Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan
karya tulis yang berisi tentang “Metabolisme Karbohidrat”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan karya
tulis ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya tulis ini
terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan
pembaca dalam memahami maksud penulis.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
proses kehidupan seperti : sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna
untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar memelihara membran potensial sel saraf dan
sel otot, sintesis substansi sel. Hasil metabolisme tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi,
mengganti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb.
4
bergantung kepada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut
(Arbianto, 1998).
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abun. 2008. Karbohidrat pada unggas dan monogastrik. Jurnal
6
Peternakan, 1. HALAMAN : 4-11.
melalui membran sel mempunyai arti penting dalam mempertahankan
keseimbangan energi dan materi didalam tubuh (Wirahadikusumah, 1985).
2
Djakani, H., Masinem, T.V., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran kadar gula
7
darah puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik,
1.HALAMAN : 71-75.
2.4 Proses Pencernaan Karbohidrat
Dalam tahap persiapan ini, reaksi reaksi yang tejadi merupakan proses
pencernaan diluar sel,dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer) diubah oleh
enzim ekstra sel menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana sehingga senyawa-
senyawa monomer tersebut dapat masuk kedalam sel melalui membran
sitoplasma. Pada manusia, reaksi-reaksi persiapan ini berlangsung pada sistem
pencernaan.
Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur. Enzim
ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim ini
adalah campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai
glikosakarida ikatan selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-
1,4 glikosidik tidak akn dipecah oleh enzim ini. Selanjutnya produk enzim ini akan
disempurnakan pemecahannya ketika memasuki lambung (dengan asam
lambung) dan oleh enzim α-amilase dari usus halus menjadi monomer-
monomernya (Arbianto, 1998).
3
Mihardja, L. 2012. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada
8
olahraga aerobik dan anaerobik. Jurnal kesehatan, 1: HALAMAN
1-10.
kadar glukosa menurun, umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan
menjadi glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan
energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga
tersebut (Wirahadikusumah, 1985).
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan
air dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari
keadaan lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam
jasad hidup dapat melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian
glukosa tergantung pada diperlukan atau tidaknya proses penguraian tersebut.
Dalam hal ini tiap jasad hidup mempunyai sistem kontrolnya sendiri.
2.5.1.1 Glikolisis
4
Munawwarah, M. 2011. Penambahan pelatihan kekuatan otot pada
pelatihan interval menurunkan trigliserida mahaswi gemuk 9
universitas esa unggul. Jurnal Fisioterapi, 11: HALAMAN 36 – 55.
Gambar 2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap ketiga adalah memasukkan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh
2+
fosfofruktokinase dengan ion Mg sebagai kofaktornya menghasilkan 1,6-
difosfat
10
berkebalikannya . Selanjutnya terjadi isomerasi bolak balik antara kedua
senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.
Gambar 2.4 Reaksi tahap keempat dan lima jalur glikolisis (Admin, 2016).
11
- Reaksi tahap ketujuh dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion
magnesiumsebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat, reaksi tahap
keenam ini merupakan reaksi pertama yang menghasilkan energi. Tahap reaksi
sebelumnya memerlukan energi dan gugus fosfat dari penguraian ATP menjdi
ADP.
12
Gambar 2.8 Reaksi tahap kesepuluh proses glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini (dengan ion magnesium sebagai kofaktor)
gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis
ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan
13
Adapun Reaksi glokolisis tersebut dapat dirangkai sebagai berikut :
14
reaksi reduksi 2 molekul asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis
anaerob ini energi yang dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob,
yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat
dalam proses fermentasi asam laktat.
Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses
fermentasi asam laktat (Wirahadikusumah, 1985).
15
Gambar 2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol (Wirahadikusumah,
1985).
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap
oksigen, menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses
ini tidak khusus. Pernafasan dala arti yang lebih khusus adalah proses
penguraian glukosa dengan menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan
energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan jalan metabolisme
glikolisis, daur krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi
Siklus asam sitrat (Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat) merupakan
lints umum terakhir bagi oksidasi gugus asetil, tempat bertemunya molekul bahan
bakar organik sel, karbohidrat, asam lemak, dan asam amino, selama
katabolisme (Lehninger, 1990).
16
Gambar 2.11 Tahap – Tahap respirasi sel (Lehninger, 1990).
Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :
17
penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan ganda pada sis-akonitat
yang terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju ke
pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat
18
Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat
NAD, yang terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis dehidrogenase
L-malat menjadi oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)
2.5.3.5.Glukoneogenesis
19
Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan
glikolisis, tetapi glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena
terdapat tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu
enzim lain untuk kebalikannnya, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvatkinase. Glukagon meransang glukoneogenesis dengan meransang enzim-
enzim tersebut terutama fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-
enzim tersebut juga dipengaruhi oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek
enzim glikoneogenesis menimbulkan hipoglikemia dan asidosis laktat.
20
2.5.2.1 Glikogenesis
2.5.2.2 Glikogenolisis
21
glukosa 6 fosfat sehingga glukosa berdifusi dari sel ke darah yang berakibat
kenaikan gula darah (Djakani dkk., 2013).
22
BAB III
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Djakani, H., Masinem, T.V., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran kadar gula darah
puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik, 1 : 71-75.
Mihardja, L. 2012. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada olahraga
aerobik dan anaerobik. Jurnal kesehatan, 1: 1-10.
24