homogenitas,
uji parametrik one way annova dan uji Post Hoc LSD.
Data hasil penelitian menunjukkan adanya penambahan jumlah fibroblast pada semua
kelompok perlakuan. Penghitungan jumlah rerata dan standar deviasi jumlah fibroblast pada
luka disetiap kelompok perlakuan pada hari ketujuh ditunjukkan dalam Tabel 1.
1
Tabel 1. Rerata dan standar deviasi Jumlah fibroblast hari ke-7
Kelompok x̅ ± SD
K(-) 25,58±0,69
GS+5% 25,67±0,61
GS+10% 32,08±0,57
GS+20% 37,42±0,63
GS+40% 52,33±1,91
Keterangan :
x̅ : Rerata
SD : Standar Deviasi
2
Tabel 1 menunjukkan adanya penambahan jumlah fibroblast luka pada masing-masing
kelompok perlakuan pada hari ke-7 jika dibandingkan dengan K(-). Kelompok yang diberi
perlakuan Gelatine sponge diatambah ekstrak etanol biji delima 5% memiliki nilai rerata
penambahan fibroblast terkecil dibandingkan kelompok perlakuan yang lain yaitu 25,67;
kemudian diikuti dengan kelompok perlakuan Gelatine sponge ditambah ekstrak etanol biji
delima konsentrasi 10%, 20%, 80%,dan 40% berturut-turut adalah 32,08; 37,42; 52,17; dan
52,33. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak etanol biji delima pada
Konsentrasi Shapiro-Wilk
ekstrak Statistic df Sig.
Peningkatan GS 0,827 4 0,160
Jumlah 5% 0,948 4 0,706
Fibroblast 10% 0,972 4 0,855
20% 0,790 4 0,085
40% 0,907 4 0,467
80% 0,999 4 0,998
Hasil uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dari masing-masing variabel
menunjukkan nilai probabilitas lebih dari 0,05 (p>0,05) pada tujuh kelompok perlakuan tersebut,
Data selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test. Hasil uji
Levene’s Test menunjukkan p>0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat kesamaan antar
3
kelompok perlakuan yang berarti data homogen atau memiliki varian sama yang disajikan pada
tabel 3.
Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test adalah 1,818. Uji ini memberi
kesimpulan bahwa data memiliki variansi yang sama/homogen karena signifikansi menunjukkan
Hasil dari uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data terdistribusi normal dan
data memiliki varian yang sama atau homogen, sehingga data tersebut memenuhi syarat uji
parametrik. Uji parametrik pada penelitian ini menggunakan uji One Way Anova. Uji ini untuk
menentukan terdapat tidaknya pengaruh pemberian ekstrak etanol biji delima merah (Punica
granatum L.) terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
wistar. Data hasil uji One Way Anova disajikan pada Tabel 4 berikut ini.
Hasil uji parametrik One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata antar
kelompok perlakuan berjumlah 2986,317, sedangkan rata-ratanya sebesar 597,263. Hasil uji
4
parametrik One Way Anova menunjukkan perbedaan rerata dalam satu kelompok berjumlah
22,808, sedangkan rata-ratanya sebesar 1,267. Hasil signifikansi pada uji parametrik One Way
Anova sebesar 0,000 (p<0,05), hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga terdapat perbedaan rerata antar kelompok perlakuan dan terdapat pengaruh
penambahan ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) pada gelatine sponge terhadap
peningkatan jumlah fibroblast pada proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus
Data selanjutnya dilakukan uji Pos Hoc dengan analisis LSD (Least Significant Different)
yang memiliki tingkat kepercayaan 95%, tes ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
perbedaan jumlah fibroblast luka antar kelompok perlakuan. Hasil uji Pos Hoc LSD disajikan
Tabel 5. Hasil Uji Pos Hoc Test (LSD) diameter luka bakar antar kelompok perlakuan.
Konsentrasi Kontrol (-) 5% 10% 20% 40% 80%
Kontrol (-) - 0,919 0,000 0,000 0,000 0,000
5% 0,919 - 0,000 0,000 0.000 0,000
10% 0,000 0,000 - 0,000 0,000 0,000
20% 0,000 0,000 0,000 - 0,000 0,000
40% 0,000 0,000 0,000 0,000 - 0,838
80% 0,000 0,000 0,000 0,000 0,838 -
Hasil analisis uji Pos Hoc LSD test menunjukkan bahwa data memiliki nilai probabilitas
(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol
negatif terhadap kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok
perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5% terhadap
kelompok gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 10%, 20%, 40% dan
80%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol
5
biji delima merah konsentrasi 10% terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge +
ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5%, 20%, 40% dan 80%. Terdapat perbedaan
signifikan antara kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah
konsentrasi 20% terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji
delima merah konsentrasi 5%, 10%, 40%, dan 80%. Terdapat perbedaan signifikan antara
kelompok perlakuan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 40%
terhadap kelompok kontrol negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah
konsentrasi 5%, 10%, dan 40%. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan
gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 80% terhadap kelompok kontrol
negatif dan gelatine sponge + ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi 5%, 10%, dan 20%.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penambahan konsentrasi ekstrak etanol biji
delima pada gelatine sponge berpengaruh terhadap peningkatan jumlah fibroblast dalam proses
penyembuhan luka pada tikus wistar dan mengetahui konsentrasi berapakah yangmemiliki
kemampuan untuk meningkatkan jumlah fibroblast terbanyak pada proses penyembuhan luka.
