Anda di halaman 1dari 5

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BENGKULU SELATAN

UPTD PUSKESMAS M.THAHA


Jln A.Yani Ibul Manna Bengkulu Selatan Telp (0739) 22508

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

A.PENDAHULUAN

Kesehatan Gigi dan Mulut memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan
produktifitas sumber daya manusia. Kondisi kesehatanan yang ada dalam rongga mulut
berpengaruh pada kondisi kesehatan umum. Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi di
rongga mulut, seperti infeksi HIV, dan Diabetes Mellitus. Sebaliknya, penyakit gigi dan
mulut dapat menjadi faktor resiko penyakit lain sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis,
faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, diabetes mellitus, dan bacterial endokarditis.
Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies gigi dan
penyakit periodontal. Karies maupun Periodontitis adalah penyakit yang terjadi karena
adanya interaksi antara beberapa faktor yaitu host (gigi, gusi, ludah), penjamu (bakteri/plak),
substrat (makanan kariogenik), dan waktu. Hal ini sebenarnya mudah dicegah apabila
kebiasaan/perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik telah ditanamkan sejak usia dini.
Manusia mempunyai dua fase pertumbuhan gigi, yaitu fase gigi susu/gigi sulung
dan fase pertumbuhan gigi permanen/gigi tetap. Gigi susu adalah gigi pada anak-anak yang
tumbuh pada usia sekitar 6 bulan s/d 36 bulan. Gigi ini kemudian akan digantikan oleh gigi
permanen yang mulai tumbuh pada usia 6 tahun s/d 14 tahun. Gigi Permanen ini bila
hilang/dicabut, maka tidak akan ada gigi penggantinya lagi. Kondisi rongga mulut yang
sehat dan bebas karies pada fase gigi susu, akan membawa pada kondisi gigi permanen/gigi
tetap yang sehat pula dan bebas dari karies. Sebaliknya, gigi susu yang banyak mengalami
karies, akan membawa pada pertumbuhan gigi permanen yang rapuh dan mudah terjadi
karies. Sehingga, kondisi kesehatan rongga mulut saat ini, adalah cermin dari kondisi
rongga mulut di masa lalu.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut seperti diatas perlu dilakukan, dengan
memberikan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman terhadap pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta membentuk perilaku/kebiasaan yang baik dalam
pemeliharaan kesehatan gigi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesehatan yang optimal
pada tubuh secara umum, dan khususnya, bertujuan untuk mempertahankan gigi permanen
sebanyak mungkin dan selama mungkin di dalam rahang sampai dengan lanjut usia, yang
sesuai dengan standar kesehatan gigi WHO yaitu 75 % dari jumlah penduduk usia 65 tahun
keatas, memiliki minimum 20 gigi yang berfungsi.
Karena itu, pemberian pengetahuan dan pembentukan perilaku yang baik dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut, berupa kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ,
perlu ditanamkan secara berkelanjutan , terutama pada ibu hamil dan balita di posyandu,
dimana pada ibu hamil dan balita terjadi proses pembentukan gigi, sehingga diharapkan
dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi yang baik, akan tumbuh gigi sulung
dan permanen yang sehat dan kuat, serta dapat mandiri dan membentuk perilaku yang baik
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sebagai investasi bagi kesehatan tubuhnya di
masa mendatang

B. LATAR BELAKANG

1. Ibu hamil adalah kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan
mulut, karena itu perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin pada calon ibu
hamil untuk memeriksakan giginya ke Dokter gigi / Puskesmas, untuk
mendapatkan tindakan / perawatan gigi. Dokter gigi tidak dapat melakukan
tindakan bedah terutama yang menggunakan obat anastesi pada ibu hamil yang
terlanjur menderita penyakit gigi, juga terbatas dalam memberikan jenis obat
analgesik dan antibiotik pada ibu hamil yang terlanjur menderita penyakit gigi
akut. Pada ibu hamil juga terjadi proses pembentukan gigi janinnya di dalam
rahim. Karena itu, kegiatan UKGM diperlukan untuk memberi pemahaman pada
ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Anak Balita adalah kelompok masyarakat dengan gigi susu, (belum memiliki gigi
permanen). Gigi susu memiliki enamel gigi yang tipis yang memiliki resiko tinggi
untuk terbentuknya karies gigi. Gigi susu yang sehat dan kuat akan menghasilkan
gigi permanen yang sehat dan kuat pula. Untuk mencegah terjadinya penyakit gigi
dan mulut sejak dini pada gigi susu balita, maka perlu diberikan pemahaman
bagaimana cara memelihara kesehatan rongga mulut pada orang tua/ ibu balita,
melalui program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Posyandu.
3. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan balita di posyandu. UKGM
menyelenggarakan program promotif berupa pelajaran mengenai kesehatan gigi
dan mulut, dan program preventif pemeriksaan gigi pada ibu hamil dan balita,
ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan, berupa upaya kuratif bagi individu
yang memerlukan perawatan Kesehatan gigi dan mulut. Menurut Astoeti dkk.
(2006), status kesehatan gigi dan mulut yang optimal juga dapat dicapai dengan
meningkatkan upaya promotif dan preventif sedini mungkin.
C.TUJUAN
1. Tujuan Umum :
a. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta pencegahannya pada ibu
hamil dan anak balita
b. Membentuk kader-kader kesehatan gigi dan mulut di posyandu agar memiliki
pengetahuan tentang bagaimana pencegahan penyakit gigi dan mulut.
c. Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan balita yang optimal.

