Anda di halaman 1dari 4

Nama : Edo Putra Agma Wijaya

Absen : 10
Kelas : XI IPA 4

1. Apakah faktor – faktor yang secara langsung dapat menyebabkan infeksi ?


Faktor yang secara langsung dapat menyebabkan infeksi antara lain, lingkungan,
mikrorganisme pathogen seperti virus, bakteri, faktor imunitas host yang rendah.

2. Bagaimana sistem pertahanan non-spesifik dapat mempertahankan tubuh tetap dalam


keseimbangan ?
Sistem pertahanan non-spesifik dapat mempertahankan tubuh tetap dalam keseimbangan
dengan 2 tahapan proses yaitu proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama dan
proses pertahanan tubuh non spesifik tahap kedua.

Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama

Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami.
Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit
menjadi penghalang bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung
keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata
memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan
mikroorganisme tersebut.
Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial.
Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung
atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki
pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat
cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang
disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel
bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil
melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.

Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua


Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada
patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel
yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi
berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih
jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu
oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah
putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis
karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut
pinositosis.
Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi
patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan
lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom
menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal
yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag
yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar
macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial),
jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan
dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar
parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki.
Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen.
Protein antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein
dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan
spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang
berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil
melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan
dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.

3. Bagaimana sistem pertahanan spesifik dapat mempertahankan tubuh tetap dalam


keseimbangan ?
Sistem pertahanan spesifik dapat mempertahankan tubuh tetap dalam keseimbangan
dengan cara melibatkan antibodi dan pembentukan sel.
Pembentukan sel
Salah satu bagian dari sistem pertahanan spesifik adalah limfosit. Limfosit pada
sistem ini terbagi atas 2 macam, yaitu limfosit B atau sering disebut sebagai sel B dan
limfosit T atau sel T. Berbeda dengan sel B yang proses pembentukan dan
pematangannya semuanya terjadi di sumsum tulang, sel T ini pembentukannya berada di
sumsum tulang, akan tetapi pematangannya di kelenjar timus.
Sel B yang memiliki fungsi sebagai pembentuk antibodi terbagi atas 3 macam,
yaitu:
 Sel B pengingat – Merupakan sel B yang bertugas untuk mengingat semua antigen
yang sudah pernah masuk kedalam tubuh dan menstimulasi pembentukan sel B plasma
apabila terjadi infeksi selanjutnya.
 Sel B pembelah – Merupakan sel B yang bertugas untuk membentuk sel B pengingat
dan sel B plasma.
 Sel B plasma – Merupakan sel B yang memiliki tugas utama untuk membentuk
antibodi.
Jika sel B memiliki tugas sebagai pembentuk antibodi, maka sel T bertugas
sebagai pembentuk kekebalan seluler, selain itu ikut membantu dalam proses produksi
antibodi bersamaan dengan sel B plasma. Sel T sendiri terbagi atas 3 macam, yaitu:

 Sel T supersor – Merupakan sel T yang bertugas untuk menghentikan dan menurunkan
respon imun dengan cara mengurangari aktivitas dari sel T pembunuh serta
menurunkan produksi antibodi pada seseorang. Biasanya sel ini bekerja apabila infeksi
sudah tertangani.
 Sel T pembunuh – Merupakan sel T yang bertugas untuk menyerang patogen yang
sudah masuk dalam tubuh, sel kanker serta sel tubuh yang sudah terinfeksi bakteri.
 Sel T pembantu – Merupakan sel T yang bertugas untuk menstimulasi pembentukan
sel B dan sel T.

Antibodi
Antibodi atau immuniglobulin adalah sistem pertahanan yang akan dibentuk
ketika ada antigen yang masuk atau dapat disebut sebagai serumnya antigen. Antigen
merupakan sejenis patogen, mereka sama sama berbahaya apabila tidak dicegah. Antigen
adalah senyawa kimia berupa protein yang dapat ditemukan di sel kanker atau sel asing
yang masuk.

Cara kerja dari antibodi adalah dengan mengikat langsung antigen tersebut,
kemudian akan diproses lebih lanjut oleh makrofag untuk dihancurkan. Karena antibodi
tertentu akan bekerja pada penyakit spesifik, maka perlu banyak antibodi untuk
menangani berbagai jenis penyakit yang masuk pula.
Antibodi sendiri tersusun atas 2 gugus rantai polipeptida, yaitu 2 rantai berat dan
2 rantai ringan. Masing masing rantai tersebut nantinya akan saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk kromosom Y. Dimana disetiap lengan yang terdapat pada
kromosom tersebut digunakan sebagai tempat pengikat antigen.

4. Apa yang terjadi apabila sistem imun mengalami gangguan ?


Apabila sistem imun mengalami gangguan maka pertahanan sistem tubuh terhadap
infeksi dapat terganggu sehingga tubuh lebih mudah terserang infeksi, selain itu
terganggunya sistem imun dapat menyebabkan penyimpangan fungsi sistem imun
sehingga keliru menyerang sel-sel tubuh itu sendiri (autoimun).

5. Adakah hubungan antara sistem imun dan kanker ?


Terdapat hubungan antara sistem imun dan kanker. Sel kanker dikenal sebagai nonself
yang bersifat antigenik pada sistem imunitas tubuh manusia sehingga ia akan
menimbulkan respons imun secara seluler maupun humoral.

6. Mengapa transplantasi perlu memperhatikan sistem imun ?


Karena organ yang ditransplantasi ke resepien (penerima oran transplantasi) harus
mempunyai kecocokan secara imunologi agar transplantasi berhasil dengan baik, apabila
tidak cocok secara imunologis akan timbul reaksi rejeksi. Reaksi ini sebenarnya
merupakan usaha tubuh resepien untuk menolak benda asing yang masuk ketubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai