Anda di halaman 1dari 5

PENCEGAHAN CARIES BAGI ANAK-ANAK DI RUMAH BELAJAR IDE-ID,

TANGGA BUNTUNG PALEMBANG

Nita Nuraini1, Erie Agusta2


1,2
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Palembang


Email: nitanuraini26@gmail.com1, erieagusta1@gmail.com2

Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui 1) partisipasi anak-anak dalam upaya pencegahan
caries, dan 2) memberikan pengetahuan tentang upaya pencegahan caries, mengingat lingkungan
Palembang sangat banyak ditemukan makanan manis maupun asam, seperti cuka. Metode dan teknik
pengabdian meliputi ceramah, dan video. Perilaku sebagai sasaran intervensi mempunyai 3 domain, yakni:
pengetahuan, sikap dan tindakan. Kegiatan dimulai dengan survey lokasi dan sasaran, dilanjutkan dengan
penyampaian materi, tanya jawab. Area gigi yang dibersihkan meliputi bagian atas, bawah, samping, dan
lidah. Hasil kegiatan ini menjelaskan bahwa 1) seluruh peserta aktif mengikuti petunjuk dengan sangat
antusias. dan 2) tindakan pencegahan lain yakni dengan merubah kebiasaan mengkonsumsi makanan
manis dan asam secara berlebihan dan pemilihan pasta dan sikat gigi yang baik. Kesadaran menjaga
kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya pencegahan caries untuk memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan diri. Kesimpulan dari kegiatan ini 1) partisipasi anak-anak di rumah belajar IDE-ID
sangat aktif dan antusiasi, dan 2) informasi yang disampaikan kepada anak-anak di Rumah Belajar IDE-
ID tentang upaya pencegahan caries diantaranya merubah kebiasaan mengkonsumsi makanan manis dan
asam secara berlebihan, dan melakukan pemilihan pasta dan sikat gigi dengan benar.
Keywords: Caries, IDE-ID, Gigi

Abstract: This activity aims to find out 1) the participation of children in the effort to prevent caries, and
2) to provide knowledge about efforts to prevent caries, given that the Palembang environment is very
much found in sweet and sour foods, such as vinegar. The methods and techniques of service include
discourse, and videos. Behavior as the target of intervention has 3 domains, namely: knowledge, attitudes
and actions. The activity began with a location and target survey, followed by the delivery of material,
question and answer. The area of the tooth that is cleaned includes the top, bottom, sides and tongue. The
results of this activity explained that 1) all active participants followed the instructions very
enthusiastically. and 2) other precautions, namely by changing the habit of consuming sweet and acidic
foods excessively and selecting good pasta and toothbrushes. Awareness of maintaining dental and oral
health is an effort to prevent caries from maintaining and enhancing the degree of personal health. The
conclusion of this activity is 1) the participation of children in IDE-ID learning houses is very active and
enthusiastic, and 2) information conveyed to children in IDE-ID Learning Houses about efforts to prevent
caries including changing the habit of consuming sweet and sour foods excessive, and make a selection of
pasta and brush your teeth properly.
Kata kunci : Caries, IDE-Id, Tooth

PENDAHULUAN terdapat pada jaringan keras gigi yaitu email,


Kesehatan semua anggota atau bagian dentin dan sementum yang mengalami proses
tubuh merupakan hal paling penting dalam kronis regresif. Karies menyerang jaringan keras
kehidupan manusia. Salah satunya adalah gigi gigi yang ditandai dengan adanya demineralisasi
dan mulut. Gigi dan mulut sangat penting untuk jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh
diperhatikan kebersihannya, karena kesehatan kerusakan bahan organiknya (Mitchell, 2014).
mulut merupakan cerminan kesehatan yang ada Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan
di dalamnya pula (gigi). Oleh karena itu Amerika Latin dan prevalensi terendah terdapat
kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk di Afrika (The World Oral Health Report, 2003).
diperhatikan. Diperkirakan bahwa 90% dari Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan
anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
sebagian besar orang dewasa pernah menderita tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies
karies. Karies gigi merupakan penyakit yang

78
Pencegahan Caries Bagi Anak-Anakd di Rumah Belajar … 79

merupakan penyebab patologi primer atas memberikan pengetahuan akan penyebab utama,
penanggalan gigi pada anak-anak. cara penyebaran, dampak, dan upaya pencegahan
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar caries di Tangga Buntung. Kebiasaan menjaga
Departemen Kesehatan (Riskesdas) tahun 2007, kesehatan gigi dan mulut serta upaya pelaksanaan
sebanyak 75% gigi masyarakat indonesia pencegahan caries yang dilakukan seseorang
mengalami karies gigi (gigi berlubang). Menurut menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki
data dari pengurus besar PDGI (Persatuan Dokter kesadaran untuk memelihara dan mempertinggi
Gigi Indonesia) menyebutkan bahwa sedikitnya derajat kesehatan diri sejak dini sehingga tidak
89% penderita gigi berlubang adalah anak-anak terjadi gangguan fungsi, aktivitas (belajar dan
usia dibawah 12 tahun (Sariningsih, 2012). bekerja) dan penurunan produktivitas kerja yang
Perilaku kurang baik yang ditunjukkan oleh anak tentunya akan mempegaruhi kualitas hidup
dalam upaya pencegahan karies gigi antara lain (Depkes, 1999).
adalah kebiasaan anak mengkonsumsi makanan Tujuan Kegiatan pengabdian kepada
manis dan tidak diakhiri dengan menggosok gigi masyarakat ini, adalah: 1) mengetahui
atau setidaknya berkumur dengan air putih, partisipasi anak-anak dalam upaya pencegahan
sehingga banyak anak yang mengalami karies caries untuk memelihara dan mempertinggi
gigi pada usia dini. derajat kesehatan diri; 2) memberikan
Hasil analisis lapangan dan wawancara pengetahuan kepada anak-anak di Rumah Belajar
menggambarkan bahwa di daerah Tangga Ide-ID, Tangga Buntung Palembang mengenai
Buntung terdapat rumah belajar yang didominasi upaya pencegahan caries. Adapun manfaat atau
oleh anak-anak usia 8 - 12 tahun yang mengalami kegunaan kegiatan pengabdian masyarakat ini
karies gigi dengan ciri-ciri gigi berlubang, adalah: 1) membentuk kesadaran anak-anak
keropos, dan terdapat noda/plak. Ciri tersebut untuk memelihara dan mempertinggi derajat
berkaitan dengan pola atau perilaku anak-anak di kesehatan diri; 2) melakukan pencegahan
daerah tersebut yang gemar mengkonsumsi terjadinya caries pada anak-anak di Rumah
makanan manis seperti permen, gula-gula dan Belajar Ide-ID, Tangga Buntung Palembang
cokelat, serta cuka yang asam. Palembang Target khusus kegiatan ini adalah agar
sebagai kota dengan makanan khas pempek anak-anak mampu menyadari cara menjaga
sering dikonsumsi bersama dengan cuka yang kesehatan gigi dan mulut sebagai bentuk
sifatnya asam, tidak terkecuali oleh anak-anak di pencegahan caries serta mengurangi konsumsi
rumah belajar Ide-ID. Hal inilah yang juga makanan dan minuman yang mampu
memicu banyak anak-anak mengalami gigi mempercepat caries mengingat lingkungan
keropos. Konsumsi makanan secara rutin ini Palembang sangat banyak ditemukan makanan
tidak diikuti oleh aktivitas menggosok gigi secara manis maupun asam, seperti cuka yang sering
rutin pula, sehingga lama-kelamaan berdampak dikonsumsi anak-anak.
pada kesehatan gigi mereka dengan Kemukakan tujuan program dan
ditemukannya anak-anak yang menderita caries. kegunaan program serta target dan luaran. [Times
Karies gigi merupakan penyakit gigi dan New Roman, 11, spasi 1.15].
mulut yang multifaktorial artinya adalah karies
dapat terjadi apabila terdapat faktor penyebab METODE PELAKSANAAN
yang saling berhubungan dan mendukung, yaitu A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat, Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Caries
dan waktu (Casamassimo, Fields, McTigue, dilaksanakan di Tangga Buntung Palembang di
Nowak, 2013). Peranan orang tua sangat penting selama 2 hari.
dalam upaya pencegahan caries terhadap anak- B. Metode dan Teknik Sosialisasi
anak mereka. Hal ini disebabkan karena dalam Metode dan teknik sosialisasi meliputi
keluarga mempunyai pola kebiasan makan yang pelaksanaan promosi kesehatan dengan
sama dan pemeliharaan kesehatan gigi yang sama menggunakan berbagai metode berdasarkan
pula (Chu, 2008). Orang tua, khususnya ibu yang kelompok sasaran. Sasaran kelompok kecil dan
tingkat pengetahuannya rendah mengenai pola besar umumnya menggunakan metode ceramah,
makanan anak, kebersihan mulut anak dan dibantu dengan slide, video. Kelompok kecil
pemeriksaan rutin ke dokter gigi menyebabkan biasanya menggunakan metode ceramah, dapat
resiko anaknya mempunyai karies gigi (Suresh et juga menggunakan alat bantu slide, video, lembar
al., 2010). balik dan sebagainya. Perilaku sebagai sasaran
Kegiatan sosialisasi pencegahan caries ini intervensi mempunyai 3 domain, yakni:
sangat penting dilakukan dalam rangka pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan
80 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 4, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 71-77

praktek atau tindakan (practice). Pengetahuan gigi. Caries gigi atau gigi berlubang adalah suatu
dan sikap merupakan perilaku yang masih penyakit padajaringan keras gigi yangditandai
tertutup (covert behavior), sedangkan praktek oleh rusaknya email dan dentin disebabkan oleh
atau tindakan merupakan perilaku yang sudah aktivitas metabolisme bakteri dalam plak yang
terbuka (overt behavior). Oleh sebab itu, menyebabkan terjadinya demineralisasi akibat
perubahan perilaku sebagai hasil pendidikan atau interaksi antar produk-produk mikroorganisme,
promosi kesehatan terjadi secara bertingkat. ludah dan bagian-bagian yang berasal dari
Pemberian informasi melalui sosialisasi makanan dan email. Caries adalah salah satu
kesehatan sebagai bagian dari promosi kesehatan penyakit yang paling banyak di jumpai di sekitar
akan meningkatkan pengetahuan tentang masyarakat, dan menjadi bukti nyata bahwa
kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat
meningkatkan sikap terhadap kesehatan, dan kesehatan gigi dan mulut.
selanjutnya akan berakibat terhadap perubahan Penyebab utama terjadinya caries terdiri
praktek hidup sehat (overt behavior) atas 4 faktor yang terjadi secara bersamaan,
(Notoadmodjo 2008). meliputi: gigi sebagai tuan rumah (host), substrat
Adapun bentuk kegiatan pengabdian yang seperti makanan, plak atau kuman dan waktu.
dilakukan adalah bentuk sosialisas pencegahan Faktor penting lainnya yang juga berdampak
caries di Tangga Buntung Palembang. Susunan pada kesehatan gigi dan mulut adalah
kegiatan sosialisasi adalah sebagai berikut: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
1. Absensi dan pembukaan kegiatan sosialisasi. keturunan (Hereditas). Perilaku masyarakat
2. Penyampaian materi dengan metode terutama anak-anak berperan penting dalam
ceramah, dibantu dengan menggunakan slide mempengaruhi status kesehatan gigi mereka.
dan video. Kecenderungan yang baik dalam menjaga
3. Pelaksanaan kegiatan menggosok gigi secara kesehatan gigi dan mulut akan berdampak baik
benar, sebagai upaya pencegahan caries. pula terhadap kesehatan gigi, sedangkan perilaku
4. Pengecekan kegiatan sosialisasi buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
5. Pemberian sikat dan pasta gigi bagi anak- akan memperbesar kemungkinan terjadinya
anak di Tangga Buntung Palembang caries gigi.
6. Penutupan. Caries gigi terjadi disebabkan karena
serangkaian proses yang terjadi selama beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN kurun waktu dengan 3 tiga faktor utama lain yang
A. Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Caries saling mendukung, yaitu host atau gigi,
dan Partisipasi Anak-anak mikroorganisme, substrat dan waktu. Caries ini
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan penyakit yang umum ditemui karena
dimulai dengan survey awal terkait lokasi dan kebiasaan anak-anak yang tidak menggosok gigi
sasaran pengabdian masyarakat dengan tema dan membersihkan gigi setelah mengkonsumsi
“Sosialisasi Pencegahan Caries Bagi Anak-Anak makanan, sehingga sisa makanan yang
di Rumah Belajar IDE-ID, Tangga Buntung menumpuk menjadi pemicu caries terjadi.
Palembang”. Peserta yang terlibat dalam kegiatan Dukungan dan peranan orang tua sangat
ini mayoritas adalah anak-anak, tenaga pengajar, berpengaruh terhadap perilaku pencegahan caries
dan beberapa orang tua peserta (anak-anak). pada anak-anak, misalnya dengan memberikan
Kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik, lancar contoh menggosok gigi setelah makan dan
dan disambut antusias oleh seluruh anak-anak sebelum tidur.
karena berkaitan erat dengan anggota tubuh Pemateri juga mengajarkan kepada anak-
langsung. Penyampaian materi dibantu langsung anak bagaimana cara menggosok gigi dengan
oleh dokter gigi yang ahli dibidangnya dengan baik dan benar dengan memberi contoh langsung
bantuan powerpoint dengan menampilkan serta menampilkan poster anatomi gigi untuk
gambar dan contoh yang menarik. Penyampaian melihat bagian-bagain yang perlu dan penting
materi dilakukan kurang lebih sekitar 15 menit, untuk dibersihkan. Setelah pemateri memberi
lalu dilanjutkan dengan penjelasan anatomi gigi contoh, kemudian seluruh peserta mengikuti dan
manusia menggunakan poster dan dilanjutkan mempraktekan cara menggosok gigi dengan baik
dengan kegiatan tanya jawab. dan benar untuk diterapkan dalam kehidupan
Materi sosialisasi meliputi penyebab utama sehari-hari. Peserta sosialisasi yang terdiri dari
caries gigi, cara penyebaran caries, dampak anak-anak, orang dewasa dan orang tua, sebagian
caries, dan upaya pencegahan yang dapat besar merasa tertarik dengan materi caries yang
dilakukan untuk menghindari terjadinya caries disampaikan oleh dokter gigi secara langsung,
Pencegahan Caries Bagi Anak-Anakd di Rumah Belajar … 81

karena menurut mereka penyakit ini sangat sering yang mengalami caries gigi karena kurangnya
dijumpai disekitar mereka dan berhubungan erat perhatian orang tua dan kendala ekonomi yang
dengan anggota tubuh mereka. Menurut salah menyebabkan kurangnya pemerikasaan gigi bagi
satu pengurus rumah belajar, banyak anak-anak anak-anak.

Gambar 4.1. Faktor Penyebab Caries Gigi


(Sumber: http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/
analisis-karies-gigi-molar-pertama.html)

diri sejak dini sehingga tidak terjadi gangguan


B. Upaya Anak-anak di Rumah Belajar fungsi, aktivitas (belajar dan bekerja) dan
Ide-ID dalam Mencegah Caries penurunan produktivitas kerja yang tentunya
Kegiatan penyampaian materi yang telah akan mempegaruhi kualitas hidup (Depkes,
dilakukan oleh dokter gigi dilanjutkan dengan 1999). Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga
kegiatan tanya jawab. Antusiasme anak-anak dan diharapkan mampu memberikan pemahaman dan
pengajar di Rumah Belajar Ide-ID sangat tinggi, pengalaman belajar bagi anak-anak dan para
hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang orang tua untuk mendukung pencegahan caries.
bertanya seputar ciri-ciri gigi yang sehat, Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
penyakit gigi serta tindakan yang perlu dilakukan disimpulkan bahwa upaya pencegahan yang
apabila terserang berbagai penyakit gigi. dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
Terakhir, kegiatan dilanjutkan dengan praktek caries gigi, antara lain:
menggosok gigi dengan bai dan benar. 1. Menyikat gigi secara teratur (minimal dua
Pengajaran tentang cara menggosok gigi ini kali sehari, yaitu pada pagi hari setelah
dianggap perlu sebagai bentuk atau upaya sarapan dan malam hari sebelum tidur)
pencegahan terhadap penyakit caries. Pada saat 2. Memperhatikan pola makan
kegiatan ini, seluruh anak-anak, pengajar dan 3. Melakukan kunjungan ke dokter gigi secara
orang tua aktif mengikuti petunjuk yang rutin.
diberikan oleh dokter gigi dengan sangat 4. Mengontrol dan mengindari kebiasaan
antusias. Area gigi yang dibersihkan meliputi makan yang buruk (makan makanan manis
bagian atas, bawah, samping, dan lidah. Aturan atau asam secara berlebihan
penggunaan pasta gigi dan pemilihan sikat gigi 5. Tindakan sosialisasi juga sangat diperlukan
yang tepat juga disampaikan kepada para peserta. sebagai langkah awal upaya pencegahan
Tindakan pencegahan lain juga dapat dilakukan penyakit caries, karena kegiatan tersebut
dengan merubah kebiasaan mengkonsumsi dapat membantu masyarakat dalam
makanan manis dan asam secara berlebihan. memperoleh informasi atau pengetahuan
Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan tentang penyakit caries.
mulut serta upaya pelaksanaan pencegahan caries
yang dilakukan seseorang menunjukkan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
orang tersebut memiliki kesadaran untuk A. Simpulan
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
82 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 4, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 71-77

