1
LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut seringkali menjadi prioritas yang kesekian bagi sebagian
orang. Padahal, seperti kita ketahui, gigi dan mulut merupakan ‘pintu gerbang’ masuknya
kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes
2013). Pada ibu hamil kesehatan gigi dan mulut berpengaruh terhadap kondisi bayi dalam
kandungannya. Infeksi jaringan penyangga gigi (periodontal) pada ibu hamil akan berisiko
lebih besar melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan prematur (Komara, 2006).
Ibu hamil penderita periodontitis kronis juga berisiko 10,9 kali lebih besar memiliki bayi
BBLR, yang sama kuatnya dengan risiko akibat merokok atau pemakaian alkohol
(Kemenkes, 2012). Kesehatan gigi dan mulut juga berpengaruh pada anak khususnya dalam
tahap lima tahun pertama perkembangannya (golden age). Pada masa ini yang terkait dengan
kesehatan gigi, anak bisa diberikan memori, perilaku, kebiasaan, dan sikap tentang cara
Di antara beberapa penyakit gigi dan mulut yang paling sering kita dengar adalah gigi
berlubang atau karies. Karies bisa dijumpai pada setiap orang. Karies itu sendiri adalah
penyakit pada gigi yang dimulai dari rusaknya permukaan gigi, baik di permukaan kunyah
maupun di sela-sela gigi, yang jika tidak ditangani dengan baik makan akan meluas ke daerah
persarafan gigi (pulpa). Karies gigi dapat terjadi pada satu permukaan gigi atau lebih.
Penyebab karies gigi yang paling besar adalah peningkatan konsumsi gula. Gula ini berasal
dari karbohidrat yang kita konsumsi sehari-hari, dan dalam frekuensi yang sering. Karies gigi
merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak dan prevalensinya meningkat
Di Indonesia penderita gigi berlubang atau karies terbilang tinggi. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, persentase penduduk yang
mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Dari penduduk
2
yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, persentase penduduk yang menerima
perawatan medis gigi meningkat dari 29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013.
Hasil Riskesdas terbaru tahun 2018 menunjukkan proporsi masalah gigi dan mulut sebesar
57,6%, itu berarti ada kenaikan dari hasil Riskesdas tahun 2013. Hasil Riskesdas tahun 2018
juga menunjukkan masyarakat yang mendapat pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar
10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar hanya sebesar 2,8%. Adapun
hasil Riskesdas selengkapnya tahun 2018 untuk kategori penyakit gigi dan mulut dijelaskan
3
Dalam rangka kepedulian pemerintah terhadap kesehatan gigi dan mulut, Kementerian
Kesehatan mencanangkan Indonesia Bebas Karies pada 2030 mendatang. Upaya ini sudah
dijalankan sejak 2015 dengan menggalakkan upaya promotif untuk menyikat gigi dengan
4
baik dan benar, dan memberdayakan dokter gigi dan terapis kesehatan gigi di Unit Kesehatan
Di kabupaten Aceh Barat masalah kesehatan gigi dan mulut juga menjadi perhatian
khusus dari dinas kesehatan setempat, yaitu dengan diselenggarakannya program UKGS.
Program UKGS ini merupakan bagian integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada siswa sekolah dasar. Kegiatan ini berupa
kegiatan Penjaringan Anak Sekolah dan Pemeriksaan Berkala, yang salah satu kegiatannya
yaitu memeriksa Oral Hygiene anak, dan menghitung indeks karies (def-t). Dari data hasil
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilaksanan UPT Puskesmas Meureubo pada
tahun 2017 diperoleh indeks rata-rata karies (def-t) anak usia sekolah (usia 6-8 tahun) sebesar
8,85 yang berarti Sangat Tinggi. Sedangkan pada tahun 2018, dari 484 siswa yang dilakukan
pemeriksaan gigi dan mulut, sebanyak 424 siswa yang menderita karies, atau sebesar 87,6%
5
Sementara itu dari hasil data kunjungan poli gigi di UPT Puskesmas Meureubo pada
tahun 2018 diperoleh jumlah penderita karies gigi sebanyak 1743 orang dari total kunjungan
2172 orang, atau sebesar 80,20%. Sedangkan pada tahun 2019, jumlah penderita karies dari
Januari-September sebanyak 873 orang, dari 1298 orang yang berkunjunga ke poli gigi, atau
Dari hasil tersebut menunjukkan angka karies masih tinggi di wilayah kecamatan
Pada penjelasan di awal kesehatan gigi dan mulut penting bagi ibu hamil dan anak-
anak. Pada ibu hamil selain berpengaruh pada janin yang dikandungnya kelak ibu tersebut
pun bisa menjadi pelopor gigi sehat bagi keluarganya. Sedangkan pada anak-anak khususnya
balita, sejak dini bisa kita cegah terjadinya gigi susu berlubang, sehingga ketika tumbuh gigi
tetap mereka akan terbiasa menjaga kesebersihan gigi dan mulutnya sehingga angka penyakit
Dari penjelasan latar belakang tersebut di atas UPT Puskesmas Meureubo mempunyai
kepedulian akan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Dan yang menjadi usaha yang
dilakukan saat ini adalah menyelenggarakan suatu program inovasi yang dibuat untuk
6
mendukung program Indonesia Bebas Karies tahun 2030. Inovasi tersbut adalah “Kuah Pliek
U”, yang merupakan singkatan dari Kariesku Rendah karena Pelihara Emailku.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program Kuah Pliek U adalah untuk membantu menurunkan angka
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus program Kuah Pliek U adalah untuk mencegah karies dimulai dari ibu
hamil dan anak usia balita di wilayah kecamatan Meureubo, kabupaten Aceh Barat
SASARAN
Adapun sasaran program Kuah Pliek U yaitu ibu hamil dan anak usia balita. Sasaran
ibu hamil diharapkan agar ibu bisa sejak dini mempunyai pengetahuan tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut sehingga ketika memiliki anak mereka sudah bisa melakukan
pencegahan penyakit gigi dan mulut sejak dini baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
keluarganya.
Sedangkan pada usia balita diharapkan sejak masih memiliki gigi susu anak-anak sudah
diajarkan bagaimana memelihara gigi dan mulut mereka tetap bersih dan mencegah
TARGET
1. Terciptanya kesadaran dan pengetahuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
2. Turunnya angka penyakit karies dan kunjungan poli gigi di UPT Puskesmas
Meureubo
7
KEGIATAN
1. Penyuluhan berkala tentang kesehatan gigi dan mulut pada program Kelas Ibu
2. Pembagian leaflet berisi edukasi cara menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
3. Pembagian buku “Pelihara Emailku” pada ibu hamil yang berisi cara dan frekuensi
menyikat gigi yang baik dan benar, indeks kebersihan gigi (OHI-S) dan indeks
4. Pemeriksaan berkala dan penyuluhan berkala setiap 1 bulan sekali pada TK/PAUD
SDIDTK
5. Pembagian phantom model gigi susu ukuran kecil dan poster edukasi tentang
6. Pembagian buku “Pelihara Emailku” pada siswa sekolah PAUD yang berisi cara
dan frekuensi menyikat gigi selama 20 hari selama 3-5 bulan. Buku tersebut akan
dibawa pulang oleh siswa, diisi serta ditandatangan oleh orangtua atau wali di
rumah. Hasil tersebut akan dievaluasi setiap bulannya, dan dilakukan edukasi
apabila diperlukan. Buku tersebut akan dikembalikan pada sekolah ketika anak
tersebut tamat.
7. Tetap melakukan Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala pada anak SD,
BUKTI KEGIATAN
8
9
10
11