Data penelitian yang diambil adalah data penelitian pada hari ketujuh, hal ini karena hari ketujuh
merupakan waktu dimana jumlah fibroblast mencapai puncaknya(A.S. Halim et al., 2012).
Berdasarkan hasil data penelitian pada hari ke-7 menunjukkan bahwa terdapat penyembuhan
luka yang ditandai dengan adanya penambahan jumlah fibroblast luka pada tikus wistar.
Kelompok perlakuan yang memiliki kemampuan paling optimal dalam meningkatkan fibroblast
dalam proses penyembuhan luka adalah kelompok Gelatine sponge ditambah ekstrak etanol
buah delima merah konsentrasi 40% dan 80%, sedangkan kelompok perlakuan kontrol negatif
6
(Gelatine sponge) adalah kelompok perlakuan yang paling sedikit terdapat jumlah fibroblast.
Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil rata-rata jumlah fibroblast luka pada masing-masing
kelompok perlakuan (Tabel 1 dan Gambar 10). Berdasarkan hasil uji Pos Hoc dengan analisis
LSD (Least Significant Different) antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol
positif terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Gelatine
sponge ditambah ekstrak etanol buah delima merah konsentrasi 40% memiliki efek
meningkatkan fibroblast yang lebih banyak pada proses penyembuhan luka dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif (gelatine sponge). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Negara et al. (2014) dalam penelitian ekstrak etanol daun sirih terhadap
penyembuhan luka bakar tikus wistar, disebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak,
dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar pada tikus wistar yang ditandai oleh
peningkatan pertumbuhan jaringan granulasi pada konsentrasi ekstrak yang semakin tinggi.
Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Budianto (2010) dalam penelitian
ekstrak lidah buaya terhadap penyembuhan luka decubitus pada tikus putih wistar, menyatakan
bahwa semakin tinggi konsentrasi zat aktif dalam hal ini tanin dan flavonoid memberikan efek
difusi obat yang semakin baik. Difusi obat yang semakin baik akan mempercepat proses absorbsi
senyawa atau zat yang terkandung di dalam obat terhadap kulit, sehingga konsentrasi yang
Sesuai dengan penelitian Wahid (2015) Gelatine sponge yang ditambahkan dengan
konsentrasi ekstrak 40% merupakan kombinasi yang paling efisien dimana viskositasnya masih
dapat diserap oleh gelatine sponge, sedangkan gelatine yang ditambahkan dengan konsentrasi
80% mempunyai viskositas yang tinggi dan sehingga hanya dapat diserap oleh gelatine sponge
kandungannya hanya setara dengan konsentrasi 40%. Jaringan granulasi merupakan jaringan
7
baru yang tumbuh sebagai hasil dari proses angiogenesis yaitu pembentukan pembuluh-
pembuluh kapiler baru dan sel-sel fibroblas yang menempati rongga tersebut. Semakin tebal
jaringan granulasi yang terbentuk, proses penyembuhan luka akan berlangsung semakin cepat
Hasil yang diperoleh dari uji statistik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol buah
delima (Punica granatum L.) pada gelatine sponge dapat mempengaruhi jumlah fibroblast
dalam proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar. Hal ini
menunjukkan bahwa kandungan tanin, flavonoid dan asam elagik dalam ekstrak etanol buah
delima (Punica granatum L.) dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Konsentrasi
ekstrak etanol buah delima yang semakin tinggi terbukti dapat mempercepat proses
penyembuhan luka bakar. Tanin dalam ekstrak etanol buah delima dapat digunakan untuk
mukosa, serta regenerasi jaringan baru. Selain itu, kandungan tanin memiliki kemampuan
antibakteri dan antioksidan. Kandungan tanin mempercepat proses penyembuhan luka dengan
beberapa mekanisme seluler yaitu membersihkan oksigen reaktif dan radikal bebas,
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa Gelatine sponge
ditambah ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) berpengaruh terhadap peningkatan
fibroblast dalam proses penyembuhan luka pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur
wistar dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang paling banyak menghasilkan
8
fibroblast.. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol buah delima merah berdampak semakin
baik dalam penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan galur wistar.