Kegiatan pengabdian masyarakat di Brown, JP and Dodds, MWJ. 2008. Dental


Rumah Belajar Ide-ID Tangga Buntung Caries and Associated Risk Factors. In:
Palembang dapat disimpulkan sebagai berikut: Cappelli DP and Mobley CC. Prevention
1. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan and Clinical Oral Health Care. Missuori:
dengan memberikan informasi kepada Mosby Elsevier.
peserta di Rumah Belajar Ide-ID (anak- Casamassimo, PS., Fields, HW., Mc Tigue, DJ.,
anak, pengajar dan orang tua) tentang Nowak, AJ. 2013. Pediatric Dentistry:
penyebab utama caries, cara penyebaran, Infancy Through Adolescence Fifth
dampak, dan upaya pencegahan caries. Edition. Missouri: Elsevier.
2. Upaya pencegahan caries yang dapat Chu S. 2008. Riview – Early Childhood Caries:
dilakukan peserta pengabdian masyarakar Risk and Prevention in Underserved
antara lain: menggosok gigi secara teratur, Population. Diakses dari
memperhatikan pola makan, melakukan http://www..jyi.org/research/
kunjungan ke dokter gigi secara rutin, re.php?id=717.
mengontrol dan mengindari kebiasaan Depkes RI. 1999. Profil Kesehatan Gigi dan
makan yang buruk (makan makanan manis Mulut di Indonesia pada Pelita VI.
atau asam secara berlebihan Jakarta: Direktorat Kesehatan Gigi,
3. Kegiatan sosialisasi pencegahan caries gigi Depkes RI.
ini diharapkan mampu memberikan manfaat Heriandi, S. 2002. Penanggulangan Karies
bagi masyarakat serta kesadaran untuk Rampan serta Keluhannya pada anak.
menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai FKG. Jakarta: UI.
upaya memelihara dan mempertinggi derajat Kumala P, dkk. 2006. Kamus Saku Kedokteran
kesehatan untuk kualitas hidup yang lebih Dorland. Jakarta; EGC.
baik. Mitchell, L. 2014. Kedokteran Gigi Klinik:
B. Saran Semua Bidang Kedokteran Gigi. Edisi 5.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut Jakarta: EGC.
merupakan langkah awal untuk meminimalisir Notoadmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat
penyakit caries, oleh karena itu sangat perlu Ilmu dan Seni Edisi Revisi. Jakarta:
bimbingan dan arahan dari para orang tuaagar Rineka Cipta.
anak-anak terhindar dari caries gigi. RISKESDAS/Riset Kesehatan Dasar. 2007.
Jakarta: Badan Penelitian dan
UCAPAN TERIMAKASIH Pengembangan Kesehatan, Departemen
Terimakasih kepada Lembaga Penelitian Kesehatan, Republik Indonesia.
dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak
Muhammadiyah Palembang yang telah Usia Dini. Jakarta: Elex Media
memberikan dana kegiatan Pengabdian Komputindo.
Mayarakat ini. Suresh, B. S., Ravishankar, T. L., Chaitra, T. R.,
Mohapatra, A. K., Gupta, V. 2010.
DAFTAR PUSTAKA “Mother Knowledge about pre-school
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Child’s oral Health”. Journal of Indian
Jakarta: EGC. Society of Pedodontics and Preventive
Dentistry. Vol. 28, No 4, 282- 287.
Asse, R. 2010. Kesehatan Gigi dan Dampak The World Oral Health Report. 2003. Continuous
Sosialnya. Diakses dari Improvement of Oral Health in the 21 st
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/ Century-the approach of the WHO
2010/11/23/kesehatan-gigi-dandampak- Global Oral health Programme. Diakses
sosialnya-catatan-dari-maratua-320506. dari the World Health Organization. (file
Begzati, A., Berisha, M., Meqa, K. 2010. Early in pdf). http://www.who.int.
Childhood Caries in Preschool Children
of Kosovo a Serious Public Health
Problem. BMC Public Health. Diakses
dari
http://www.biomedcentral.com/1471-
2458/10/788.

Anda mungkin juga menyukai