2.Tujuan Khusus :

a. Ibu hamil memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar,


meliputi waktu, frekuensi, dan cara menggosok gigi secara berkesinambungan
b. Ibu balita memahami model sikat gigi yang boleh digunakan untuk anak-anak
dan jumlah pasta gigi yang digunakan.
c. Ibu hamil dan ibu balita memahami macam-macam penyakit gigi pada ibu
hamil dan balita dan tindak lanjut apa yang harus dilakukan bila menderita
penyakit gigi dan mulut.
d. Ibu hamil dan ibu balita memahami kapan perlu pergi ke dokter gigi, dan
frekuensi kunjungan ke dokter gigi.
e. Ibu hamil dan ibu balita memahami pola makan yang baik untuk kesehatan
gigi dan makanan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan
untuk pencegahan karies gigi.
f. Ibu hamil dan anak balita mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri
terhadap kesehatan gigi dan mulut.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
a. Memberikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut berupa penyuluhan pada
ibu hamil dan ibu balita di Posyandu
b. Melakukan pemeriksaan pada gigi dan mulut pada ibu hamil dan balita, meliputi
pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak.
c. Melakukan rujukan ke Puskesmas bagi ibu hamil dan balita yang memerlukan
perawatan lebih lanjut di Puskesmas, yang merupakan tindak lanjut dari
pemeriksaan gigi dan mulut.
d. Meminta tanda tangan Kepala Desa pada bukti pendukung kegiatan.

2. Rincian Kegiatan
a. Prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu, frekuensi, dan cara
menggosok gigi.
b. Model sikat gigi untuk anak-anak dan jumlah pasta gigi untuk anak-anak.
c. Macam-macam penyakit gigi dan tindak lanjut yang harus dilakukan bila
menderita penyakit gigi.
d. Kapan ke dokter gigi dan frekuensi kunjungan ke dokter gigi.
e. Menanamkan pola makan yang benar pada ibu hamil dan balita meliputi
makanan yang bersifat kariogenik dan non kariogenik
f. Menanamkan pada ibu hamil dan balita pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut dan relevansinya di masa mendatang, serta menanamkan sikap untuk
memelihara kesehatan rongga mulut secara berkesinambungan.
g. Demo cara menggosok gigi yang benar dengan menggunakan phantom.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Memberikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut : penyuluhan di Posyandu


dengan metode ceramah dan demonstrasi.
2. Pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil dan balita : dengan memeriksa kondisi
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut.
3. Melakukan rujukan ke Puskesmas bagi ibu hamil dan balita yang memerlukan
perawatan lebih lanjut di Puskesmas : Memberikan saran pada individu yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut.
4. Meminta Tanda Tangan Kepala Desa/Kelurahan : Di kantor Kepala
Desa/Kelurahan.
F. SASARAN

Ibu hamil dan Ibu Balita dapat melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dan mengerti tindak lanjut yang dilakukan bila menderita penyakit gigi dan mulut.

G. JADUAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan UKGM dilaksanakan pada bulan Maret dan September 2018

1.Uraian Peran Lintas Program

No Kegiatan Program Unit Terkait Uraian Peran

1 Penyuluhan pada ibu hamil dan Program Promosi Memberikan penyuluhan


ibu balita di Posyandu kesehatan gigi dan mulut

2 Pemeriksaan gigi dan mulut pada Pengobatan/ Poli Gigi Pemeriksaan jaringan keras
ibu hamil dan balita dan jaringan lunak rongga
mulut.

3 Merujuk ke Puskesmas bagi ibu Pengobatan/ Poli Gigi Tindak lanjut dari
hamil dan balita yang pemeriksaan gigi dan mulut.
memerlukan perawatan lebih
lanjut di Puskesmas
Tertib Admistrasi
4 Meminta tanda tangan Kepala Program Promosi
Desa / lurah pada bukti
pendukung kegiatan.
2.Uraian Peran Lintas Sektor

No Kegiatan Program Unit Terkait Uraian Peran


1 Penyuluhan pada ibu hamil dan PKK dan LKMD Memfasilitasi tempat dan
ibu balita di Posyandu peserta penyuluhan

2 Pemeriksaan gigi dan mulut pada PKK dan LKMD Menyiapkan ruangan dan
ibu hamil dan balita Kader Posyandu membantu petugas puskesmas

Membantu Petugas puskesmas


3 Merujuk ke Puskesmas bagi ibu Kader Posyandu menyiapkan pasien
hamil dan balita yang
memerlukan perawatan lebih
lanjut di Puskesmas

4 Meminta tanda tangan Kepala Kepala Desa / Lurah Menandatangani dokumen bukti
Desa / lurah pada bukti
pelaksanaan kegiatan untuk
pendukung kegiatan.
tertib administrasi desa dan
puskesmas
H. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh Tim Audit Internal Puskesmas M. Thaha terhadap ketepatan
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadual pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir kegiatan evaluasi
oleh Tim Audit Internal Puskesmas M.Thaha Manna.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Penanggung jawab Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat harus membuat laporan
tiap kegiatan setelah pelaksanaan kegiatan kepada Tim Audit Internal dan evaluasi akhir
kegiatan setelah keseluruhan kegiatan selesai dilakukan dan melaporkan keseluruhan
kegiatan dan evaluasinya pada paling lambat satu bulan setelah kegiatan selesai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai